Anda di halaman 1dari 18

JASA SEWA WATER TREATMENT PLANT

PACKAGE PILOT WATERFLOOD STRUKTUR


BENTAYAN (BNT) FIELD RAMBA ZONA 4

PT. PERTAMINA EP
No. Doc : PEP-SBK-IOS-OPR

Rev :1
WATER QUALITY CONTROL PROCEDURE
Pages : 1 - 18

PEMILIK PROYEK : PT. PERTAMNA EP

LOKASI : STRUKTUR BENTAYAN-FIELD RAMBA

NO KONTRAK : 4650016309

1 07 Juni 2023 IFI Issued For Information WH MF AG


Disiapkan Diperiksa Disetujui
Rev Tanggal Status Deskripsi Oleh Oleh Oleh
Water Quality Control Procedure

JASA SEWA WATER TREATMENT PLANT PACKAGE


PILOT WATERFLOOD STRUKTUR BENTAYAN (BNT)
FIELD RAMBA ZONA 4

PT. PERTAMINA EP

No Dokumen : WBNT-20-PO-PR-002
RIWAYAT PERBAIKAN (REVISI) Revisi :1
Halaman : 2 - 18

REV DATE DESCRIPTION

0 07 September 2022 Sudah diperbaiki kesalahan dalam penulisan.

1 07 Juni 2023 Sudah dilengkapi dengan prosedur analisis untuk masing-masing


parameter untuk air produksi yang dihasilkan.

Halaman 2 dari 18
Water Quality Control Procedure

DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................................................1
RIWAYAT PERBAIKAN REVISI............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
2 TUJUAN ........................................................................................................................................ 4
3 RUANG LINGKUP..........................................................................................................................5
4 REFERENSI...................................................................................................................................5
5 SINGKATAN...................................................................................................................................5
6 ISTILAH DAN DEFINISI..................................................................................................................6
7 PENANGANAN WATER QUALITY CONTROL .............................................................................9
TABEL 7.1 DESAIN STANDAR KUALITAS AIR PRODUKSI YANG DITETAPKAN......................9
TABEL 7.2 PENANGANAN KENDALI MUTU AIR BAKU YANG DIOLAH...................................18

Halaman 3 dari 18
Water Quality Control Procedure

1. PENDAHULUAN
PT. Pertamina EP Struktur Bentayan Field Ramba Zona 4 merupakan bagian dari unit
bisnis PT. Pertamina (Persero) yang juga ikut menghasilkan minyak bumi dan gas alam
(migas) dalam kegiatan eksplorasi dan produksi sehingga diharapkan keberlangsungan
dan keberlanjutan operasi dan bisnis migas Pertamina EP Zona 4 dapat memberikan
dampak positif bagi pemenuhan energi nasional dan juga dapat menciptakan energi
positif bagi seluruh pemangku kepentingan serta diharapkan pula dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah dan juga pembangunan nasional Indonesia. Di dalam
operasi industri minyak dan gas, diperlukan air berkualitas untuk diinjeksikan kembali ke
dalam sumur. Air injeksi yang digunakan dapat berasal dari sumber air permukaan atau
air terproduksi dari hasil pengolahan di unit proses Waste Water Treatment Plant.
Karakteristik air terproduksi dan air permukaan berbeda-beda dari setiap lapangan
sehingga memerlukan pengolahan yang berbeda pula. Biasanya air yang digunakan
mengandung senyawa-senyawa kontaminan yang berasal dari sumber air yang
digunakan, Sehingga air tersebut membutuhkan suatu proses pengolahan lanjutan
sebelum siap digunakan. Tujuan utama pengolahan air permukaan atau air terproduksi
adalah untuk memisahkan zat organik terlarut, memisahkan suspended solids,
menurunkan Relative Plugging Index (RPI), serta dapat menurunkan tingkat kekeruhan
air (turbidity).

2. TUJUAN
Dokumen ini membahas tentang prosedur water quality control pada unit sistem Water
Treatment Plant Pilot Waterflood Struktur Bentayan Field Ramba, yang mana unit
sistem tersebut akan diaplikasikan oleh PT. Pertamina EP Zona 4. Tujuan utama
Pengendalian Kualitas atau Quality control adalah memastikan bahwa produk akhir yang
diolah berupa air produksi (treated water) yang akan digunakan oleh company, PT.
Pertamina EP Struktur Bentayan Field Ramba Zona 4 adalah dapat diterima sesuai dengan
desain dan standar persyaratan kualitas yang telah ditetapkan.

Halaman 4 dari 18
Water Quality Control Procedure

3. RUANG LINGKUP
Water Quality Control Procedure membahas tentang detail jalannya proses unit sistem
Water Treatment Plant Package Struktur Bentayan Field Ramba Zona 4 mulai dari umpan
masuk, yaitu raw water yang mengalami proses pengolahan hingga menjadi suatu air
produksi (treated water) yang parameter-parameternya sudah sesuai dengan desain
yang sudah ditentukan, yang nantinya siap digunakan oleh pihak company PT. Pertamina
EP Struktur Bentayan Field Ramba.

4. REFERENSI
▪ PFD Drawing
PROCESS FLOW DIAGRAM, Drawing No. WBNT-20-P1-PFD-001;
P&ID Drawing;
▪ PIPING AND INSTRUMENTATION DIAGRAM, Drawing No. WBNT-20-P1-PID-001;
▪ 3D Drawing;
▪ GPSA (Gas Processors Suppliers Association);
“Engineering Data Book”, Volumes I & 2, Section 1-26 : 2004
▪ Nalco Water Handbook, Second Edition: 1987;
“Chapter 43: Oilfield Water Technology”
▪ Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, Mc-Graw Hill, 8th Edition : 2008
“Gravity - Sedimentation Operation”.

5. SINGKATAN
• bbl : Blue Barrel (Barrel);
• BPD : Barrel Per Day;
• BWPD : Barrel Water Per Day;
• DAF : Dissolved Air Flotation;
• NTU : Nephelometric Turbidity Unit;
• PFD : Process Flow Diagram;
• pH : Power of (ion) Hydrogen;
• PI : Pressure Indicator;
• P&ID : Piping and Instrumentation Diagram;

Halaman 5 dari 18
Water Quality Control Procedure

• PPB : Part Per Billion:


• PPM : Part Per Million;
• PVC : Poly Vinyl Chloride;
• QC : Quality Control;
• RPI : Relative Plugging Index;
• TI : Temperature Indicator;
• TSS : Total Suspended Solid;

6. ISTILAH DAN DEFINISI


• Air baku merupakan air umpan yang digunakan sebagai feed yang berasal dari
Company.
• Backwash merupakan sistem pencucian media filter, Sand Filter Tank dan Carbon
Filter Tank dengan aliran air yang berlawanan arah dengan aliran air pada saat
penyaringan.
• Backwash Pump merupakan pompa yang digunakan untuk proses backwash pada
tangki Media Filter (Sand Filter dan Carbon Filter) yang suplai airnya berasal dari
Backwash Tank.
• Backwash Line merupakan jalur perpipaan pipa PVC 6 inchi yang digunakan untuk
proses Backwash di tangki Media Filter.
• Backwash Tank merupakan tangki yang berisikan air yang digunakan untuk proses
Backwash pada media filter tank.
• Breather Valve merupakan salah satu safety valve yang penggunaannya hanya untuk
tangki dengan tekanan operasi di bawah 20 psig.
• Company merupakan PT. Pertamina EP. Struktur Bentayan Field Ramba Zona 4.
• Control Panel merupakan pusat sakelar yang berfungsi untuk menghidupkan dan
mematikan sumber listrik dalam suatu system operasi tertentu.
• DAF merupakan Dissolved Air Flotation yang dapat terjadi dengan cara melarutkan
udara dalam air baku di bawah tekanan dan kemudian melepaskan udara pada
tekanan atmosfer di tangki flotasi DAF. Udara yang dilepaskan membentuk gelembung
kecil mikroskopis yang menempel pada materi tersuspensi yang menyebabkan materi
yang ditangguhkan akan mengapung ke permukaan air baku.

Halaman 6 dari 18
Water Quality Control Procedure

• DAF Tank merupakan tangki yang digunakan agar proses DAF dapat terjadi dengan
sempurna.
• Drain line merupakan jalur perpipaan yang berfungsi untuk membuang produk
samping dalam bentuk liquid.
• Flotasi merupakan metode pemisahan air baku dengan cara pengapungan di mana
gelembung mikro udara yang tersebar dalam air menempel pada kotoran partikel,
menciptakan efek pengangkatan yang diperlukan untuk membawa partikel ke
permukaan.
• Feed Pump merupakan pompa yang dipasang yang berfungsi untuk memompa Raw
Water dari storage-nya company menuju ke unit DAF.
• Filter Pump merupakan pompa yang digunakan untuk mentransferkan air baku hasil
produksi dari unit DAF yang ditampung di Buffer Tank menuju ke Media Filter Tank.
• Micro bubble merupakan gelembung udara yang dihasilkan dari sistem Microbubble
Generator Package.
• Microbubble Generator Package merupakan unit sistem yang digunakan untuk
menghasilkan gelembung udara berukuran mikro pada tangki DAF.
• Oil Pump merupakan pompa yang digunakan untuk mentransferkan minyak ke
storage-nya company yang dihasilkan dari proses pemisahan di unit DAF.
• Piping and Instrumentation Diagrams adalah suatu diagram yang menunjukkan
hubungan antara setiap unit operasi dan instrumentasi yang digunakan untuk
pengendalian prosesnya. P&ID menunjukkan tahapan-tahapan unit operasi dan
peralatan serta sistem serta bagaimana mereka saling terhubungkan. Informasi di P &
ID, selain digunakan untuk keperluan pengoperasian plant sehari-hari, juga sangat
penting untuk diketahui jika akan dilakukan plant modifikasi, bahkan untuk aktivitas
pemeliharaan (maintenance) sekalipun.
• Pressure Indicator suatu piranti yang digunakan untuk mengukur besarnya tekanan
fluida dalam suatu ruang tertutup.
• Quality Control merupakan proses pengecekan dan pengujian yang dilakukan untuk
mengukur serta memastikan kualitas produk telah sesuai dengan standar yang sudah
didesain atau ditetapkan oleh suatu company.

Halaman 7 dari 18
Water Quality Control Procedure

• Relative Plugging Indeks merupakan indeks penyumbatan relatif adalah ukuran


derajat relatif penyumbatan ketika sejumlah volume air tertentu dilewatkan melalui
filter membran dengan ukuran pori tertentu.
• Raw Water merupakan Salt water yang akan diolah pada unit Water Treatment
Package Struktur Bentayan Field Ramba Zona 4 untuk menjadi air treated water yang
spesifikasinya sesuai dengan permintaan Company.
• Sludge merupakan produk samping yang berupa padatan yang dihasilkan dari proses
pengolahan air baku di unit sistem Water Treatment Plant Pilot Waterflood Struktur
Bentayan Package.
• Sludge Tank merupakan tangki penampung padatan yang berasal dari unit DAF.
• Treated Water merupakan air produksi yang dihasilkan dari proses pengolahan di
dalam unit sistem Water Treatment Plant Pilot Waterflood Struktur Bentayan
Package.
• Treated Water Tank merupakan tangki atmosferik yang digunakan untuk menyimpan
air produksi yang sudah dihasilkan dari proses pengolahan di dalam unit sistem Water
Treatment Plant Pilot Waterflood Struktur Bentayan Package.
• Turbidity menyatakan tingkat kekeruhan dalam air karena kehadiran zat-zat tak
terlarut di dalam air.
• Water Quality Control merupakan proses pengecekan dan pengujian yang dilakukan
terhadap jalannya proses pengolahan raw water hingga menjadi air produksi (treated
water) yang tujuannya adalah untuk mengukur serta memastikan kualitas produk yang
dihasilkan berupa air produksi telah sesuai dengan standar yang sudah didesain atau
ditetapkan oleh suatu company.
• Water Quality Control Procedure merupakan prosedur atau tahapan-tahapan yang
diterapkan dan ditetapkan di dalam proses pengecekan dan pengujian yang dilakukan
terhadap jalannya proses pengolahan raw water hingga menjadi air produksi (treated
water) yang tujuannya adalah untuk mengukur serta memastikan kualitas produk yang
dihasilkan berupa air produksi telah sesuai dengan standar yang sudah didesain atau
ditetapkan oleh suatu company.
• Water Treatment Plant merupakan suatu unit pengolahan yang dapat mengolah raw
water untuk menjadi treated water.

Halaman 8 dari 18
Water Quality Control Procedure

• Water Treatment Plant Pilot Waterflood Struktur Bentayan Package merupakan satu
unit kesatuan sistem operasi yang berfungsi untuk mengolah raw water yang dimiliki
oleh Pertamina EP Struktur Bentayan Field Ramba Zona 4, sehingga akan dihasilkan
suatu treated water yang spesifikasinya sesuai dengan yang sudah disepakati yang
nantinya siap digunakan sebagai water inject.

7. PENANGANAN WATER QUALITY CONTROL


Pada dasarnya, secara umum Quality control ini berkaitan dengan jaminan kualitas dari
seluruh kegiatan operasional dan teknik yang digunakan untuk memenuhi persyaratan
kualitas dari proses produksi yang berlangsung, mulai dari feed yang masuk hingga
terbentuknya suatu produk akhir, baik produk utama maupun produk samping. Untuk
unit sistem Jasa Sewa Water Treatment Plant Pilot Waterflood Struktur Bentayan Field
Ramba Zona 4 milik PT. Pertamina EP Struktur Bentayan Field Ramba, juga tak luput Kami
sebagai Kontraktor sangat concern terhadap water quality control. Water quality control
adalah uji pengecekan untuk memantau dan memastikan bahwa unit sistem Jasa Sewa
Water Treatment Plant Pilot Waterflood Struktur Bentayan Field Ramba Zona 4 milik
PT. Pertamina EP Struktur Bentayan berada pada efisiensi optimal dan produk yang
dihasilkan dalam bentuk air produksi (treated water) mempunyai spesifikasi yang sesuai
dengan desain yang sudah ditetapkan. Berikut ini merupakan desain dari air produksi
(treated water) yang sudah ditetapkan oleh company PT. Pertamina EP Struktur Bentayan
Field Ramba Zona 4:

Tabel 7.1 Desain Standar Kualitas Air Produksi

No Parameter Unit Persyaratan Pertamina EP Metode Analisis Pengukuran


1 Oil Content ppm < 25 ppm Gravimetri
(dilakukan setiap hari)
2 Turbidity NTU < 7 NTU Turbidity Meter
(dilakukan setiap hari)
3 TSS ppm < 8 ppm Gravimetri
(Dilakukan setiap hari)
4 RPI < 10 RPI Formulaton (TSS Kit)
(Dilakukan setiap hari)

Halaman 9 dari 18
Water Quality Control Procedure

Berikut ini merupakan tata cara analisis dari parameter-parameter yang dipersyaratkan
pada air produksi yang diolah pada unit sistem Water Treatment Plant Pilot Waterflood
Struktur Bentayan Field Ramba sebagai berikut:
(1) Oil Content
Untuk mengetahui oil content dari air produksi yang dihasilkan, dapat dilakukan
dengan metode gravimetri terhadap sampel air produksi yang dihasilkan dari proses
pengolahan air baku pada unit sistem Water Treatment Plant Pilot Waterflood
Struktur Bentayan tersebut. Metode gravimetri adalah metode analisis kuantitatif di
mana kadar suatu zat dianalisis berdasarkan perubahan berat yang terjadi selama
reaksi atau proses tertentu. Metode ini juga dapat digunakan untuk analisis kadar
minyak (oil content). Metode gravimetri ini menggunakan suatu pelarut yang memiliki
selektivitas yang tinggi. Metode ini sesuai dengan standar nasional SNI 6989.10:2011
dan standar internasional US EPA Method 1664-1999, Revision A.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam analisis kadar minyak dengan metode
gravimetri:
a) Persiapan Sampel
Ambil sejumlah sampel air yang akan dianalisis. Pastikan sampel tersebut
mewakili komposisi air secara keseluruhan.
b) Ekstraksi
Proses ekstraksi adalah langkah kunci dalam analisis gravimetri minyak dalam air
produksi yang dihasilkan. Minyak dalam air harus diekstraksi menggunakan
pelarut organik yang sesuai. Salah satu pelarut yang umum digunakan adalah n-
heksana. Campurkan sampel air dengan pelarut organik dan lakukan proses
ekstraksi secara efisien untuk memastikan bahwa sebagian besar minyak telah
terlarut dalam pelarut.
c) Pemisahan Pelarut
Setelah proses ekstraksi, pemisahan pelarut dan minyak dilakukan. Gunakan
teknik pemisahan yang sesuai, seperti sentrifugasi atau dekantasi, untuk
memisahkan minyak yang terlarut dalam pelarut organik dari pelarut itu sendiri.
Hasil pemisahan ini adalah campuran minyak dan pelarut yang kemudian akan
diolah lebih lanjut.

Halaman 10 dari 18
Water Quality Control Procedure

d) Pengeringan
Setelah pemisahan, campuran minyak dan pelarut harus dikeringkan untuk
menghilangkan sisa pelarut yang terkandung di dalamnya. Gunakan pemanasan
ringan atau vakum untuk menguapkan pelarut organik hingga tinggal hanya
minyak.
e) Penimbangan
Timbang wadah atau cawan yang berisi minyak setelah dikeringkan dengan hati-
hati menggunakan neraca analitik yang akurat. Catat beratnya.
f) Analisis Kadar
Selanjutnya, hitung perubahan berat yang terjadi pada sampel sebelum dan
sesudah ekstraksi. Perbedaan berat ini mengindikasikan jumlah minyak yang ada
dalam sampel air. Kadar minyak dalam air baku dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:

[(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 )]


Kadar minyak(%): 𝑥 100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟

(2) Turbidity
Menyatakan parameter yang menyatakan tingkat kekeruhan atau jumlah partikel
yang terlarut dalam air. Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya
sebagai dasar untuk mengukur keadaan air sampel dengan skala NTU (Nephelometric
Turbidity Unit) atau dengan JTU (Jackson Turbidity Unit) atau yang umum disebut
dengan FTU (Formazin Turbidity Unit). Makin tinggi kekuatan dari sinar yang terbesar,
maka makin tinggi tingkat kekeruhannya. Metode yang biasa digunakan untuk
mengukur turbiditas suatu larutan adalah turbidimetri dengan alat turbidimeter.
Dasar dari analisis turbidimetri adalah pengukuran intensitas cahaya yang
ditransmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi, bilamana cahaya
dilewatkan melalui suspensi yang terdapat pada sampel air, maka sebagian dari
energi radiasi yang jatuh dihamburkan dengan penyerapan, pemantulan, dan sisanya
ditransmisikan. Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang
mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar
yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran.
Halaman 11 dari 18
Water Quality Control Procedure

Berikut ini merupakan langkah-langkah umum dalam melakukan analisis turbiditas


pada sampel air:
a) Persiapan Sampel
Ambil sejumlah sampel air produksi yang akan dianalisis. Pastikan sampel tersebut
mewakili komposisi air secara keseluruhan.
b) Kalibrasi Alat
Siapkan alat turbidimeter dan kalibrasikan sesuai dengan instruksi dari buku
petunjuk penggunaan. Kalibrasi memastikan bahwa alat memberikan pembacaan
yang akurat.
c) Pengukuran
Gunakan turbidimeter untuk mengukur turbiditas dari air produksi yang sudah
dihasilkan. Ikuti instruksi yang disediakan oleh produsen alat. Secara umum,
langkah-langkah pengukuran turbiditas melibatkan:
❖ Persiapkan tabung pengukur yang bersih dan kosong di dalam turbidimeter;
❖ Isi tabung pengukur dengan sampel air baku yang akan diukur;
❖ Tempatkan tabung pengukur dalam turbidimeter dan baca hasil pengukuran
yang ditampilkan.
d) Catat Hasil
Catat hasil pengukuran turbiditas. Satuan turbiditas yang umum digunakan adalah
NTU (Nephelometric Turbidity Unit).
e) Analisis dan Interpretasi
Setelah memperoleh hasil pengukuran turbiditas, analisis dan interpretasikan
hasil tersebut sesuai dengan standar atau pedoman yang berlaku. Nilai turbiditas
dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas air produksi yang dihasilkan dan
menentukan apakah memenuhi batasan yang ditetapkan.
(3) TSS
Merupakan Total Suspended Solids pada air produksi yang mengacu pada jumlah
partikel padat yang terlarut dalam air produksi tersebut. TSS terdiri dari partikel-
partikel organik dan anorganik yang tersuspensi dalam air, seperti lumpur, tanah,
debu, mikroorganisme, dan partikel-partikel lainnya. TSS diukur dalam satuan
miligram per liter (mg/L) atau ppm (parts per million). Analisis TSS pada air produksi

Halaman 12 dari 18
Water Quality Control Procedure

penting untuk mengevaluasi kualitas air produksi dan dapat digunakan sebagai
indikator pencemaran atau keberlanjutan lingkungan. Nilai TSS yang tinggi dapat
mengindikasikan adanya pencemaran oleh bahan organik atau anorganik dan dapat
mempengaruhi kejernihan air, kehidupan akuatik, serta efektivitas pengolahan air.
Penting untuk secara teratur memantau TSS dalam air produksi yang dihasilkan dari
proses pengolahan air baku di unit Water Treatment Plant Pilot Waterflood Struktur
Bentayan Field Ramba. Analisis TSS dapat dilakukan dengan menggunakan metode
gravimetri, filtrasi, atau penggunaan alat turbidimeter yang khusus dirancang untuk
mengukur kekeruhan air yang secara langsung terkait dengan TSS. Metode yang
dipilih akan tergantung pada tujuan analisis, fasilitas laboratorium yang tersedia, dan
persyaratan regulasi yang berlaku.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan analisis TSS pada air
produksi:
a) Persiapan Sampel
Ambil sejumlah air produksi yang akan dianalisis. Pastikan sampel tersebut
mewakili komposisi air secara keseluruhan.
b) Preparasi Sampel
Sampel air produksi perlu diolah untuk memisahkan partikel-padat terlarut. Berikut
adalah beberapa metode yang dapat digunakan:
❖ Filtrasi
Sampel air produksi dapat difiltrasi menggunakan membran atau filter dengan
ukuran pori yang sesuai untuk memisahkan partikel padat dari air.
❖ Pengendapan
Sampel air produksi dapat dibiarkan mengendap dalam wadah yang
transparan dan kemudian menggunakan pipet atau alat lain untuk mengambil
lapisan padat yang terbentuk di bagian bawah.
c) Pengeringan Sampel
Setelah memisahkan partikel-padat dari air, sampel perlu dikeringkan untuk
menghilangkan air yang terkandung di dalamnya. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan oven pada suhu rendah atau dengan proses pengeringan lain yang
sesuai.

Halaman 13 dari 18
Water Quality Control Procedure

d) Timbang Sampel
Timbang sampel padat yang telah dikeringkan menggunakan neraca analitik yang
akurat. Catat berat sampel dengan unit yang tepat (misalnya, gram).
e) Analisis TSS
Hitung jumlah Total Suspended Solids (TSS) dalam sampel dengan menggunakan
rumus berikut:

[(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 )]


TSS (𝑚𝑔/𝐿): 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟

Note:
Faktor pengenceran digunakan jika sampel air telah diencerkan sebelum analisis.
f) Catat Hasil
Catat hasil analisis TSS sebagai jumlah partikel padat dalam sampel air produksi.
Satuan yang umum digunakan untuk TSS adalah miligram per liter (mg/L).

(4) RPI
Merupakan Relative Plugging Index yang merupakan parameter yang digunakan
untuk mengukur kemampuan suatu fluida (misalnya, lumpur bor) untuk menyumbat
atau menutup pori-pori dalam formasi batuan di dalam sumur minyak atau sumur
gas. RPI digunakan untuk memperkirakan potensi pembentukan sumbat pada formasi
batuan selama operasi pengeboran.
Analisis Relative Plugging Index (RPI) pada air produksi digunakan untuk
mengevaluasi potensi pembentukan sumbat atau penyumbatan pada sistem
produksi air dalam industri minyak dan gas.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan analisis RPI pada air
produksi:
a) Pengumpulan Sampel
Ambil sampel air produksi yang representatif dari sistem produksi. Pastikan untuk
mengambil sampel yang mewakili kondisi aktual dan variasi dalam sistem
produksi.

Halaman 14 dari 18
Water Quality Control Procedure

b) Persiapan Sampel
Jika diperlukan, lakukan pra-pemisahan untuk menghilangkan partikel besar atau
padatan yang dapat mengganggu analisis. Misalnya, sampel dapat difiltrasi
menggunakan membran dengan ukuran pori yang sesuai.
c) Penyiapan Larutan Referensi
Siapkan larutan referensi yang sesuai untuk perbandingan visual. Larutan ini harus
memiliki komposisi kimia yang mirip dengan air produksi yang sedang dianalisis.
Anda dapat menggunakan air bersih atau larutan dengan komposisi yang
diketahui secara pasti.
d) Pengamatan Visual
Letakkan sampel air produksi dan larutan referensi dalam tabung transparan atau
wadah lainnya. Amati perubahan visual yang terjadi dalam sampel dibandingkan
dengan larutan referensi. Perhatikan adanya perubahan warna, kekeruhan,
pengendapan, atau formasi sumbat yang terlihat.
e) Penilaian RPI
Berdasarkan pengamatan visual, nilai RPI diberikan secara subjektif berdasarkan
tingkat perubahan yang diamati dalam sampel air produksi dibandingkan dengan
larutan referensi. RPI biasanya diberikan dalam skala 0 hingga 10, dengan 0
mengindikasikan tidak adanya perubahan atau sumbatan, dan 10
mengindikasikan adanya sumbatan yang signifikan.
f) Interpretasi dan Tindakan Lanjut
Hasil analisis RPI digunakan untuk mengevaluasi risiko pembentukan sumbat atau
penyumbatan dalam sistem produksi air. Jika nilai RPI tinggi, tindakan pencegahan
atau penyesuaian harus diambil untuk mengurangi risiko tersebut, seperti
menggunakan bahan kimia pengendali sumbat atau melakukan operasi
perawatan dan pemeliharaan yang sesuai.

Penting untuk dicatat bahwa analisis RPI pada air produksi melibatkan penilaian
visual dan dapat bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengalaman dan keahlian
operator atau teknisi dalam mengamati perubahan visual dalam air produksi
menjadi penting dalam interpretasi hasil analisis RPI.

Halaman 15 dari 18
Water Quality Control Procedure

Penanganan water quality control dilakukan setelah air baku yang diumpankan dengan
menggunakan Feed Pump (P-001) masuk ke dalam unit sistem Water Treatment Plant
Package Pilot Waterflood Struktur Bentayan Field Ramba. Berikut merupakan peralatan-
peralatan proses yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air produksi sehingga
diharapkan memenuhi dari kualitas desain yang sudah ditetapkan.
(a) DAF
DAF merupakan singkatan dari Dissolved Air Flotation yang merupakan unit proses
pengolahan raw water dengan cara flotasi/pengapungan, sehingga diharapkan terjadi
proses pemisahan partikel tak terlarut dari dalam air baku yang diproses untuk
menjadi air produksi. Pada unit DAF, air baku yang masuk akan diproses, sehingga
bahan yang tersuspensi seperti minyak atau padatan terpisah, dan akan dihasilkan air
baku yang jernih. Proses ini dapat terjadi dengan cara melarutkan udara dalam air
baku di bawah tekanan dan kemudian melepaskan udara pada tekanan atmosfer di
cekungan tangki flotasi. Udara yang dilepaskan membentuk gelembung kecil
mikroskopis yang menempel pada materi tersuspensi yang menyebabkan materi
yang ditangguhkan akan mengapung ke permukaan air baku, yang selanjutnya akan
dapat dihilangkan dengan menggunakan mekanisme skimming. Selanjutnya air baku
yang sudah diproses di unit DAF, akan menuju ke Buffer Tank (T-001) sedangkan
minyaknya akan dialirkan ke dalam Oil Tank (T-004).
(b) Buffer Tank
Buffer Tank (T-001) merupakan tangki penampungan produk air baku yang sudah
diproses dan diolah di unit DAF. Selanjutnya dari tangki ini akan diumpankan ke dalam
unit tangki Media Filter.
(c) Oil Tank
Oil Tank (T-004) merupakan tangki penampungan minyak yang sudah dipisahkan
setelah diproses di dalam unit DAF. Minyak tersebut selanjutnya akan dipompakan ke
storagenya company PT. Pertamina EP. Aset 2 Field Ramba.
(d) IBC Tank
Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung produk samping solid/padatan
yang dihasilkan dari proses pemisahan di unit DAF. Selanjutnya produk samping
padatan tersebut akan dipompakan ke storage-nya PT. Pertamina EP. Aset 2 Field
Ramba.
Halaman 16 dari 18
Water Quality Control Procedure

(e) Media Filter


Proses water quality control selanjutnya berlangsung di dalam tangki Media Filter.
Terdapat 3 tangki proses pengolahan dengan menggunakan media filter, 1 buah
tangki Sand Filter (F-001), dan 2 buah tangki Carbon Filter (F-002) dan (F-003). Tujuan
dari proses pengolahan dengan menggunakan media filter adalah untuk penyaringan
atau filtrasi bahan-bahan partikel kotoran terlarut dan kotoran tak terlarut, selain itu
juga untuk menghilangkan bau, rasa dan warna dari air baku yang diolah. Sehingga
diharapkan setelah keluar dari tangki media filter, air baku yang diproses menjadi
semakin jernih.
(f) Backwash Tank
Backwash Tank (T-003) merupakan tangki yang digunakan untuk menyimpan air yang
berasal dari Buffer Tank (T-001) yang nantinya air yang sudah di jernihkan tersebut
akan digunakan sebagai air pencuci pada saat proses pencucian (backwash) untuk
tangki media filter (Sand Filter Tank (F-001), dan Carbon Filter Tank (F-002) dan (F-
003)) yang sudah dalam keadaan jenuh.
(g) Treated Water Tank
Setelah melalui beberapa tahapan proses pengolahan di dalam unit sistem Water
Treatment Plant Package Waterflood Struktur Bentayan Field Ramba, air produksi
yang dihasilkan dari proses pengolahan tersebut kemudian ditempatkan di dalam
Tangki Treated Water (T-002). Tangki dibuat dalam keadaan tertutup supaya
meniadakan kontak dengan udara luar, sehingga diharapkan tidak ada penambahan
oksigen yang terlarut ke dalam air produksi.
Berikut ini merupakan contoh tambahan Prosedur Penanganan Kualitas Air Baku yang
disajikan pada tabel 7.2, sehingga diharapkan dapat memenuhi standar dan desain
yang sudah ditetapkan.

Halaman 17 dari 18
Water Quality Control Procedure

Tabel 7.2 Penanganan Kendali Mutu Air Baku yang diolah

NO. PROSEDUR PENANGANAN KENDALI MUTU AIR ALIRAN PROSES


BAKU YANG DIOLAH
1 ▪ Lakukan kegiatan pengecekan rutin dan Tangki DAF

bersihkan secara manual jika terdapat sampah-


sampah atau kotoran-kotoran di permukaan
tangki;
▪ Periksa dan cek selalu gelembung udara yang
dihasilkan dari Micro bubble generator package,
pada permukaan akan tampak air yang berwarna
putih seperti susu (whitewater);

2 Setelah tangki Media Filter sudah jenuh, maka Tangki Sand Filter
tangki harus dibersihkan dengan cara: dan tangki Carbon
Filter
▪ Backwash;
Tujuannya untuk mengeluarkan kotoran-
kotoran.
▪ Settling;
Memberikan waktu kepada media filter untuk
mengendap.
▪ Rinsing;
Untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang
masih tertinggal.

3 Jika air produksi (treated water) yang dihasilkan Treated Water Tank
tidak sesuai dengan standar parameter-parameter
baku mutu yang sudah ditetapkan oleh PT.
Pertamina EP Struktur Bentayan Field Ramba Zona
4, maka kembalikan air produksi ke tangki DAF
melalui Recycle line.

4 Air Produksi siap dialirkan ke line Pertamina EP Treated Water Tank


Struktur Bentayan Field Ramba Zona 4 jika semua
standar parameter air produksi telah dipenuhi.

Halaman 18 dari 18

Anda mungkin juga menyukai