OLEH:
HELGA IRSYADA KHAIRULLAH
09/BPS-PERTAGAS/I/2019
6. seluruh pekerja dan mitra kerja di Pertamina Gas CSA yang telah
memberikan pengalaman dan ilmu yang sangat bermanfaat,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii
RINGKASAN.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup...........................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................................2
1.4 Metode Pendekatan....................................................................................2
1.5 Sistematika.................................................................................................3
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN.......................................................4
2.1 Deskripsi Keadaan dan Gejala Permasalahan............................................4
2.2 Dimensi Permasalahan...............................................................................5
2.3 Perumusan Pokok Permasalahan...............................................................5
BAB III PEMBAHASAN MASALAH...................................................................6
3.1 Interpretasi Data dan Informasi..................................................................6
3.1.1 Spesifikasi Pompa di B/S KM 139...................................................6
3.1.2 Performa Diesel Engine Sebagai Penggerak Pompa di B/S KM 139
..........................................................................................................7
3.1.3 Performa Electric Motor di SPPP Tempino......................................8
3.2 Analisa Koreksi..........................................................................................8
3.2.1 Perbandingan Performa Diesel Engine dan Electric Motor..............8
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah..................................................................9
3.3.1 Pemilihan Tipe Elektric Motor.........................................................9
3.3.2 Pemilihan Peralatan Pendukung.....................................................10
3.4 Perumusan Sasaran yang Akan Dicapai...................................................15
3.4.1 Perbandingan Operasional Diesel Engine dan Electric Motor.......15
3.4.2 Perbandingan Maintenance Diesel Engine dan Electric Motor.....17
3.4.3 Biaya Investasi dan Payback Period..............................................18
iv
v
BAB IV PENUTUP...............................................................................................21
4.1 Kesimpulan..............................................................................................21
4.2 Saran-saran / Rekomendasi......................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................24
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
RINGKASAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu cara untuk membuat flow rate atau aliran dari crude oil terjaga
sedemikian hingga agar penyaluran dapat dilakukan sejauh 265 km maka
diperlukan beberapa booster station yang terdapat dibeberapa ruas jalur pipa
sebagaimana yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya. Dengan kondisi
operasional saat ini yaitu penyaluran crude oil sebesar 8000 – 10000 BOPD
(Barrel Oil Per Day) dan kondisi clamp pipa yang dijaga agar pressure
penyaluran tidak lebih dari 250 psi maka booster station yang dioperasikan adalah
SPPP Tempino sebagai shipping pump dan B/S 139 sebagai booster pump.
Booster station yang lain dioperasikan secara intermittent atau bergantian sesuai
kebutuhan operasional.
1
2
1. Mengetahui hasil analisis secara teknis yaitu jenis electric motor yang
sesuai dengan pompa B/S KM 139 beserta komponen pendukungnya dan
ketersediaan sumber daya listrik di B/S KM 139.
2. Mengetahui hasil analisis secara ekonomis yaitu dari biaya investasi yang
dibutuhkan untuk mengganti diesel engine dengan electric motor di B/S
KM 139 dan perbandingan biaya operasional dan maintenance antara
penggunaan diesel engine dan electric motor di B/S KM 139.
1. Studi Literatur
2. Studi Lapangan
3. Wawancara
4. Analisis
1.5 Sistematika
Sistematika dalam penulisan Kertas Kerja Wajib ini mengacu pada
standar yang telah ditetapkan oleh Pertamina Corporate University (PCU) adalah
sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang, Ruang Lingkup, Maksud dan
Tujuan, Metode Pendekatan, dan Sistematika.
Bab Permbahasan Masalah berisi tentang Interpretasi Data dan Informasi, Analisa
Koreksi, Alternatif-alternatif Pemecahan Masalah, Perumusan Sasaran yang Akan
Dicapai, dan Pemilihan / Pendekatan untuk Pemecahan Masalah.
BAB IV PENUTUP
4
5
2. Bagaimana analisis pemilihan electric motor yang baru jika pada nomor 1
tidak didapatkan kapabilitasnya.
Berdasarkan Gambar 3.1 dan Tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa
power hydraulic pompa sebesar 120 hp sebagai power minimum yang dibutuhkan
oleh pompa untuk dapat melewatkan atau melakukan pemompaan terhadap crude
6
7
Berdasarkan pada Tabel 3.2, besarnya power yang dihasilkan adalah 225
horse power pada putaran 2200 rpm. Rata-rata opersional kecepatan putaran
diesel engine sebesar 1609,68 rpm dan maksimal operasional kecepatan putaran
diesel engine sebesar 1900 rpm.
Besarnya power (kilowatt) yang dihasilkan dari electric motor di SPPP Tempino
setelah dikonversi memiliki power sebesar 147,5 horse power.
memenuhi rekomendasi power rating engine pada pompa sebesar 215 hp, bahkan
power electric motor tidak dapat memenuhi power rata-rata yang dibutuhkan
untuk menggerakkan pompa sebesar 181 hp.
Jenis motor yang dipilih bertipe flameproof motor atau tahan terhadap api
karena kondisi penyaluran berupa crude oil yang merupakan salah satu sumber
dari segitiga api. Kecepetan putar maksimal yang dapat dihasilkan sebesar 2982
rpm. Sumber tegangan sebesar 400 volt, 3 fasa dan frekuensi 50 Hz sesuai dengan
kondisi listrik di B/S KM 139. Namun untuk dapat mengoperasikan electric
motor ini dibutuhkan daya yang cukup besar dan beberapa peralatan pendukung
yang lain.
1. VSD
VSD atau Variable Speed Drive merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk menyuplai listrik dan mengontrol electric motor 160 kW. VSD
digunakan untuk mengatur kecepatan putaran motor dengan menggunakan
prinsip voltage frequency ratio sehingga dapat menyesuaikan besarnya
power output terhadap beban dengan rpm yang dibutuhkan, hal ini dapat
meningkatkan efisiensi sumber daya listrik yang digunakan. VSD juga
digunakan sebagai inverter untuk sistem starting electric motor agar
meminimalisir overcurrent atau lonjakan arus listrik saat motor dihidupkan
pertama kali. Spesifikasi VSD yang digunakan sebagai berikut.
Spesifikasi electric motor dan kondisi sumber daya listrik yaitu tegangan
operasional 400 V, arus electric motor 271 Ampere dan power electric
motor 160 kW atau 215 hp. Berdasarkan hal tersebut, spesifikasi VSD
yang digunakan memiliki nominal tegangan 400 V, arus yang lebih besar
untuk menyuplai electric motor sebesar 316 A dan Power Factor yang
tertera pada manual book VSD sebesar 0,98.
3. MCCB Motor
4. LVMDP
LVMDP atau Low Voltage Main Distribution Panel atau Low Voltage
Switchgear adalah panel utama distribusi listrik tegangan rendah yang
mendistribusikan listrik dari sumber PLN (Transformator) menuju
peralatan elektrikal. LVMDP juga digunakan sebagai pengaman jika
terjadi overcurrent karena overload. Untuk menentukan besarnya kapasitas
LVMDP diperlukan perhitungan beban yang digunakan. Beban existing
sebesar 53 kVA atau 42,4 kW. Karena akan ditambahkan dua beban VSD
dan dua electric motor dan dua beban LCS masing-masing sebesar 214,55
kW dan 460 W, maka perhitungan beban baru sebagai berikut.
Kebutuhan beban yang baru sebesar 514,82 kW atau 643 kVA dan dari
perhitungan LVMDP existing di atas sebesar 83 kW, maka diperlukan
untuk penggantian LVMDP yang sesuai dengan kebutuhan beban terbaru
yaitu 660 kVA 1000 Ampere.
5. Transformator
Besarnya kapasitas trafo yang dibutuhkan sebesar 643,5 kVA namun yang
ada dipasaran adalah 630 kVA dan 800 kVA sehingga dipilih trafo dengan
kapasitas lebih tinggi yaitu 800 kVA. Daya listrik existing dari PLN
sebesar 53 kVA, maka diperlukan kenaikan daya listrik menjadi 690 kVA
14
1. Gearbox
2. Coupling
Pola operasi diesel engine saat ini yaitu terdapat tiga diesel engine yang
dijalankan secara bergantian dengan periode selama 3 hari. Untuk mempermudah
perhitungan biaya operasional, pola operasi tersebut akan sama dengan
penggunaan satu diesel engine secara penuh. Besarnya konsumsi bahan diesel
engine dipengaruhi dari kecepatan putarannya dan faktor beban yang berasal dari
crude oil. Pada pembahasan ini fuel rate bahan bakar tertera pada Tabel 3.7
sebesar 23,35 liter per jam dengan kecepatan putaran rata-rata 1609,68 rpm dan
load factor 53%. Besarnya nilai tersebut diasumsikan selalu sama sama untuk
digunakan sebagai perhitungan selama payback period pada pembahasan
selanjutnya.
Harga bakan bakar solar didapatkan dari rata-rata harga pembelian solar
pada tahun 2019 sebesar Rp 10.850 / liter. Biaya operasional harian didapatkan
dengan mengalikan harga bbm dengan 24 jam, biaya operasional bulanan
didapatkan dengan mengalikan biaya operasional harian dengan 30 hari, dan biaya
operasional tahunan didapatkan dengan mengalikan harga biaya operasional
bulanan dengan 12 bulan.
Pola operasi electric motor disamakan seperti pola operasi diesel engine
yaitu dengan penggunaan satu electric motor secara penuh. Daya listrik dari
electric motor yang digunakan bergantung dari load factor karena electric motor
dikendalikan dengan voltage frequency ratio oleh VSD. Besarnya load factor
electric motor sebesar 75% lebih besar dari diesel engine karena pengaruh torsi
electric motor yang lebih rendah, dapat dilihat pada pembahasan interpretasi data
dan informasi. Besarnya daya yang digunakan dihitung dengan persamaan
berikut, dengan besarnya tegangan 400 V, arus 198 A, dan load factor 75% maka
power factor sebesar 0,86 berdasarkan test report manual book.
Rp13.727.038, total biaya PM 3000 sebesar Rp14.493.070, dan total biaya GOH
sebesar Rp509.098.540.
Dari Tabel 3.12, dapat dilihat bahwa keseluruhan biaya investasi yang
dibutuhkan untuk penggunaan dua electric motor sebesar Rp1.617.034.844, harga
berumber dari website penjualan produk dan informasi pendekatan sendiri. Untuk
dapat menghitung berapa payback period maka dibutuhkan besarnya nilai arus kas
pada periode tertentu. Pada pembahasan ini, besarnya nilai arus kas didapatkan
dari hasil optimalisasi biaya operasional dan biaya maintenance.
Pola operasi diesel engine saat ini yaitu terdapat tiga diesel engine yang
dijalankan secara bergantian dengan periode selama tiga hari. Kondisi existing di
booster station KM 139 terdapat tiga diesel engine yaitu diesel engine A, diesel
engine B, dan diesel engine C. Investasi yang dilakukan akan menggantikan
diesel engine A dan diesel engine B dengan electric motor A dan electric motor B.
Skenario perhitungan optimalisasi biaya operasional dan maintenance
menggunakan perhitungan pada running hours 12000 jam (general overhaul).
Jika menggunakan pola operasi saat ini maka running hours 12000 jam akan sama
dengan 5 tahun 6 bulan untuk masing-masing engine.
Tabel 3.13 Optimalisasi Biaya Operasional 12000 Running Hours
Engine Biaya Operasional 12000 RH
Existing Penggunaan Diesel Engine
Diesel Engine A Rp3.040.170.000
Diesel Engine B Rp3.040.170.000
Diesel Engine C Rp3.040.170.000
Investasi Penggunaan 2 Electric Motor
Electric Motor A Rp2.058.340.560
Electric Motor B Rp2.058.340.560
Diesel Engine C Rp3.040.170.000
Optimalisasi Biaya Operasional Rp1.963.658.880
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Electric motor yang terdapat di SPPP Tempino tidak dapat digunakna
untuk menggantikan diesel engine di booster station KM 139 karena
power yang dihasilkan dari electric motor sebesar 147,5 hp tidak dapat
memenuhi power yang dibutuhkan untuk menggerakkan pompa B/S KM
139 sebesar 215 hp.
23
LAMPIRAN
24
25
Lampiran 3. Manual Book, Type Test Report Low Voltage Motor M3KP
315SMC 2
27
= Rp401.947.000,-
= Rp129.255.000,-
Total = Rp531.202.000,-
28
Task Desc PM PM PM PM
250 1000 2000 3000
Preparation Discuss Engine Operastional √ √ √
Alternator Inspect √ √ √ √
Battery Electrolute Level Check √ √ √ √
Cooling System Supplemental Test / Add √ √ √ √
Cylinder Head Grounding Stud Inspect / Clean / Tighten √ √ √ √
Engine Crankcase Breather Clean √ √ √ √
Engine Oil Sample Obtain √ √ √ √
Engine Oil and Filter Change √ √ √ √
Fan Drive Bearing Lubricate √ √ √ √
Fuel System Primary Filter Element Replace √ √ √ √
Fuel System Secondary Filter Replace √ √ √ √
Hoses and Clamps Inspect / Replace √ √ √ √
Radiator Clean √ √ √ √
Aftercooler Core Inspect √ √ √ √
SOS Coolant Obtain √ √ √
Primary Air Filter Replace √ √ √
SOS Fuel Obtain √
Engine Valve Lash Inspect / Adjust √
Secondary Air Filter Replace √
Cooling System Water Regulator Replace √
29