Anda di halaman 1dari 35

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java melakukan peletakan batu

pertama (ground breaking) pembangunan Onshore Processing Facility (OPF)

Balongan ini menandakan dimulainya kegiatan ekploitasi migas di Indramayu.

Kegiatan eksploitasi migas merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian yang

lebih dibanding kegiatan lain.

Kegiatan tersebut mengandung resiko yang sangat besar baik dari segi biaya,

keselamatan kerja maupun teknologi yang digunakan untuk prosesnya. Untuk itu

dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan peralatan yang mamadai menjadi

syarat mutlak agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Lancarnya kegiatan

eksploitasi tidak lepas dari pengontrolan secara berkala untuk mengetahui tata cara

produksi dan peralatan yang akan digunakan serta prosedur yang benar dalam

memproduksikan maupun mengirim hasil ke proses lebih lanjut. Fluida yang

terproduksi terdiri dari gas, kondensat, dan air yang harus dipisahkan. Untuk

melakukan pemisahan fluida tersebut yang digunakan adalah peralatan separator atau

pipa kembung.

Separator mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan

fungsinya, sebagai peralatan yang memisahkan fluida produksi menjadi fasa

1
kondensat, air, dan gas. penulisan kertas kerja wajib ini bertumpu dari itu semua yaitu

pengoperasian separator kondesat (condensate vessel) yg dioperasikan di kawasan

OPF Balongan milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java untuk

memisahkan kondensat dengan fluida yang terproduksi lainnya.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah untuk mengikuti kurikulum

pendidikan di Sekolah Tinggi Energi dan Mineral Akamigas. Selain itu, penulisan

Kertas Kerja Wajib ini bertujuan untuk :

 Menambah pengetahuan penulis baik teori maupun prakteknya di lapangan

 Membandingkan antara teori yang diperoleh saat kuliah dengan kondisi

sesungguhnya di lapangan.

 Dapat mengerti cara pengoperasian separator kondensat pada Lapangan OPF

Balongan milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java.

 Dapat mengetahui peralatan pendukung di separator kondensat

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan program studi Diploma Satu (D1), penulis membuat batasan

masalah yaitu tentang pengoperasian separator kondensat dan ditambah pengenalan

komponen separator kondensat.

2
1.4 Sistematika Penulisan

Penyusunan Kertas Kerja Wajib ini mengacu pada pedoman penyusunan

Kertas Kerja Wajib. Sistematika penulisan terdiri dari:

 BAB I, PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang sebagai pemilihan judul, maksud dan tujuan,

batasan masalah, serta sistematika penulisan.

 BAB II, ORIENTASI UMUM

Membahas tentang sejarah singkat lapangan, struktur organisasi, Visi Dan Misi

PHE ONWJ serta foto Lapangan OPF Balongan.

 BAB III, TEORI DASAR

Membahas mengenai alat pemisah Fluida Produksi, Peralatan bagian dalam

Separator, Peralatan bagian luar Separator Kondensat, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pemisahan fluida.

 BAB IV, PEMBAHASAN

Berisi tentang pengoperasian separator kondensat yaitu Data Lapangan,

Pemisahan Fluida pada Separator, dan Permasalahan Separator.

 BAB V, PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang didapat oleh penulis selama 10 hari

praktek kerja lapangan. Serta saran-saran penulis kepada OPF Balongan milik

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java.

3
II. ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat Lapangan Pertamina Hulu Energi Offshore North West

Java

PT Pertamina Hulu Energi merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina

(Persero) yang merupkan salah satu Badan Usaha Milik Negara Indonesia. PHE

merupakan anak perusahaan dijajaran Direktorat Hulu Pertamina yang begerak di

bidang usaha hulu Minyak dan Gas bumi serta menjadi penggerak usaha hulu dalam

mengelolah wilayah kerja sama di dalam dan di luar Negeri sebagai Production

Sharing Contract (PSC), Joint Operating Body-Production Sharing Contract (JOB-

PSC), Indonesia Participating /Pertamina Participating Interest (IP/PPI) dan Badan

Operasi Bersama (BOB). PT Pertamina Hulu Energi ONWJ memiliki wilayah

meliputi 8300 kilometer persegi sebagai area produksinya, yang membentang dari

utara Cirebon hingga Kepulauan Seribu. PHE ONWJ memiliki 670 sumur, 170

platform laut dangkal, 40 fasilitas pengolahan dan pelayanan serta 1000 mil pipa

dibawah laut.

PT Pertamina Hulu Energi ONWJ mengakuisi 46% kepemilikan BP (Beyond

Petroleum) Group di wilayah Offshore North West Java (ONWJ) pada 25 Juni 2009

senilai US$ 280 juta. BP Group merupakan perusahaan gabungan antara BP Amoco

dan Atlantic Richfield Company (ARCO) pada bulan April 2000, lalu diikuti oleh

Burmah Castrol pada bulan Juli 2000.

4
Sebelum di ambil alih oleh BP Indonesia, wilayah kerja dikelola oleh Atlantic

Richfield Indonesia (ARI). perusahaan ini telah melakukan kegiatan sejak tahun 1971

dengan system kontrak hasil dengan pertamina untuk proses pengeboran, pengolahan,

dan pengelolaan minyak dan gas.

Wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi ONWJ di bagi menjadi dua, yaitu

West area dan East area. Saat itu total produksi Oil ONWJ berkisar antara 35.000

hingga 40.000 BOPD dan produksi gas sekitar 200 MMSCFD. Produksi PHE ONWJ

berasal dari 5 lapisan, yaitu: lapisan Parigi, Main, Massive, Baturaja, dan Talang

Akar yang keseluruhan wilayah kontrak kerjanya di Lepas Pantai Utara Laut Jawa

seluas 23544 km2.

Gambar 2.1 Pemetaan Wilayah Kerja PHE ONWJ

Pembagian wilayah ONWJ dapat dilihat dari pada table 2.1 di bawah ini:

5
Tabel 2.1 Wilayah Kerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West

Java (ONWJ)

West Area East Area

Mike-Mike Echo
Papa Foxtrot
Zulu Uniform
AVSA Kilo
KLA NGL Central Plant
ORF MuaraKarang Bravo
ORF TANJUNG PRIOK
ORF CILAMAYA
LIMA
OPF Balongan

2.2 Visi Dan Misi PHE ONWJ

2.2.1 Visi

Menjadi perusahaan ekplorasi & produksi minyak dan gas kelas dunia.

2.2.2 Misi

Menjalankan kegiatan ekplorasi & produksi minyak dan gas dengan prinsip

komersial yang kuat, berkelanjutan, memenuhi harapan pemangku kepentingan

dengan menjalankan operasi yang handal, aman dan ramah lingkungan.

6
2.3 Strukrur Organisasi OPF Balongan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi OPF Balongan

7
2.4 Photo Lapangan OPF Balongan

Gambar 2.3 Lapangan OPF Balongan

8
III. DASAR TEORI

3.1 Fluida Produksi

Fluida yang mengalir dari suatu sumur produksi terdiri dari minyak, gas, air,

dan padatan padatan lainnya. Pada sa’at fluida mencapai permukaan, dimana tekanan

lebih rendah dibandingkan dengan tekanan reservoir, kapasitas cairan melarutkan gas

akan menurun sehingga akan terpisah dari minyak. Agar terjadi proses pemisahan,

maka digunakan suatu alat pemisah yang dinamakan separator.

3.2 Separator

Separator adalah suatu bejana bertekanan dan bertemperatur tinggi yang

dirancang untuk memisahkan suatu campuran fluida (minyak, air, dan gas) ke dalam

fasa gas dan cairan yang dapat bebas diproses.

Dalam separator, ada 2 gaya yang sangat mempengaruhi proses pemisahan gas

dan cairan, yaitu:

 Gaya Gravitasi

Gaya Gravitasi terhadap butiran akan menariknya ke arah bawah.

 Perubahan Kecepatan

Kecepatan gas mengisi ruang kosong membuatnya melayang ke atas.

9
Gas yang jauh lebih ringan dari pada cairan (minyak dan air) akan

memisahkan gas hanya dalam waktu yang singkat. Cairan yang telah terpisah dengan

gas akan langsung turun ke bawah dan mengalir lewat Separator Outlet. Pada proses

pemisahan ini dibutuhkan waktu sekitar 30 sampai 60 detik untuk cairan dapat

terpisah dengan gas.

a). Klasifikasi Menurut Tekanan Kerjanya

1. Separator Tekanan Tinggi (High Pressure Separator)

Separator ini memiliki pressure range lebih dari 650 Psi.

2. Separator Tekanan Menengah (Medium Pressure Separator)

Separator ini memiliki pressure range dari 225 Psi sampai 650 psi.

3. Separator Tekanan Rendah (Low Pressure Separator)

memiliki pressure range kurang dari 225 Psi.

b). Klasifikasi Separator Menurut Pemisahannya

1. Pemisahan Gas-Cairan (Pemisahan 2 fasa)

Separator tipe ini hanya dapat memisahkan fluida menjadi 2 bentuk fasa, yaitu

gas dan cairan. Pada tipe ini minyak dan air masih menjadi satu kesatuan dan

belum terpisah.

2. Pemisahan Gas-Minyak-Air (Pemisahan 3 fasa)

10
Separator tipe ini memisahkan fluida menjadi 3 bentuk fasa. Tidak seperti

pada separator 2 fasa yang hanya memisahkan gas dengan cairan. Pada

separator ini air pun dapat dipisahkan dari minyak.

Gambar 3.1 Separator 3 Fasa

Gambar 3.2 Seprator 3 fasa

11
c). Separator berdasarkan bentuknya

Separator di bedakan menjadi 3 jenis separator yaitu :

1. separator tegak (Vertikal)

Fluida masuk melalui inlet dan kemudian menabrak deflector plate sehingga

terjadi perubahan momentum secara tiba-tiba. Kemudian gas mengalir ke bagian atas

separator. Gas naik menuju mist extractor, di bagian ini hanya butiran yang lebih

kecil dari 10 micron saja yang dapat melewati mist extractor sedangkan butiran

lainnya jatuh ke bawah menuju bagian pengumpul cairan.

Butir air dan minyak yang jatuh dari aliran gas akan terkumpul di bagian

pengumpul cairan. Setelah itu air dan minyak akan terpisah menurut densitasnya. Air

akan mengalir keluar dari separator melalui outlet air yang teretak di bagian paling

bawah separator. Sedangkan minyak akan keluar melalui outlet minyak yang terletak

di atas outlet air.

Kelebihan dari separator vertikal adalah:

o Sering dipakai untuk sumur ber-GOR rendah.

o Sangat cocok untuk fluida produksi yang mengandung pasir atau

sedimen yang lain.

o Tidak membutuhkan tempat yang luas.

o Mempunyai kapasitas surge yang besar.

o Tidak memerlukan tempat yang luas.

12
o Level cairan tidak terlalu diperhatikan.

o Mudah dibersihkan.

Kekurangan dari separator vertikal adalah:

o Lebih besar dan lebih mahal dibandingkan separator horizontal Unutk

kapasitas gas tertentu.

o Sulit untuk ditransportasikan.

o Membutuhkan diameter yang lebih besar untuk kapasitas gas tertentu.

o Outlet gas yang berada di atas menyebabkan pemasangan lebih sulit.

Gambar 3.3 Separator Vertilal

2. Separator Horizontal

Saat fluida dari sumur masuk kemudian menabrak inlet diverter, gerakan

kedapan dihentikan secara sementara. Cairan berat segera jatuh ke dasar separator

13
bagian pengumpul cairan. Gas dan kabut minyak menerobos melalui bagian

pengendapan gravitasi dimana butir cairan dengan diameter tertentu dipisahkan

dengan gravitasi. Gas tetap menerobos melalui mist extractor dimana sisa kabut

minyak dipisahkan dari gas. Minyak dan air dikeluarkan melalui saluran keluar

cairan. Kotoran kotoran yang terpisahkan dari fluida sumur akan terletak dibagian

bawah separator. Secara periodic, kotoran – kotoran ini dibersihkan, atau dicuci dari

dasar separator.

Kelebihan dari separator horizontal:

o Paling baik untuk pemisahan tiga fasa.

o Paling baik untuk fluida dengan GOR tinggi.

o Lebih murah dari separator vertikal .

o Lebih mudah untuk dipindahkan.

o Baik untuk minyak berbuih (foaming).

o Lebih ekonomis dan efisien untuk mengolah volume gas yang lebih besar.

Kekurangan dari separator horizontal:

o Memerlukan tempat yang luas.

o Pengontrolan level cairan lebih rumit dari pada separator vertikal.

o Sukar membersihkan lumpur, pasir dan parafin.

14
Gambar 3.4 Separator Hrizontal

3. separator spherical

Fluida yang mengalir melalui inlet akan terpecahkan menjadi dua aliran.

Pemecahan aliran tersebut memungkinkan gas unutk memisah ke atas terhadap

cairan. Separator dibagi dua bagian oleh suatu pelat atau lantai. Cairan mengalir ke

bagian bawah melalui lubang – lubang di lantai tersebut. Cairan tersebar dalam suatu

lapisan tipis disepanjang pelat atau lantai tersebut. Karena cairan tersebar secara tipis,

lebih mudah bagi gas untuk terikut untuk keluar dari cairan. Level cairan dalam

separator diatur oleh suatu pelampung yang dihubungkan dengan “dump valve”. Gas

yang keluar dari cairan mengalir melalui mist extractor dan di keluarkan dari

separator melalui “gas outlet”.

Tidak dipakai dalam operasi – operasi dimana terdapat pola aliran slug.

Kadang kala dipakai dalam aplikasi gas kering. Bejana bertekana ini memiliki

kapasitas cairan yang terbatas. Untuk tekanan tertentu, sering terbuat dari baja.

15
Gambar 3.5 Separator bulat (spherical)

3.3. Peralatan Dalam Dan Luar Separator

a. Peralatan Dalam Separator

1. Deflector Plate/Inlet Diverter

Deflector plate adalah plat yang dipasang di depan inlet fluida. Deflector plate

berfungsi sebagai pemisah awal fasa gas dan fasa cairan bebas. Plat ini juga

berfungsi untuk memperlambat aliran yang masuk ke dalam separator.

Gambar 3.6 Inlet Diverter

16
2. Weir

Weir adalah pemisah yang dipasang tegak lurus didalam separator. Alat ini

berfungsi untuk meningkatkan residence time dari cairan. Selain itu alat ini juga

berfungsi sebagai pemisah antara minyak yang sudah terpisah dengan cairan agar

miyak tersebut tidak tercampur kembali.

3. Straightening Vanes

Straightening vanes adalah plat yang dipasang di secara horisontal. Alat ini

berfungsi untulk merubah aliran gas yang turbulen setelah dipisahkan oleh

deflector plate.

4. Mist Extractor/Demister Pad

Mist extractor adalah kumpulan kawat yang dipasang dibawah outlet gas. Alat

ini berfungsi untuk merubah arah aliran gas. Selain itu alat ini juga berfungsi

untuk menghilangkan butiran yang lebih besar dari 10 micron.

Gambar 2.8 Mist Extractor

Gambar 3.7 Mist Extractor

17
5. Vortex Breaker

Alat ini berfungsi untuk mencegah terjadinya pusaran saat fluida keluar dari

separator. Alat ini diletakkan pada outlet cairan.

Gambar 3.8 Vortex Breaker

6. Sand Jets

Alat ini berfungsi untuk membersihkan separator dengan cara menyemprotkan

air ke dalam separator.

Gambar 3.9 sand jets

18
7. Coalescer Pack

Plat yang didesain untuk membantu dalam mengumpulkan butiran minyak

dalam air dan butiran air dalam minyak. Pemasangan coalescer pack pada bagian

cairan dapat menyebabkan ukuran dari butiran air yang terikut pada fasa minyak

membesar, membuat butiran tersebut lebih mudah jatuh ke permukaan cairan

Gambar 3.10 Coalescer Pack

b. Peralatan Bagian Luar Separator Kondensat

Agar separator dapat bekerja dengan baik sebagai bejana pemisahan fluida

produksi maka separator pada umumnya dilengkapi dengan beberapa peralatan

penunjang, antara lain yaitu:

1. Sight Glass

Alat ini terbuat dari kaca agar operator dapat melihat batas-batas permukaan

cairan di dalam separator.

19
Gambar 3.11 Sight Glass

2. Manometer/Gauge

Alat yang berfungsi untuk mengukur keadaan separator. Terdapat 2 jenis

manometer yang ada di separator. Yaitu manometer suhu yang digunakan untuk

mengukur temperatur separator dan manometer tekanan yang digunakan untuk

mengukur tekanan separator.

Gambar 3.12 Manometer

20
3. Manhole

Manhole adalah lubang khusus yang diciptakan agar manusia dapat masuk ke

dalam separator

Gambar 3.13 Manhole

4. Chart Recorder

Alat ini berfungsi sebagai perekam masukan elektrik atau mekanis ke dalam

kertas. Biasanya digunakan untuk merekam tekanan statis, tekanan diferensial

dan/atau temperature.

Gambar 3.14 Chart Recorder

21
5. Pressure Control Valve

Alat ini dihubungkan dengan control valve yang berfungsi untuk menjaga atau

mengontrol tekanan dalam separator agar bias bertahan sesuai dengan tekanan

yang sudah ditentukan. Pada gas outlet separator dipasang alat pengontrol tekanan

untuk mengontrol atau mengatur jumlah gas yang keluar dari separator.

6. Outlet

Tempat keluarnya fluida separator. Pada separator dua fasa dapat dua macam

outlet, yaitu outlet gas dan outlet cairan. Pada separator tiga fasa terdapat tiga

macam outlet yaitu outlet gas, outlet minyak, outlet air.

7. Blow Down Valve

Fungsinya seperti PSV, pada saat kondisi ESD (Emergency Shut Down), alat

ini akan membuka penuh dan mengalirkan gas ke flare.

3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan fluida

Pemisahan fluida di dalam separator dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

3.4.1 Viskositas

Viskositas yaitu ukuran kekentalan fluida atau keengganan fluida untuk

mengalir, secara umum viskositas juga dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Bila

temperatur dan tekanan tinggi maka viskositas akan rendah, bila temperatur dan

tekanan rendah maka viskositas akan semakin tinggi.

22
3.4.2 Temperatur

Temperatur akan mempengaruhi pemisahan fluida, bila fluida tersebut

memiliki temperatur yang rendah, maka viskositas akan semakin tinggi pemisahan

fluida akan sulit dan sebaliknya bila temperatur tinggi atau naik maka viskositas akan

turun.

3.4.3 Laju alir fluida

Laju alir fluida yang semakin besar maka akan mempengaruhi retension time

sehingga pemisahan fluida tidak maksimal, ukuran partikel yang menuju mist

extractor akan semakin besar bahkan cairan akan terbawa oleh gas.

23
IV. PEMBAHASAN

4.1 Pemisahan Kondensat Pada Separator

Proses pemisahan kondensat yang terjadi di dalam separator adalah

sebagai berikut :

1. Aliran fluida yang masuk ke separator menumbur/menabrak deflector plate dan

aliran fluida pecah, sehingga gas akan mudah terlepas dari cairan dan bergerak ke

atas, cairan (minyak dan air) akan jatuh ke bawah pada bagian liquid

accumulation section.

2. Gas yang telah terpisah dari cairan akan naik ke atas dan melewati mist extractor,

sehingga butiran-butiran cairan yang masih terikut aliran gas akan terperangkap

pada mist extractor, menggumpal dan jatuh bila ukurannya lebih besar dan berat.

Kemudian gas mengalir ke gas outlet yang dilengkapi dengan kontrol tekanan.

Safety relief valve ini akan bekerja secara otomatis sesuai dengan setting pada

safety relief valve tersebut. Apabila pressure pada separator melebihi setting pada

safety relief valve maka valve akan bekerja secara otomatis dengan membuang

tekanan yang melebihi dari setting. Dan apabila tekanan pada separator sudah

normal sesuai dengan setting pada safety relief valve maka ia akan menutup

kembali secara otomatis.

3. Sedangkan untuk cairan akan mengalir melalui outlet liquid. Pada bagian liquid

accumulation section ini diberi peralatan level controll bila cairan pada separator

24
naik atau turun maka akan bekerja secara otomatis mengatur level cairan tersebut

agar level cairan pada separator tetap terjaga dan cairan yang keluar melalui

outlet separator stabil.

4.2 Data Separator Kondensat.

4.2.1 Name Plate Condensate Separator V-040

Gambar 4.1 Name Plate Separator Kondensat V040

4.2.2 Data Separator Kondensate V040

Spesifikasi Separator kondensate V040 di OPF Balongan :

 Purchaser : PT. Meindo Elang Indah

 Certified. By : MIGAS

 Serial. No : B0309/2

 Code : ASME.VIII.DIV.1-2010.,2011 ADD

25
 Design Pressure : 150/FV Psig

 Design Temperature : 200 º F

 Operational Pressure : 150 Psig

 Operational Temperature : 150 º F

 Year Built : Jul. 16. 2014

 Size : 72 ID x 192 TL/TL Inch

 Capacity : 508,94 ft3

 Project Name : OPF Balongan / Separator V040

4.3 Data Produksi

Table 4.1 Data Produksi OPF Balongan / 6 Bulan, 2015-2017

2015 2016 2017


PRODUCTION uom JAN JULY JAN JULY JAN JULY
GAS mmscfd 17.236 26.799 23.652 18.899 16.655
CONDENSATE bcpd 0 231 181 143 111
WATER bwpd 20 2 116 315 434
Dari data produksi ke tiga sumur milik OPF balongan di atas dapat dilihat

produksi yg paling dominan adalah gas, sedangkan kondensatnya sendiri relatif kecil

dibandingkan gasnya.

26
4.4 Pengoprasian Start Up Dan Shut Down

Dalam mengoperasikan separator harus mengikuti prosedur SOP (standart

operasi prosedur). Sebab untuk kegiatan operasi minyak dan gas memiliki resiko

yang tinggi, jadi harus mengikuti SOP yang telah ditetapkan.

4.4.1 Prosedur Start Up

Langkah-langkah yang dilakukan untuk proses start up separator yaitu :

1. Jika bejana kosong, tutup valve pada saluran outlet cairan untuk mencegah

kebocoran pada controll valve pada saluran cairan.

2. Jika bejana mempunyai suatu pengontrol tekanan (pressure controller) maka,

pengontrol tekanan harus diseting 75% dari tekanan control normal, kemudian

tekanan pelan-pelan dinaikkan sampai suatu tekanan kerja.

3. Jika bejana mempunyai low level shut down device, maka harus di non

aktifkan atau cairan ditambahkan dalam bejana supaya mencapai suatu titik

diatas low level device.

4. Check saluran keluar bejana (gas outlet dan liquid outlet), apakah arah aliran

sudah sesuai atau benar.

5. Buka inlet stream perlahan-lahan.

6. Ketika liquid level telah mencapai range of level controller, atau level controll

dalam keadaan normal maka buka ball valve yang ditutup pada langkah

pertama (1).

7. Atur level dan pressure controller untuk mendapatkan operasi yang stabil.

27
4.4.2 Prosedur Shut Down

Langkah-langkah yang dilakukan untuk proses shut down separator yaitu :

1. Tutup valve pada inlet stream.

2. 1) Tutup valve pada pipa outlet cairan, untuk mencegah cairan

bocor keluar

2) Jika bejana harus dikosongkan, buka bypass pada level controll valve,

atau mengatur level controller sehingga level controll valve tetap

membuka sampai bejana kosong. Tutup valve pada saluran cairan

keluar setelah cairan dalam bejana habis.

3. Jika tekanan di dalam bejana perlu dibuang, maka tutup valve pada pipa outlet

gas.

4. Kurangi tekanan bejana dengan membuka valve dari bejana ke vent atau blow

down system.

5. Jika memungkinkan, sisakan sedikit tekanan di dalam bejana, sehingga jika

start up tidak perlu melakukan purging.

4.5 Permasalahan Separator Kondensat

Problem yang terjadi pada pengoperasian separator di Lapangan OPF

Balongan adalah :

4.5.1 High liquid level / Liquid Over Flow

Suatu keadaan dimana level cairan melebihi dari level maksimal normal

operasi separator atau cairan keluar melalui outlet gas. Penyebab high liquid level

antara lain :

28
a. Cairan yang masuk lebih besar dari cairan yang keluar.

b. Control level pada liquid outlet tidak bekerja (close)

c. Valve outlet sebelum control valve tertutup

d. Terjadi penyumbatan di pipa liquid outlet

Apabila high fluid level disebabkan karena control valve pada liquid outlet

tidak bekerja dengan baik maka dapat ditangani dengan cara membuka bypass valve

pada liquid outlet perlahan-lahan dengan mengatur ketinggian level cairan. Hal ini

dapat terjadi apabila control valve tidak mendapat air supply secara cukup sehingga

menyebabkan gangguan pada proses buka maupun tutupnya maka harus diperiksa

dan disesuaikan. Apabila salah satu valve pada liquid valve outlet tertutup maka akan

terjadi high fluid level untuk itu pastikan semua valve pada liquid outlet terbuka.

4.5.2 Low Liquid level / Gas Blow-by

Suatu keadaan dimana level cairan berada di bawah level minimum normal
operasi separator atau gas keluar dari separator melalui liquid outlet. Penyebab low
liquid level antar lain :
a. Berkurang atau tidak adanya cairan yang masuk

b. Cairan yang keluar lebih besar dari yang masuk

c. Controll valve di liquid outlet tidak bekerja atau terbuka terlalu besar

d. Bypass valve pada liquid outlet terbuka

e. Drain valve terbuka

f. Controll valve di outlet gas tidak bekerja (close)

29
Apabila Low Liquid level / Gas Blow-by disebabkan karena drain valve yang

terbuka maka cukup dengan menutup drain valve saja, apabila disebabkan karena

controll valve terbuka terlalu besar, maka harus ditutup secara pelan dengan mengatur

ketinggian level cairan, diperlukan juga pengecekan controll valve pada liquid outlet

kemungkinan terganjal kotoran atau scale maupun benda lain.

4.5.3 System controll tidak berfungsi (tersumbat)

Panel-panel pada controller mengalami kebuntuan, sehingga controller tidak

dapat bekerja dengan semestinya yang diakibatkan oleh gas supply pada panel

controller tersebut masih membawa cairan, atau adanya partikel-partikel yang terikut

oleh gas. Perlu penambahan filter agar gas supply ke panel controll dapat tersaring

terlebih dahulu dengan harapan gas yang dihasilkan lebih bersih.

4.5.4 Emulsi

Air bersama minyak membentuk cairan yang dikenal sebagai emulsion. Hal

ini menjadikan produksi kondensat harus melalui proses pemisahan terlebih dahulu

sebelum dimanfaatkan. Emulsi yang tidak dapat dipecahkan tanpa melalui proses

treating disebut stable emulsion.

30
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan selama 3 hari di Lapangan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java unit OPF Balongan, dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Produksi utama di OPF balongan adalah gas sebasar 16.261 mmscfd dan sebagian

kecil kondensate sebesar 123 bcpd.

b. Separator kondensat merupakan separator tiga fase, yaitu kondensat, gas dan air.

c. Permasalahan yang muncul yaitu: high liquid level, low liquid level atau gas

blowby dan system controll tidak berfungsi serta emulsi.

5.2 Saran

a) OPF balongan sepertinya perlu menambah sumur baru,karena produksinya sudah

turun hampir 50%.

b) Sepertinya untuk pembersihan separator di lapangan OPF balongan perlu

dilakukan perawatan secara berkala guna menghindari kerusakan atau

permasalahan yang akan mengganggu keadaan produksi.

c) Diperlukan adanya Smoking Area.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Ir. Untoro Edi, M.T., 2012 ’’Separator’’ Bahan Kuliah, STEM AKAMIGAS

Cepu.

2. http://kusjunianto.blogspot.co.id

3. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java Unit OPF Balongan,2017,

Struktur Organisasi PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java Unit

OPF Balongan.Layanan Operasi.

4. PT Pertamina Hulu Energi, 2009, Sejarah PT. Pertamina Hulu Energi Offshore

North West Java.Perpustakaan PHE ONWJ.

5. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java Unit OPF Balongan,2015,

Peta PT.Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java,Perpustakaan PHE

ONWJ.

32
LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram flow OPF Balongan

33
Lampiran 2. Struktur Organisasi OPF Balongan

34
Lampiran 3. Data Produksi 12 Maret 2017

35

Anda mungkin juga menyukai