Anda di halaman 1dari 68

1

CAll
For Paper
Jurnal
IAFMI
Edisi 8
1. Isi makalah dibuat dengan kategori sebagai berikut:
a. Ringkasan Thesis / Skripsi S1/S2/S3, min 500 kata, maks
1500 kata atau maksimum 5 halaman termasuk gambar.
b. Paparan / Analisa / Review Teknologi/Metoda/Teori/
Aturan yang diterapkan dalam sebuah proyek/program
yang sudah atau sedang dilaksanakan di Indonesia, min
1000 kata, maks 2500 kata atau maksimum 8 halaman

Tema termasuk gambar


c. Paparan / Analisa / Review atas teknologi/Metoda/
Teori/Aturan baru yang belum diterapkan di Indonesia

OPTIMASI Aset
(mungkin sudah diterapkan di luar negeri), min 1000
kata, maks 2500 kata atau maksimum 8 halaman
termasuk gambar

dan integritas
2. Persyaratan jumlah kata di atas dihitung dalam ukuran
kertas A4 dengan margin standar dengan font Calibri

fasilitas
ukuran 12 point dan spasi exact 17 point. Format paper
dapat didownload di link berikut: http://www.iafmi.or.id/
iafmijoo348/index.php/downloads/catagory/6-jurnal-iafmi

produksi migas
3. Tema makalah adalah “Optimasi Aset dan Integritas
Fasilitas Produksi Migas”.
4. Makalah dapat dibuat sendiri atau secara berkelompok.
5. Makalah harus asli, bukan plagiat. Jika makalah pernah
dipublikasikan dalam media (apapun), maka harus
dicantumkan nama media tersebut beserta tanggal dan
edisi pemuatan.
Pengajuan makalah:
6. Aturan dasar penulisan karya ilmiah standar harus
1 s/d 30 Juni 2018 diterapkan. Referensi yang dikutip harus disebutkan
melalui email ke: dengan jelas.
jurnal8@iafmi.or.id 7. Disertakan Pasfoto dan Ringkasan Biografi penulis dengan
paparan minimal latar belakang akademis, pekerjaan dan
keahlian, dibuat maksimum 100 kata

Terbit
8. Makalah harus dibuat dalam format Word
9. Setiap makalah yang berhasil lolos seleksi
Agustus dan dimuat dalam Jurnal akan mendapat
imbalan dari IAFMI.
2018
Kata Pengantar
Ketua Panitia
Selamat datang dalam Forum Fasilitas Produksi Migas 2018.
Forum ini digagas oleh SKK Migas dan dalam prosesnya SKK Migas
menggandeng Ikatan Ahli Fasilitas Minyak dan Gas Bumi Indonesia
(IAFMI) sebagai asosisasi profesi ahli fasilitas produksi di industri migas
di Indonesia. Tema yang diusung adalah “Optimasi Desain, Proyek
dan Pemeliharaan Fasilitas Produksi MIGAS” karena harga minyak
dunia saat ini masih tetap menuntut efisiensi dan optimasi dalam
day-to-day operation, baik dari fase perencanaan hingga fase operasi.
Penyelenggaraan Forum ini dimaksudkan sebagai wadah untuk
membahas permasalahan, lessons learned, dan berbagi best practices
dalam 3 (tiga) sub bagian : Proyek, Desain dan Teknologi, dan Pemeliharaan Fasilitas. Forum
akan dilaksanakan selama 3 hari yang terdiri dari diskusi panel di hari pertama, breakout
session di hari kedua, dan business forum di hari ketiga. Selain itu forum ini juga menghadirkan
eksibisi dari industri penyedia barang dan jasa migas seperti pipa, katup, rotating machinery,
dan fasilitas subsea. Harapan kami penyelenggaraan forum ini dapat menghasilkan rumusan
hasil pembahasan atas permasalahan-permasalahan yang mengemuka sebagai bahan
rekomendasi bagi para pemangku kepentingan terutama para pembuat kebijakan industri hulu
migas di pemerintahan.
Dalam forum ini kami Panitia mengundang KPPIP sebagai single point of contact koordinasi
dan penyediaan proyek infrastruktur prioritas dan strategis nasional dalam diskusi panel
Project dengan sub-tema Sinergi Proyek Hulu Migas dan Industri Hilir untuk dapat memberikan
pandangan atas strategi optimasi pengembangan lapangan migas Indonesia saat ini sejalan
dengan arah pengembangan lapangan ke arah timur Indonesia yang lebih challenging. Selain
itu forum ini juga mengundang industri hilir dan industri lain diluar migas dalam diskusi panel
Maintenance untuk dapat memberikan point of view baru diluar industri migas, lesson learned
dan best practices dalam manajemen unplanned shutdown.

Salam,

Ketua Panitia Forum Fasilitas Produksi Migas 2018


G. Daru P. Dewanto

3
KATA PENGANTAR
Ketua IAFMI
Assalaamu’alaikum wrwb.

Efisiensi dan optimasi menjadi kata kunci dalam menghadapi


peluang industri migas khususnya di fasilitas produksi migas pada
tahuntahun mendatang. Optimasi Desain, Strategi Kontrak, Eksekusi
Proyek, Pengoperasioan dan Pemeliharaan, seluruhnya harus
diarahkan pada kata kunci tadi. Dalam rangka menangkap peluang
dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk menggali
upaya terobosan melakukan Efisiensi dan Optimasi di atas, IAFMI
yang didukung penuh oleh SKK MIGAS bermaksud mengadakan acara
Konferensi dan Pameran Forum Fasilitas Produksi MIGAS 2018.

Dengan harapan, seluruh elemen pemangku kepentingan industri ini dapat turut berperan aktif
mengambil bagian.

Wassalaamu’alaikum wrwb.

Rudianto Rimbono
Ketua Umum IAFMI

4
Kata Pengantar
Kepala SKK Migas
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera bagi kita semua
 Merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk dapat bertemu Bapak
dan Ibu para profesional industri migas pada acara “Forum Fasilitas
Produksi Migas 2018”.
  Di tahun 2018, kita mendapatkan tantangan untuk mengejar target
lifting yang lebih tinggi, yaitu 800 ribu barel per hari.
Hal ini kembali memberikan challenge kepada industri hulu migas. Apa
yang harus kita lakukan untuk mengejar gap sebesar 40 ribu barrel per
hari?
Bagaimana cara kita mengantisipasi kondisi lapangan migas yang mayoritas sudah mature?
Jangankan untuk meningkatkan angka produksi, bahkan untuk menahan laju penurunan
produksi saja kita sudah mengerahkan segala macam upaya.
Jawaban yang kita perlukan adalah terobosan baru.
Baik terobosan baru dalam aspek teknologi, maupun terobosan baru dalam efisiensi dan
optimasi.
  Forum ini diselenggarakan SKK Migas bersama-sama dengan Ikatan Ahli Fasilitas Produksi
Migas Indonesia (IAFMI) untuk mengembangkan diskusi ilmiah dan sharing knowledge eksekusi
proyek dan pemeliharaan fasilitas produksi migas dengan tujuan akhir untuk menggali upaya
terobosan baru dalam melakukan Efisiensi dan Optimasi dalam day-to-day operation bisnis ini.  
Kontribusi seluruh pihak dibutuhkan berdasarkan kapasitas dan kompetensinya.
  SKK Migas akan senantiasa mendorong usaha-usaha yang dapat mengoptimalkan eksekusi
proyek dan kinerja pemeliharaan yang baik dalam rangka mencapai target lifting produksi yang
telah disepakati bersama.  
Semoga dalam forum ini dapat dirumuskan terobosan-terobosan baru yang applicable untuk
menjawab tantangan industri hulu dalam mencapai target yang ditetapkan pemerintah.
 
Wassalamuaikum Wr. Wb.
 

Kepala SKK Migas

Amien Sunaryadi

5
Sekilas Forum Fasilitas
Produksi Migas 2018
Keseimbangan baru harga minyak dunia saat ini mendorong efisiensi di semua lini pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya minyak bumi dan gas. Kabar menggembirakan di awal tahun
2018 menunjukkan trend naiknya harga minyak dunia adalah hal yang harus disikapi dengan
bijaksana. Efisiensi dan optimasi harus tetap menjadi kata kunci dalam day-to-day operation
bisnis ini, mulai dari fase perencanaan hingga fase operasi. Dalam rangka menangkap peluang
dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada dalam menghadapi kondisi di atas, IAFMI
yang didukung penuh oleh SKK MIGAS mengadakan acara Konferensi dan Pameran Forum
Fasilitas Produksi MIGAS 2018.

Forum Fasilitas Produksi Migas 2018 ini dihadiri oleh para praktisi, pelaku bisnis dari berbagai
pemangku kepentingan dunia Migas yaitu institusi pemerintah (Kemenko Kemaritiman,
Kementerian ESDM, SKK Migas), para perusahaan hulu migas Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS), para perusahaan hilir migas (perusahaan Kilang Minyak, Kilang LNG, Transporter
Migas), Konsultan Engineering, Kontraktor EPC, Kontraktor Penyedia Barang dan Jasa.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk Konferensi , Pameran dan Business Forum. Tema
yang diangkat tahun ini adalah “Optimasi Desain, Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas
Produksi MIGAS”. Efisiensi dimulai dengan penerapan optimasi mulai dari fase desain
(kelayakan desain/FEED, fit for purpose design, pemilihan teknologi), fase proyek (penentuan
strategi kontrak, project execution and constructability), dan fase operasi (minimizing unplanned
shutdown, sparing philosophy, optimasi downtime dan waktu ramp up yang lebih cepat).

• Pada hari pertama menghadirkan Key Note Speakers dan para panelis dari para penentu
kebijakan dan pelaku utama industri migas untuk membahas permasalahan, pandangan
dan lessons learned, dan berbagi best practices.

• Pada hari kedua diselenggarakan Diskusi Panel yang terbagi dalam 3 (tiga) fokus diskusi
yaitu; Proyek, Desain dan Teknologi, serta Pemeliharaan.

• Pada hari ketiga diselenggarakan Business Forum yang membahas arah dan kebijakan
terkait Sinergi Industri Nasional dengan Proyek-Proyek Migas.

7
Forum ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan mengenai permasalahan-permasalahan
yang mengemuka dan menjadi rekomendasi bagi para pemangku kepentingan terutama para
pembuat kebijakan industri hulu migas di pemerintahan.

Selain Konferensi, ditampilkan juga pameran perkembangan aplikasi keilmuan dan teknologi
fasilitas permukaan migas termasuk di dalamnya pipa, rotating machinery, fasilitas subsea,
dan sebagainya dari para penyedia barang dan jasa migas, serta pola pembiayaan dan
penjaminan oleh Perbankan dan Asuransi Nasional. Selain aplikasi teknologi baru, pameran
juga mengutamakan material dan peralatan pabrikan lokal dengan semangat untuk turut
mendukung pengutamaan produk dalam negeri melalui pemberian kesempatan industri
dalam negeri untuk berpartisipasi lebih banyak dalam proyek-proyek migas.

Acara pameran juga akan memberikan ruang bagi seluruh pelaku industri MIGAS (terutama
penyedia barang, peralatan pabrikan local, perbankan dan asuransi nasional) untuk dapat
mempromosikan dan mengenalkan diri guna membuka peluang yang lebih lebar untuk terlibat
dan mendukung kegiatan MIGAS nasional.

Dengan adanya konferensi, pameran dan business forum ini diharapkan terjadi transfer
pengetahuan dan pengalaman di antara proyek-proyek MIGAS, termasuk juga dari Industri
Hilir MIGAS. Hasil konferensi dan pameran ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi seluruh
kalangan baik itu Pemerintah, KKKS, maupun industri penunjang kegiatan usaha Hulu MIGAS
dalam mengoptimalkan seluruh sumber daya dan aspek dalam menjalankan bisnis proses
yang pada akhirnya dapat menumbuhkan keandalan operasi dan bisnis.

8
Format Acara
1. Konferensi
Konferensi dan Pameran Forum Fasilitas Produksi MIGAS 2018 diselenggarakan di Yogyakarta
selama 3 (tiga) hari, tanggal 25, 26, dan 27 April 2018. Tidak kurang dari 38 pembicara dan
sekitar 350 peserta dari seluruh pelaku industri migas hulu dan hilir menghadiri event ini.
Dalam acara ini dihadirkan Key Note Speaker dan para Panelis yang akan memaparkan
pandangan, lessons learned, maupun best practice terkait isu-isu Desain dan Teknologi,
Manajemen Proyek, dan Pemeliharaan Fasilitas Produksi. Panel-panel diskusi di lakukan
di break out room sesuai dengan tiga kategori utama: Proyek, Desain dan Teknologi, dan
Pemeliharaan Fasilitas
Acara akan ditutup dengan pemaparan Rekomendasi serta Business Forum bersama
Kementrian Perindustrian, Kemenko Maritim, Kementrian ESDM, SKK Migas, dan para pelaku
Industri Nasional dengan Tema “Peluang dan Kebijakan bagi Industri Nasional dalam Menunjang
Kegiatan Produksi Migas yang Makin Kompetitif”

Key Note Speaker dan Panelis untuk acara ini adalah sebagai berikut :

1. Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM


2. Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas
3. Direktur Utama PT Pertamina (Persero)
4. Ridwan Djamaluddin, Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur - Kemenko Kemaritiman
5. Ditjen ILMATE Kemenperin
6. Soerjaningsih, D irektur Teknik dan Lingkungan Kementerian ESDM
7. Fatar A. Yani, Deputi Operasi SKK Migas
8. Direktur Komite Percepatan Proyek Infrastruktur
9. PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk.
10. PT. Badak NGL
11. GMF Aero Asia
12. SKK Migas, KKKS
13. Konsultan
14. Industri lainnya

9
Berikut adalah gambaran susunan acara.

Rabu, 25 April 2018

 Pembukaan
 Key Note Speaker:
o Wakil Menteri ESDM
o Direktur Utama PT. Pertamina (Persero)

 Diskusi Panel 1 : Proyek


Tema: Sinergi Proyek Hulu Migas dan Industri Hilir
• SKK Migas
• Komite Percepatan Proyek Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
• PT Chandra Arsi Petrochemical, Tbk

 Diskusi Panel 2 : Maintenance


Tema: Permasalahan Unplanned Shutdown dari Perspektif Industri Hulu, Hilir dan
Industri Lain
• SKK Migas
• PT Badak NGL
• GMF AeroAsia

Kamis, 26 April 2018

 Diskusi Panel Room 1 – Maintenance


Sub tema:
o Optimalisasi Plant Maintenance dan kaitannya dengan Unplanned Shutdown
o Operational / Sparing Philosophy untuk meminalkan Unplanned Shutdown
o Strategi Penyediaan Spare Parts / Units Untuk Mendukung Kehandalan Fasilitas
Produksi

10
 Diskusi Panel Room 2 – Proyek Fasilitas Produksi

Sub tema:
o Fit for Purpose Design from Life Cycle Cost Perspective
o Optimum Project Contracting Strategy for on time delivery
o Execution and Constructability Lessons Learned

 Diskusi Panel Room 2 – Disain dan Teknologi


Sub tema:

o Standard FEED Quality


o Teknologi Fasilitas Produksi (Rotating Machinary)
o Teknologi Fasilitas Produksi (Deep Water)
o Integrated Operation Decision Support Centre

Jumat, 27 April 2018

Business Forum dengan Kemenko Kemaritiman, Kementerian Perindustrian, Kementerian


ESDM, dan Praktisi Industri Nasional dengan Tema “Peluang dan Kebijakan bagi Industri
Nasional dalam Menunjang Kegiatan Proyek Migas yang Makin Kompetitif”

• Kebijakan untuk meningkatkan daya saing Industri Nasional - Kemenko Kemaritiman


• Pemberdayaan Industri lokal untuk Menunjang Migas - Kemenperin (Ditjen ILMATE)
• Kebijakan untuk meningkatkan daya saing Industri Nasional - Kemenko Kemaritiman
• Deregulasi sektor Migas dan upaya percepatan Proyek Migas - Kementerian ESDM
• Prospek dan Peluang Proyek Migas satu dekade kedepan - SKK Migas
• Peluang Sinergi Proyek Hulu Migas dengan Industri Nasional - KKKS
• Laporan dan Rekomendasi
• Penutupan

Catatan: Pada masing-masing Break-out session dan saat Lunch terdapat presentasi
perkembangan teknologi oleh para vendor.

11
2. Pameran
Selain Konferensi, akan ditampilkan juga Pameran perkembangan aplikasi keilmuan dan
teknologi fasilitas permukaan migas termasuk di dalamnya rotating machinery, subsea
technology dan sebagainya dari para penyedia barang dan jasa migas. Selain aplikasi teknologi
baru juga diutamakan material dan peralatan pabrikan dalam negeri dengan semangat untuk
turut mendukung pengutamaan produk dalam negeri melalui pemberian kesempatan industri
dalam negeri untuk berpartisipasi lebih banyak dalam proyek-proyek migas.

Acara pameran juga akan memberikan ruang bagi seluruh pelaku industri migas (terutama
penyedia material dan peralatan pabrikan dalam negeri) untuk dapat mempromosikan dan
mengenalkan diri guna membuka peluang yang lebih lebar untuk terlibat dalam kegiatan
usaha migas. Dengan acara ini diharapkan terjadi transfer pengetahuan dan pengalaman di
antara mereka yang sudah terlibat dalam proyek-proyek hulu dan hilir miga. Hasil konferensi
dan pameran ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi seluruh kalangan baik Pemerintah,
KKKS, maupun industri penunjang migas hulu maupun hilir dalam mengoptimalkan seluruh
sumber daya dan aspek dalam menjalankan industrinya.

12
Profil Materi
dan pembicara

1. Keynote Speaker

Arcandra Tahar 
Wakil Menteri ESDM

Arcandra Tahar adalah  Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya


Mineral Indonesia. Beliau merupakan lulusan dari jurusan Teknik
Mesin ITB. Setelah lulus dari ITB, beliau melanjutkan pendidikan S2
di A&M University Amerika Texas. Selanjutnya, beliau melanjutkan
pendidikan S3 di Texas A&M Univeristy Ocean Engineering (Doctor
of Philosophy).

13
2. Pembicara Panel

PANEL 1: Sinergi Proyek Hulu Migas Dan Industri Hilir

Amien Sunaryadi 
Kepala SKK MIGAS

Amien Sunaryadi dilantik sebagai Kepala SKK Migas pada 21


November 2014. Sebelum menjadi Kepala SKK Migas, ia menjabat
sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (2003-
2007), Senior Governance and Anti-Corruption Officer Bank Dunia
(2007-2012), Fraud Investigation & Dispute Services di Ernst &
Young Indonesia (2012-2014). Lahir pada tahun 1960, ia berhasil
mendapatkan gelar dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan
College of Business Administration, Georgia State University,
Atlanta. Beliau memulai karirnya dengan bekerja sebagai pegawai
negeri di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Triharyo Soesilo
Direktur Sektor Energi dan Ketenagalistrikkan - Komite
Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)

Triharyo Soesilo atau biasa dipanggil Hengki adalah alumni


jurusan Teknik Kimia dan masuk tahun 1977. Hengki lulus dari ITB
pada tahun 1981 dan kemudian mengambil Master Of Chemical
Engineering di University of Arizona. Selama hampir 30 tahun,
Hengki meniti karier di PT Rekayasa Industri (Rekind) dari seorang
insinyur ahli Proses, sampai menjadi Direktur utama selama 6
tahun dari 2004 sd 2010.

14
Helmilus Moesa
Technical Advisor - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Helmilus Moesa adalah Plant General Manager di PT. Chandra Asri


Petrochemical. Sejak 1987, ibeliau memiliki pengalaman lebih
dari 25 tahun di bidang Operasi, Process Technology & Business
development industri Petrokimia. Sebelum 2014, ia pernah
bekerja sebagai General Manager Process technology, General
Manager Operation di PT. Chandra Asri. Dia juga pernah menjabat
sebagai Chairman of Regional Olefin Producer Technical Committee.
Helmilus Moesa mendapatkan gelar Insinyur Teknik Kimia dari
Universitas Gadjah Mada.

Keseimbangan baru harga minyak dunia saat ini mendorong efisiensi di semua lini pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya minyak bumi dan gas. Kabar menggembirakan di awal tahun
2018 yang menunjukkan trend naiknya harga minyak dunia adalah hal yang harus disikapi
dengan bijaksana. Efisiensi dan optimasi harus tetap menjadi kata kunci dalam day-to-day
operation bisnis ini, mulai dari fase perencanaan hingga fase operasi.
Tema utama forum adalah “Optimasi Desain, Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas Produksi
Migas”. Dan sub-tema yang diangkat dalam diskusi panel ini adalah “Sinergi Proyek Hulu Migas
dan Industri Hilir”. Sub-tema ini dilatarbelakangi oleh arah gerak pengembangan lapangan ke
timur Indonesia (deepwater offshore) yang memiliki development challenges yang lebih besar
yang perlu diimbangi dengan sinergi antara seluruh stakeholders di hulu dan hilir yang lebih
baik dari sebelumnya agar nilai manfaat dapat segera diperoleh dan multiplier effect yang
dihasilkan lebih besar.
Dengan masuknya Proyek pengembangan Masela dan Pengembangan Tangguh Train 3 ke
dalam proyek pengembangan lapangan gas prioritas, maka alangkah baiknya jika produk yang
dihasilkan tidak berhenti hanya sampai LNG akan tetapi sampai dengan produk petrokimia
berbasis gas sehingga bisa memberikan added value lebih dan multiplier effect kepada
masyarakat sekitar. Untuk mewujudkan integrated project seperti ini dibutuhkan kerjasama
dan komunikasi yang transparan, komitmen jangka panjang dari seluruh stakeholders hulu dan
hilir serta mengesampingkan ego sektoral masing-masing.

15
Panel 2 : Permasalahan Unplanned Shutdown dari Perspektif Industri Hulu,
Hilir dan Industri Lain

Fatar Yani A.
Deputi Operasi SKK Migas

Fatar Yani A. adalah Deputi Operasi SKK Migas yang mempunyai


pengalaman lebih dari 20 tahun di area HSE, Process Engineering
dan Operations activities mencakup upstream, LNG serat
downstream businesses. Sebelum menjadi Deputi Operasi SKK
Migas beliau merupakan HEAD Global Operations Readiness &
Strategic Assurance Front End Petronas Carigali SB.

Gitut Yuliaskar
Director & COO PT Badak NGL

Lulus Teknik Fisika (1990) dari Institut Teknologi Sepuluh


Nopember, Bergabung dengan Badak LNG pada tahun 1990.
Tiga posisi terakhir sebagai Senior Manager Human Resources
& Development (2011), Senior Manager Procurement & Contract
(2012), Vice President Business Support of PT Badak NGL (2015).
Diangkat sebagai Direktur & COO Badak LNG pada Februari 2018.

16
Ferdinan Sinaga
GM Reliability Engineering & Services PT GMF AeroAsia

Ferdinan Sinaga merupakan alumni Teknik Fisika ITB tahun 1994.


Setelah mendapatkan gelar sarjana teknik, Ferdinan Sinaga
berkarir di PT GMF AeroAsia sampai sekarang. Beliau memperoleh
gelar Master of Engineering (by Research) dari School of Electrical
Engineering & Telecommunications, University of New South
Wales, Sydney pada tahun 2005.

Unplanned Shutdown menjadi isu yang cukup menjadi perhatian di kalangan industri hulu
dan hilir migas juga di beberapa industri lain seperti GMF AeroAsia. Selain dampak kehilangan
kesempatan beroperasi dan biaya untuk penanganannya, kejadian unplanned juga berpotensi
membahayakan bagi manusia dan lingkungan.
Tema yang diangkat dalam diskusi panel ini adalah “Permasalahan Unplanned Shutdown dari
Perspektif Industri Hulu, Hilir dan Industri Lain”.
Beberapa hal yang akan disampaikan oleh narasumber diantaranya:
1. Prinsip dasar dan manajemen pemeliharaan yang diterapkan di perusahaan.
2. Strategi untuk mengelola planned maintenance/planned downtime sebagai upaya
meminimasi kejadian unplanned shutdown/unplanned downtime di Perusahaan.
3. Toleransi tingkat/jumlah unplanned shutdown/unplanned downtime yang dapat diterima
di perusahaannya dan best practices unplanned shutdown/unplanned downtime di industri
sejenis.
4. Konsep/philosophy yang diterapkan untuk menjaga reliability dan integrity fasilitas/
equipment yang diterapkan di perusahaan seperti sparing philosopy, backup system dan
inspeksi.
Upaya mitigasi untuk mengurangi dampak jika unplanned shutdown tersebut tejadi seperti
menjamin ketersediaan spare part untuk memastikan fasilitas dapat beroperasi sesegaera
mungkin.

17
Breakout Room 1 – Maintenance (Ruang Sonokeling)
Session 1 - Optimalisasi Plant Maintenance dan kaitannya dengan Unplanned
Shutdown

Dody Widyantoro
Engineering Service Manager BP Berau Ltd.

Dody Widiantoro lulusan teknik mesin UI tahun 1995 dan master


di ITB dengan spesialisasi Predictive Maintenance berdasarkan
sinyal vibrasi, dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di industri
minyak dan gas. Saat ini menjabat sebagai Engineering Service
Manager di BP Indonesia.

Bagya Sugihartana
Direktur Produksi PT Pupuk Kalimantan Timur

Bagya Sugihartana merupakan lulusan Teknik Mesin dari


Universitas Gajah Mada tahun 1987 dan Magister Manajemen di
Universitas Tridinanti Palembang (2006), dengan pengalaman lebih
dari 20 tahun di industri fertilizer plant. Saat ini menjabat sebagai
direktur produksi PT Pupuk Kaltim. Dibawah kepemimpinannya
PT Pupuk Kaltim mendapatkan penghargaan industri hijau level 5
dari Kementrian Lingkungan Hidup.

18
Bramantyo Prakoso
General Manager Maintenance - PT. Chevron Pacific Indonesia

Bramantyo Prakoso merupakan lulusan teknik Perminyakan


Universtitas Trisakti tahun 1986. Beliau bepengalaman hampir 30
tahun di bidang oil & gas bersama PT CPI. Saat ini beliau adalah
General Manager Maintenance - PT. Chevron Pacific Indonesia.

Tema yang diangkat dalam diskusi panel ini adalah “Optimalisasi Plant Maintenance dan
Kaitannya dengan Unplanned Shutdown”. Strategi pemeliharaan yang diterapkan secara tertib
dan konsisten pada prinsipnya dapat menjaga ketersediaan dan keandalan fasilitas produksi
pada level yang telah ditargetkan berdasarkan hasil kajian. Apabila dilakukan optimalisasi
lebih lanjut terhadap strategi yang sudah berjalan, maka diharapkan dapat meningkatkan
kualitas metode pemeliharaan yang diterapkan dan meningkatkan unjuk kerja fasilitas
produksi, Sejalan dengan hal tersebut, optimalisasi diharapkan pula dapat mengefisiensikan
penggunaan sumber daya yang dibutuhkan, baik itu man power maupun material.

Peningkatan-peningkatan dalam hal metode dan performa seperti tersebut di atas pada
akhirnya diharapkan dapat menekan terjadinya kegagalan operasi fasilitas produksi, atau
minimal dapat lebih awal mendeteksi anomali potensi gangguan dan ditindaklanjuti dengan
metode penanganan yang efektif, serta lebih cepat dalam mengidentifikasi akar penyebab
permasalahan untuk dapat secara efektif dan efisien menentukan mitigasi yang dibutuhkan.

Dari diskusi ini akan dibahas mengenai strategi pemeliharaan yang telah diterapkan, optimalisasi
yang dapat/telah dilakukan, dampak yang timbul di semua aspek akibat optimalisasi yang
telah dilakukan dan pengaruh yang signifikan terhadap faktor unplanned shutdown.

19
Session 2 - Operational / Sparing Philosophy untuk meminimumkan Unplanned
Shut Down

Hilman Thobaroni
Maintenance & Reliability Engineering Manager ConocoPhillips
Grissik Ltd.

Hilman Thobarony merupakan lulusan teknik mesin Institut


Teknologi Bandung tahun 1984, dengan Pengalaman lebih dari
30 tahun di industri oil and gas terutama di bidang Rotating
Equipment dan Reliability Engineer. Saat ini menjabat sebagai
Maintenance & Reliability Engineering Manager di ConocoPhillips
Grissik Ltd.

Rismal Adriansyah
Operation Manager Block B Eastern Hu. Medco E&P Natuna

Rismal Adriansyah adalah Lulusan sarjana mesin UI yang sudah


berkiprah selama 27 tahun didunia industri Migas, dimana 11
tahun pengalaman proyek-proyek EPC Migas diperusahaan
Tripatra dan 16 tahun pengalaman di operasi, maintenance,
asset development dan proyek-proyek di Gulf – Conoco – Medco
Natuna. Telah berkiprah dalam berbagai fungsi dan selama 6
tahun terakhir memegang posisi senior manajerial di operasi,
asset dan proyek di Conoco - Medco Natuna. Bidang kompetensi
di strategy, organisasi, pengembangan lapangan dan proyek, HSE
dan Operability dan Maintenability.

20
Yedi Rahmat Supriyadi
Head of Maintenance Dept. PT Pertamina Hulu Mahakam

Yedi Rahmat Supiyadi merupakan lulusan Teknik Mesin ITB tahun


2000, mempunyai pengalaman lebih dari 15 tahun di bagian
maintenance. Sat ini beliau adalah Head of Maintenance Dept. di
PT Pertamina Hulu Mahakam.

Tema yang diangkat dalam diskusi panel ini adalah “Operational / Sparing Philosophy untuk
Meminimumkan Unplanned Shutdown”. Operational philosophy menjabarkan bagaimana
rencana kita mengoperasikan equipment, dan memberikan panduan tentang langkah-langkah
yang harus diterapkan dalam menjalankan plant. Pendefinisian dan penerapan operational
philosophy yang tepat akan memberikan hasil pada pencapaian tingkat reliability di level
yang tinggi, dengan kata lain potensi terjadinya unplanned shutdown dapat ditekan menjadi
seminimal mungkin.

Pendekatan sparing philosophy menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka mencapai
target tingkat reliability yang tinggi tersebut. Perumusan konsep dan penerapan yang tepat
terkait metode standby unit, hot/cold spare, spinning reserve, sistem interlocked, dan metode
sejenisnya, serta didukung dengan melakukan evaluasi dan adjusment secara berkala terhadap
filosofi yang telah dijalankan tersebut diharapkan dapat mencapai tingkat pengoperasian plant
yang handal.

Dari diskusi ini akan dibahas mengenai operational/sparing philosophy pada perusahaannya,
metode-metode yg diterapkan dan improvement yg telah dilakukan, serta menjelaskan adakah
dampak signifikan terhadap frekuensi unplanned shutdown yang terjadi.

21
Session 3 - Strategi Penyediaan Spare Parts/Units untuk Mendukung
Kehandalan Fasilitas Produksi

Achmad Riad
Kepala Divisi Pengelolaan Aset SKK Migas

Achmad Riad merupakan Insinyur Perminyakan lulusan Universitas


Trisakti tahun 1994. Mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun
mulai dari badan penelitian pemerintah (BPPT), industri Oil & Gas
dan pertambangan. Saat ini beliau menjabat sebagai Kepala Divisi
Pengelolaan Aset SKK Migas.

Ferry Sardjana
Pjs Senior Manager Supply Chain Management Petronas Carigali
Indonesia Ltd.

Professional qualified, Certified on International Procurement


Certification – The Chartered Institute Purchasing & Supply (CIPS)
from UK and Certified Supply Chain Professional (CSCP) from
APICS – The Association for Operations Management, Certified
as Assessor Competency from BNSP & Certified Competence as
Procurement and Asset Management Manager from LSP Hulu-
Migas by over 17 years of progressive experience in Supply Chain
Management, Material Management, Inventory Management,
Procurement Management & Logistic / Warehouse Management in
Oil & Gas Industry/International Affairs Industry and in managerial/
supervisory level

22
Robi Yasin
Manajer SF Asset 5 PT Pertamina EP

Robi Yasin merupakan lulusan Teknik Elektro ITB tahun 2002,


dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di area maintenance. Saat
ini beliau menjabat sebagai Manager SF Asset 5 PT Pertamina EP.

Tema yang diangkat dalam diskusi panel ini adalah “Strategi Penyediaan Spare Parts/
Units untuk Mendukung Kehandalan Fasilitas Produksi”. Perusahaan akan berpotensi
menanggung kerugian cukup besar apabila terjadi kerusakan fasilitas produksi, sementara
spare part tidak tersedia di gudang ataupun tidak ada spare unit. Untuk menghindari kejadian
tersebut, dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengendalikan dan mengelola persediaan
spare part/unit.

Pengendalian spare part/unit sangat penting dalam hal penentuan keputusan apakah
suatu part atau spare unit diperlukan atau tidak, termasuk perlu atau tidaknya melakukan
penyimpanan part, kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan, kriteria spesifikasi
dan kuantitas yang dipesan, tingkat kualitas dan jaminan mutu spare part/unit yang diperlukan,
dan sebagainya. Dengan adanya strategi penyediaan spare part/unit yang komprehensif dan
penerapan strategi yang tepat, diharapkan dapat menjaga ketersediaan dan keandalan fasilitas
produksi pada level yang telah ditetapkan.

Dari diskusi ini akan dibahas mengenai strategi penyediaan spare part/unit, metode
penerapannya, optimalisasi yang dapat diterapkan, dan kaitannya dengan keandalan fasilitas
produksi.

23
Breakout Room 2 – Project (Ruang Mahogani)
Session 1 - Execution and Constructability Lessons Learned

Hayun Budiman
Head Offshore Facility Ketapang Petronas Carigali Indonesia

Hayun Budiman, seorang lulusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya


Malang, mempunyai pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang
EPCI oil & gas offshore project brown field maupun green field.
Saat ini menjabat sebagai Head Offshore Facility Ketapang (Acting
PM Petronas Bukit Tua)

Sri Inayati
Surface Facilities Advisor Matindok Gas Development
PT Pertamina EP

Sri Inayati, seorang lulusan Teknik Kimia ITB, mempunyai


pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang LNG plant dan project.
Saat ini menjabat sebagai Surface Facilities Advisor di Matindok
Gas Development Project PT Pertamina EP.

24
Wayan Mega Budiarta
Field Manager Oil Field and Marine Operations
ConocoPhillips Grisik Ltd.

Wayan Mega Budiarta, lulusan Tenik Sipil ITB yang sudah


mempunyai pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang project
management untuk oil & gas baik onshore maupun offshore
facilities, saat ini menjabat sebagai Field Manager Oil Field and
Marine Operation Conoco Phillips Grissik Ltd.

Fase eksekusi merupakan tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang
sudah ditetapkan di dalam rencana. Dalam pelaksanaan tahapan ini, dimungkinkan terjadinya
perubahan dan update perencanaan yang dapat berpengaruh misalnya pada biaya, tata waktu
pelaksanaan proyek, ketersediaaan sumberdaya, dan risiko lain yang mungkin muncul.
Adanya perubahan dan update dari perencanaan proyek, analisa proses pemilihan skenario
mitigasi, penentuan skenario yang dipilih, pelaksanaan eksekusi skenario yang dipilih,
hambatan dan tantangan dalam pelaksanaan skenario tersebut, dampak pelaksanaan skenario
tersebut, dan masukan untuk proyek mendatang.
Terjadinya perubahan dan update dari suatu rencana proyek, akan berdampak pada constraint
proyek yang telah ditetapkan. Dalam diskusi panel diharapkan dapat memberikan gambaran
terkait parameter-parameter yang diprioritaskan dalam pengambilan keputusan untuk
mengaplikasikan skenario mitigasi terhadap suatu kejadian pada proyek.

25
Session 2 - How to Manage Projects to Mitigate Low Oil Price and Tough
Competition

Rob Nibbelke
General Manager Front End Engineering and LNG Development,
Shell Projects & Technology

Rob Nibbelke, seorang PhD Chemical Engineering dari Eindhoven


University of Technology, mempunyai pengalaman lebih dari 20
tahun di bidang gas processing plant, terutama LNG Plant. Saat
ini menjabat sebagai General Manager LNG Development - Shell.

Nolan L. Mackay
BP Mad Dog Phase 2 FPU Construction Manager

Nolan Mckay, seorang lulusan Civil Engineering - University of Saskatchewan (Canada), dengan
pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang project, terutama deepwater floating and fixed
offshore oil & gas production and drilling facilities. Saat ini menjabat sebagai Construction
Manager Mad Dog 2 - BP America.

26
Dari tinjauan sisi pemasok minyak dan gas, keseimbangan baru harga minyak dunia saat ini
menuntut efisiensi di semua lini produksi minyak dan gas untuk mengejar pengurangan
biaya produksi, menurunkan jasa operasi, dan biaya maintenance yang lebih rendah. Kondisi
terkini dari pasokan dan permintaan minyak pada awal 2018 dipengaruhi oleh faktor negatif-
harga minyak & gas yang relatif turun dan faktor positif-tren pemulihan harga yang mencapai
kesetimbangan baru pasar, serta pemulihan harga harus disikapi dengan bijak. Optimasi desain
dan rencana eksekusi serta efisiensi biaya dan waktu harus tetap menjadi kata kunci dalam
operasional industri ini, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap operasi.

Karakteristik dan kerangka kerja proyek, mengeksplorasi strategi untuk menghadapi harga
minyak yang rendah dan persaingan ketat, menganalisis risiko proyek, dan elaborasi bagaimana
membangun sebuah proyek berkelanjutan melalui strategi yang terintegrasi.

Dalam panel diskusi diantara para ahli industri minyak dan gas, akan dibahas solusi dalam
mengatasi kesulitan pengelolaan proyek pada setiap fase dan selama siklus proyek. Termasuk
di dalamnya akan ada berbagi pengalaman yang berguna tentang bagaimana mengelola proyek
dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kegagalan proyek di saat kondisi harga minyak
yang rendah dan persaingan yang cukup ketat. Hal ini juga diharapkan untuk membawa ide-ide
baru untuk meningkatkan kinerja manajemen proyek dan inovasi untuk mencapai pengelolaan
proyek yang tepat waktu dan biaya yang efisien.

27
Session 3 - Optimum Project Contracting Strategy for cost efficient
and schedule advantaged

Ade Mashedi
Project Interface Manager ENI Muara Bakau

Ade Mashedi, seorang lulusan Teknik Kimia Universitas


Diponegoro, mempunyai pengalaman lebih dari 15 tahun di
bidang project, saat ini menjabat sebagai Project Interface
Manager ENI Muara Bakau.

Radian Hosen
Sr. Vice President of Project Management PT. Rekayasa Industri

Radian Hosen, seorang lulusan Teknik Kimia ITB, dengan


pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang EPC project, saat ini
menjabat sebagai Senior Vice President of Project Management -
PT Rekayasa Industri

28
Situasi industri hulu migas saat ini menuntut penerapan strategi pengelolaan proyek yang cost-
efficient, schedule-advantaged, dan kualitas. Hal-hal yang seringkali menjadi perhatian utama
dalam pengelolaan proyek yang harus diperbaiki antara lain aspek project control, construction
management, dan contracting strategy. Ketiga hal tersebut menjadi faktor penentu dalam
mewujudkan pengembangan lapangan dengan cost-efficient secara berkesinambungan.
Dalam diskusi akan dibahas pemaparan tentang contracting strategy yang paling sesuai
diterapkan dalam masing-masing kondisi proyek pembangunan fasilitas produksi. Pemaparan
dapat juga menyampaikan analisis alasan pemilihan strategi kontrak, risiko masing-masing
contracting strategy dan monitoring pelaksanaan kontrak.
Contracting strategy yang dipilih akan berpengaruh terhadap stakeholder yang terlibat dalam
suatu proyek misalnya kontraktor, vendor penyedia barang & jasa, engineering company,
fabricator, dan regulator. Transfer risiko akan terjadi di antara masing-masing stakeholder
sesuai dengan contracting strategy yang dipakai, dalam diskusi diharapkan dapat menjelaskan
secara singkat identifikasi, evaluasi dan mitigasi risiko yang perlu dilaksanakan untuk mencapai
target proyek cost-efficient dan schedule-advantaged.

29
Breakout Room 3 - Design & Technology (Ruang Kenari)
Session 1 - Production Facility Technology (Rotating Machinary)

Stefano Filipello
Sales Leader OOP/LNG Indonesia, Baker Hughes a GE Company

Stefano Filipello lulusan Mechanical Engineer dari Politecnico


di Torino, Italia dan Master Degree, Mechanical Engineering dari
Politecnico di Torino, Italian dan University of Liverpool, UK.
Memiliki pengalaman 10 tahun di industri manufaktur dan Energi.
Memiliki keahlian di bidang sales & marketing, saat ini menjabat
sebagai Sales Leader OOP/LNG Indonesia di Bakerhughes a GE
Company.

Ben Gunn
Oil and Gas Area Manager Solar Turbines

Ben telah menghabiskan 14 tahun terakhir bekerja dengan turbo


machinery di seluruh dunia dan saat ini bekerja untuk Solar
Turbines untuk pengembangan bisnis Oil & Gas di Indonesia.
Selama kariernya ia telah bekerja dalam beragam peran termasuk
field service, after market sales, applications engineering dan
business development. Beliau memiliki gelar Sarjana Teknik
Elektro dari RMIT University dan hampir menyelesaikan Master of
Energy dari The University of Queensland. Selama empat tahun
terakhir ia telah terlibat dalam beberapa proyek hulu minyak dan
gas dan memimpin pengembangan perjanjian strategis antara
Solar Turbines dan SKK Migas.

30
Tema yang diangkat dalam diskusi panel ini adalah “ Production Facility Technology (Rotating
Machine)”. Rotating engine, turbomachinery, adalah peralatan yang sangat penting dari operasi
suatu plant dan harus dioperasikan dengan andal dan efisien setiap saat. Namun, dengan
kondisi operasi yang terus menerus, tekanan tinggi dan lingkungan yang keras, kemungkinan
kegagalan peralatan masih dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu, faktor desain peralatan,
metode operasi dan strategi pemeliharaan yang baik adalah kunci untuk mendapatkan
ketersediaan dan keandalan yang tinggi.

Dalam diskusi kali ini diharapkan untuk memberikan pengetahuan teknis dan wawasan
berharga tentang desain & teknologi terbaru, metode dan pemeliharaan operasi yang efektif.
Selain itu, pembicara juga dapat memberikan inovasi upgrade yang telah dilakukan agar
peralatan memiliki kinerja yang tinggi namun tetap efisien dalam pengoperasiannya.

31
Session 2 - Production Facility Technology (Deepwater)

Bobby Weliyanto
Project Manager Jangkrik Complex Phase 2 Project ENI Muara
Bakau

Bobby Weliyanto Lulusan Teknik Kelautan ITB dan Master


Degree Ocean and Naval Architectural Engineering dari Memorial
University of Newfoundland, St. John’s, Canada. Memiliki
pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang minyak dan gas
terutama pada offshore facility. Dengan keahlian mulai dari
feasibility study hingga detail engineering dan operation, beliau
saat ini menjabat sebagai Project Manager di ENI Muara Bakau
untuk proyek Jangkrik Complex 2nd phase.

With 10 subsea smart wells field architecture in deep water, more than 50 subsea structures-
6000tons equipment, over 200km rigid subsea pipeline & flexible flowlines and 48,000 tons
Floating Production Unit, Jangkrik Complex Project have overcome significant technical and
non-technical challenges including achieving earlier start-up & ramping up. This presentation
will showcase the success execution and application of deep water technology in Jangkrik
Complex Development

32
Session 3 - Integrated Operation Decision Support Centre

Ahmad Dewantoro
Team Leader Maintenance Equipment Reliability - IODSC, PT CPI

Ahmad Dewantoro lulusan teknik Elektro dari UI dan Master


Degree Electrical Engineering dari University of Tulsa, US, dengan
pengalaman lebih dari 15 tahun di industri minyak dan gas
terutama sebagai facility engineer. Saat ini menjabat sebagai
Team Leader Maintenance Equipment Reliability – IODSC untuk
PT Chevron Pacific Indonesia.

Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) adalah tempat kolaborasi yang
terintegrasi, lintas fungsi, dan sebagai center of excellence yang mendukung produksi dan
optimisasi operasi. IODSC mulai di implementasikan di PT Chevron Pacific Indonesia pada
bulan Juni 2016 yang merupakan gabungan dari beberapa Decision Support Center (DSC) yang
sudah ada sebelumnya.

Salah satu fungsi di dalam IODSC adalah Surface Facility Optimization Equipment Reliability,
fungsi ini melakukan diagnosa secara online pada peralatan kritikal, memberikan identifikasi
secara dini, dan rekomendasi kepada team operasi/pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan
peralatan yang katastropik. Kemampuan melakukan diagnosa secara dini dan online ini dibantu
dengan menggunakan teknologi yang dinamakan “Smart Condition Monitoring and Modelling”.
Sejak diimplentasikan tahun 2016 sampai dengan sekarang pada kurang lebih 124 peralatan
kritikal, fungsi ini sudah memberikan nilai tambah berupa kenaikan kehandalan peralatan dan
penurunan kehilangan minyak yang diakibatkan oleh matinya peralatan yang tidak terencana.
Perkiraan nilai tambah yang sudah didapatkan sejak implementasi adalah sekitar $ 2.8 MM.

33
Session 4 - Standard FEED Quality

Thomas Gunawan
Project Director Jambaran Tiung Biru PT. Rekayasa Industri

Thomas Gunawan lulusan teknik kimia dari Universitas Gajah Mada,


dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di EPC Contractor. Beliau
saat ini menjabat sebagai Project Director untuk proyek Jambaran
Tiung Biru pada PT Rekayasa Industri.

Arief Susanto
Director PT Synergy Engineering

Arief memiliki pengalaman 25 tahun di bidang industry Oil &


Gas, mulai dari desain konseptual, Front End Engineering Design
(FEED) hingga detailed design. Fokusnya dalam 15 tahun terakhir
adalah dalam studi konseptual dan front-end, meliputi field
development, process / safety engineering, facilities engineering,
konstruksi dan instalasi, cost estimation, scheduling dan cost-
benefit analyses. Arief telah memimpin berbagai project untuk
konseptual dan front-end, baik di dalam maupun luar negeri.

34
Ghulam Aziz
Project Manager Bison, Iguana and Gajah Puteri Development
Project Premier Oil Natura Sea BV

Ghulam Aziz lulusan teknik mesin dari Universitas gajah Mada,


dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di proyek minyak dan
gas. Saat ini menjabat sebagai project manager untuk Premier Oil
South Natuna BV.

Dengan tekanan harga minyak yang rendah, ditambah dengan jadwal proyek yang sering
dipersingkat dan juga penurunan biaya engineering, pembuatan design FEED dengan kualitas
tinggi menjadi tantangan untuk semua pelaku Engineering. Pembicara akan membahas
tantangan-tantangan yang sekarang dihadapi oleh pelaku Engineering, mulai dari definisi dan
tujuan FEED itu sendiri, tipe kontrak yang digunakan untuk penunjukan FEED, ketidakpastian
data teknis dalam pelaksanan pekerjaan, dampak dari spesifikasi Operator, peningkatan local
content dll, dengan tujuan menyeimbangkan 3 faktor utama dalam pembuatan design FEED,
yaitu harga, jadwal dan kualitas.

Kualitas FEED sangat mempengaruhi biaya dan jadwal EPC. Sedangkan spesifikasi yang
ditetapkan dalam FEED akan sangat mempengaruhi pencapaian TKDN oleh Kontraktor EPC.
Bagaimana memilih Konsultan Perencana FEED, penetapan syarat tingkat kematangan setiap
dokumen FEED, dan penetapan syarat spesifikasi yang memperhatikan ketersedian peralatan
dan material lokal menjadi kunci untuk mencapai FEED yang berkualitas.

35
Business Forum: Peluang dan Kebijakan bagi Industri Nasional dalam Menunjang
Kegiatan Proyek Migas yang Makin Kompetitif

Ridwan Djamaluddin
Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur - Kementerian
Koordinator Bidang Kearitiman Republik Indonesia

Ridwan Djamaluddin, lulusan Teknik Geologi ITB, mempunyai


pengalaman sebagai birokrat selama lebih dari 25 tahun,
mengembangkan teknologi Penginderaan Jauh, Sistem Peringatan
Dini Tsunami, dan memegang rekor MURI untuk ekspedisi laut
dalam. Saat ini menjabat sebagai Deputi III Bidang Koordinasi
Infrastruktur - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia

Doddy Rahadi
Direktur Industri Logam - Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian

Soerjaningsih
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas - Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi

36
Arief Setiawan Handoko
Sekretaris SKK Migas

Arief Setiawan Handoko merupakan lulusan Akuntansi Sekolah


Tinggi Akuntansi Negara dan Master of Business Administration,
Case Western Reserve University, Cleveland. Beliau mempunyai
pengalaman bertahun-tahun di berbagai bidang, lintas fungsion-
al dan berbagai bidang industri di bidang keuangan dan akun-
tansi termasuk pelaporan perusahaan, audit, akuntansi industri
minyak bumi, pemodelan dan perencanaan keuangan dan bisnis,
pelaporan internal dan eksternal. Sebelum menduduki jabatan
sekarang sebagai Sekretaris SKK Migas, beliau pernah berkarir di BPK dan ConocoPhillips Indo-
nesia sebagai Vice President of SCM.

Keseimbangan baru harga minyak dunia saat ini mendorong efisiensi di semua lini pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya minyak bumi dan gas. Kabar menggembirakan di awal tahun
2018 yang menunjukkan trend naiknya harga minyak dunia adalah hal yang harus disikapi
dengan bijaksana. Efisiensi dan optimasi harus tetap menjadi kata kunci dalam day-to-day
operation bisnis ini, mulai dari fase perencanaan hingga fase operasi.
Tema utama yang diangkat adalah “Optimasi Desain, Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas
Produksi Migas”. Efisiensi dimulai dengan penerapan optimasi mulai dari fase desain
(kelayakan desain/FEED, fit for purpose design, pemilihan teknologi), fase proyek (penentuan
strategi kontrak, project execution and constructablity), dan fase operasi (minimizing unplanned
shutdown, sparing philosophy, optimasi downtime dan waktu ramp-up yang lebih cepat).
Tema yang diangkat dalam Business Forum ini adalah “Peluang dan Kebijakan bagi Industri
Nasional dalam Menunjang Kegiatan Proyek Migas yang Makin Kompetitif”. Di tengah situasi
pasar bebas regional saat ini dan membanjirnya komoditas dari luar negeri, para pelaku industri
nasional harus bersiap untuk dapat menjadi pemain utama dalam menyediakan material dan
jasa bagi -Proyek Migas di Indonesia. Untuk dapat bersaing dengan industri asing, dibutuhkan
upaya dan kerja keras para pemain Industri Nasional untuk mengurangi kesenjangan dari sisi
kualitas dan harga,, dan di sisi lain dibutuhkan dukungan dari Pemerintah Indonesia melalui
kebijakan bagi industri pionir nasional yang mendukung usaha kegiatan Proyek Migas.

Business Forum ini akan menjadi acara puncak dari keseluruhan rangkaian acara Forum
Fasilitas Produksi Migas 2018 pada tanggal 27 April 2018. Acara akan berlangsung selama 2.5
jam (150 menit) dengan pemateri dari 4 (empat) narasumber dan akan dipandu oleh seorang
moderator. Tiap pemateri

37
Susunan Acara

Hari /
Jam Acara/Kegiatan Narasumber Moderator
Tanggal
7:30 8:00 Pendaftaran Peserta    
8:00 8:05 Safety Briefing    
Menyanyikan lagu Indonesia
8:05 8:10    
Raya
G. Daru P. Dewanto - Manager
8:10 8:20 Laporan Ketua Panitia Senior Manajemen Proyek SKK  
Migas
Sambutan Ketua Umum Rudianto Rimbono - Ketua
8:20 8:30  
IAFMI Umum IAFMI
Amien Sunaryadi - Kepala SKK
8:30 9:00 Sambutan dan Pembukaan  
Migas
- Coffee Break dan Photo
9:00 9:30 Session    
- Tour Expo
Arcandra Tahar (Wakil Menteri
9:30 10:15 Keynote Speech-1 Energi dan Sumber Daya  
Rabu / Mineral)
25 April
2018 Direktur Utama PT Pertamina
10:15 11:00 Keynote Speech-2  
(Persero)
11:00 12:45 Makan Siang (Ishoma)    
1. Amien Sunaryadi - Kepala
SKK Migas
Panel-1 (Project): Sinergi 2. Triharyo Soesilo - Direktur
Luky Yusgiantoro
12:45 15:00 Proyek Hulu Migas dan KPPIP
SKK Migas
Industri Hilir 3. Helmilus Moesa - Technical
Advisor PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk.
15:00 15:15 Coffee Break    
1. Fatar Yani Abdurrahman -
Panel-2 (Maintenance): Deputi Operasi SKK Migas
Permasalahan Unplanned 2. Gitut Yuliaskar - Director &
PD Supriyadi
15:15 17:00 Shutdown dari Perspektif COO PT Badak NGL
BP Berau Ltd
Industri Hulu, Hilir dan 3. Ferdinan Sinaga - GM
Industri Lain Reliability Engineering &
Services GMF AeroAsia

38
Hari /
Jam Acara/Kegiatan Narasumber Moderator
Tanggal
Panel Discussion - Maintenance (Break Out Room 1) - Ruang Sonokeling
1. Dody Widyantoro - Engineering
Session 1 - Optimalisasi Service Manager BP Berau Ltd.
Plant Maintenance dan 2. Bagya Sugihartana - Direktur A Farid Baidjuri
8:00 9:30
kaitannya dengan Un- Produksi PT Pupuk Kaltim SKK Migas
planned Shutdown 3. Bramantyo Prakoso - GM
Maintenance PT CPI
PT. Control Systems Arena Para
9:30 10:00 Technology Update  
Nusa
10:00 10:15 Coffee Break    
1. Hilman Thobarony - Mainte-
nance & Reliability Engineering
Manager ConocoPhillips Grissik
Session 2 - Operational Ltd.
Anggiat Sihotang
/ Sparing Philosophy 2. Rismal Adriansyah - Operations
10:15 11:45 Premier Oil Natuna
untuk meminimumkan Manager Block B Eastern Hub
Kamis / 26 Sea B.V
Unplanned S/D Medco E&P Natuna Ltd.
April 2018 3. Yedi Rahmat Supriyadi - Head of
Maintenance Dept.
PT Pertamina Hulu Mahakam
11:45 13:00 Istirahat    
1. Ahmad Riad - Kepala Divisi Pen-
Session 3 - Strategi gelolaan Aset SKK Migas
Penyediaan Spare Parts/ 2. Ferry Sarjana - Pjs Senior Man-
Azumar Ridwan
13:00 14:30 Units untuk mendukung ager Supply Chain Management
PT CPI
kehandalan fasilitas Petronas Carigali Indonesia Ltd.
produksi 3. Robi Yasin - Manajer SF Asset 5
PT Pertamina EP
14:30 15:00 Technology Update Bank Negara Indonesia  
Session 4 - Conclusion &
15:00 15:30 Recommendation Aswandi - SKK Migas, IAFMI  
(Wrap up session)

39
Hari /
Jam Acara/Kegiatan Narasumber Moderator
Tanggal
Panel Discussion - Project (Break Out Room 2) - Ruang Mahogani
1. Hayun Budiman - Head
Offshore Facility Ketapang
Petronas Carigali Indonesia
2. Sri Inayati - Surface
Session 1 - Execution and Facility Advisor Matindok
Ardiansyah
8:00 9:30 Constructability Lessons Gas Development Project PT
SKK Migas
Learned Pertamina EP
3. Wayan Mega Budiarta - Field
Manager Oil Field and Marine
Operations ConocoPhillips
Grisik Ltd.
9:30 10:00 Technology Update PT Imeco Inter Sarana  
10:00 10:15 Coffee Break    
1. Rob Nibbelke - General Man-
Kamis / 26 ager Front End Engineering
Session 2 - How to Manage
April 2018 and LNG Development, Shell Poki Satari
Projects to Mitigate Low Oil
10:15 11:45 Projects & Technology Medco E&P
Price and Tough Competi-
2. Nolan Mackay - BP Mad Dog Natuna Ltd.
tion
Phase 2 FPU Construction
Manager
11:45 13:00 Istirahat    
1. Ade Mashedi - Project Inter-
Session 3 - Optimum Project
face Manager ENI Muara Bakau Ruhimat
Contracting Strategy for
13:00 14:30 2. Radian Hosen - Sr. Vice Presi- PT Pertamina
cost efficient and schedule
dent of Project Management Hulu Mahakam
advantaged
PT. Rekayasa Industri
14:30 15:00 Technology Update PT Yokogawa Indonesia  
Session 4 - Conclusion &
15:00 15:30 Recommendation Asyhad -SKK Migas, IAFMI  
(Wrap up session)

40
Hari /
Jam Acara/Kegiatan Narasumber Moderator
Tanggal
Panel Discussion - Design & Technology (Break Out Room 3) - Ruang Kenari
1. Stefano Filipello - Sales
Session 1 - Production Fa- Leader OOP/LNG Indonesia, Agung A
8:00 8:40 cility Technology (Rotating Baker Hughes a GE Company Putranto
Machinary) 2. Ben Gunn - Area Manager Oil SKK Migas
and Gas, Solar Turbine
8:40 9:10 Technology Update PT Mipcon Prima Industri  
Bobby Weliyanto - Project Man-
Session 2 - Production Facil- Benny Sianturi
9:10 10:00 ager Jangkrik Complex Phase 2
ity Technology (Deepwater) SKK Migas
Project ENI Muara Bakau
10:00 10:15 Coffee Break    
10:15 10:45 Technology Update IHS Markit (Petropro)  
Ahmad Dewantoro - Team
Session 3 - Integrated
Leader Maintenance Doyo Suwono
10:45 11:25 Operation Decision Support
Equipment Reliability - IODSC SKK Migas
Kamis / 26 Centre
PT CPI
April 2018
11:25 13:00 Istirahat    
Session 4 - Standard FEED
1. Thomas Gunawan - Project
Quality
Director Jambaran Tiung Biru
1. Subsurface Condition
PT. Rekayasa Industri
2. Contract Type of Project
2. Arief Susanto - Director PT
Execution Taufik
Synergy Engineering
13:00 15:30 3. Level of Engineering (ma- Aditiyawarman
3. Ghulam Aziz - Project
jor/minor) PT Pertamina EP
Manager Bison, Iguana and
4. Market condition
Gajah Puteri Development
5. Local content
Project Premier Oil Natuna Sea
6. Consideration using own
BV
materials
Session 5 - Conclusion &
Freddy Simanjuntak - SKK
15:30 16:00 Recommendation  
Migas, IAFMI
(Wrap up session)

41
Hari /
Jam Acara/Kegiatan Narasumber Moderator
Tanggal
Business Forum
Business Forum “Peluang 1. Ridwan Djamaluddin -
dan Kebijakan bagi Industri Deputi III Bidang Koordinasi
Nasional dalam Menunjang Infrastruktur Kementerian
Kegiatan Proyek Migas yang Koordinator Bidang Maritim
Makin Kompetitif” dan Sumber Daya)
- Kebijakan untuk 2. Doddy Rahadi - Direktur
meningkatkan daya saing Industri Logam Direktorat
Industri Nasional Jenderal Industri Logam,
Rinto Pudyantoro
8:00 10:30 - Pemberdayaan industri Mesin, Alat Transportasi, dan
SKK Migas
lokal untuk menunjang Elektronika Kementerian
Jum’at / proyek migas Perindustrian
27 April - Deregulasi sektor Migas 3. Soerjaningsih - Direktur
2018 dan upaya percepatan Teknik dan Lingkungan Migas
Proyek Migas Direktorat Jenderal Minyak
- Prospek dan peluang dan Gas Bumi
Proyek Migas 1 dekade 4. Arief Setiawan Handoko -
kedepan Sekretaris SKK Migas
Agoes Sapto - Kepala Divisi
Kesimpulan dan
10:30 11:00 MPPF SKK Migas dan Rudianto  
Rekomendasi
Rimbono - Ketua Umum IAFMI
Arief Setiawan Handoko - Sek-
11:00 11:20 Penutupan  
retaris SKK Migas

42
LAY OUT VENUE

Generated with ExhibitCore Event Planner | exhibitcore.com

Generated with ExhibitCore Event Planner | exhibitcore.com


43
Susunan panitia
Dewan Pembina Arcandra Tahar Wakil Menteri ESDM
Amien Sunaryadi Kepala SKK Migas
Dewan Penasihat Fatar Yani Abdurrahman Deputi Operasi SKK Migas
Agoes Sapto Rahardjo Kepala Divisi MPPF SKK Migas
Syamsu Alam Direktur Hulu PT Pertamina (Persero)
Rudianto Rimbono Ketua Umum IAFMI
Taufik Aditiyawarman Sekjen IAFMI
Jamsaton Nababan PT Pertamina EP Cepu
Qomaruzzaman Direktur PT Rekayasa Industri
Joseph Pangalila Presiden Direktur PT Tripatra
Ketua Panitia G Daru P Dewanto Manajer Senior Manajemen Proyek SKK Migas
Steering Committee (SC) Tomy W Poerwanto Manajer Senior PFO SKK Migas
G Daru P Dewanto Manajer Senior Manajemen Proyek SKK Migas
Asyhad SKK Migas
Aswandi SKK Migas
Dwi Nuraini Siregar SKK Migas
Desi A. Mahdi Ketua Bidang 1 IAFMI
Organizing Committee (OC)
Ketua OC Edwin Badrusomad Direktur Eksekutif IAFMI
Bendahara Iwan Gunawan Bendahara IAFMI
Ketua OC Materi I Gede Dian Aryana SKK Migas
Sekretariat Materi Dwi Nuraini Siregar SKK Migas
Yuwono Endro SKK Migas
Wirawan Aditya S SKK Migas
Conference Rossupanji Pribadi SKK Migas
Arif Khozin SKK Migas
Samsul Hadi Saputro SKK Migas
Jenary Bayu Tetha SKK Migas
Panel Maintenance Aswandi SKK Migas
Gagas Ardi Markari SKK Migas
Army Brillianto SKK Migas
Fachmi Basyar SKK Migas
Aristo Delmayuzar SKK Migas
Agung Adi Putranto SKK Migas

44
Panel Project Asyhad SKK Migas
Ari Sulistiyono SKK Migas
Pangrukti Pinilih SKK Migas
Elfan Yusridha SKK Migas
Nuli R Widodo SKK Migas
Muh. Arifuddin Budiman SKK Migas
Panel Design & Freddy Simanjuntak SKK Migas
Technology
Rega Kristian SKK Migas
Ajeng Salindri W SKK Migas
Adi Nugroho SKK Migas
Jatmiko Danukusumo SKK Migas
Doyo Suwono SKK Migas
Business Forum Desi A. Mahdi Ketua Bidang 1 IAFMI
Candra Harry Satya IAFMI
Farhan IAFMI
Ketua OC Acara Surya Budi Ariyadi IAFMI
Venue Autie Minati P IAFMI
Exhibition Wahyu IAFMI
Registration Kun Riana Sari IAFMI
Publikasi Wiwin Lukman F IAFMI
Perlengkapan Rosiska Alwin IAFMI
Ketua Tim Sponsorship Gede Pramona IAFMI
Kunto Purbono IAFMI
Sari Amelia IAFMI
Arnold S. Layuk IAFMI
Ketua Tim Humas Ryan B. Wurjantoro SKK Migas
Liputan & Slamet Nuryadin SKK Migas
Dokumentasi Suhendra Atmaja SKK Migas
Muhammad Norman SKK Migas
Protokoler & MC Erry Prihandry SKK Migas
Transportasi Gyzelda Disanty SKK Migas
Ernawatiy SKK Migas
Sharah Anzelia SKK Migas
Autie Minati P IAFMI

KONTAK | IAFMI Jakarta 12240 FFPM 2018

45
Gandaria 8 Office Tower, Lantai 5 Telp. +62 21 29036664 HP : 0812 8899 4655
Jl, Sultan Iskandar Muda email: direks@iafmi.or.id Email : ffpm2018@iafmi.or.id
Kebayoran Lama  website:  www.iafmi.or.id
SEKILAS IAFMI

IAFMI, kepanjangan dari Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia,
dideklarasikan pada tanggal 20 Juni 2013 di Bandung. Pada tanggal 5 Desember 2013,
diselenggarakan kongres pertama di Jakarta yang dihadiri sekitar 200 orang. Pada kongres
tersebut, berhasil mengesahkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Susunan Pengurus,
dan Program Kerja.

Kongres Ke-2 diselenggarakan tanggal 17 Desember 2016 di Aula PERTAMINA EP Jakarta. Pada
Kongres Ke-2 ini terpilih Ketua Umum IAFMI periode 2016-2017 Rudianto Rimbono.

Berikut adalah tujuan dan Misi dibentuknya IAFMI:

1. Membangun dan mengembangkan jaringan, kompetensi, dan profesionalisme tenaga ahli


fasilitas produksi hulu minyak dan gas bumi.
2. Memfasilitasi kemajuan teknologi untuk peningkatan kualitas, tingkat persaingan dan
kestabilan industri hulu minyak dan gas bumi.
3. Memberdayakan potensi sumber daya pendukung dalam negeri bagi industri minyak dan
gas bumi.
4. Membangun pusat ilmu dan pengetahuan dalam bidang fasilitas produksi hulu minyak dan
gas bumi,
5. Memberikan masukan kepada para pemangku kepentingan berkaitan dengan kebijakan
bidang fasilitas produksi hulu.

Bulan Desember 2016, Kongres IAFMI kedua telah sukses menghasilkan beberapa Ketetapan
Kongres. 

1. Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga IAFMI


2. Garis Besar Rencana Kerja 2016 - 2019
3. Secara Musyawarah memilih Ketua Umum IAFMI 2016-2019, Ir. Rudianto Rimbono.

Pada tanggal 8 April 2017, susunan Pengurus IAFMI 2016-2019 resmi dilantik, dilanjutkan
dengan Rapat Kerja Pengurus. Hadir pada pelantikan tersebut Kepala SKKMIGAS sebagai
anggota kehormatan IAFMI.

46
PROFIL PROGRAM IAFMI
IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia) dideklarasikan dengan
tujuan untuk memperkuat kontribusi organisasi profesi di bidang hulu migas, serta untuk
membangun dan mengembangkan jaringan, kompetensi dan profesionalisme tenaga ahli
di bidang fasilitas produksi hulu minyak dan gas bumi, termasuk mendorong pembangunan
sumber daya pendukung di wilayah operasi migas, demi kemajuan industri migas di tanah air.

Mengawali kiprahnya di tahun 2013, IAFMI telah membukukan berbagai kegiatan berupa Jurnal
IAFMI, Expert Sharing, Kajian teknologi dan kebijakan, pelatihan sumberdaya pendukung di
daerah operasi migas baru, CEO Talk, Penyusunan Draft RSKKNI, Pembahasan Peta Gempa
Nasional, Joint Convention HAGI, IAFMI, IAGI, IATMI, dan menjadi pembicara aktif di berbagai
Conference, seminar dan diskusi.

Berikut ini ringkasan program IAFMI periode 2017-2019 dengan harapan para anggota, Mitra dan
Profesional IAFMI dapat berpartisipasi untuk mensukseskan program ini. Partisipasi aktif dapat
berbentuk kepesertaan, kerjasama sponsorship, narasumber, penulis, maupun kepanitiaan.
Silakan hubungi direks@iafmi.or.id untuk informasi lebih lanjut atau menyampaikan komitmen
partisipasi.

Jurnal IAFMI bertujuan membangun knowledge database yang kedepannya diharapkan dapat
menjadi referensi utama ilmu dan teknologi dibidang fasilitas produksi migas di Indonesia
serta mendorong para profesional dibidang fasilitas produksi minyak untuk menerbitkan karya
dan pemikirannya sehingga kompetisi dan keahlian para professional nasional terangkat ke
permukaan dunia industri migas. Jurnal Jurnal yang sudah di terbitkan oleh IAFMI diantaranya:

Edisi 1 Membangun Infrastruktur Migas Nasional.

Edisi 2 Marginal Field Development

Edisi 3 Menuju indonesia Timur Membangun Hingga ke Laut Dalam

Edisi 4 Membangun Standar Keahlian Kompetensi Nasional Indonesia

Edisi 5 Desain Fasilitas Produksi Spesifikasi Indonesia

Edisi 6 Desain dan Konstruksi Pipeline

47
Edisi 7 Process and Production Engineering Breakthrough
CEO Talk merupakan salah satu program IAFMI yang dirancang untuk membangun sinergi
pemikiran antara elemen pelaku utama industri fasilitas produksi Migas yaitu SKK Migas,
KKKS, Kontraktor EPCI, Vendor, dan Perbankan. IAFMI melihat bahwa semua elemen pelaku
industri ini sesungguhnya memiliki tujuan yang sama yaitu kemandirian nasional yang berdiri
di atas kompetensi, kapasitas dan kemampuan nasional. CEO Talk dirancang untuk para
pimpinan dan manajemen perusahaan, lembaga, institusi yang bergerak di bidang fasilitas
produksi migas.

Expert Sharing dilaksanakan untuk membangun dan mengembangkan jaringan, kompetensi,


dan profesionalisme tenaga ahli fasilitas produksi hulu minyak dan gas bumi. Expert Sharing
juga menjadi bagian dari usaha IAFMI untuk mendorong dan memperkenalkan industri yang
dituju kepada anggota IAFMI yang adalah para pemakai jasa atau produksi industri yang
dikunjungi.
Beberapa diantara Expert sharing yang pernah dilakukan oleh IAFMI.

1. IAFMI – KMI Expert Sharing (Jakarta, 21 February 2015) “LNG INDONESIA Bisnis &
Komersial”
2. IAFMI – KAlORINDO (Jakarta, 9 Mei 2015) “Analisis Dan Eksperimental Sistem Proteksi Dan
Kontrol Pembangkit listrik Orc Air Panas Geothermal Dieng”
3. IAFMI – BNSP – lSP (Jakarta, 13 Februari 2016) “Sertifikasi Profesi”
4. IAFMI – ORI Polytech Composite (Cikarang, 9 Apr 2016) “Non Carbon Steel Material for
Offshore Hydrocarbone Service”
5. IAFMI – Gunanusa yard (Cilegon, 28 Mei 2016) “Manajemen Fase Konstruksi” dan “Desain
Struktur Platform Offshore” serta kunjungan Industri Krakatau Steel serta KS POSCO
6. IAFMI – KHI (Cilegon, 20 Agustus 2016) “Proses Produksi dan Teknologi KHI”
7. IAFMI – Duraquipt – (Jakarta, 15 Oktober 2016) “Teknologi Pompa” dan kunjungan industri
Fabrikasi ke Mutiara Global
8. IAFMI – Alphacon Valfindo dan TRK di Serang, Kunjungan Industri Valve Nasional.

48
Pengembangan Sumberdaya Pendukung di Lokasi Operasi Migas dilakukan selama Januari
hingga April 2016. IAFMI memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan, sertifikasi BNSP dan
wisuda welder untuk 40 orang peserta lokal di kabupatan Banggai sebagai upaya IAFMI dalam
melakukan Pengembangan sumberdaya pendukung di lokasi operasi migas. Gagasan
pengembangan welder di wilayah industri migas baru ini didorong oleh pengalaman akan
kebutuhan dukungan welder lokal bagi industri migas. Kabupaten Banggai di Sulawesi
Tengah merupakan daerah industri migas yang terbilang baru dan berada di Indonesia
wilayah tengah dan timur.

Dari 40 orang peserta pelatihan, 20 orang lulus dengan level 2 G dan 10 orang lulus dengan
level 3G. Program ini merupakan hasil dari amanat IAFMI Charity Golf Gathering 2015, dan
dilaksanakan IAFMI bersama Pertamina EP, Rekayasa Industri, Wijaya Karya, Gunanusa, Titis
Sampurna Inspection, dan Inlastek UP45. Wisuda para welder diselenggarakan bulan April
2016, disaksikan langsung oleh Kepala SKK Migas, Direktur Utama Pertamina EP, Direktur
Utama Rekayasa Industri, dan Direktur Operasional Wijaya Karya. Program kemudian
dilanjutkan bersama Wijaya Karya dengan program Sertifikasi Welder oleh BNSP.

Kedepan Program pengembangan sumberdaya pendukung ini akan dikembangkan lebih


luas, tidak hanya welder namun juga Fitter, Rigger, Inspektur Pengelasan, dan lain lain.
Pola penanganan program akan dilakukan dengan kerjasama perusahaan K3S, Kontraktor,
dan Institusi yang berkaitan, serta dukungan sponsor ataupun dana CSR.

Kajian Teknologi pada periode 2016-2019, IAFMI memperkuat bidang Kajian Teknologi dan
Ilmu Pengetahuan untuk mengahadapi tantangan Industri Migas dengan tuntutan lebih
efisiens dan lebih kompetitif. Kajian teknologi yang dilaksanakan fokus terhadap eksplorasi
terobosan optimisasai desain, konstruksi dan operasi fasilitas produksi agar mampu bergerak
maksimal dalam situasi seperti saat ini. IAFMI bertekad membangun jaringan antar institusi
untuk bersama sama melakukan eksplorasi peluang pengembangan teknologi efisien melalui
kajian, seminar serta riset yang dapat dibiayai bersama untuk kepentingan bersama.

Joint Convention HAGI, IAGI, IAFMI, IATMI merupakan kerjasama IAFMI dengan HAGI, IAGI
dan IATMI dalam penyelenggaraan Joint Convention yang berupa konferensi serta rangkaian
kompetisi. Pada tahun 2015, telah dilaksanakan Joint Convention Balikpapan (JCB) yang
dihadiri lebih dari 600 peserta. IAFMI mengirimkan 19 makalah dan menghadirkan booth
IAFMI pada acara JCB tersebut. Pada tahun 2017, Joint Convention dilaksanakan di Malang
pada tanggal 25 – 28 September 2017 dengan tema “Natural Resources and Infrastructure
Development for National Sovereignty” .
49
IAFMI juga mendorong Standarisasi melalui Standar Kompetensi Keahlian (RSKKNI) untuk
beberapa bidang keahlian oleh BNSP serta Standarisasi beberapa disiplin keilmuan dan
terapan melalui SNI. Sebagai langkah awal, IAFMI telah melakukan rapat dengan Subdit
Standarisasi Ditjen Migas yang merupakan kementrian teknis untuk penyusunan RSKKNI
bidang Migas. Kemudian diikuti dengan Expert Sharing dengan topik “Sertifikasi Profesi” yang
menghadirkan pembicara dari BNSP dan LSP Migas. Langkah berikut yang dilakukan IAFMI
adalah menerbitkan jurnal IAFMI dengan topik “Membangun Standar Keahlian Kompetensi
Nasional Indonesia”. Melalui penerbitan jurnal ini, berhasil dikumpulkan empat rancangan
RSKKNI yang kedepan dapat dijadikan sebagai bahan. Keempat bahan tersebut adalah:

• Draft usulan kompetensi kerja dibidang Pipeline

• Draft Usulan kompetensi kerja dibidang Struktur

• Draft usulan RSKKNI untuk Process Engineer

• Draft RSKKNI untuk Risk Based Inspection

Untuk SNI, IAFMI telah mendorong diterbitkannya Peta Gempa untuk bangunan offshore.

IAFMI Charity Golf Gathering adalah turnamen golf yang dilaksanakan IAFMI sebagai
ajang komunikasi para professional dan stakeholder industri fasilitas produksi migas untuk
mengembangkan jaringan dan membangun sinergi di bidang industri fasilitas produksi hulu
migas di Indonesia.

Turnamen golf IAFMI pertama dan kedua telah sukses melahirkan program sinergi IAFMI dengan
beberapa perusahaan untuk mencetak 40 orang welder baru di kabupatan Banggai Sulawesi
Tengah. Program kini bergulir dengan beberapa permintaan program serupa dari beberapa
K3S di beberapa wilayah operasi di Indonesia.

Penggalangan dana pada turnamen golf IAFMI ketiga diarahkan untuk melanjutkan program
Pencetakan dan Sertifikasi Welder baru ditambah program Welding Inspector lokal. Meskipun
industri migas masih dilanda tantangan, tidak menyurutkan komitmen IAFMI untuk terus
berdiri paling depan mendukung industri migas.

50
Forum Fasilitas Produksi Migas 2018 merupakan event nasional hasil kerjasama SKK Migas
dengan IAFMI. Event dihadiri oleh para praktisi, pelaku bisnis dari berbagai pemangku
kepentingan dunia Migas yaitu institusi pemerintah (Kemenko Kemaritiman, Kementerian
ESDM, SKK Migas), para perusahaan hulu migas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), para
perusahaan hilir migas (perusahaan Kilang Minyak, Kilang LNG, Transporter Migas), Konsultan
Engineering, Kontraktor EPC, KontraktorPenyedia Barang dan Jasa.

Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari dalam bentuk Konferensi , Pameran dan Business
Forum. Melalui Konferensi, Forum ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan mengenai
permasalahan-permasalahan yang mengemuka dan menjadi rekomendasi bagi para pemangku
kepentingan terutama para pembuat kebijakan industri hulu migas di pemerintahan. Selain itu
ditampilkan juga pameran perkembangan aplikasi keilmuan dan teknologi fasilitas permukaan
migas termasuk di dalamnya pipa, rotating machinery, fasilitas subsea, dan sebagainya dari
para penyedia barang dan jasa migas, serta pola pembiayaan oleh Perbankan Nasional. Selain
aplikasi teknologi baru, pameran juga mengutamakan material dan peralatan pabrikan
lokal dengan semangat untuk turut mendukung pengutamaan produk dalam negeri melalui
pemberian kesempatan industri dalam negeri untuk berpartisipasi lebih banyak dalam proyek-
proyek migas.

Dengan adanya konferensi, pameran dan business forum ini diharapkan terjadi transfer
pengetahuan dan pengalaman di antara proyek-proyek MIGAS, termasuk juga dari Industri
Hilir MIGAS. Hasil konferensi dan pameran ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi seluruh
kalangan baik itu Pemerintah, KKKS, maupun industri penunjang kegiatan usaha Hulu MIGAS
dalam mengoptimalkan seluruh sumber daya dan aspek dalam menjalankan bisnis proses
yang pada akhirnya dapat menumbuhkan keandalan operasi dan bisnis.

51
Making Indonesia 4.0
Indonesia berkomitmen untuk membangun
industri
Indonesia manufaktur
berkomitmen yang kokoh
untuk membangun
industri manufaktur
Untuk merevitalisasi industri yang kokoh
manufaktur, Indonesia berkomitmen untuk mempercepat
implementasi 4IR. Inisiatif Making Indonesia 4.0 ini memberikan potensi besar untuk
Untuk merevitalisasi industri manufaktur, Indonesia berkomitmen untuk mempercepat imple-
mentasi 4IR. Inisiatif Making
melipatgandakan Indonesia 4.0tenaga
produktifitas ini memberikan
kerja,potensi besar dapat
sehingga untuk melipatgan-
meningkatkan daya saing global
dakan produktifitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan daya saing global dan
mengangkat
dan pangsa pasar
mengangkat eksporpasar
pangsa global. ekspor
Ekspor yang lebih Ekspor
global. tinggi akan membuka
yang lebih lebih
tinggi akan membuka lebih
banyak lapangan pekerjaan, sehingga konsumsi domestik menjadi lebih kuat dan Indonesia
dapat menjadi salah satu dari 10 besar ekonomi dunia.
banyak lapangan pekerjaan, sehingga konsumsi domestik menjadi lebih kuat dan Indonesia
Menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PDB
dapat menjadi salah satu dari 10 besar ekonomi dunia.
Indonesia berencana untuk menjadi salah satu dari 10 kekuatan ekonomi terbesar di dunia
berdasarkan PDB pada tahun 2030. Sejauh ini Indonesia telah merasakan pertumbuhan
ekonomi yang sehat, dengan PDB yang terus menanjak sebanyak 11 tingkat, dari posisi 27 di
Menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PDB
tahun 2000 sampai posisi 16 di tahun 2016, berkat konsumsi dan investasi domestik yang kuat.
Ke depan, Indonesia akan menggali potensi ekspor netto-nya sebagai pendorong ekonomi,
Indonesia
dengan berencana
memperbaiki untuk
produktifitas menjadiinovasi
dan penerapan salahdalam
satu dari 10 kekuatan ekonomi
industri. terbesar di dunia
Menggandakan rasio
berdasarkan PDB produktifitas-terhadap-biaya
pada tahun 2030. Sejauh ini Indonesia telah merasakan pertumbuhan ekonomi
Untuk meningkatkan daya saing di pasar global, Indonesia harus berfokus pada penggandaan
yang dari
output sehat,
biayadengan PDB
dasar buruh saatyang terus dihasilkan
ini, sehingga menanjak sebanyak
produktifitas dan 11 tingkat,yang
profitabilitas dari posisi 27 di tahun 2000
berdaya saing. Situasi kondusif ini akan mendorong pelaku industri untuk menginvestasikan
sampai
kembali posisi 16
keuntungan di mereka
yang tahunperoleh
2016,keberkat konsumsi
dalam bentuk dan investasi
aset produktif, domestik yang kuat. Ke depan,
sehingga mencip-
takan siklus ekonomi yang bermanfaat.
Indonesia akan menggali potensi ekspor netto-nya sebagai pendorong ekonomi, dengan
Mendorong ekspor netto menjadi 10 persen dari PDB
memperbaiki
Indonesia produktifitas
pernah menjadi salah satu dan penerapan
negara dengan eksporinovasi dalamdiindustri.
netto tertinggi ASEAN. Namun,
keunggulan tersebut terlihat menurun dalam kurun waktu terakhir dengan berkurangnya angka
ekspor netto (sebagai persentase PDB) dari 10 persen di tahun 2000 menjadi 1 persen di tahun
2016. Dengan inisiatif Making Indonesia 4.0, Indonesia berkeinginan untuk mengangkat pangsa
Menggandakan rasio produktifitas-terhadap-biaya
pasar ekspor globalnya, untuk mewujudkan lebih banyak lapangan pekerjaan dan meraih kembali
kejayaan ekspor netto, melalui pencapaian ekspor netto 10 persen dari PDB pada tahun 2030.
Untuk meningkatkan daya saing di pasar global, Indonesia harus berfokus pada penggandaan
Menganggarkan 2 persen dari PDB untuk penelitian dan pengembangan
output penelitian,
Aktivitas dari biaya dasar buruhdesain
pengembangan, saat dan
ini, inovasi
sehingga dihasilkan
diperlukan untuk produktifitas
dan profitabilitas yang
meningkatkan
kemampuan suatu bangsa dalam penguasaan teknologi. Melalui Making Indonesia 4.0, Indonesia
berkomitmen agar porsi penelitian, pengembangan, desain dan inovasi dapat mencapai 2 persen
dari PDB untuk mendorong inisiatif penguasaan dan pengembangan teknologi di masa datang.

National Making
Aspiration: Top 10 global economy Indonesia
4.0

10% net export


contribution to 2x productivity-cost 2% R&D spending
GDP ratio to GDP

52
berdaya saing. Situasi kondusif ini akan mendorong pelaku industri untuk menginvestasikan
kembali keuntungan yang mereka peroleh ke dalam bentuk aset produktif, sehingga menciptakan
siklus ekonomi yang bermanfaat.

Mendorong ekspor netto menjadi 10 persen dari PDB


Indonesia pernah menjadi salah satu negara dengan ekspor netto tertinggi di ASEAN. Namun,
keunggulan tersebut terlihat menurun dalam kurun waktu terakhir dengan berkurangnya angka
ekspor netto (sebagai persentase PDB) dari 10 persen di tahun 2000 menjadi 1 persen di tahun
2016. Dengan inisiatif Making Indonesia 4.0, Indonesia berkeinginan untuk mengangkat pangsa
pasar ekspor globalnya, untuk mewujudkan lebih banyak lapangan pekerjaan dan meraih kembali
kejayaan ekspor netto, melalui pencapaian ekspor netto 10 persen dari PDB pada tahun 2030.

Menganggarkan 2 persen dari PDB untuk penelitian dan pengembangan


Aktivitas penelitian, pengembangan, desain dan inovasi diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan suatu bangsa dalam penguasaan teknologi. Melalui Making Indonesia 4.0, Indonesia
berkomitmen agar porsi penelitian, pengembangan, desain dan inovasi dapat mencapai 2 persen
dari PDB untuk mendorong inisiatif penguasaan dan pengembangan teknologi di masa datang.

Indonesia akan membangun lima sektor


manufaktur dengan daya saing regional
Indonesia akan membangun lima sektor
4IR mencakup beragam teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things
manufaktur
(IoT), wearables,dengan daya saing
robotika canggih, dan 3Dregional
printing. Indonesia akan berfokus pada lima sektor
utama untuk penerapan awal dari teknologi ini, yaitu
4IR mencakup beragam teknologi
canggih, seperti kecerdasan buatan
IOT
(i) makanan dan minuman, (ii) tekstil dan pakaian,
(AI), Internet of Things (IoT),
wearables, robotika canggih, dan 3D
AI
(iii) otomotif, (iv) kimia, dan (v) elektonik. Sektor ini
printing. Indonesia akan berfokus
Food and pada lima sektor utama untuk
dipilih menjadi fokus setelah melalui evaluasi dampak
(Logical Layer)
Chemical
beverage penerapan awal dari teknologi ini,
(Connectivity
yaitu (i) makanan dan minuman, (ii)
Layer)
ekonomi dan kriteria kelayakan implementasi yang
tekstil dan pakaian, (iii) otomotif, (iv)
kimia, dan (v) elektonik. Sektor ini
dipilih menjadi fokus setelah melalui
Textile and Electronics
mencakup ukuran PDB, perdagangan, potensi dampak
evaluasi dampak ekonomi dan
apparel
kriteria kelayakan implementasi yang
terhadap industri lain, besaran investasi, dan kecepatan
mencakup ukuran PDB, perda-
Automotive
gangan, potensi dampak terhadap
penetrasi pasar. Indonesia akan mengevaluasi strategi
industri lain, besaran investasi, dan
kecepatan penetrasi pasar. Indonesia
The five sectors account for:
• 60% of manufacturing GDP
dari setiap fokus sektor setiap tiga sampai empat tahun
akan mengevaluasi strategi dari
• 65% of manufacturing exports setiap fokus sektor setiap tiga sampai
• 60% of manufacturing workers
untuk meninjau kemajuannya dan mengatasi tantangan
empat tahun untuk meninjau
kemajuannya dan mengatasi
pelaksanaannya.
tantangan pelaksanaannya.

Makanan dan minuman: Membangun industri F&B powerhouse di ASEAN


Pada tahun 2016, sektor ini
mengkontribusikan 29 persen dari
PDB manufaktur, 24 persen ekspor
manufaktur, dan menyerap 33
TOWARDS 2030

1 Highly productive
53
agricultural sector
persen tenaga kerja sektor and predictable yield
2 Strong SME
manufaktur. Jika dibandingkan
support along
dengan negara lain, sektor the value chain
makanan dan minuman Indonesia
Indonesia akan membangun lima sektor
manufaktur dengan daya saing regional
4IR mencakup beragam teknologi
canggih, seperti kecerdasan buatan
IOT (AI), Internet of Things (IoT),
wearables, robotika canggih, dan 3D
printing. Indonesia akan berfokus
AI pada lima sektor utama untuk
Food and (Logical Layer)
Chemical
beverage penerapan awal dari teknologi ini,
(Connectivity
yaitu (i) makanan dan minuman, (ii)
Layer) tekstil dan pakaian, (iii) otomotif, (iv)
kimia, dan (v) elektonik. Sektor ini
dipilih menjadi fokus setelah melalui
Textile and Electronics evaluasi dampak ekonomi dan
apparel
kriteria kelayakan implementasi yang
Automotive
mencakup ukuran PDB, perda-
Makanan dan minuman: Membangun industri F&B powerhouse di ASEAN gangan, potensi dampak terhadap
industri lain, besaran investasi, dan
kecepatan penetrasi pasar. Indonesia
The five sectors account for: akan mengevaluasi strategi dari
Pada tahun 2016, sektor ini mengkontribusikan 29 persen
• 60% of manufacturing GDP
• 65% of manufacturing exports dari PDB manufaktur, 24 persen eksporsetiap fokus sektor setiap tiga sampai
• 60% of manufacturing workers empat tahun untuk meninjau
manufaktur, dan menyerap 33 persen tenaga kerja sektor manufaktur. Jika dibandingkan dengan kemajuannya dan mengatasi
tantangan pelaksanaannya.
negara lain, sektor makanan dan minuman Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang besar
karena didukung oleh sumber daya pertanian yang berlimpah dan permintaan domestik yang
Makanan dan minuman: Membangun industri F&B powerhouse di ASEAN
besar.
Pada tahun 2016, sektor ini
mengkontribusikan 29 persen dari TOWARDS 2030
PDB manufaktur, 24 persen ekspor
Strategi untuk makanan dan minuman 4.0manufaktur, dan menyerap 33
1 Highly productive
agricultural sector
persen tenaga kerja sektor and predictable yield
diantaranya: (1) Mendorong produktifitas di sektor
manufaktur. Jika dibandingkan 2 Strong SME
support along
dengan negara lain, sektor
hulu yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan,
makanan dan minuman Indonesia
the value chain

memiliki potensi pertumbuhan


melalui penerapan dan investasi teknologi canggih
yang besar karena didukung oleh Food and
beverage
sumber daya pertanian yang 4.0
seperti sistem monitoring otomatis dan autopilot
berlimpah dan permintaan
domestik yang besar.
drones. (2) Karena lebih dari 80% untuk
Strategi tenaga kerja dan
makanan di 4 Regional F&B
export hub
minuman 4.0 diantaranya:
industri ini bekerja di UMKM, termasuk petani
1 Mendorong produktifitas di
(1) dan 3 Leading packaged
food producer
sektor hulu yaitu pertanian, peter-
produsen skala kecil, Indonesia akanperikanan,
nakan, dan membantu melalui
penerapan dan investasi teknologi
UMKM di sepanjang rantai nilai
canggihuntuk
sepertimengadopsi
sistem monitoring otomatis dan autopilot drones. (2) 2 Karena lebih dari 80%
tenaga kerja di industri ini bekerja di UMKM, termasuk petani dan produsen skala kecil, Indonesia
teknologi yang dapat meningkatkan hasil produksi dan pangsa pasar mereka.
akan membantu UMKM di sepanjang rantai nilai untuk mengadopsi teknologi (3) Berkomitmen
yang dapat menin-
gkatkan hasil produksi dan pangsa pasar mereka. (3) 3 Berkomitmen untuk berinvestasi pada
untuk berinvestasi pada produk makanan
produk makanan kemasankemasan untuk seluruh
untuk menangkap menangkap permintaanseluruh
domestik permintaan
di masa datang
seiring dengan semakin meningkatnya permintaan konsumen. (4) 4 Meningkatkan ekspor dengan
domestik di masa datang seiring dengan
memanfaatkan semakin
akses terhadap meningkatnya
sumber daya pertanian danpermintaan konsumen. (4)
skala ekonomi domestik.

Meningkatkan ekspor dengan memanfaatkan akses terhadap sumber daya pertanian dan skala4
ekonomi domestic

Tekstil dan pakaian: Menuju produsen functional clothing terkemuka

Pada tahun 2016, sektor ini mengkontribusikan 7 persen dari PDB manufaktur, 15 persen dari
ekspor manufaktur, dan 20 persen dari tenaga kerja manufaktur. Secara historis, sektor ini
merupakan kontributor ekspor manufaktur terbesar kedua di Indonesia. Adopsi 4IR di sektor ini
akan membuat Indonesia mampu mempertahankan dan meningkatkan daya saingnya di pangsa
pasar global.

Strategi tekstil dan pakaian 4.0 termasuk: (1) Meningkatkan ke- mampuan di sektor hulu,
fokus pada produksi serat kimiawi dan bahan pakaian dengan biaya yang lebih rendah dan
berkualitas tinggi untuk meningkatkan daya saing di pasar global. (2) Meningkatkan produktifitas
manufaktur dan buruh melalui penerapan teknologi, optimalisasi lokasi pabrik serta peningkatan

54
Tekstil dan pakaian: Menuju produsen functional clothing terkemuka
Tekstil dan pakaian: Menuju produsen functional clothing terkemuka
ketrampilan.
Pada tahunLebih 2016, lanjut, seiring
sektor ini TOWARDS 2030
Pada tahun 2016, 7sektor
mengkontribusikan persen ini
dari TOWARDS 2030
dengan pertumbuhan
mengkontribusikan 7 ekonomi
persen dan
dari
PDB manufaktur, 15 persen dari 1 Building upstream
PDB manufaktur, 15 dan
persen dari 2 Improved cost-com-
pergeseran
ekspor permintaan
manufaktur, dari20pakaian
persen 1 Building upstream
capabilities in 2 Improved cost-com-
petitiveness through
ekspor manufaktur,
dari (basic
tenaga clothing)dan 20 persen
kerja manufaktur. capabilities in
high-quality materials petitiveness through
dasar
dari tenagahistoris,
kerja manufaktur. menjadi high-quality materials increased labor pro-
Secara sektor ini increased laborand
ductivity pro-effective
Secara
pakaian
merupakan historis,
fungsional, sektor
kontributor ini
sepertiekspor
baju ductivity and effective
industrial zoning
merupakan
manufaktur kontributor
terbesar ekspor di
kedua
industrial zoning
olahraga,
manufaktur Indonesia
terbesar harus
kedua mampudi
Indonesia. Adopsi 4IR di sektor ini
Indonesia.
untuk
akan(3) Adopsi Indonesia
membangun
membuat 4IR dikemampuan
sektor ini
mampu
Textile and
Textileapparel
and
akan membuat Indonesia mampu apparel
mempertahankan
produksi functional dan dan
clothing mening-
dan (4) 4.0
mempertahankan mening- 4.0
katkan daya saingnya di pangsa
katkan daya
meningkatkan saingnya di pangsa
pasar global. skala ekonomi untuk
pasar global. 4 Scaling up to meet
4 Scaling up to meet
Strategi
memenuhi tekstil
permintaandan pakaian
Strategi tekstil dan pakaian 4.0 4.0
functional demand from both
demand from both
termasuk:(1) 1 Meningkatkan ke-
(1) domestic and
termasuk: 1 Meningkatkan ke- domestic and
clothing
mampuan yangdi terus
sektor berkembang,
hulu, fokus
export markets
export markets
3 Leader in functional
3 Leader in functional
mampuan di sektor hulu, fokus clothing production
clothing production
pada
baik
pada di produksi
pasar serat
produksi serat
domestik kimiawi
kimiawi maupun
dan dan and innovation
and innovation
bahan pakaian dengan
bahan pakaian dengan biaya yang biaya yang
ekspor.
lebih rendah dan berkualitas
lebih rendah dan berkualitas
tinggiuntuk
tinggi untukmeningkatkan
meningkatkandaya daya saing
saing di di pasar
pasar global.
global. 2 (2)
(2) 2 Meningkatkan
Meningkatkan produktifitas
produktifitas
manufaktur
Otomotif:
manufaktur dan
Menjadi
dan buruh
buruh melalui
pemain
melalui penerapan
terkemuka
penerapan teknologi, optimalisasi
dalamoptimalisasi
teknologi, ekspor ICE lokasi
dan
lokasi EVpabrik
pabrik sertaserta pening-
pening-
katanketrampilan.
katan ketrampilan.LebihLebihlanjut,
lanjut, seiring
seiring dengan
dengan pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi
ekonomi dan dan pergeseran
pergeseran
Didukung
permintaan pasar
permintaan daridomestik
dari serta
pakaian
pakaian investasi
dasar
dasar (basic yang
(basic kuat
clothing
clothing ) dari berbagai
) menjadi
menjadi perusahaan
pakaian
pakaian otomotif
fungsional,
fungsional, terkemuka,
seperti
seperti baju baju
olahraga,
olahraga, Indonesia
Indonesia harus
harus mampu
mampu untuk
untuk 3 membangun
membangun
3
(3) kemampuan
kemampuan
Indonesia ingin menjadi produsen mobil terbesar di ASEAN. Indonesia saat ini sudah menjadi
(3) produksi
produksi functional
functional
clothing
clothing dan
dan meningkatkan
meningkatkan
4
4 (4)
(4) skala
skala ekonomi
ekonomi untuk
untuk memenuhi
memenuhi permintaan
permintaan functional
functional clothing
clothing
eksportir
yang
yang otomotif
terus
terus keduabaik
berkembang,
berkembang, terbesar
baik di di wilayah
pasar
di pasar ini,maupun
domestik
domestik walaupun
maupun produksi
ekspor. kendaraan masih tergantung
ekspor.
impor bahan baku mentah (logam dan kimia) maupun komponen elektronik penting lainnya.
Selain itu, seiring penetrasi kendaraan listrik (EV) dunia yang diperkirakan akan meningkat tajam
Otomotif:
Otomotif:
pada Menjadi
tahun 2020, Menjadipemain akanterkemuka
pemain
Indonesia dalam dalam
terkemuka
fokus ekspor
dalam
mendukung ICEICE
ekspor dandan
pengembangan EVEV.
EV

TOWARDS
TOWARDS2030
2030 Didukung
Didukung pasarpasardomestik
domestik sertaserta
Strategi
investasi otomotif
yang kuatkuat 4.0berbagai
dari termasuk:
investasi yang dari berbagai
1 1Self-sufficient local
Self-sufficient local perusahaan
Menaikkan
perusahaan otomotif
produksi
otomotifterkemuka,
lokal, dalam
terkemuka,
production
productionof raw
of raw Indonesia ingin menjadi produsen
materials and key Indonesia
hal (1) ingin
volume menjadi
dan Indonesia produsen
(2) efisiensi
materials and key
components 2 Optimized sectoral mobil terbesar
mobil di ASEAN.
terbesar di ASEAN. Indonesia
components 2 Optimized sectoral
productivity along saat
productivity along produksi
ini
saat ini sudah
bahan
sudahmenjadi
baku eksportir
dan komponen
menjadi eksportir
the value chain
the value chain otomotif
otomotif kedua terbesar
kedua di wilayah
terbesar di wilayah
penting
ini, ini,
walaupun melalui adopsi
produksi kendaraanteknologi
walaupun produksi kendaraan
masih
danmasih tergantung
pengembangan
tergantung impor bahan
infrastruktur,
impor bahan
Automotive
Automotive baku mentah (logam dan kimia)
4.0 baku mentah
seperti pembangunan (logam dan
zona industrikimia)
4.0 maupun komponen elektronik
maupun komponen elektronik
penting
terpadu lainnya.
dan Selain itu,
platform seiringyang
logistik
penting lainnya. Selain itu, seiring
4 Regional leader in penetrasi kendaraan listrik (EV)
4 Regional leader in lebih
dunia penetrasi
efisien.
yang kendaraan
(3) Bekerjasama
diperkirakan listrik (EV)
dengan
akan
EV production
EV production dunia yang diperkirakan
meningkat tajam pada tahun 2020, akan
3 Leading automotive perusahaan
meningkat
Indonesia akanOEMfokus
tajam dunia
pada tahun
dalam untuk
2020,
3 Leading
export hub automotive Indonesia akan fokus dalam
export hub mendukung
meningkatkan pengembangan
ekspor, dengan EV. fokus
mendukung pengembangan EV.
Strategi
pada otomotif
multi-purpose 4.0 termasuk:
vehicles (MPV),
Strategi
Menaikkan otomotiflokal,
produksi 4.0 dalam termasuk:
hal (1)
1 volume dan (2) efisiensi produksi bahan baku dan komponen penting melalui adopsiMenaikkan produksi lokal, dalam

55
2
hal (1)
1 volume
teknologi dan (2)
dan pengembangan 2 efisiensi produksi bahan
infrastruktur, sepertibaku dan komponen
pembangunan pentingterpadu
zona industri melaluidan adopsi
teknologi
platform dan pengembangan
logistik yang lebih efisien. infrastruktur,
3 Bekerjasama
(3) sepertidengan
pembangunan perusahaan zonaOEMindustri
dunia terpadu
untuk dan
platform logistik
meningkatkan ekspor,yang lebih fokus
dengan efisien. pada 3 Bekerjasama
(3) multi-purposedengan vehiclesperusahaan OEM dunia
(MPV), kendaraan murah untuk
meningkatkan
ramah lingkungan, ekspor, dengan
dan sport fokus
utility vehicles multi-purpose
pada(SUV). 4 Membangun
(4) vehicles (MPV), untuk
ekosistem kendaraanindustrimurah
ramah
EV, dimulai lingkungan, dan sport manufaktur
dengan kemampuan utility vehicles (SUV).
sepeda motor4 Membangun
(4) listrik, kemudian ekosistem untuk industri
mengembangkan
EV, dimulaimobil
kemampuan dengan kemampuan
listrik berdasarkan manufaktur
adopsi EV sepeda
yang takmotor listrik,
terelakkan dikemudian mengembangkan
masa mendatang.
kemampuan mobil listrik berdasarkan adopsi EV yang tak terelakkan di masa mendatang.
5
kendaraan murah ramah lingkungan, dan sport utility vehicles (SUV). (4) Membangun ekosistem
untuk industri EV, dimulai dengan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian
mengembangkan kemampuan mobil listrik berdasarkan adopsi EV yang tak terelakkan di masa
mendatang.

pemain terkemuka Kimia: Menjadibiokimia


di industri pemain terkemuka di industri biokimia
Sektor industri kimia adalah dasar dari
mia adalah dasar TOWARDS 2030
nufaktur karena industri manufaktur karena produknya
kan secara luas
ufaktur lainnya,
1 Enhanced basic digunakan secara luas oleh sektor
chemical production
a, farmasi, dan 2 Optimized use of manufaktur lainnya, seperti elektronika,
raw materials and
industrial zoning farmasi, dan otomotif.
industri kimia
untuk dapat Perkuatan sektor industri kimia sangat
stri manufaktur Chemical
g secara global. 4.0
penting untuk dapat membangun
masih berada industri manufaktur yang dapat
gimpor bahan
namun ingin 4 Leading biochem- bersaing secara global. Indonesia saat
apasitas dan ical manufacturer
ini masih berada pada tahap pengimpor
kemampuannya 3 Improved productivity
t eksportir dan across the value chain bahan kimia dasar, namun ingin
kimia spesialis.
emakai sumber memperluas kapasitas dan membangun
yang melimpah kemampuannya untuk menjadi
u modal untuk membangun keunggulan produksi produk biokimia yang
net eksportir dan produsen bahan kimia spesialis. Indonesia akan memakai sumber daya
mia 4.0 termasuk:pertaniannya
1 Mendorongyang
(1) pembangunan
melimpah kapasitas pasokan
sebagai salah satupetro-
modal untuk membangun keunggulan produksi
i untuk mengurangi ketergantungan impor. (2) 2 Membangun industri kimia
produk biokimia yang berdaya saing.
petitif dengan memanfaatkan sumber daya migas dan optimalisasi lokasi
masuk pembangunan lokasi produksi kimia yang lebih dekat dengan lokasi
Selain itu, mengadopsi teknologi 4IR dan mempercepat kegiatan penelitian
an untuk (3) Strategi industri kimia 4.0
3 mendorong produktifitas dan (4)
termasuk: (1) Mendorong pembangunan kapasitas pasokan petrokimia
4 mengembangkan kemampuan
erasi berikut dalamdalam
produksi biofuel
negeri dan mengurangi
untuk bioplastik. ketergantungan impor. (2) Membangun industri kimia dengan
biaya kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya migas dan optimalisasi lokasi zona industri,
ngembangkan kemampuan pelaku industri domestik
termasuk pembangunan lokasi produksi kimia yang lebih dekat dengan lokasi ekstraksi gas alam.
Selain itu, mengadopsi teknologi
Industri 4IR dan
elektronik mempercepat
Indonesia masih kegiatan penelitian dan pengembangan
berkembang dan bergantung pada
untuk (3) mendorong produktifitas dan (4) mengembangkan kemampuan produksi kimia generasi
impor komponen dan produksi
rs berikut dalam produksi biofuel
lokal dan bioplastik. global.
dari pemain-pemain
Produksi lokal masih terkonsentrasi
2 Advanced manufac-
pada perakitan sederhana dan
turing capabilities
Elektronik: Mengembangkan
beyond assembly belum banyakkemampuan pelaku industri domestik
terlibat dalam
proses yang
Industri elektronik Indonesia bernilai
masih tambah. dan bergantung pada impor komponen
berkembang dan
Electronics Strategi elektronik 4.0 adalah:
4.0 1 Menarik pemain global ter-
(1)
kemuka dengan paket insentif

56
yang menarik dan (2) 2 mengem-
bangkan kemampuan dalam
memproduksi komponen elektro-
nik bernilai tambah. (3) 3 Mengem-
3 Highly skilled and
innovative workforce
bangkan kemampuan tenaga kerja
dalam negeri melalui pelatihan
intensif dan menarik tenaga kerja
asing di bidang tertentu yang
mengembangkan pelaku industri unggulan dalam negeri yang berkompeten
membangun kemampuannya 3 Improved productivity
untuk menjadi net eksportir dan across the value chain
produsen bahan kimia spesialis.
Indonesia akan memakai sumber
daya pertaniannya yang melimpah
sebagai salah satu modal untuk membangun keunggulan produksi produk biokimia yang
berdaya saing.
Strategi industri kimia 4.0 termasuk: (1)
1 Mendorong pembangunan kapasitas pasokan petro-
kimia dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor. (2) 2 Membangun industri kimia
dengan biaya kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya migas dan optimalisasi lokasi
zona industri, termasuk pembangunan lokasi produksi kimia yang lebih dekat dengan lokasi
ekstraksi gas alam. Selain itu, mengadopsi teknologi 4IR dan mempercepat kegiatan penelitian
dan pengembangan untuk (3) 3 mendorong produktifitas dan (4)
4 mengembangkan kemampuan
produksi kimia generasi berikut dalam produksi biofuel dan bioplastik.

Elektronik: Mengembangkan kemampuan pelaku industri domestik


produksi lokal dari pemain-pemain global.
TOWARDS 2030 Industri elektronik Indonesia masih
Produksi
berkembang lokal masih terkonsentrasi
dan bergantung pada pada
impor komponen dan produksi
1 Attracting leading
global manufacturers
perakitan sederhana dan
lokal dari pemain-pemain belum banyak
global.
2 Advanced manufac- Produksi lokal masih terkonsentrasi
terlibat dalam proses yang bernilai tambah.
turing capabilities pada perakitan sederhana dan
beyond assembly belum banyak terlibat dalam
proses yang bernilai tambah.
Strategi elektronik 4.0 adalah: (1) Menarik
Electronics Strategi elektronik 4.0 adalah:
4.0 pemain
1 Menarikglobal
(1) pemain ter-globalkemuka
ter- dengan
kemuka dengan paket insentif
paket insentifdanyang
yang menarik menarik dan (2)
2 mengem-
(2)
4 Highly capable
domestic cham-
bangkan
mengembangkan kemampuan dalam
kemampuan dalam
pions memproduksi komponen elektro-
3 Highly skilled and
memproduksi komponen
nik bernilai tambah. elektro-
3 Mengem-
(3) nik bernilai
bangkan kemampuan tenaga kerja
innovative workforce
tambah. (3) Mengem-
dalam negeri melalui bangkan
pelatihan kemampuan
intensif
tenaga kerja dalam negeri kerja
dan menarik tenaga melalui pelatihan
asing di bidang tertentu yang
dibutuhkan dan (4) 4 mengembangkan pelaku industri unggulan dalam negeri yang berkompeten
intensif dan menarik tenaga kerja asing di
untuk mendorong inovasi lanjutan dan mempercepat transfer teknologi.
bidang tertentu yang dibutuhkan dan (4) mengembangkan pelaku industri unggulan dalam negeri
yang berkompeten untuk mendorong inovasi lanjutan dan mempercepat transfer teknologi.

Indonesia akan mendorong 10 prioritas


6

nasional dalam inisiatif “Making Indonesia 4.0”


Hampir seluruh sektor manufaktur Indonesia menghadapi tantangan yang serupa, mulai dari
ketersediaan bahan baku domestik hingga kebijakan industri. Beberapa faktor yang menghambat
industri Indonesia seringkali bersifat lintas sektoral. Oleh karenanya, Making Indonesia 4.0
memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan
industri manufaktur di Indonesia.
1. Perbaikan alur aliran barang dan material
Indonesia bergantung pada impor bahan baku maupun komponen bernilai tinggi, khususnya di
sektor kimia, logam dasar, otomotif, dan elektronik. Indonesia akan memperkuat produksi lokal
pada sektor hulu dan menengah melalui peningkatan kapasitas produksi dan percepatan adopsi
teknologi. Indonesia akan mengembangkan rancangan jangka panjang untuk perbaikan alur
aliran barang dan material secara nasional dan menyusun strategi sumber material.

57
2. Desain ulang zona industri
Indonesia telah membangun beberapa zona industri di penjuru negeri. Indonesia akan
mengoptimalkan kebijakan zona-zona industri ini termasuk menyelaraskan peta jalan sektor
sektor yang menjadi fokus dalam Making Indonesia 4.0 secara geografis, serta peta jalan untuk
transportasi dan infrastruktur. Untuk mengoptimalkan penggunaan lahan, Indonesia akan
mengevaluasi zona-zona industri yang ada dan akan membangun satu peta jalan zona industri
yang komprehensif dan lintas industri.
3. Mengakomodasi standar-standar keberlanjutan (sustainability)
Komunitas global telah menyuarakan kekhawatiran terkait keberlanjutan di berbagai sektor.
Indonesia melihat tantangan keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan
keberlanjutan berbasis teknologi bersih, EV, biokimia, dan energi terbarukan. Oleh karenanya,
Indonesia akan berusaha memenuhi persyaratan keberlanjutan di masa mendatang,
mengidentifikasi aplikasi teknologi dan peluang pertumbuhan ramah lingkungan, serta
mempromosikan lingkungan yang kondusif (termasuk peraturan, pajak dan subsidi) untuk
investasi yang ramah lingkungan.
4. Memberdayakan UMKM
Hampir 70 persen tenaga kerja Indonesia bekerja untuk usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha UMKM dengan
membangun platform e-commerce untuk UMKM, petani dan pengrajin, membangun sentra
sentra teknologi (technology bank) dalam rangka meningkatkan akses UMKM terhadap akuisisi
teknologi, dan memberikan dukungan mentoring untuk mendorong inovasi.
5. Membangun infrastruktur digital nasional
Untuk mendukung Peta Jalan Making Indonesia 4.0, Indonesia akan melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur digital, termasuk internet dengan kecepatan tinggi dan digital
capabilities dengan kerjasama pemerintah, publik dan swasta untuk dapat berinvestasi di
teknologi digital seperti cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband.
Indonesia juga akan menyelaraskan standar digital, sesuai dengan norma-norma global, untuk
mendorong kolaborasi antar pelaku industri sehingga dapat mempercepat transformasi digital.

58
6. Menarik minat investasi asing
Indonesia perlu melibatkan lebih banyak pelaku industri manufaktur terkemuka untuk
menutup kesenjangan teknologi dan mendorong transfer teknologi ke perusahaan lokal. Untuk
meningkatkan FDI, Indonesia akan secara aktif melibatkan perusahaan manufaktur global,
memilih 100 perusahaan manufaktur teratas dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan
insentif yang menarik, dan berdialog dengan pemerintah asing untuk kolaborasi tingkat nasional.
7. Peningkatan kualitas SDM
SDM adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan Making Indonesia 4.0.
Indonesia berencana untuk merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada
STEAM (Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics), menyelaraskan kurikulum
pendidikan nasional dengan kebutuhan industri di masa mendatang. Indonesia akan bekerja
sama dengan pelaku industri dan pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas sekolah
kejuruan, sekaligus memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global untuk memanfaatkan
ketersediaan SDM dalam mempercepat transfer kemampuan.

8. Pembangunan ekosistem inovasi


Ekosistem inovasi adalah hal yang penting untuk memastikan keberhasilan Making Indonesia 4.0.
Pemerintah Indonesia akan mengembangkan cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan
percontohan pusat inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk diantaranya yaitu
perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kolaborasi
lintas sektor diantara pelaku usaha swasta/BUMN dengan universitas.

9. Insentif untuk investasi teknologi


Insentif memiliki potensi untuk menggerakkan inovasi dan adopsi teknologi. Oleh karena
itu, pemerintah Indonesia akan mendesain ulang rencana insentif adopsi teknologi, seperti
subsidi, potongan pajak perusahaan, dan pengecualian bea pajak impor bagi perusahaan yang
berkomitmen untuk menerapkan teknologi 4IR. Selain itu, Indonesia akan meluncurkan dana
investasi negara untuk dukungan pendanaan tambahan bagi kegiatan investasi dan inovasi di
bidang teknologi canggih.

59
10. Harmonisasi aturan dan kebijakan
Indonesia berkomitmen melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan untuk mendukung daya
saing industri dan memastikan kordinasi pembuat kebijakan yang erat antara kementerian dan
lembaga terkait dengan pemerintah daerah.

Dampak ekonomi dan pembukaan peluang


kerja di luar industri manufaktur
“Making Indonesia 4.0” membawa dampak ekonomi dan peluang kerja positif1
Implementasi Making Indonesia 4.0 yang sukses diperkirakan akan mendorong pertumbuhan PDB
riil sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline
sebesar 5 persen sampai 6-7 persen pada periode 2018-2030, di mana industri manufaktur
berkontribusi sebesar 21-26 persen PDB pada tahun 2030. Pertumbuhan PDB ini digerakkan
oleh kenaikan signifikan pada ekspor netto, di mana Indonesia diperkirakan akan mencapai 5-10
persen rasio ekspor netto-terhadap-PDB pada tahun 2030. Selain kenaikan pada produktifitas,
Making Indonesia 4.0 menjanjikan pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 7-19 juta, baik di
sektor manufaktur maupun non-manufaktur, pada tahun 2030 sebagai akibat dari permintaan
ekspor yang lebih besar.

Komitmen yang diharapkan dalam implementasi “Making Indonesia 4.0”

Dengan adanya manfaat nyata, Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan Making


Indonesia 4.0 dan menjadikannya sebagai agenda nasional. Pada semester pertama 2018,
Indonesia akan mulai menyusun satuan tugas untuk lima fokus sektor (makanan dan minuman,
tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik) dan 10 prioritas lintas sektor. Setiap satuan
tugas akan memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas. Pada semester kedua 2018, satuan
tugas ini akan menyusun rencana utama, merinci rencana aksi, dan mulai menjalankan setiap
inisiatif serta berkoordinasi dengan satu sama lain untuk memastikan agar implementasi Making
Indonesia 4.0 dapat berjalan dengan lancar.

Sumber: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia

1. Untuk kisaran angka, angka rendah mengasumsikan skenario konservatif sementara angka tinggi
mengasumsikan skenario aspirasional

60
Surpassing another prominent milestone of excellent international
recognition, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Tbk is now committed
to furtherly rise above limits and continuously leading the general
insurance industry in Indonesia.
Consistently delivering excellent service to their valuable clients and
stakeholders, Tugu is driven to be a respected company in global general
insurance industry.

PT ASURANSI TUGU PRATAMA INDONESIA, Tbk


a Member of PERTAMINA
6
2
6
Lebih dari tiga dekade, kami Kami terus berupaya untuk

64
INVESTING mengembangkan usaha membina hubungan yang
IN THE FUTURE eksplorasi dan produksi berkelanjutan dengan
minyak dan gas bumi berdedikasi terhadap
berdampingan dengan perlindungan dan pelestarian
Pemerintah, Masyarakat, lingkungan serta implementasi
serta organisasi program pemberdayaan
pengembangan lainnya. masyarakat yang efektif dan
berkesinambungan.

www.medcoenergi.com
TECHNOLOGY
UPDATE PRESENTATION
PT Mipcon Prima Industri,
Member of MIPCON Group of Companies

IHS Markit

BNI

PT. Yokogawa Indonesia

PT. Control Systems Arena Para Nusa

PT Imeco Inter Sarana

65
List Peserta Pameran
(sesuai Nomor Booth)

1. SKK Migas 16. Petrotekno

2. GMF AeroAsia 17. PT Daun Biru Engineering

3. GMF AeroAsia 18. Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan


Gas Bumi Indonesia (IAFMI)
4. PT Geoservices
19. PT Sky Tech Indonesia
5. PT KSB Indonesia
20. PPPTMGB “LEMIGAS”
6. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
21. PT Kotaminyak Internusa
7. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
22. PT Teknologi Rekayasa Katup.
8. PT KHI Pipes Industries
23. PT Teknologi Rekayasa Katup.
9. TECHNICS STEEL - YAHENTAMA
24. PT Mipcon Prima Industri
10. Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA)
25. PT Mipcon Prima Industri
11. PT Imeco Inter Sarana

12. PT Semanggi Teknik

13.

14. Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan


Gas Bumi Indonesia (IAFMI)

15. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Tbk.

66

Anda mungkin juga menyukai