2. Ukuran partikel
RPS 18th : 298 : 0,1 – 100 μm
DOM Martin : 508 : > 0,1 μm
Lachman : 503 : 0,25 – 10 μm
Parrot : 334 : 0,2 – 50 μm
Physphar : 527 : 0,1 – 100 μm
Kesimpulan : 0,1 – 100 μm
Mikroemulsi (DOM Martin ; 509) : < 0,05 μm atau lebih kecil lagi
Komponen Dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi, biasanya terdiri
dari :
1. Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
2. Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi
tersebut.
3. Emulgator
Adalah bagian Berupa zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
v Komponen Tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang
lebih baik. Misalnya corrigen saporis,odoris, colouris, preservatif (pengawet),
antoksidant.
Preservatif yang digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam
sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dll.
Antioksidant yang digunakan antara lain asam askorbat, L.tocoperol, asam sitrat, propil
gallat dan asam gallat.
Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung fase
dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya bila
dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel
rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak bisa diperbaiki).
Hal ini dapat terjadi karena:
Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan PH, penambahan CaO / CaCL 2
Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan dan pengadukan.
Inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi W/O menjadi O/W
atau sebaliknya dan sifatnya irreversible.
Pengertian emulgator
- Parrot : 313
Emulgatornya adalah bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan antarmuka antara
minyak dan air, dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan membentuk lapisan yang kuat atau
mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi.
- Rps 18 Th :300
Bahan pengemulsi adalah bahan aktif permukaan yang membantu emulsifikasi dan mengontrol
umur sediaan dengan cara menurunkan tegangan antarmuka antara minyak dan air dan sekitarnya
untuk membentuk lapisan yang kuat untuk membentuk lapisan yang kuat untuk mempercepat
kloesensi.
12. Mekanisme emulgator
- RPS 18th ; 300-301
Bahan pengemulsi dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis lapisan yang dibentuk pada
antarmuka antara dua fase :
a. Lapisan monomolekuler
Bahan dua aktif permukaan yang mampu menstabilkan emulsi dengan cara membentuk
lapisan tunggal dari ion atau molekul teradsorpsibeda antarmuka minyak cair. Berdasarkan
hokum Gibbs adanya kelebihan antarmuka membutuhkan penurunan tegangan antarmuka, hal
ini menghasilkan emulsi yang lebih stabil karena pengurangan sebagai energi bebas
permukaan. Penguranagn ini bukan merupakan factor utama yang meningkatkan stabilitas
yang lebih penting adalah kenyataan bahwa tetesan-tetean dikelilingi oleh lapisan tunggal
(monoplayer) terionisasi, adanya muatan yang kuat dan tetesan yang saling tolak-menolak
mengakibatkan stabilits system. Dengan bahan aktif permukaan nonionic yang tidak
terionisasi, partikel masih dapat membawa muatan, hal ini timbul dari absorpsi dan ion-ion
atau ion spesifik dari larutan.
b. Lapisan multimolekuler
Koloid lipofilik terhidrasi membentuk lapisan multimolekuler disekitar tetesan minyak
terdispersi. Penggunaan bahan-bahan ini menurun pada tahun-tahun belakangan ini karena
besarnya jumlah bahan aktif permukaan sintetik yang tersedia yang memiliki sifat-sifat
pengemulsi yang baik ketika koloid hidrofilik diabsorpsi pada suatu permukaan (dan tidak
dapat disregarded kemudian sebagai bahan aktif permukaan), lapisan monomolekuler tidak
menyebabkab suatu penurunan tegangan permukaan yang berarti, tetapi efisiensinya
tergantiung kemampuannya untuk membentuk lapisan multimolekuler sejenis yang kuat.
Aksinya sebagai pelindung disekitar tetesan-tetesan menyebabkab resistensi terhadap
koalesen yang tinggi, bahkan dalam adanya pengembang potensial permukaan yang baik.
Lebih lanjut, kebanyakan hidrokoloid yang diabsorbsi pada antarmuka meningkat viskositas
fase kontinyu berair, hal ini meningkatkan stabilitas emulsi.
c. Lapisan partikel padat
Partikel-partikel padat yang kecil membasahi beberapa serabut oleh fase cair berair dan tidak
berair bertindak sebagai bahan pengemulsi. Jika partikel-partikel sebagai hidrofilik, partikel-
partikel tetap dalam fase air. Jika sangat hidrofobik partikel-partikel yang memiliki ukuran
partikel yang lebih kecil daripada tetesan pada fase terdispersi.
Lapisan monomolekuler
Lapisan multimolekuler
Keterangan : = minyak
= air
(DOM :530)
1. Metode gum basah (Metode Inggris)
Teknik pembuatan emulsi ini sesuai untuk pembuatan emulsi dengan mucilage atau gum
yang dilarutkan sebagai bahan pengemulsi. Ini penting untuk menggunakan metode ini, walaupun
metode ini lambat dan tidak sebaik metode kontinental.Jika bahan pengemulsi hanya tesedia dalam
bentuk cairan atau jika harus dilarutkan sebelum digunakan seperti kuning telur, chondrus, dan
mungkin metal selulosa. Dalam metode ini mucilage kental dari gum dibuat dengan sejumlah kecil
air dan minyak ditambahkan dalam jumlah kecil, dengan pencampuran cepat, dapat
ditambahkansejumlah air pada seluruh waktu hingga semua minyak digabungkan.
2. Metode gum kering (Metode Kontinental) 4 : 2: 1
Metode kontinental secara khusus sesuai untuk pembuatan emulsi dari pengemulsi gum
kering. Emulsi utama dibentuk dengan menggunakan keseluruhan jumlah minyak gum kering,
dalam jumlah sama untuk 1 – 4 dari jumalh minyak, didispersikan dalam minyak. Karena
konsentrasi tidak sangat penting, satu dapat menggunakan cairan atau ukuran kering yang
dibutuhkan dalam penentuan sejumlah emulsi. Sebagai contoh, jika resep menginginkan 2 ons
minyak, ½ ons akasia dapat digunakan. Jika gum terdispersi dalam minyak, jumlah air sama atau ½
volume minyak yang ditambahkan , pada waktu bersamaan, dicampur dengan cepat. Kemudian
perbandingan 4 bagian minyak, 2 air dan 1 emulgator. Pencampuran dilanjutkan dengan kecepatan
tinggi menggunakan gerakan memutar dari alu sampai emulsi utama kental terbentuk. Bunyi khas
terdengar ketika emulsi stabil telah terbuat.
3. Metode botol
Dalam pembuatan emulsi dari minyak menguap dan minyak tidak kental lainnya, metode
botol sering tersedia dalam kebanyakan prosedur yang efisien, karena metode ini mencegah
percikan yang secara normal ditemukan dalam lumpang dan alu dengan cairan yang konsistensinya
rendah. Metode ini hanya merupakan variasi dari metode gum kering yang telah dijelaskan di atas.
Selain itu, minyak yang diletakkan dalam botol yang besar atau labu dan serbuk gum kering
ditambahkan dan didispersikan secara cepat. Ini penting bahwa air yang ditambahkan segera setelah
disperse gum, untuk menjaga gum menyerap minyak dan menjadi tahan air. Emulsi utama dibentuk
dengan pengocokan yang kuat dan kemudian dilarutkan dengan fase luar. Dalam metode yang telah
dijelaskan sebelumnya, terlihat bahwa tidak diduga pengemulsi selalu digunakan dalam jumlah
yang sama dengan ¼ minyak. Dan ada pengecualian untuk metode ini, berdasarkan dari komposisi
minyak dan emulgator utama yang digunakan. Akan diingat bahwa tragakan digunakan dalam
jumlah 1/10 dari akasia dan karena minyak menguap, cairan petrolatum , dan minyak biji rami
membutuhkan sejumlah emulgator yang lebih besar dari minyak murni, penyesuaian yang tepat
dibutuhkan. Umumnya perbandingan rekomendasi terlihat dalam table di bawah.
4. Metode Beker
Tiga metode pembuatan emulsi yang dijelaskan di atas dapat digunakan utamanya untuk
pembentukan emulsi dari emulgator alam, misalnya gum dan kuning telur. Bagaimanapun juga,
ketika emulgator sintetik digunakan , perbandingan yang dijelaskan di atas tidak berarti. Metode
yang paling tepat untuk pembuatan emulsi dari surfaktan sintetik adalah membagi pembuatan
komponen yang larut air dan komponen yang larut lemak, dan kemudian melarutkan emulgator
dalam fase dimana emulgator tersebut lebih larut. Jika perlu untuk melebihkan berbagai bahan,
komponen dari dua fase ditempatkan dalam beker yang berbeda pada pengangas air dan dipanaskan
sampai sekitar 700C. Ketika kedua fase telah mencapai kira-kira suhu yang sama, fase dalam
ditambahkan dalam fase luar dengan pengadukan. Adalah penting bahwa emulsi diaduk selama
seluruh pendinginan. Sebaliknya lapisan berminyak dapat muncul ke atas campuran dan memadat
sbagai cake pada permukaan , membuatnya tidak mungkin untuk mendispersi minyak secara
seragam dalam sediaan akhir.
Fungsi utama dari shampo adalah membersihkan rambut dan kulit kepala, kotoran rambut termasuk sekresi alami dari kulit, kulit kepala
yang terkelupas, penumpukan kotoran dari lingkungan dan sisa dari produk perawatan rambut yang digunakan oleh konsumen. Setelah aksi
pembersihan sempurna dapat memberikan kepuasan bagi pemakai. Shampo akan menghasilkan rambut yang lembut, berkilau, dan mudah
diatur. Formulasi dari shampo dapat pula berupa campuran yang ditekankan untuk beberapa kemampuan khusus seperti meminimalkan rasa
perih pada mata, mengontrol ketombe atau memberikan keharuman yang menarik untuk bau wangi yang dapat diterima.
Ketthler : 300
Humektan adlaah bagian yang sangat penting dari lotion tangan. Polihidrik alcohol
semuanya menunjukkan sifat humektan yang bervariasi dengan struktur dari alcohol. Gliserin
tentunya sangat luas penggunaannya, tetapi karena biayanya maka telah digantikan, terutama
pada tahun-tahun terakhir ini. Untuk beberapa keberadaannya oleh sorbitol, manitol dan beberapa
glikol.berdasarkan penelitian terkini, banyak ahli telah melaporkan dan menjadikan suatu opini
yang mengatakan bahwa gula alcohol seperti sorbitol adalah superior ( lebih besar
penggunaannya). Untuk gliserin dan glikol, yang kemudian menghasilkan produk seperti lotion
tangan. Tidak masalah dengan pemilihan humektan, tapi sebaiknya tidak digunakan dalam jumlah
yang berlebihan. 3 – 4% biasanya cukup. Jumlah yang besar dari komponen higroskopis ini,
mencegah krim dari kekeringan yang smepurna dan juga menegaskan aksi dehidrasi yang sedikit
pada kulit.
16. Bahan tambahan dalam emulsi
1. Pengawet
2. Pengaroma
3. Pewarna
17. Pengertian HLB (Hidrofilik Lifofilik Balance)
1. Rps 18th : 304
Sistem HLB adalah keseimbangan antara sejumlah emulgator hidrofilik dan lipofilik.
2. Prescription : 221
HLB adalah nilai perbandingan antara sejumlah molekul lepofilik dan hidrofilik.
d. Manfaat atau kegunaan HLB (prescription : 221)
Nilai HLB dari fase minyak suatu emulsi, misalnya minyak, lilin dan lain-lain
harus dipertimbangkan pertama adalah penentuan HLB apa yang cocok dari emulgator
atau campuran emulgator yang dibutuhkan untuk menghasilkan emulsi yang stabil.