Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PAL INDONESIA (PERSERO)

Disusun Oleh :
Clarita Anggellina 160608702

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2019
2
3
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek di
PT PAL Indonesia (Persero) ini dengan baik dan lancar.

Laporan kerja praktek ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi syarat lulus
mata kuliah Kerja Praktek bagi mahasiswa atau mahasiswi program studi Teknik
Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Laporan ini diharapkan dapat
memberikan informasi tentang PT PAL Indonesia (Persero) yang merupakan
perusahaan konstruksi di bidang industri maritim dan energi berkelas dunia.
Selama melaksanakan kerja praktek, penulis banyak mendapat pengetahuan
baru dan mempelajari hal-hal mengenai kapal yang belum pernah penulis
ketahui.

Rasa akrab dan kekeluargaan sangat terasa pada Divisi Perencanaan Strategis
Perusahaan. Menurut penulis, pelaksanaan kerja praktek ini menjadi sarana
untuk menerapkan teori yang sudah penulis peroleh dari program studi teknik
industri terhadap PT PAL Indonesia (Persero). Dari pengalaman yang didapat
selama kurang lebih 25 hari, penulis juga dapat merasakan situasi saat berada
dalam lingkungan kerja sehingga dapat menjadi bekal saat memasuki dunia kerja
nantinya.

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis mengucapkan terimakasih


yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlah mendukung dan
membantu, khususnya kepada:

a. Allah Tri Tunggal Maha Kudus yang selalu melindungi dan menyertai penulis
sehingga pelaksanaan kerja praktek dapat berjalan dengan baik dan lacar.

b. Papa, mama, Koko Tommy, Calvin, dan Adik Lala yang selalu mendoakan
dan mendukung penulis selama pelaksanaan kerja praktek di PT PAL
Indonesia (Persero).

c. Keluarga Mba Galuh yang bersedia menerima penulis untuk tinggal di rumah
mereka dan memperlakukan penulis layaknya keluarga sendiri.

d. Bapak A. Tonny Yuniarto, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing.

5
e. Bapak Drs. Poendjoel Karjono selaku kepala devisi Human Capital
Management di PT PAL Indonesia (Persero) yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek.

f. Bapak Edi Rianto selaku Kepala Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan.

g. Bapak M. Yahya Pratama selaku Kepala Departemen Rendal Produksi


Korporasi sekaligus pembimbing lapangan, yang banyak memberikan
informasi mengenai kapal dan proses penjadwalan yang dilakukan oleh
Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan.

h. Seluruh staf Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan yang telah menerima


penulis dengan sangat baik dan membantu mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.

i. Kevin Anugrah Salim yang selalu mendukung dan memberi semangat


selama menjalani Kerja Praktek dan perkuliahan.

Akhir kata, ibarat tiada gading yang tak retak, tiada hasil karya manusia yang
sempurna. Penulis sadar bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak guna menyempurnakan laporan kerja
praktek ini. Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta, 15 September 2019

Penulis

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3

2.2. Struktur Organisasi 5

2.3. Manajemen Perusahaan 15

BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 19

3.1. Proses Bisnis 19

3.2. Produk yang Dihasilkan 21

3.3. Proses Produksi 35

3.4. Fasilitas Produksi 37

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 40

4.1. Lingkup Pekerjaan 40

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 40

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 41

4.4. Hasil Pekerjaan 43

7
BAB 5 PENUTUP 49

DAFTAR PUSTAKA 50

8
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Fasilitas Utama Pembangunan Kapal Baru 38

Tabel 3.2. Fasilitas Utama Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal Baja 38

Tabel 3.3. Fasilitas Utama Bengkel Fabrikasi 38

Tabel 3.4. Lanjutan 39

Tabel 4.1. Kebutuhan Alutsista Tahun 2020 - 2024 43

Tabel 4.2. Data Durasi F-K-L-D 44

Tabel 4.3. Simbol dalam Pengerjaan SBLC 45

Tabel 4.4. Due Date Tiap Proyek 46

Tabel 4.5. Lanjutan 47

9
DAFTAR GAMBAR

Gamb1r2. Logo PT PAL Indonesia (Persero) 4

Gamb2r. Gedung PIP PT PAL Indonesia (Persero) 4

Gamb3r2. Launching Ceremony Kapal Selam Alugoro 405 5

Gamb4r2. Struktur Organisasi Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan 12

Gamb5r2. Budaya Kerja PT PAL Indonesia (Persero) 17

Gamb1r3. Proses Bisnis Penerbitan dan Pengendalian SBLC & GELC 21

Gamb2r3. Pengalaman Produksi Proyek Bangunan Kapal 22

Gamb3r. Pengalaman Produksi Proyek Bangunan Kapal 22

Gamb4r3. Kinerja Delivery Produk Selama 5 Tahun Terakhir 23

Gamb5r3. FPB 15 M 23

Gamb6r3. FPB 28 M Wood 24

Gamb7r3. FPB 28 M 24

Gamb8r3. FPB 38 M 25

Gamb9r3. FPB 57 M 25

Gamb1r30. KCR 60 M 26

Gamb1r3. PKR 10514 26

Gamb1r32. SSV 123 M 27

Gamb1r3. LPD 125 M 27

Gamb1r34. Kapal Selam U 209/1400 28

Gamb1r35. Star 50 28

Gamb1r36. 1.600 TEU’s Containership 29

Gamb1r37. DCV 18.500 DWT 29

Gamb1r38. Oil Tanker 30.000 LTDW - MT Fastron 29

Gamb1r39. Container Vessel 4.180 DWT 30

Gamb2r30. RV 1200GT 30

Gamb2r31. Passengership 500 31

10
Gamb2r3. AHTS 5400 HP 31

Gamb2r3. WWP on Oyong Platform 32

Gamb2r34. Banuwati-K Gas Compressor Platform 32

Gamb2r35. Bukit Tua Development Project 32

Gamb2r36. Total Tunu Phase VII, VIII, XI / PKG1 33

Gamb2r37. Onshore Gas Processing Facilities 33

Gamb2r38. BMPP 30MW 33

Gamb2r39. Reverse Engineering 34

Gamb3r0. Condenser 34

Gamb3r1. Kapal Karang Pilang 35

Gamb3r2. Single Point Mooring - Pertamina 35

Gamb3r. NUPAS Cadmatic 36

Gamb3r4. NAPA 36

Gamb1r4. Tata Letak Kantor Divisi PSP 40

Gamb2r4. Flowchart Penyelesaian Tugas 42

Gamb3r4. Pembuatan Kolom Tahun dan Bulan pada SBLC 46

Gamb4r. Screenshot Daftar Proyek pada SBLC 47

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT PAL Indonesia (Persero) xiii


Lampiran 2. Sertifikat Manajemen Mutu xiv
Lampiran 3. Proses Bisnis PT PAL Indonesia (Persero) xviii
Lampiran 4. Contoh Integrated Schedule Proyek Bangunan Kapal Perang xviii
Lampiran 5. Lanjutan xviii
Lampiran 6. Hasil SBLC xviii
Lampiran 7. Lanjutan xix
Lampiran 8. Lanjutan xx

12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahan masalah. Oleh karena itu,dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinyu

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor,


atau pembimbing lapangan

4. Mengamati perilaku sistem

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

6. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

1. Melatih kedisiplinan.

2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan


dalam perusahaan.

3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan


menjalankan bisnis.

1
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.

6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek dilaksanakan terhitung mulai tanggal 1 Juli 2019 hingga 2 Agustus
2019 dan bertempat di PT PAL Indonesia (Persero) Jalan Ujung, Surabaya, Jawa
Timur. Mahasiswa ditempatkan pada Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan
khususnya Departemen Rendal (perencanaan dan pengendalian) Produksi
Korporasi.

2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT PAL Indonesia (Persero) merupakan salah satu industri strategis yang


memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia khususnya untuk matra
laut. Keberadaan PT PAL Indonesia (Persero) tentu memiliki peran penting dan
strategis dalam mendukung pengembangan industri kelautan nasional.

Pendirian PT PAL Indonesia (Persero) bermula dari sebuah galangan kapal yang
bernama Marine Establishment yang diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada
tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, perusahaan ini beralih nama
menjadi Kaigun SE 2124.

Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini


dan namanya berubah menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Lalu pada
tanggal 15 April 1980, status perusahaan PT PAL Indonesia (Persero) berubah
dari perusahaan umum menjadi perseroan terbatas berdasakan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1980.

Peran PT PAL Indonesia (Persero) semakin kuat setelah dikeluarkannya UU No.


16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan di mana BUMN strategis diberi ruang
yang lebih luas. Berdasarkan UU tersebut PT PAL Indonesia (Persero) secara
profesional mengemban amanah sekaligus kewajiban untuk berperan aktif dalam
mendukung pemenuhan kebutuhan alutista matra laut dan berperan sebagai
pemandu utama (lead integrator) matra laut.

Usaha PT PAL Indonesia (Persero) ini merupakan langkah besar Indonesia untuk
memasuki industri global bidang pertahanan. Dengan posisinya sebagai
pemandu utama alutisista matra laut, maka pada masa mendatang PT PAL
Indonesia (Persero) akan terus meningkatkan kemampuannya untuk dapat
berperan dalam Driving Synergy to Global Maritime Access. Peran penting dari
PT PAL Indonesia (Persero) ini akan membawa industri maritim Indonesia
kepada pemenuhan pasar maritim secara global.

PT PAL Indonesia (Persero) berlokasi di Jalan Ujung, Surabaya, Jawa Timur


dengan kegiatan utama memproduksi kapal perang dan kapal niaga,

3
memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, dan rekayasa umum
dengan spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan klien. Ada pula perwakilan PT
PAL Indonesia (Persero) di Jakarta yang beralamat Jalan Tanah Abang ll No. 27,
Jakarta Pusat.

Gambar 2.1.1.1.1. Logo PT PAL Indonesia (Persero)

Gambar 2.1.1.1.2. Gedung PIP PT PAL Indonesia (Persero)

2.1.2. Prestasi PT PAL Indonesia (Persero)

Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri maritim, PT
PAL Indonesia (Persero) sudah menciptakan banyak prestasi yang
mengharumkan nama PT PAL Indonesia (Persero) dan Bangsa Indonesia. Pada
awal tahun 2017, PT PAL Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Damen
Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) berhasil menyelesaikan Kapal Perusak
Kawal Rudal (PKR) dan diserahkan langsung kepada Menteri Pertahanan,
Ryamizard Ryacudu. Damen Schelde Naval Shipbuilding merupakan perusahaan
pertahanan, galangan kapal, dan perusahaan konglomerat asal Belanda. Kapal
PKR ini dibangun dengan program ToT (Transfer of Technology) yang menyerap
kurang lebih 200 insan PAL Indonesia dimana 75 orang diantaranya telah
mendapat pendidikan di Damen Schelde Naval Shipbuilding.

Selain DSNS, PT PAL Indonesia (Persero) juga melakukan kerja sama dengan
Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) yang berasal dari Korea
Selatan. Kerja sama antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan DSME ini juga
dalam bentuk ToT yang menghasilkan kapal selam ketiga milik Indonesia. Kapal

4
pertama dan kedua dibangun sepenuhnya di Korea Selatan, sedangkan kapal
selam ketiga di bangun di Korea Selatan, namun dirakit di Indonesia.

Gambar 2.1.2.1.1. Launching Ceremony Kapal Selam Alugoro 405

PT PAL Indonesia (Persero) juga telah mendapat berbagai macam sertifikat


penghargaan, baik nasional maupun internasional. Penghargaan tersebut
diantaranya adalah PT PAL Indonesia (Persero) termasuk dalam 25 perusahaan
paling kreatif tahun 2016 versi majalah SWA, prestasi terhormat dari Persatuan
Insinyur Indonesia Adidharma Profesi, penghargaan juara pertama dalam
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja oleh
Kementerian Tenaga Kerja, menjadi finalis Anugerah IPTEK 2016 (kapal
Strategic Sealift Vessel) oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia, dan yang terakhir adalah mendapat penghargaan
Good Performance dalam BUMN Performance Excellence Award 2017.

2.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sistem formal dari aturan dan tugas serta hubungan
otoritas yang mengawasi bagaimana anggota organisasi bekerjasama dan
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi (Jones, 1995).
Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh PT PAL Indonesia (Persero)
adalah struktur organisasi fungsional. Pada struktur organisasi fungsional, orang-
orang dikelompokkan menurut fungsi atau pekerjaan masing-masing
departemen.

2.2.1. Struktur Organisasi PT PAL Indonesia (Persero)

Bagan struktur organisasi yang penulis sajikan merupakan bagan struktur


organisasi secara keseluruhan di PT PAL Indonesia (Persero). Bagan ini dimulai

5
dari tingkatan paling atas yaitu direktur umum yang dijabat oleh Pak Budiman
Saleh. Di bawahnya terdapat management representative dan asisten direktur
utama, sekretaris perusahaan, bendahara pengawasan internal, Divisi CSP,
Divisi Keamanan dan K3LH , dan Technology, design & naval system yang
bertanggung jawab langsung terhadap direktur utama. Setelah itu, terdapat 4
direktorat yang membawahi berbagai divisi. Keempat direktorat tersebut adalah
Direktorat Pembangunan Kapal, Direktorat Rekum dan Harkan (Rekayasa Umum
dan Pemeliharaan Perbaikan), Direktorat Keuangan, dan Direktorat SDM dan
Umum. Struktur organisasi PT PAL Indonesia (Persero) dapat dilihat pada
lampiran 1. Berikut merupakan tugas dari tiap divisi yang ada di PT PAL
Indonesia (Persero) :

a. Divisi Desain
Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan design dan engineering untuk proyek-proyek
yang sedang diproduksi.
2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan pada bidang rancang bangun
dan proses produksi.

b. Divisi Kapal Niaga


Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal niaga maupun
bukan kapal niaga sesuai dengan kebijakan Direktur pembangunan kapal.
2. Merinci Instruksi Pelaksanaan Proyek (IPP) yang telah dibuat ole Direktorat
pengembangan kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
3. Melaksanakan pembangunan kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
4. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil yang memenuhi.

c. Divisi Kapal Perang


Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan dan pembangunan kapal-kapal perang maupun
bukan kapal perang sesuai kebijakan Direktur pembangunan kapal.

6
2. Merinci Instruksi Pelaksanaan Proyek (IPP) yang telah dibuat ole Direktorat
pengembangan kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
3. Melaksanakan pembangunan kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
4. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil yang memenuhi.

d. Divisi Kapal Selam


Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan dan pembangunan kapal-kapal selam maupun
bukan kapal selam sesuai kebijakan Direktur pembangunan kapal.
2. Merinci Instruksi Pelaksanaan Proyek (IPP) yang telah dibuat oleh Direktorat
pengembangan kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
3. Melaksanakan pembangunan kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
4. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil yang memenuhi.

e. Divisi Pemasaran dan Penjualan Bangkap


Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan dan pemasaran jangka panjang dan jangka
pendek produk pengembangan kapal.
2. Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar, dan pasar studi kelayakan
terhadap produk bangunan kapal.
3. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal.
4. Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk
mendukung produk baru
5. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek dalam aspek
biaya dan kepuasan pelanggan

f. Divisi Rekayasa Umum


Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal secara umum sesuai
dengan kebijakan Direktur Rekayasa Umum & Harkan.

7
2. Merinci Instruksi Pelaksanaan Proyek (IPP) yang telah dibuat oleh Direktorat
pengembangan kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
3. Melaksanakan pembangunan secara efektif dan efisien sesuai aspek QCD.
4. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja, dan
waktu se-efektif mungkin.

g. Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan


Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal perang maupun
bukan kapal perang sesuai dengan kebijakan Direktur Rekayasa Umum dan
Harkan.
2. Melaksanakan pemasaran untuk jasa bagi fasilitas idle capacity.
3. Merinci Instruksi Pelaksanaan Proyek (IPP) yang telah dibuat oleh Direktorat
pengembangan kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya.
4. Melaksanakan pembangunan kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
5. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja, dan
waktu se-efektif mungkin.

h. Divisi Penjualan Rekumhar


Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan dan pemasaran jangka panjang dan jangka
pendek produk Rekayasa Umum dan Harkan.
2. Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar, dan studi kelayakan terhadap
produk Rekayasa Umum dan Harkan.
3. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk Rekayasa Umum dan
Harkan.
4. Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk
mendukung produk baru.
5. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek dalam aspek
biaya dan kepuasan pelanggan.

8
i. Divisi Jaminan Kualitas
Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan dan pemeriksaan serta pengujian proyek-
proyek dalam proses produksi.
2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian proyek-proyek dalam proses
produksi.
3. Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi perusahaan selama proses
garansi.
4. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu produksi
perusahaan.
5. Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak merusak untuk
material dan hasil proses produksi.

j. Divisi Supply Chain


Dengan tugas antara lain:
1. Merencanakan kebutuhan material baik untuk emndukung proyek maupun
operasional.
2. Mengkoordinir pelaksanaan kebutuhan material pada lokasi penyimpanan.
3. Mengkoordinir pengolahan material pada lokasi penyimpanan.
4. Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk menunjang kebutuhan
material.
5. Mengelola sistem informasi material untuk menunjang unit kerja lain.

k. Divisi Pembendaharaan
Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan tugas pendanaan perusahaan sesuai dengan prinsip
pengelolaan pendanaan dan perbankan yang berlaku.
2. Melakukan strategi optimalisasi return kinerja dan likuiditas perusahaan.
3. Melaksanakan analisis pasar keuangan sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam rangka mengurangi risiko pasar keuangan.
4. Melaksanakan studi keuangan proyek atau bidang usaha mandiri.
5. Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang
optimalisasi cashflow perusahaan.
6. Melaksanakan kebijakan dalam membuat laporan perpajakan perusahaan
sesuai dengan aturan yang berlaku.

9
l. Divisi Akuntansi
Dengan tugas antara lain:
1. Mempersiapkan dan melaksanakan kebijakan akuntansi perusahaan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku.Melaksanakan perencanaan dan
pengendalian serta pengawasan atas biaya perusahaan dan investasi
perusahaan.
2. Menyusun rencana kerja jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang dalam bidang akuntansi dan keuangan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan kegiatan perusahaan.
3. Melaksanakan evaluasi dan analisis terhadap pengelolaan aset dan liabilitas
serta kinerja dari anak perusahaan dan kerja sama usaha lainnya.
4. Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis
perusahaan.

m. Divisi Teknologi Informasi


Dengan tugas antara lain:
1. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi untuk menjunjung
kegiatan yang berhubungan dengan rancang bangun penelitian.
2. Melaksanakan strategi pada bidang teknologi, penelitian, dan
pengembangan maupun pada bidang lainnya sesuai dengan pengarahan
dan ketentuan direksi.
3. Melaksanakan kegiatan integrited logistic support untuk kapal-kapal yang
diproduksi.

n. Divisi HCM (Human Capital Management) & Command Media


Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai dengan perkembangan
bisnis perusahaan.
2. Merencanakan kebutuhan SDM baik jangka pendek maupun jangka panjang
beserta pengembangannya.
3. Melaksanakan proses administrasi mutasi promosi dan rotasi dalam rangka
peningkatan kompetensi diri sendiri dan penyegaran.
4. Merencanakan, mengelola, dan mengembangkan sistem pelatihan baik dari
dalam maupun luar perusahaan.
5. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjang
kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan SDM.

10
o. Divisi Kawasan
Dengan tugas antara lain:
1. Merencanakan dan mengendalikan pengelolaan dan pemeliharaan
bangunan infrastruktur beserta anggarannya.
2. Merencanakan dan mengendalikan pengelolaan keselamatan kerja.
3. Merencanakan dan mengendalikan pengelolaan pemeliharaan utilitas dan
lingkungan hidup serta keamanan dan ketertiban.
4. Membina pengelolaan aset perusahaan.

p. Sekretaris Perusahaan
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Kebijakan Direksi di bidang hubungan
masyarakat, hukum perusahaan, dan melaksanakan administrasi perusahaan
serta penerapan Good Corporate Governance.

q. Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan


Dengan tugas antara lain:
1. Membuat Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RKAP) dan melakukan
evaluasi realisasinya.
2. Melakukan Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (RKAP) dan membuat
evaluasi realisasinya.
3. Membuat indikator utama kinerja perusahaan dan melaksanakan
pengukurannya.
4. Melaksanakan evaluasi monitoring IPP, SBLC, GELC, dan Integrated
Schedule, berkoordinasi dengan fungsi PMO (Project Management Office)

r. Divisi Satuan Pengawas Internal


Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keuangan dan operasional
perusahaan serta menilai pengendalian, pengelolaan, dan pelaksanaanya serta
saran-saran perbaikannya.

2.2.2. Struktur Organisasi Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan

Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan (PSP) adalah unit kerja struktural


tingkat Divisi dalam organisasi Direktorat Utama yang dipimpin seorang Kepala
Divisi, berkedudukan langsung dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Utama. Kepala Divisi membawahi dan membina Sekretariat Divisi Perencanaan
Strategis Perusahaan, Departemen Rendal Korporasi, Departemen Rendal
Produksi Korporasi, dan Departemen Manajemen Risiko Korporasi.

11
Gambar 2.2.2.1.1. Struktur Organisasi Divisi Perencanaan Strategis
Perusahaan

a. Sekretariat Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan


Sekretariat Divisi PSP adalah unit kerja fungsional yang berkedudukan langsung
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Divisi PSP yang dikelola oleh
seorang sekretaris atau jabatan lain yang relevan dengan fungsi kesekretariatan
atau administrasi. Sekretariat memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Melakukan kegiatan kesekretariatan yang meliputi administrasi umum,


administrasi personil, kerumahtanggaan dan keuangan di lingkungan Divisi
PSP.
2. Mengelola administrasi pemeliharaan asset, fasilitas dan sarana perkantoran
di lingkungan Sekretariat PSP
3. Mengelola dan mengkoordinir penyediaan sarana dan prasarana di Divisi
PSP

b. Departemen Rendal Korporasi


Departemen Rendal Korporasi adalah unit kerja struktural tingkat departemen
dalam organisasi Divisi PSP yang dipimpin oleh seorang Kepala Departemen
yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Divisi PSP. Departemen Rendal Korporasi memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Merancang strategi perencanaan dan pengendalian perusahaan untuk


mencapai tingkat kinerja perusahaan yang terukur.
2. Membuat Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan atau Business
Plan Perusahaan.
3. Membuat Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (RKAP).
4. Membuat analisa SWOT dan atau analisa sejenisnya.
5. Membuat Key Performance Index (KPI) korporasi dan mengkoordinir
cascadingnya ke tingkat divisi.

12
6. Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian RJPP melalui evaluasi dan
monitoring pencapaian RKAP tiap tahunnya.
7. Membuat laporan monitoring dan evaluasi pencapaian RKAP dan KPI tiap
triwulan.
8. Menerbitkan dan mengendalikan IPP investasi.
9. Menyusun laporan implementasi KPKU.
10. Memonitor dan mengevaluasi kinerja Anak Perusahaan, Asosiasi, dan
Afiliasi.
11. Membuat laporan monitoring dan evaluasi Anak Perusahaan per triwulan.
12. Mengevaluasi dan melaksanakan perbaikan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.

c. Departemen Rendal Produksi Korporasi


Departemen Rendal Produksi Korporasi adalah unit kerja struktural tingkat
departemen dalam organisasi Divisi PSP yang dipimpin oleh seorang Kepala
Departemen yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Divisi PSP. Departemen Rendal Produksi Korporasi memiliki
fungsi sebagai berikut:

1. Merancang strategi bidang perencanaan produksi secara korporasi untuk


menjalankan usahanya dalam mencapai kualitas, biaya, dan jadwal sesuai
RKAP berdasarkan strategi perusahaan.
2. Merencanakan proses pembuatan Ship Building Line Chart (SBLC) proyek
kapal baru dan General Engineering Line Chart (GELC) proyek rekayasa
umum beserta dengan revisinya.
3. Membuat Integrated Schedule yang meliputi penjadwalan pekerjaan desain,
procurement, dan produksi untuk proyek bangunan kapal baru dan proyek
rekayasa umum.
4. Membuat usulan budget IPP proyek bangunan kapal baru dan proyek
rekayasa umum.
5. Membuat kebijakan pembangunan (Construction Policy) untuk proyek
bangunan kapal baru dan proyek rekayasa umum secara korporrasi.
6. Merencanakan kapasitas produksi secara korporasi untuk proyek bangunan
kapal maupun proyek rekayasa umum.
7. Melaksanakan fungsi control budget untuk proyek bangunan kapal baru dan
proyek rekayasa umum.

13
8. Mengevaluasi dan melaksanakan perbaikan pekerjaan yang menjdi
tanggung jawabnya.
9. Menyiapkan, mengkoordinasikan, dan menyusun materi untuk Rapat
Komisaris dan Direksi (Rakomdir).

d. Departemen Manajemen Risiko Korporasi


Departemen Manajemen Risiko Korporasi adalah unit kerja struktural tingkat
departemen dalam organisasi Divisi PSP yang dipimpin oleh seorang Kepala
Departemen yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Divisi PSP. Departemen Manajemen Risiko memiliki fungsi
sebagai berikut:

1. Menjabarkan dan melaksanakan serta meningkatkan peran dan kualitas


pemahaman manajemen risikp korporasi untuk dapat meminimalisir potensi
risiko perusahaan.
2. Menyiapkan kebijakan direksi tentang manajemen risiko, pedoman
penerapan manajemen risiko, Risk Apetite, dan Risk Tolerance dalam
implementasinya.
3. Menyusun program kerja manajemen risiko setiap tahun dalam
meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko.
4. Menyiapkan konsep dalam pelaksanaan sosialiasi sebagai upaya
meningkatkan budaya sadar risiko bagi seluruh insan karyawan perusahaan.
5. Menyiapkan usulan dalam peningkatan kompetensi dan pemahaman
didalam manajemen risiko perusahaan.
6. Mencari dan menjalin komunikasi dan kerjasama dengan pihak ketiga dalma
upaya peningkatan kualitas manajemen risiko (Risk Management Award,
Workshop Fire Briefing Risk Management, Training pemahaman ISO
31000:2018 dll)
7. Menyusun analisis kajian tentang manajemen risiko penyusunan RJPP dan
RKAP.
8. Menyusun analisis kajian tentang manajemen risiko korporasi, analisis kajian
risiko divisi, analisis kajian risiko proyek perusahaan, dan melaporkan
kepada Kepala Divisi PSP.
9. Menentukan risk profiling seluruh unit kerja/ divisi dan proyek.
10. Identifikasi risiko seluruh unit kerja/ divisi dan proyek.
11. Pengukuran risiko seluruh unit kerja/ divisi dan proyek.

14
12. Penentuan risiko tertinggi dan penyampaiannya seluruh unit kerja/ divisi dan
proyek.
13. Identifikasi risiko korporasi.
14. Pengukuran risiko korporasi.
15. Pelaporan risiko tertinggi korporasi.
16. Analisis risiko divisi dan korporasi dengan menyusun Risk Control Self
Assesement dan proyek.
17. Monitoring perlakuan risiko seluruh divisi, korporasi, dan proyek.
18. Evaluasi dan pelaporan risiko divisi, korporasi, dan proyek.
19. Membuat laporan kajian mitigasi risiko korporasi (RKAP dan program kerja).
20. Bekerja sama dengan SPI dalam kelangsungan penerapan ISO.
21. Bekerja sama dengan audit internal perusahaan dalam rangka pemenuhan
audit internal perusahaan berbasis risiko.
22. Berkoordinasi dengan seluruh unit kerja dalam penerapan manajemen risiko
perusahaan terintegrasi.

2.3. Manajemen Perusahaan

Menurut Hasibuan (2011:2) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber


Daya Manusia mendefinisikan bahwa “manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfataan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Manajemen
perusahaan secara umum adalah serangkaian unsur dalam perusahaan sebagai
proses memimpin, mengarahkan,dan mengadministrasikan sumber daya yang
dimiliki perusahaan.

2.3.1. Kebijakan Perusahaan

Dalam rangka mewujudkan visi menjadi perusahaan galangan kapal dan


rekayasa berkelas dunia, terpercaya, dan bernilai tambah bagi para pemangku
kepentingan, serta misi perusahaan antara lain memuaskan pelanggan dan
pihak-pihak berkepentingan di dalam perusahaan, maka PT PAL Indonesia
(Persero) dalam menghasilkan produk atau jasa menetapkan kebijakan
perusahaan yaitu:

a. Penurunan tingkat kerugian jiwa dan properti dengan menurunkan dan


mengendalikan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan juga mencegah
pencemaran lingkungan serta menjamin keselamatan dan kesehatan kerja.

15
b. Pemenuhan kualitas, biaya, dan penyerahan tepat waktu sesuai persyaratan
pelangan.
c. Peningkatan penguasaan teknologi dan rancang bangun.
d. Peningkatan efektifitas dan efisien secara berkesinambungan di segala
bidang.
e. Penerapan etika usaha dan etika kerja, baik untuk internal maupun
eksternal.
f. Pemenuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan.

2.3.2. Visi dan Misi PT PAL Indonesia (Persero)

Per tanggal 31 Desember 2018, visi dan misi PT PAL Indonesia (Persero)
berubah menjadi:

a. Visi : menjadi perusahaan konstruksi di bidang industri maritim dan energi


berkelas dunia.

b. Misi :

1. Kami adalah pembangun, pemelihara, dan penyedia jasa rekayasa untuk


kapal atas dan bawah permukaan serta engineering, procurement, dan
construction di bidang energi.
2. Kami adalah penyedia layanan terpadu yang ramah lingkungan untuk
kepuasan pelanggan.
3. Kami berkomitmen membangun kemandirian industri pertahanan dan
keamanan matra laut, maritim, dan energi kebanggaan nasional.

2.3.3. Budaya Kerja Perusahaan

Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan juga pendorong yang dibudayakan
dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan, serta tindakan
yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Setiap perusahaan memiliki budaya
kerja yang didasari oleh kepentingan, kondisi, perusahaan, dan sumber daya
masing-masing yang berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan
lainnya. Budaya kerja PT PAL Indonesia (Persero) adalah Synergy, Heart
Centered, Innovative, dan Performance. Budaya tersebut bila disingkat akan
menjadi “SHIP” yang mencerminkan bahwa PT PAL Indonesia (Persero)
merupakan perusahaan konstruksi di bidang maritim dengan produk utama yang
dihasilkan adalah kapal. Budaya tersebut bermakna bahwa insan PAL bangga

16
dengan keyakinan dan kemampuannya mewujudkan karya yang akan menjadi
kehormatan bagi bangsa dan negara.

Gambar 2.3.3.1.1. Budaya Kerja PT PAL Indonesia (Persero)

2.3.4. Pedoman Sistem Manajemen PT PAL Indonesia (Persero)

Pedoman Sistem Manajemen merupakan pedoman yang menyatakan kebijakan


umum organisasi terhadap aktifitas operasional yang dilakukan dan telah
memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001), Sistem Manajemen
Lingkungan (ISO 14001), dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (OHSAS 18001 dan PP 50/2012) serta merupakan pedoman bagi
penyusunan dokumentasi tingkat di bawahnya serta aktivitas operasional
organisasi. Ketiga sistem manajemen tersebut digabungkan menjadi satu sistem
manajemen yang berintegrasi (Integrated Management System) dan diberi nama
Sistem Manajemen PT PAL Indonesia (Persero) atau disingkat SMPAL. Sertifikat
manajemen mutu yang miliki oleh PT PAL Indonesia dapat dilihat pada lampiran
2.

2.3.5. Fasilitas Perusahaan

Perusahaan sebaiknya memiliki fasilitas untuk menunjang kinerja karyawannya.


Berikut merupakan fasilitas yang dimiliki PT PAL Indonesia (Persero):
a. Tempat parkir mobil dan motor
b. Assembly point

17
c. Kendaraan pemadam kebakaran
d. Kantin
e. Masjid
f. Ruang kesehatan industri
g. Tempat pembuangan sampah sementara
h. Alat Pelindung Diri

18
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis

Operasi bisnis terdiri dari kata “proses” yang dapat didefinisikan sebagai satu set
prosedur yang didesain untuk mengintegrasikan manusia, pengetahuan,
peralatan, energi, dan informasi untuk menyelesaikan tugas tertentu. Dari sudut
pandang pragmatis, proses bisnis dideskripsikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan dalam sebuah organisasi. Dalam jangkauan yang luas, bisnis
didefinisikan menjadi sebuah organisasi yang menyediakan sumber daya kepada
konsumen sesuai dengan produk/ jasa yang diinginkan, Sedangkan proses
adalah suatu aktivitas manajemen yang berkelanjutan serta menentukan sebuah
transformasi/ perubahan dari input menuju outputnya.

3.1.1. Proses Bisnis PT PAL Indonesia (Persero)

Aliran Proses Bisnis PT PAL Indonesia (Persero) dimulai dari Divisi Pemasaran
Penjualan Bangkap & Penjualan Rekumhar dan melakukan koordinasi dengan
Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan dimulai dari proses lelang hingga
proyek tersebut didapat. Setelah proyek didapat, dilanjutkan dengan proses
desain (Divisi Desain), pengadaan material (Divisi Supply Chain) dan proses
produksi (Divisi Produksi) dengan didukung oleh Divisi Jaminan Kualitas dan
Stakeholder terkait. Bagan proses bisnis PT PAL Indonesia (Persero) dapat
dilihat pada lampiran 3.

3.1.2. Proses Bisnis Penerbitan dan Pengendalian SBLC & GELC

Penempatan penulis ada pada Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan


khususnya Departemen Rendal Produksi Korporasi, maka proses bisnis yang
akan dijabarkan merupakan proses bisnis pada Departemen Rendal Produksi
Korporasi. Bagan ini menggambarkan tentang alur penerbitan & pengendalian
Ship Building Line Chart (SBLC) dan General Engineering Line Chart (GELC).

Berawal dari Divisi Penjualan dan Pemasaran Bangunan Kapal atau Divisi
Penjualan Rekayasa Umum dan Pemeliharaan & Perbaikan, Divisi Perencanaan
Strategis Perusahaan (PSP), dan Divisi Produksi. Divisi PPBK/ Divisi PRH
menyiapkan dokumen kontrak yang berisi perjanjian antara pemilik kapal dengan

19
PT PAL Indonesia (Persero) dan sudah di tandatangani. Divisi PSP menyiapkan
draft Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Divisi Produksi
menyiapkan dokumen yang berisikan fasilitas produksi dan kapasitas produksi.
Keempat dokumen tersebut kemudian diberikan kepada Divisi PSP dan yang
berguna untuk membuat draft SBLC dan GELC. Draft ini kemudian diajukan
kepada Direktur Utama untuk mendapat persetujuan dan pengesahan. Apabila
tidak disetujui, maka Divisi PSP berkewajiban merevisi draft tersebut. Apabila
disetujui, maka Divisi PSP membuat dokumen SBLC dan GELC. Dokumen ini
kemudian diperbanyak dua kali untuk diberikan kepada Divisi PPBK/ Divisi PRH
dan Divisi Produksi. Pada kenyataannya, dokumen SBLC dan GELC ini juga
diberikan kepada Divisi Desain untuk melihat lamanya waktu yang diberikan
untuk membuat desain dari kapal yang dipesan dan kepada Divisi Supply Chain
khususnya Departemen Procurement untuk mengetahui kapan bahan baku
harus sudah tersedia.

Setelah dokumen SBLC dan GELC diberikan kepada divisi yang terkait, maka
dilakukan pengendalian. Pengendalian ini bertujuan untuk memantau apakah
keadaan di lapangan berjalan sesuai dengan yang direncanakan pada SBLC dan
GELC. Lalu dilakukan evaluasi terhadap Integrated Schedule. Integrated
Schedule merupakan dokumen lanjutan dari SBLC dan GELC yang berisi detail
dari setiap kegiatan. Contoh dari Integrated Schedule dapat dilihat pada lampiran
4 dan lampiran 5. Evaluasi Integrated Schedule ini dilakukan berdasarkan
aktifitas kemajuan proyek dan evaluasi Master Schedule dari Divisi Produksi.
Master Schedule Merupakan dokumen yang berisi jadwal yang sangat rinci dan
dibuat oleh Divisi Produksi.

Setelah dilakukan evaluasi, maka ditinjau apakah evaluasi tersebut membawa


perubahan yang signifikan atau tidak. Bila tidak membawa perubahan yang
signifikan, maka dilakukan evaluasi ulang terhadap Integrated Schedule. Bila
membawa perubahan yang signifikan, maka Divisi PSP membuat usulan revisi
SBLC dan GELC. Usulan tersebut kemudian diajukan kepada Direktur Utama
dan ditinjau kembali apakah membawa perubahan yang signifikan atau tidak. Bila
tidak, maka Divisi PSP melakukan revisi ulang. Bila ya, Divisi PSP membuat
dokumen SBLC dan GELC yang sudah direvisi, kemudian diperbanyak dan
diberikan kepada Divisi PPBK/ Divisi PRH dan Divisi Produksi. Standar
operasional penerbitan dan pengendalian SBLC & GELC dapat dilihat pada
gambar 3.1

20
Gambar 3.1.2.1.1. Proses Bisnis Penerbitan dan Pengendalian SBLC &
GELC

3.2. Produk yang Dihasilkan

PT PAL Indonesia (Persero) merupakan perusahaan konstruksi di bidang industri


maritim. Tidak hanya memproduksi kapal, PT PAL Indonesia (Persero) juga

21
memproduksi bangunan offshore dan power plant serta jasa perbaikan &
pemeliharaan untuk Kapal Republik Indonesia (KRI) maupun non KRI. Produk
yang dihasilkan oleh PT PAL Indonesia (Persero) digolongkan ke dalam 3
kategori yaitu shipbuilding, rekayasa umum, dan pemeliharaan & perbaikan.

Total jumlah kapal yang telah berhasil dibangun dan dikirim oleh PT PAL
Indonesia (Persero) sebanyak 230 unit dari tahun 1985 hingga tahun 2018 dan
45 unit diantaranya merupakan kapal pesanan luan negeri. Hingga tahun 2018,
kapal yang paling banyak diproduksi oleh PT PAL Indonesia (Persero) yaitu kapal
patroli yang mencapai 77 unit (dapat dilihat pada Gambar 3.2.) sedangkan untuk
proyek rekayasa umum, PT PAL Indonesia dapat menyelesaikan total 279 proyek
mulai tahun 1988 hingga 2017 (dapat dilihat pada Gambar 3.3.)

Gambar 3.2.1.1.1. Pengalaman Produksi Proyek Bangunan Kapal

22
Gambar 3.2.1.1.2. Pengalaman Produksi Proyek Bangunan Kapal

Performansi kinerja PT PAL Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.4. yang
menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir, PT PAL Indonesia selalu tepat
waktu dalam hal pengiriman produk, bahkan tidak sedikit produk yang dikirim
lebih awal dari jadwal yang ditentukan.

Gambar 3.2.1.1.3. Kinerja Delivery Produk Selama 5 Tahun Terakhir

3.2.2. Shipbuilding

Pembangunan kapal merupakan fungsi dari Direktorat Pembangunan Kapal,


dibagi menjadi Divisi Kapal Perang dan Divisi Kapal Niaga. Berikut merupakan
produk yang dihasilkan oleh Divisi Kapal Perang dan Divisi Kapal Niaga.

a. Naval Shipbuilding:

1. FPB 15m Aluminium


Kapal ini akan dioperasikan di pelabuhan dan perairan pantai dengan kedalamn
air minimum 1 meter. Kapal dirancang sesuai dengan kebutuhan polisi untuk bea
cukai, tugas anti penyelundupan, dan tugas patroli lainnya. Memiliki panjang
keseluuhan sekiat 15,8 meter dan lebar sekitar 3,2 meter dengan kecepatan
maksimum mencapai 35 knot. Kapal ini dapat mengangkut 5 orang yang terdiri
dari1 orang pilot dan 4 orang kru kapal.

23
Gambar 3.2.2.1.1. FPB 15 M

2. FPB 28 M Wood
Kapal ini didesain dengan interior berbahan dasar kayu dan dirancang untuk
tugas patroli di pelabuhan, di perairan pantai, dan banyak tugas patroli lainnya.
Memiliki panjang keseluruhan 28 keter dan lebar 4,4 meter dengan kecepatan
maksimum mencapai 29 knot. Kapal ini dapat mengangkut hingga 17 orang dan
dapat dipersenjatai dengan meriam kapal 12,7 mm yang menggunakan remote
control.

Gambar 3.2.2.1.2. FPB 28 M Wood

3. FPB 28 M Aluminium
Fast Patrol Boat 28 m memiliki panjang 28 meter dan lebar 6,60 meter dengan
kecepatan maksimum mencapai 40 knot. Fitur spesial yang ada di kapal ini
adalah memiliki kecepatan tinggi, pemeliharaan laut yang baik, memiliki
kemampuan untuk manuver, mesin dengan tugas yang berat, dilengkapi dengan
alat navigasi berupa Magnetic Compass dan Radio Communication
Systemdandapat dipersenjatai dengan meriam kapal 12.7 mm.

Gambar 3.2.2.1.3. FPB 28 M

4. FPB 38 M Aluminium
Fast Patrol Boat 38 m memiliki panjang 38 meter dan lebar 7,3 meter dengan
kecepatan maksimum mencapai 30 knot. Kapal ini dapat mengangkut kru sampai
dengan 25 orang.

24
Gambar 3.2.2.1.4. FPB 38 M

5. FPB 57 M
Fast Patrol Boat 57 m adalah sebuah rancangan kapal patroli yang dibuat oleh
Lurssen, Jerman. Pada awalnya PT PAL Indonesia (Persero) hanya memperoleh
hak untuk merakit kapal ini di Surabaya, namun selanjutnya PT PAL Indonesia
(Persero) mendapat hak untuk memproduksi rancangan kapal ini.
Kapal ini telah dirancang untuk memenuhi tingginya permintaan yang cocok
untuk operasi di perairan bebas dan untuk patroli di perairan teritorial.
Kemampuan tempur kapal dapat disesuaikan dengan spesifikasi yang diinginkan
pemilik. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 58,10 meter dan lebar 7,62 meter
dengan kecepatan maksimum mencapai 29,6 knot. Kapal ini dipersenjatai
dengan Automatic Gun 57mm, Automatic Gun 40mm, dan 2 unit Hand Operated
Gun 20mm.

Gambar 3.2.2.1.5. FPB 57 M

6. KCR 60 M
Kapal Cepat Rudal merupakan kapal yang didesain untuk dapat dipasang
senjata meriam hingga kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dua buah senjata
kaliber 20 mm, dan peluncur rudal anti kapal. Kapal ini dilengkapi juga dengan
satu buah rescue boat beserta alat angkatnya (boat crane) di bagian belakang
geladak utama.
Kapal ini juga memungkinkan pemasangan sistem persenjataan (Future Growth)
yang disesuaikan dengan fungsi militernya. Memiliki panjang keseluruhan 59,8

25
meter dan lebar 8,10 meter, kecepatan maksimum 28 knot, ketahanan berlayar di
laut selama 5 hari, dan dapat mengakomodasi sebanyak 55 orang. Kapal ini
memiliki fungsi tambahan seperti pengintaian, tugas-tugas SAR, amphibious
raid, lawan infiltrasi, dan operasi bhakti TNI.

Gambar 3.2.2.1.6. KCR 60 M

7. Frigate PKR 10514


Kapal Perusak Kawal Rudal merupakan hasil kerja sama antara DSNS (Damen
Schelde Naval Shipbuilding) dengan PT PAL Indonesia (Persero). Kapal ini
dipesan oleh TNI Angkatan Laut yang memiliki fungsi utama anti perang udara,
anti perang di permukaan laut, dan anti perang kapal selam. Fungsi yang lainnya
yaitu menjaga keamanan dan keselamatan daerah maritim dan bantuan
bencana.
Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 105,11 meter dan lebar14,02 meter
dengan kecepatan maksimum mencapai 28 knot. Ketahanan berlayar kapal ini
hingga diatas 20 hari di laut.

Gambar 3.2.2.1.7. PKR 10514

8. SV 123 M
SSV atau Strategic Sealift Vessel 123 m merupakan kapal pertama buatan PT
PAL Indonesia (Persero) yang diekspor untuk Departemen Pertahanan Filipina.
Kapal ini merupakan jenis kapal yang bisa digunakan untuk misi pendaratan
amfibi di pantai termasuk untuk pendaratan kendaraan tempur darat.Kapal ini
juga bisa dipakai untuk misi non tempur seperti SAR, bantuan obat-obatan, dan
penanggulangan bencana. Kapal ini mulai dibuat pada bulan Januari tahun 2015
dan diluncurkan 2 tahun setelah pembuatannya. Kapal ini memiliki panjang

26
keseluruhan 123 meter dan lebar 21,8 meter. Kapal ini dapat mengangkut
sebanyak 621 personel yang terdiri dari 121 awak kapal, kru helikopter, dan VIP,
serta 500 pasukan. Kapal ini mampu menampung 2 unit helikopter (Black Hawk
dan Augusta 109), 4 unit AAV (Amphibious Assault Vehicle), 2 unit truk 2,5 ton, 2
unit truk 1,5 ton, 2 unit mobil jeep, 1 unit mobil rumah sakit, dan 1 unit mobil
ambulans. Kapal ini juga dapat menampung 2 unit LCU (Landing Craft Utility)
dan 2 set RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Landing Craft Utility adalah jenis
kapal yang digunakan oleh pasukan amfibi untuk mengangkut peralatan dan
pasukan ke pantai.

Gambar 3.2.2.1.8. SSV 123 M

9. LPD 125 M
Landing Platform Dock dirancang untuk memenuhi tingginya permintaan, kapal
akan dibangun sesuai dengan standar dan aturan bangunan kapal
laut.Kemampuan kapal dapat disesuaikan dengan persyaratan spesifik yang
dikehendaki oleh pemilik. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 125 meter dan
lebar 22 meter dengan kecepatan maksimum sebesar 16 knot. Kapal ini dapat
mengangkut awak kapal sebanyak 96 orang, kru helikopter 30 orang, dan tamu
sebanyak 11 orang. Sistem persenjataan yang dapat dipasang untuk Kapal LPD
125 meter ini adalah 1 unit Main Gun 40mm dan 2 unit Machine Gun 20mm.

Gambar 3.2.2.1.9. LPD 125 M

10. Kapal Selam U 209/1400


Kapal selam tipe U 209 ini merupakan hasil kerjasama internasional atau
Transfer of Technology antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo

27
Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) Korea. Kapal selam U 209 yang
diproduksi merupakan varian 1400. Varian ini memilki kemampuan selam
sebesar 1.464 ton, kecepatan saat menyelam sebesar 21 Knot. Varian 1400
memiliki panjang 61,3 Meter dengan diameter lambung sebesar 6,2 Meter.
Kapal selam ini dapat menampung 40 kru dan durasi misi maksimal 56 hari.
Kapal selam ini memiliki tujuan atau misi berupa Anti Surface Operation, Anti
Submarine Operation, Surveillance & reconnaissance, Mine laying, Support
in special operation dan Coordinated operation with surface force.

Gambar 3.2.2.1.10. Kapal Selam U 209/1400

b. Merchant Shipbuilding:

1. Star 50
Kapal kargo Star 50 tercipta karena permintaan pasar, terutama dari luar negeri.
Kapal ini merupakan kapal kargo dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang
efisien, tingkat keamanan yang tinggi, harga yang bersaing, lebih cepat, dan
berkualitas tinggi. Beberapa negara yang telah membeli kapal kargo Star 50
buatan PT PAL Indonesia (Persero) adalah Hong Kong (4 unit), Jerman (2 unit),
Turki (2 unit), dan Singapura (1 unit). Kapal ini juga diakui dunia internasional
sebagai salah satu kapal terbaik di dunia. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan
189,84 meter dan lebar 30,493 meter dengan kecepatan maksimum mencapai
14 knot dan tahan berlayar hingga 50 hari. Kapal ini dapat mengangkut 26 orang
dan kapasitas angkutnya mencapai 50.000 DWT (Deadweight Ton)

Gambar 3.2.2.1.11. Star 50

28
2. 1.600 TEU’s Containership
Kapal ini merupakan kapal kontainer dengan panjang keseluruhan 177,35 meter
dan lebar 27,5 meter. 1.600 TEU’s memiliki kecepatan maksimum hingga 20 knot
dan dapat menahan beban hingga 26.200 DWT.

Gambar 3.2.2.1.12. 1.600 TEU’s Containership

3. Dry Cargo Vessel 18.500 DWT


Kapal ini merupakan kapal kargo dengan panjang keseluruhan 141,35 meter dan
lebar 22,5 meter, serta dapat menahan beban hingga 18.500 DWT.

Gambar 3.2.2.1.13. DCV 18.500 DWT

4. Oil Tanker 30.000 LTDW - MT Fastron


Kapal ini merupakan kapal tanker yang dipesan oleh PERTAMINA yang
digunakan untuk mengangkut minyak bumi. Memiliki panjang keseluruhan 180
meter dan lebar 30,5 meter.

Gambar 3.2.2.1.14. Oil Tanker 30.000 LTDW - MT Fastron

5. Container Vessel 4.180 DWT/ TEU’s KM Mulianim


Kapal yang berukuran panjang 98 Meter dan lebar 16,50 Meter ini dirancang dan
dibangun sebagai kapal yang dapat dioperasikan di daerah perairan sungai

29
dalam dan laut, baik antar daerah maupun antar pulau. Kapal ini dibangun
menggunakan material baja. Peralatan nautilus dari kapal ini berupa Gyro
Compass, pilot terotomatis dan Echo Sounder. Perlengkapan radio dari kapal ini
berupa telepon VHF, Direction Finder Radio, Radar, Broad Cast Receiving dan
Antenna System.

Gambar 3.2.2.1.15. Container Vessel 4.180 DWT

6. Research Vessel 1200 GT


Research Vessel 1200 GT digunakan untuk Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan yang dipesan oleh Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan sekitar 61,7 meter
dan lebar sekitar 12 meter dengan kecepatan maksimum mencapai 13,5 knot.

Gambar 3.2.2.1.16. RV 1200GT

7. Passengership 500
Kapal ini merupakan kapal penumpang yang digunakan untuk kegiatan
komersial. Kapal ini dipesan oleh Departemen Perhubungan, memiliki panjang
keseluruhan 74 meter dan lebar 15,20 meter. Kapasitas untuk first class adalah 5
kabin yang dapat memuat 10 orang, second class dengan 6 kabin yang dapat
memuat 24 orang, economy class yang dapat memuat 466 orang, second class
dengan 11 kabin yang dapat memuat 44 orang, dan economy class yang dapat
memuat 418 orang.

30
Gambar 3.2.2.1.17. Passengership 500

8. Anchor Handling Tug Supply 5400 HP


Anchor Handling Tug Supply merupakan kapal yang sangat kuat yang dirancang
sebagai jangkar sekrup penanganan dan sepenuhnya dilengkapi untuk
mendukung kegiatan lepas pantai, pemadamkebakaran, anti polusi, dan tugas
terkait lainnya. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 60 meter dan lebar 14,80
meter, memiliki 14 tempat tinggal dan dapat mengangkut 19 penumpang.

Gambar 3.2.2.1.18. AHTS 5400 HP

3.2.3. Rekayasa Umum

PT PAL Indonesia mempunyai kemampuan untuk memproduksi produk rekayasa


umum seperti misalnya : Merakit turbin uap sampai dengan 600 Megawatt,
Kompresor modul 40 Megawatt, Barge Mounted Power Plant 30 Megawatt,
Bejana tekan, pendingin dan generator, stator frame sampai dengan 600
Megawatt.
Produk rekayasa lainnya yang sedang dalam proses pembangunan adalah
pembangkit listrik tenaga uap, struktur jaket sampai dengan 1000 ton dan
Wellhead platform sampai dengan 3000 ton.

a. Off Shore & On Shore


1. Wortel Wellhead Platform and Modification on Oyong Platform
Pembangunan Wellhead Platform oleh PT PAL INDONESIA (Persero) untuk
SANTOS (SAMPANG) PTY. LTD.

31
Gambar 3.2.3.1.1. WWP on Oyong Platform

2. EPCI of Banuwati-K Gas Compressor Platform


Pembangunan Engineering, Procurement, Construction, Pre-Commissioning,
Load Out and Sea Fastening oleh PT PAL INDONESIA (Persero) untuk
CNOOCC SES Ltd.

Gambar 3.2.3.1.2. Banuwati-K Gas Compressor Platform

3. Provision of EPCC of BTJT-A Platform, Bukit Tua Development Project


Pembangunan Engineering, Procurement, Construction and Commissioning oleh
PT PAL INDONESIA (Persero) untuk PC Ketapang II Ltd.

Gambar 3.2.3.1.3. Bukit Tua Development Project

4. Total Tunu Phase VII, VIII, XI / PKG1


Pembangunan Turbo Compressor Module Pakage oleh PT PAL INDONESIA
(Persero) untuk TOTAL INDONESIA.

32
Gambar 3.2.3.1.4. Total Tunu Phase VII, VIII, XI / PKG1

5. Onshore Gas Processing Facilities - Oyong Phase 2


Pembangunan Fasilitas Pemrosesan Gas oleh PT PAL INDONESIA (Persero)
untuk SANTOS (SAMPANG) PTY. LTD pada tahap ke 2 OYONG.

Gambar 3.2.3.1.5. Onshore Gas Processing Facilities

b. Power Plant
1. Barge Mounted Power Plant 30 MW
BMPP merupakan teknologi yang dikembangkan oleh PT PAL Indonesia sejak
tahun 1998 di Borang, Sumatera Selatan. Teknologi ini dibuat guna memenuhi
kebutuhan listrik di beberapa daerah terpencil yang dekat dengan laut.
Bentuknya pun bisa dipindahkan sehingga memudahkan pergerakan. Untuk
dapat menjalankan tugasnya, teknologi BMPP menggunakan bahan bakar
berupa dual fuel gas dan solar sementara cara kerja yang diterapkan pada
teknologi BMPP sama seperti cara kerja mesin pembangkit tenaga listrik pada
umumnya.

Gambar 3.2.3.1.6. BMPP 30MW

33
2. Reverse Engineering
Reverse Engineering (RE) adalah sebuah proses dalam bidang manufacturing
yang bertujuan untuk mereproduksi atau membuat ulang model yang sudah ada
baik (komponen, sub asembly, atau produk) tanpa mengunakkan data-data
dokumen desain atau gambar kerja yang sudah ada.

Gambar 3.2.3.1.7. Reverse Engineering

3. Condenser
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap, fungsi
utama kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam dari turbin ke
fase cairnya agar dapat dipompakan kembali ke boiler dan digunakan kembali.

Gambar 3.2.3.1.8. Condenser

3.2.4. Perbaikan & Pemeliharaan


a. KRI
Divisi Perbaikan dan Pemeliharaan telah memainkan peran penting sebagai
galangan kapal yang konsisten untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.
Divisi ini telah melakukan perawatan rutin hingga overhaul untuk semua jenis
kapal angkatan laut, kapal permukaan, dan kapal selam.

34
Gambar 3.2.4.1.1. Kapal Karang Pilang

b. Non KRI
Single Point Mooring (SPM) merupakan suatu struktur terapung yang berlokasi di
lepas pantai. SPM ini berfungsi sebagai penambatan dan interkoneksi untuk
muatan Tanker atau pembongkaran produk gas atau cairan.

Gambar 3.2.4.1.2. Single Point Mooring - Pertamina

3.3. Proses Produksi

Proses produksi yang ada di PT PAL Indonesia (Persero) di bagi menjadi 2


bagian besar, yaitu proses produksi bangunan kapal dan proses produksi
bangunan rekayasa umum. Penulis akan menjelaskan proses produksi bangunan
kapal secara umum .

Proses produksi bangunan kapal dimulai dari dibuatnya draf atau desain kapal
oleh Divisi Desain. Perangkat lunak yang digunakan oleh Divisi Desain untuk
membuat desain kapal yaitu NAPA, sedangkan untuk membuat desain rekayasa
menggunakan perangkat lunak Cadmatic. Panjang dari draf ini berkisar antara 1
hingga 5 meter.

35
Gambar 3.3.1.1.1. NUPAS Cadmatic

Gambar 3.3.1.1.2. NAPA

Hasil desain ini diberikan kepada Divisi Supply Chain (Departemen Procurement)
untuk dihitung kebutuhan bahan bakunya. Kemudian Departemen Procurement
melakukan pengadaan bahan baku. Hasil desain juga diberikan kepada Divisi
Production Planning and Controling (PPC) untuk dijadikan pedoman membuat
jadwal produksi. Divisi Produksi baru bisa melakukan kegiatan produksi apabila
bahan baku yang dipesan sudah tiba dan sudah dilakukan pengecekan. Inti dari
proses produksi ada 4 kegiatan, yaitu Fabrication, Sub Assembly, Assembly, dan
Erection.

Kegiatan fabrikasi dilakukan di bengkel fabrikasi dan bengkel pipa. Proses yang
dilakukan di bengkel fabrikasi adalah marking, cutting, dan bending. Sedangkan
proses yang dilakukan di bengkel pipa adalah marking, cutting, bending, fitting,
welding check, pressure test, treatment, dan palletizing. Marking adalah proses
memberi tanda pada bahan baku berdasarkan dimensi dari gambar desain.
Marking berguna untuk mempermudah proses cutting. Cutting merupakan
tahapan fabrikasi dimana pemotongan dilakukan mengikuti kontur garis marking.
Untuk memotong plat besi menggunakan mesin CNC Plasma Cutting dan untuk
memotong pipa besi menggunakan mesin CNC Gas Cutting. Bending merupakan
tahapan dimana pipa dibengkokkan sesuai sudut yang diinginkan. Terdapat dua

36
mesin, manual dan otomatis dengan menggunakan sebuah motor. Fitting
merupakan pemasangan pipa yang telah melewati proses cutting dan bending
yang selanjutnya akan disambung dalam proses pengelasan. Welding check
yaitu proses pengelasan. Setelah pengelasan terdapat pengecekan terhadap las
sambungan yang dilakukan oleh Departemen Quality Control dari PT PAL.
Pressure test dilakukan untuk melihat apakah terdapat kebocoran pada pipa
tersebut. Pengujian tekanan dilakukan dengan menggunakan udara atau gas
nitrogen yang disuplai oleh kompressor. Kemudian sambungan pipa
disemprotkan dengan cairan yang dapat berbusa dari luar. Indikator kebocoran
adalah terlihat gelembung busa pada bagian pipa yang bocor. Treatment
dilakukan dengan cara mencampurkan zat kimia (scale and corrosion inhibitor)
kedalam sistem aliran air dingin sehingga terjadi reaksi kimia yang dapat
mengikat unsur pemicu terjadinya korosi pada pipa aliran serta membentuk
fouling dan scaling yang sekaligus melapisi permukaan bagian dalam. Palletizing
yaitu proses mengelompokkan berbagai jenis pipa pada palet-palet yang
tersedia.

Setelah selesai dari bengel fabrikasi, material yang sudah sesuia dengan ukuran
gambar desain kemudian dirakit menjadi bagian kecil. Proses ini disebut proses
sub assembly. Bagian-bagian sub-assembly ini kemudian dirakit lagi menjadi
bagian yang lebih besar. Proses ini disebut proses assembly. Proses assembly
biasanya sudah dapat menghasilkan satu blok kapal yang kemudian akan
dilakukan Keel Laying Ceremony. Keel Laying Ceremony ini dilakukan untuk
memperingati hari lahirnya kapal tersebut, sehingga umur kapal dihitung sejak
tanggal Keel Laying Ceremony dirayakan. Setelah Keel Laying masih akan
dilakukan proses sub assembly dan assembly untuk blok yang lainnya. Apabila
bangunan kapal sudah jadi, selanjutnya dilakukan Comissioning, Harbour
Acceptance Trial, Sea Acceptance Trial, dan terakhir Delivey.

3.4. Fasilitas Produksi

Fasilitas produksi yang ada di PT PAL Indonesia (Persero) dibagi menjadi 5


bagian yaitu fasilitas utama pembangunan kapal baru, fasilitas utama
pemeliharaan dan perbaikan kapal baja, dan fasilitas utama bengkel fabrikasi.

37
Tabel 3.4.1.1. Fasilitas Utama Pembangunan Kapal Baru

Dimensi Kapasitas
No. Jenis Fasilitas Kapasitas Jenis Crane
(m) Crane (ton)
Building Berth, Side
1 40,000 DWT 150 x 100
Launching
1 unit Goliath
300
Crane
2 unit Level
2 Graving Dock "Semarang" 50,000 DWT 300 x 32 40
Luffing Crane
2 unit Level
20
Luffing Crane
3 Ship Lift 1,500 TLC 70 x 15
4 Hanggar Kapal Selam 2,000 Ton 105 x 180

Tabel 3.4.1.2. Fasilitas Utama Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal


Baja

Dimensi Kapasitas
No. Jenis Fasilitas Kapasitas Jenis Crane
(m) Crane (ton)
1 unit Goliath
300
Crane

1 Graving Dock "Semarang" 50000 (DWT) 300x32 2 unit Level


40
Luffing Crane
2 unit Level
20
Luffing Crane
2 unit Level
2 Graving Dock "Irian" 20000 (DWT) 237x28 30
Luffing Crane
2 unit Level
3 Floating Dock 5,000 TLC 128x20.3 5
Luffing Crane
2 unit Level
5 Floating Dock 5,000 TLC 120x20 2.5
Luffing Crane
6 Ship Lift 1,500 TLC 79x15
7 Slip Way 40000 (DWT) 150x100
8 Hanggar Kapal Selam 2,000 Ton 105 x 180

Tabel 3.4.1.3. Fasilitas Utama Bengkel Fabrikasi

No. Fasilitas Utama Bengkel Fabrikasi Kapasitas


1 Roller Conveyor 10 TON
2 Stell Section Marking & Cutting Slat Conveyor 20 TON
3 Roller Conveyor For Nc Plasma Cutting 10 TON
4 Roller & Slat Conveyor For Nc Gas Cutting Machine 10 TON

38
Tabel 3.4.1.4. Lanjutan

5 Roller Conveyor For Flame Planner 10 TON


6 Slat Conveyor For Flame Planner 10 TON
7 Nc Plasma Cutting Machine 3500 x 15000 x 60 mm
8 Nc Gas Cutting Machine 3000 x 15000 x 70 mm
9 Flame Planner T = 6~50 mm
10 Nc Frame Marking Machine 3300 x 16000 mm
11 500 Ton Hydraulic Press 50~500 TON
12 Motor Traverser With Roll Conveyor 10 TON
13 Fabrication Shop Frame Bender 400 TON
14 Tree Roll Plate Bending Machine 1500 TON
15 NC Cutting Machine,SAFMATIC Up to 300 mm
16 Plate Shearing Fasti TCHE 509 25/ 10 8 x 2500 mm
17 Radial Drilling, Elha/ R-40 : Drill Bit Max Dia 40 Mm 200 TON
18 Hydraulic Frame Bending Machine, Nicland Capacity 200 Ton 350 TON
19 C/W Portal Crane, Nicland 2 Ton 2 TON
20 Hydraulic Plate Roll Press Nicland / PW 30
21 Rolling Machine Pullmax / PV 7 HS 3000 mm
22 Press Brake Pull Max/EKPM 250 Ton 250 TON
23 Drilling Machine, Mactool / FM 16 P 250 TON
24 Hydraulic Ship Built, Press Pull Max 350 Ton 10 TON

39
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan

Terdapat 18 divisi yang ada di PT PAL Indonesia (Pesero). Penulis ditempatkan


pada Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan (PSP) khususnya Departemen
Rendal Produksi Korporasi. Departemen ini adalah salah satu dari 3 departemen
yang ada di Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan. Departemen Rendal
Korporasi dimpimpin oleh seorang Kepala Departemen yang sekaligus menjadi
pembimbing lapangan, yaitu Pak Yahya. Berikut merupakan tata letak kantor
tempat penulis melaksanakan Kerja Praktek setiap harinya :

Gambar 4.1.1.1.1. Tata Letak Kantor Divisi PSP

Penulis melakukan Kerja Praktek mulai pukul 07.30 hingga pukul 16.30 WIB
dengan jam istirahat selama 50 menit mulai pukul 11.30 hingga 12.20 WIB tiap
hari Senin hingga Jumat. Tedapat dua tugas utama di Departemen Rendal
Produksi Korporasi, yaitu membuat penjadwalan (SBLC, GELC, dan Integrated
Schedule) dan membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Penulis berfokus pada bagian penjadwalan SBLC.

4.2. Tanggung-Jawab-dan-Wewenang-dalam-Pekerjaan

Penulis melakukan kerja praktek selama 25 hari kerja dan selama itu pula,
penulis memiliki kewajiban dan tanggung jawab sebagai berikut:

40
a. Menaati peraturan daerah basis TNI-AL, yaitu menggunakan jas almamater
saat berada di lingkungan basis, menggunakan helm bagi pengguna
kendaraan roda dua, membawa STNK, dan membawa SIM.

b. Memakai ID CARD setiap kali memasuki wilayah PT PAL Indonesia


(Persero).

c. Membuat surat izin barang bawaan.

d. Menggunakan helm bagi pengguna kendaraan roda dua di dalam lingkungan


PT PAL Indonesia (Persero).

e. Hanya memasuki daerah yang diizinkan oleh pihak perusahaan.

f. Datang dan pulang sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

g. Penulis harus melaporkan hasil kerja kepada pembimbing lapangan.

h. Tidak memotret sembarangan.

i. Turut serta menjaga rahasia perusahaan.

Adapun wewenang yang dimiliki penulis selama melaksanakan Kerja Praktek


sebagai berikut :

a. Penulis diizinkan untuk mengambil data yang diperlukan pada hari kerja
dengan catatan tidak mengganggu karyawan dan tidak mempublikasikan
segala bentuk data milik perusahaan.

b. Penulis diperbolehkan menggunakan fasilitas yang ada di kantor Divisi PSP.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Hal pertama yang dilakukan adalah mempelajari istilah-istilah tentang perkapalan


dan bagaimana proses produksi dari kapal tersebut. Setelah itu mulai
mempelajari tentang SBLC, GELC, dan Integrated Schedule. Kemudian
pembimbing lapangan memberikan proyek pengerjaan SBLC pada hari ke
sepuluh dikarenakan penulis mempelajari terlebih dahulu mengenai kapal,
proses produksi, dan SBLC tersebut. Kemudian penulis mengumpulkan data
yang diperlukan berupa jenis kapal, panjang kapal, jumlah kapal, durasi
pembangunan kapal, dan fasilitas apa saja yang digunakan. Selain itu juga
dibutuhkan data mengenai tahun mulai Effective Date Contract dan durasi
penggunaan fasilitas. Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, penulis
mulai membuat SBLC. Pembuatan SBLC memakan waktu selama satu minggu

41
dan kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing lapangan. Hasil SBLC yang
sudah dikonsultasikan kemudian dianalisis dan direvisi berdasarkan masukan
dari pembimbing lapangan. Setelah itu penulis melaporkan hasil akhir pengerjaan
SBLC. Berikut merupakan diagram alir dari metodologi pekerjaan yang
digunakan penulis:

Gambar 4.3.1.1.1. Flowchart Penyelesaian Tugas

42
4.4. Hasil Pekerjaan

Pada hari ke sepuluh pelaksanaan kerja praktek, penulis diberi tugas oleh
pembimbing lapangan untuk membuat Ship Building Line Chart (SBLC). Tugas
yang diberikan terdiri dari 15 kapal yang harus dijadwalkan penggunaan
fasilitasnya dengan membuat SBLC. SBLC adalah dokumen perencanaan yang
berisi urutan pemakaian fasilitas utama dok dan atau area produksi lainnya, yang
mengatur waktu dan urutan proyek pembangunan kapal.

4.4.1. Data

Data yang diperlukan untuk membuat SBLC adalah jenis kapal, panjang kapal,
Effective Date Contract, durasi pembangunan, jumlah permintaan kapal, dan
fasilitas yang digunakan. Berikut merupakan data yang dikumpulkan untuk
menunjang pengerjaan SBLC:

Tabel 4.4.1.1. Kebutuhan Alutsista Tahun 2020 - 2024

Rencana Kebutuhan Durasi 2020 2021 2022 2023 2024


No. Jenis Alutsista
2020-2024 (Bulan) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit)

1 Kapal BRS 124 M 2 unit 30 1 - 1 - -

2 Kapal BU 124 M 2 unit 24 1 1 - - -

3 Kapal LPD 124 M 6 unit 24 - 1 1 2 2

4 Kapal PKR Frigate (10514) 2 unit 48 - 1 1 - -

5 Kapal PKR Frigate ≥115 meter 2 unit 54 - - - 1 1

6 Kapal PKR Latih 105 M 1 unit 36 1 - - - -

Tabel diatas berisi data mengenai kebutuhan Alutsista (Alat Utama Sistem
Senjata) dari tahun 2020 hingga 2024. Tahun tersebut menunjukkan tahun
ditandatanganinya kontrak atau Effective Date Contract.Fasilitas yang digunakan
untuk pembangunan kapal dengan panjang maksimal 60 meter adalah Shiplift
Kapal Perang. Pembangunan kapal perang menggunakan fasilitas shiplift dan
dibangun di dalam workshop kapal perang. Workshop kapal perang memiliki
dimensi 190x76 meter dan dapat memuat hingga 4 unit kapal dengan panjang
maksimal 60 meter. Untuk kapal dengan panjang lebih dari 60 meter
menggunakan fasilitas Graving Dock “Semarang” atau Graving Dock “Irian”.
Pada kasus ini penulis menggunakan fasilitas Graving Dock “Semarang” dengan
panjang 300 meter dan lebar 32 meter.

43
Tabel 4.4.1.2. Data Durasi F-K-L-D

Durasi EDC-F F-K K-L Penggunaan SAT


No. Jenis Kapal
(Bulan) (Bulan) (Bulan) (Bulan) Dock (Bulan) (Bulan)

1 Kapal BRS 124 M 30 9 5 9 9 1


2 Kapal BU 124 M 24 5 5 8 8 1
3 Kapal LPD 124 M 24 6 5 8 8 1

Kapal PKR Frigate


4 48 7 7 16 8 1
105 M
Kapal PKR Frigate
5 54 16 12 20 9 2
≥115 M
Kapal PKR Latih
6 36 8 7 15 8 1
105 M

Ada empat poin utama dalam pembuatan SBLC yaitu F-K-L-D (Fabrication –
Keel Laying – Launching – Delivery). Durasi antara poin satu dengan poin lain
menjadi kunci utama dalam membuat SBLC. Maka dari itu, penulis
menggunakan data masa lalu terkait empat poin utama tersebut untuk membuat
SBLC.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan SBLC, yaitu:


1. Durasi pembangunan proyek.
2. Penentuan Effective Date Contract.
3. Persiapan atau aktivitas desain, khususnya untuk block yang akan dilakukan
Keel Laying.
4. Persiapan atau aktivitas pengadaan material dan peralatan utama, khususnya
untuk long lead item. Contoh long lead item untuk kapal kombatan yaitu
pealatan Sewaco (sensor, weapon, and command) sedangkan long lead item
untuk kapal non kombatan yaitu main engine dan diesel generator.
5. Persiapan atau aktivitas produksi (Block Divisiondan Network Erection).
6. Sarana dan prasarana (fasilitas utama dan pendukung).
7. Kesiapan Man Power.

Tabel 4.4.1.3. Simbol dalam Pengerjaan SBLC

NO
NAMA SIMBOL KETERANGAN
.

44
Effective Date Contract Hari penetapan kontrak antara owner
1
(EDC) dan PT. PAL Indonesia.

Proses fabrikasi kapal (pembuatan


2 Fabrication (F) F gading-gading kapal, pemasangan
plat, dll).

Pengertian Keel Laying di PT. PAL


Indonesia adalah penempatan block
3 Keel Laying (K) pertama kali. Di PT PAL, Keel Laying
bisa dilakukan bila minimal sudah
ada 2 block yang terbentuk.

Proses Launching kapal setelah


4 Launching (L)
selesai pembuatan kapal.

Setelah launching, commisioning,


yard trial, dan sea trial selesai, maka
5 Delivery (D)
kapal diserah terimakan kepada
owner.

6 Main Engine Loading (M/E) Proses pemasangan Main Engine.

Proses pekerjaan kapal berada di


7 Penggunaan Dock
dalam dock.

Proses sea trial kapal sebelum kapal


8 Sea Acceptance Test (SAT)
diserah terimakan kepada owner.

9 Kapal Sudah Kontrak Kapal sudah kontrak dengan owner.

10 Kapal Belum Kontrak Kapal belum kontrak dengan owner.

45
Mengacu pada tabel 4.3, yang dimaksud commissioning adalah pengujian
secara operasional terhadap kapal yang sudah siap berlayar untuk memastikan
semua komponen berfungsi dengan baik. Yard trial adalah pengujian kapal
dengan berlayar di perairan sekitar lokasi PT PAL Indonesia. Sedangkan sea trial
merupakan sebuah proses pengujian yang dilakukan di laut lepas. Komponen
yang diuji antara lain adalah kecepatan maksimum, ketahanan berlayar, dan
apabila kapal tersebut adalah jenis kapal perang maka akan dilakukan uji sewaco
(sensor, weapon, and command). Uji sewaco ini dilakukan disuatu pulau yang
tidak berpenghuni dan memang khusus dilakukan untuk uji senjata.

4.4.2. Proses Pembuatan SBLC

a. PembuatannSBLCndinPTnPALnIndonesia (Persero) nmenggunakan aplikasi


Microsoft Excel.

b. FormatnpembuatannSBLCnyangndigunakannDivisinPerencanaannStrategis
Perusahaan adalah:

Font Judul : Calibri (16)

Font Utama : Calibri (11)

Font Keterangan : Calibri (10)

Row Height : 30

Coloumn Width : 2.86

c. Membuat kolom tahun dan bulan sebanyak waktu delivery terlama. Pada
kasus ini, waktu delivery terlama adalah tahun 2028, maka kolom tahun
dibuat hingga tahun 2028.

Gambar 4.4.2.1.1. Pembuatan Kolom Tahun dan Bulan pada SBLC

d. Masukan nama fasilitas yang digunakan dalam proyek pembangunan kapal.


Fasilitas yang digunakan yaitu Graving Dock “Semarang”.

46
e. Penjadwalan dilakukan dengan menggunakan metode Earliest Due Date dan
juga mempertimbangkan lamanya waktu penggunaan fasilitas (dock).
Dengan metode ini, maka kapal yang memiliki due date lebih awal akan di
dahulukan.

Tabel 4.4.2.2. Due Date Tiap Proyek

NO Mulai Durasi Selesai


NAMA PROYEK
. (Bulan) (Bulan) (Bulan)
1 Kapal BU 124 M -1 2020 24 2022
2 Kapal BRS 124 M -2 2020 30 2023
3 Kapal PKR Latih 105 M 2020 36 2023
4 Kapal BU 124 M -2 2021 24 2023

Tabel 4.4.2.3. Lanjutan

5 Kapal LPD 124 M -1 2021 24 2023


6 Kapal LPD 124 M -2 2022 24 2024
7 Kapal BRS 124 M -3 2022 30 2024
8 Kapal PKR Frigate (10514) -1 2021 48 2025
9 Kapal LPD (LPD 8-11) 124 M -8 2023 24 2025
10 Kapal LPD (LPD 8-11) 124 M -9 2023 24 2025
11 Kapal PKR Frigate (10514) -2 2022 48 2026
12 Kapal LPD (LPD 8-11) 124 M -10 2024 24 2026
13 Kapal LPD (LPD 8-11) 124 M -11 2024 24 2026
14 Kapal PKR Frigate ≥115 meter -1 2023 54 2028
15 Kapal PKR Frigate ≥115 meter -2 2024 54 2028

f. Masukan daftar proyek yang akan dijadwalkan penggunaan fasilitasnya.

47
Gambar 4.4.2.3.1. Screenshot Daftar Proyek pada SBLC

g. Setelah semua proyek sudah tertulis dalam SBLC, selanjutnya melakukan


penempatan milestone utama, mulai dari EDC (Effective Date Contract), F
(Fabrikasi), K (Keel Laying), L (Launching), dan terakhir D (Delivery).
Penempatan milestone utama ini dilakukan berdasarkan data masa lalu yang
direkap dan dilakukan penyesuaian antara rencana dan realisasinya. Di sela-
sela antara Keel Laying dengan Launching, ada proses Main Engine
Loading atau peletakan mesin utama. Lamanya waktu pemesanan main
engine ini memakan waktu minimal 1 tahun. Ini dikarenakan main engine
dipesan di luar negeri dengan spesifikasi yang diinginkan oleh owner kapal
tersebut. Hasil SBLC dapat dilihat pada lampiran 6.

4.4.3. Hasil dan Pembahasan

Hasil dari pembuatan SBLC ini dapat dilihat bahwa semua proyek dapat
dijadwalkan dan akan selesai tepat waktu. Bahkan ada beberapa proyek yang
penyelesaiannya bisa lebih cepat dibanding waktu yang ditentukan. SBLC yang

48
sudah terbentuk ini kemudian akan dilanjutkan dengan pembuatan integrated
schedule menggunakan perangkat lunak microsoft project. Integrated schedule
berisi aktivitas utama dan sub-aktivitasnya beserta predecessor dan durasi
masing-masing aktivitas. Dokumen ini kemudian akan menjadi acuan oleh
Departemen Produksi untuk membuat master schedule yang berisi aktivitas yang
berhubungan dengan lantai produksi yang lebih detail. Namun karena
keterbatasan waktu pelaksanaan kerja praktek, penulis disarankan oleh
pembimbing lapangan untuk membuat SBLC saja.

Penjadwalan ini dilakukan karena pada graving dock “Semarang” hanya bisa
digunakan untuk maksimal 2 kapal dengan panjang antara 105 hingga 124
meter. Hal lain yang perlu di perhatikan saat pembuatan SBLC yaitu :

a. Durasi antara EDC dengan Main Engine Loading minimal 1 tahun.

b. Durasi penggunaan dock yang efektif (berdasarkan data masa lalu) antara 8
hingga 9 bulan.

c. Durasi antara launching dengan delivery maksimal 6 bulan. Apabila kapal


berada di perairan laut lebih dari 6 bulan, maka kapal akan mengalami
docking dan akan memerlukan biaya tambahan. Docking adalah penarikan
kapal dari perairan laut dan di letakkan kembali di dalam dock untuk
mendapat perawatan agar bagian bawah kapal tidak mengalami karatan
saat akan di serah terimakan kepada owner.

BAB 5
PENUTUP

Dari kerja praktek yang dilakukan mahasiswa di Divisi Perencanaan Strategis


Perusahaan di PT PAL Indonesia (Persero), menghasilkan beberapa kesimpulan.
Kesimpulan tersebut yaitu:

a. Penulis dapat memahami ruang lingkup perusahaan dan proses bisnis yang
ada di PT PAL Indonesia (Persero)

b. Penulis dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan belajar


menempatkan diri

49
c. Penulis berpartisipasi dalam proses dan terlibat dalam kegiatan perusahaan,
khususnya di Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan, Departemen Rendal
Produksi Korporasi

d. Penulis dapat menyelesaikan tugas yang pembimbing lapangan berikan.

e. Sistem yang ada di perusahaan sudah terintegrasi dengan baik ditunjukkan


dengan adanya proses bisnis dan struktur organisasi sehingga garis
koordinasi menjadi jelas.

f. Dalam hal penggunaan teknologi, perusahaan telah menerapkan sistem


terintegrasi dengan perangkat lunak Industrial & Financial System (IFS)

g. Pembuatan SBLC menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) dan juga
mempertimbangkan lamanya penggunaan dock.

h. Diperlukan adanya rekapitulasi data mengenai durasi pembangunan tiap


jenis kapal dan durasi dari tiap milestone (F-K-L-D).

50
DAFTAR PUSTAKA

Jones. 1995. Organizational Theory: Text and Case. New York : Addison Wasley
Publishing Company.

Hasibuan, Malayu S.P., 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,
Jakarta.

PT PAL Indonesia (Persero). (2017, Agustus 31). PAL Indonesia. Dipetik Juli 05,
2019, dari PAL Indonesia: www.pal.co.id

51
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT PAL Indonesia (Persero)

13
Lampiran 2. Sertifikat Manajemen Mutu

14
Lampiran 3. Proses Bisnis PT PAL Indonesia (Persero)

15
Lampiran 4. Contoh Integrated Schedule
Proyek Bangunan Kapal Perang

16
Lampiran 5. Lanjutan

17
18
Lampiran 6. Hasil SBLC

19
Lampiran 7. Lanjutan

20
Lampiran 8. Lanjutan

21
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai