Disusun Oleh :
Clarita Anggellina 160608702
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek di
PT PAL Indonesia (Persero) ini dengan baik dan lancar.
Laporan kerja praktek ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi syarat lulus
mata kuliah Kerja Praktek bagi mahasiswa atau mahasiswi program studi Teknik
Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Laporan ini diharapkan dapat
memberikan informasi tentang PT PAL Indonesia (Persero) yang merupakan
perusahaan konstruksi di bidang industri maritim dan energi berkelas dunia.
Selama melaksanakan kerja praktek, penulis banyak mendapat pengetahuan
baru dan mempelajari hal-hal mengenai kapal yang belum pernah penulis
ketahui.
Rasa akrab dan kekeluargaan sangat terasa pada Divisi Perencanaan Strategis
Perusahaan. Menurut penulis, pelaksanaan kerja praktek ini menjadi sarana
untuk menerapkan teori yang sudah penulis peroleh dari program studi teknik
industri terhadap PT PAL Indonesia (Persero). Dari pengalaman yang didapat
selama kurang lebih 25 hari, penulis juga dapat merasakan situasi saat berada
dalam lingkungan kerja sehingga dapat menjadi bekal saat memasuki dunia kerja
nantinya.
a. Allah Tri Tunggal Maha Kudus yang selalu melindungi dan menyertai penulis
sehingga pelaksanaan kerja praktek dapat berjalan dengan baik dan lacar.
b. Papa, mama, Koko Tommy, Calvin, dan Adik Lala yang selalu mendoakan
dan mendukung penulis selama pelaksanaan kerja praktek di PT PAL
Indonesia (Persero).
c. Keluarga Mba Galuh yang bersedia menerima penulis untuk tinggal di rumah
mereka dan memperlakukan penulis layaknya keluarga sendiri.
5
e. Bapak Drs. Poendjoel Karjono selaku kepala devisi Human Capital
Management di PT PAL Indonesia (Persero) yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek.
Akhir kata, ibarat tiada gading yang tak retak, tiada hasil karya manusia yang
sempurna. Penulis sadar bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak guna menyempurnakan laporan kerja
praktek ini. Sekian dan terima kasih.
Penulis
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.2. Tujuan 1
7
BAB 5 PENUTUP 49
DAFTAR PUSTAKA 50
8
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR GAMBAR
Gamb5r3. FPB 15 M 23
Gamb7r3. FPB 28 M 24
Gamb8r3. FPB 38 M 25
Gamb9r3. FPB 57 M 25
Gamb1r30. KCR 60 M 26
Gamb1r35. Star 50 28
Gamb2r30. RV 1200GT 30
10
Gamb2r3. AHTS 5400 HP 31
Gamb3r0. Condenser 34
Gamb3r4. NAPA 36
11
DAFTAR LAMPIRAN
12
BAB 1
PENDAHULUAN
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahan masalah. Oleh karena itu,dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
1
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
Kerja Praktek dilaksanakan terhitung mulai tanggal 1 Juli 2019 hingga 2 Agustus
2019 dan bertempat di PT PAL Indonesia (Persero) Jalan Ujung, Surabaya, Jawa
Timur. Mahasiswa ditempatkan pada Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan
khususnya Departemen Rendal (perencanaan dan pengendalian) Produksi
Korporasi.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pendirian PT PAL Indonesia (Persero) bermula dari sebuah galangan kapal yang
bernama Marine Establishment yang diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada
tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, perusahaan ini beralih nama
menjadi Kaigun SE 2124.
Usaha PT PAL Indonesia (Persero) ini merupakan langkah besar Indonesia untuk
memasuki industri global bidang pertahanan. Dengan posisinya sebagai
pemandu utama alutisista matra laut, maka pada masa mendatang PT PAL
Indonesia (Persero) akan terus meningkatkan kemampuannya untuk dapat
berperan dalam Driving Synergy to Global Maritime Access. Peran penting dari
PT PAL Indonesia (Persero) ini akan membawa industri maritim Indonesia
kepada pemenuhan pasar maritim secara global.
3
memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, dan rekayasa umum
dengan spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan klien. Ada pula perwakilan PT
PAL Indonesia (Persero) di Jakarta yang beralamat Jalan Tanah Abang ll No. 27,
Jakarta Pusat.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri maritim, PT
PAL Indonesia (Persero) sudah menciptakan banyak prestasi yang
mengharumkan nama PT PAL Indonesia (Persero) dan Bangsa Indonesia. Pada
awal tahun 2017, PT PAL Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Damen
Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) berhasil menyelesaikan Kapal Perusak
Kawal Rudal (PKR) dan diserahkan langsung kepada Menteri Pertahanan,
Ryamizard Ryacudu. Damen Schelde Naval Shipbuilding merupakan perusahaan
pertahanan, galangan kapal, dan perusahaan konglomerat asal Belanda. Kapal
PKR ini dibangun dengan program ToT (Transfer of Technology) yang menyerap
kurang lebih 200 insan PAL Indonesia dimana 75 orang diantaranya telah
mendapat pendidikan di Damen Schelde Naval Shipbuilding.
Selain DSNS, PT PAL Indonesia (Persero) juga melakukan kerja sama dengan
Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) yang berasal dari Korea
Selatan. Kerja sama antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan DSME ini juga
dalam bentuk ToT yang menghasilkan kapal selam ketiga milik Indonesia. Kapal
4
pertama dan kedua dibangun sepenuhnya di Korea Selatan, sedangkan kapal
selam ketiga di bangun di Korea Selatan, namun dirakit di Indonesia.
Struktur organisasi adalah sistem formal dari aturan dan tugas serta hubungan
otoritas yang mengawasi bagaimana anggota organisasi bekerjasama dan
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi (Jones, 1995).
Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh PT PAL Indonesia (Persero)
adalah struktur organisasi fungsional. Pada struktur organisasi fungsional, orang-
orang dikelompokkan menurut fungsi atau pekerjaan masing-masing
departemen.
5
dari tingkatan paling atas yaitu direktur umum yang dijabat oleh Pak Budiman
Saleh. Di bawahnya terdapat management representative dan asisten direktur
utama, sekretaris perusahaan, bendahara pengawasan internal, Divisi CSP,
Divisi Keamanan dan K3LH , dan Technology, design & naval system yang
bertanggung jawab langsung terhadap direktur utama. Setelah itu, terdapat 4
direktorat yang membawahi berbagai divisi. Keempat direktorat tersebut adalah
Direktorat Pembangunan Kapal, Direktorat Rekum dan Harkan (Rekayasa Umum
dan Pemeliharaan Perbaikan), Direktorat Keuangan, dan Direktorat SDM dan
Umum. Struktur organisasi PT PAL Indonesia (Persero) dapat dilihat pada
lampiran 1. Berikut merupakan tugas dari tiap divisi yang ada di PT PAL
Indonesia (Persero) :
a. Divisi Desain
Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan design dan engineering untuk proyek-proyek
yang sedang diproduksi.
2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan pada bidang rancang bangun
dan proses produksi.
6
2. Merinci Instruksi Pelaksanaan Proyek (IPP) yang telah dibuat ole Direktorat
pengembangan kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
3. Melaksanakan pembangunan kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
4. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil yang memenuhi.
7
2. Merinci Instruksi Pelaksanaan Proyek (IPP) yang telah dibuat oleh Direktorat
pengembangan kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
3. Melaksanakan pembangunan secara efektif dan efisien sesuai aspek QCD.
4. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja, dan
waktu se-efektif mungkin.
8
i. Divisi Jaminan Kualitas
Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan perencanaan dan pemeriksaan serta pengujian proyek-
proyek dalam proses produksi.
2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian proyek-proyek dalam proses
produksi.
3. Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi perusahaan selama proses
garansi.
4. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu produksi
perusahaan.
5. Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak merusak untuk
material dan hasil proses produksi.
k. Divisi Pembendaharaan
Dengan tugas antara lain:
1. Melaksanakan tugas pendanaan perusahaan sesuai dengan prinsip
pengelolaan pendanaan dan perbankan yang berlaku.
2. Melakukan strategi optimalisasi return kinerja dan likuiditas perusahaan.
3. Melaksanakan analisis pasar keuangan sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam rangka mengurangi risiko pasar keuangan.
4. Melaksanakan studi keuangan proyek atau bidang usaha mandiri.
5. Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang
optimalisasi cashflow perusahaan.
6. Melaksanakan kebijakan dalam membuat laporan perpajakan perusahaan
sesuai dengan aturan yang berlaku.
9
l. Divisi Akuntansi
Dengan tugas antara lain:
1. Mempersiapkan dan melaksanakan kebijakan akuntansi perusahaan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku.Melaksanakan perencanaan dan
pengendalian serta pengawasan atas biaya perusahaan dan investasi
perusahaan.
2. Menyusun rencana kerja jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang dalam bidang akuntansi dan keuangan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan kegiatan perusahaan.
3. Melaksanakan evaluasi dan analisis terhadap pengelolaan aset dan liabilitas
serta kinerja dari anak perusahaan dan kerja sama usaha lainnya.
4. Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis
perusahaan.
10
o. Divisi Kawasan
Dengan tugas antara lain:
1. Merencanakan dan mengendalikan pengelolaan dan pemeliharaan
bangunan infrastruktur beserta anggarannya.
2. Merencanakan dan mengendalikan pengelolaan keselamatan kerja.
3. Merencanakan dan mengendalikan pengelolaan pemeliharaan utilitas dan
lingkungan hidup serta keamanan dan ketertiban.
4. Membina pengelolaan aset perusahaan.
p. Sekretaris Perusahaan
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Kebijakan Direksi di bidang hubungan
masyarakat, hukum perusahaan, dan melaksanakan administrasi perusahaan
serta penerapan Good Corporate Governance.
11
Gambar 2.2.2.1.1. Struktur Organisasi Divisi Perencanaan Strategis
Perusahaan
12
6. Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian RJPP melalui evaluasi dan
monitoring pencapaian RKAP tiap tahunnya.
7. Membuat laporan monitoring dan evaluasi pencapaian RKAP dan KPI tiap
triwulan.
8. Menerbitkan dan mengendalikan IPP investasi.
9. Menyusun laporan implementasi KPKU.
10. Memonitor dan mengevaluasi kinerja Anak Perusahaan, Asosiasi, dan
Afiliasi.
11. Membuat laporan monitoring dan evaluasi Anak Perusahaan per triwulan.
12. Mengevaluasi dan melaksanakan perbaikan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
13
8. Mengevaluasi dan melaksanakan perbaikan pekerjaan yang menjdi
tanggung jawabnya.
9. Menyiapkan, mengkoordinasikan, dan menyusun materi untuk Rapat
Komisaris dan Direksi (Rakomdir).
14
12. Penentuan risiko tertinggi dan penyampaiannya seluruh unit kerja/ divisi dan
proyek.
13. Identifikasi risiko korporasi.
14. Pengukuran risiko korporasi.
15. Pelaporan risiko tertinggi korporasi.
16. Analisis risiko divisi dan korporasi dengan menyusun Risk Control Self
Assesement dan proyek.
17. Monitoring perlakuan risiko seluruh divisi, korporasi, dan proyek.
18. Evaluasi dan pelaporan risiko divisi, korporasi, dan proyek.
19. Membuat laporan kajian mitigasi risiko korporasi (RKAP dan program kerja).
20. Bekerja sama dengan SPI dalam kelangsungan penerapan ISO.
21. Bekerja sama dengan audit internal perusahaan dalam rangka pemenuhan
audit internal perusahaan berbasis risiko.
22. Berkoordinasi dengan seluruh unit kerja dalam penerapan manajemen risiko
perusahaan terintegrasi.
15
b. Pemenuhan kualitas, biaya, dan penyerahan tepat waktu sesuai persyaratan
pelangan.
c. Peningkatan penguasaan teknologi dan rancang bangun.
d. Peningkatan efektifitas dan efisien secara berkesinambungan di segala
bidang.
e. Penerapan etika usaha dan etika kerja, baik untuk internal maupun
eksternal.
f. Pemenuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan.
Per tanggal 31 Desember 2018, visi dan misi PT PAL Indonesia (Persero)
berubah menjadi:
b. Misi :
Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan juga pendorong yang dibudayakan
dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan, serta tindakan
yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Setiap perusahaan memiliki budaya
kerja yang didasari oleh kepentingan, kondisi, perusahaan, dan sumber daya
masing-masing yang berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan
lainnya. Budaya kerja PT PAL Indonesia (Persero) adalah Synergy, Heart
Centered, Innovative, dan Performance. Budaya tersebut bila disingkat akan
menjadi “SHIP” yang mencerminkan bahwa PT PAL Indonesia (Persero)
merupakan perusahaan konstruksi di bidang maritim dengan produk utama yang
dihasilkan adalah kapal. Budaya tersebut bermakna bahwa insan PAL bangga
16
dengan keyakinan dan kemampuannya mewujudkan karya yang akan menjadi
kehormatan bagi bangsa dan negara.
17
c. Kendaraan pemadam kebakaran
d. Kantin
e. Masjid
f. Ruang kesehatan industri
g. Tempat pembuangan sampah sementara
h. Alat Pelindung Diri
18
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
Operasi bisnis terdiri dari kata “proses” yang dapat didefinisikan sebagai satu set
prosedur yang didesain untuk mengintegrasikan manusia, pengetahuan,
peralatan, energi, dan informasi untuk menyelesaikan tugas tertentu. Dari sudut
pandang pragmatis, proses bisnis dideskripsikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan dalam sebuah organisasi. Dalam jangkauan yang luas, bisnis
didefinisikan menjadi sebuah organisasi yang menyediakan sumber daya kepada
konsumen sesuai dengan produk/ jasa yang diinginkan, Sedangkan proses
adalah suatu aktivitas manajemen yang berkelanjutan serta menentukan sebuah
transformasi/ perubahan dari input menuju outputnya.
Aliran Proses Bisnis PT PAL Indonesia (Persero) dimulai dari Divisi Pemasaran
Penjualan Bangkap & Penjualan Rekumhar dan melakukan koordinasi dengan
Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan dimulai dari proses lelang hingga
proyek tersebut didapat. Setelah proyek didapat, dilanjutkan dengan proses
desain (Divisi Desain), pengadaan material (Divisi Supply Chain) dan proses
produksi (Divisi Produksi) dengan didukung oleh Divisi Jaminan Kualitas dan
Stakeholder terkait. Bagan proses bisnis PT PAL Indonesia (Persero) dapat
dilihat pada lampiran 3.
Berawal dari Divisi Penjualan dan Pemasaran Bangunan Kapal atau Divisi
Penjualan Rekayasa Umum dan Pemeliharaan & Perbaikan, Divisi Perencanaan
Strategis Perusahaan (PSP), dan Divisi Produksi. Divisi PPBK/ Divisi PRH
menyiapkan dokumen kontrak yang berisi perjanjian antara pemilik kapal dengan
19
PT PAL Indonesia (Persero) dan sudah di tandatangani. Divisi PSP menyiapkan
draft Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Divisi Produksi
menyiapkan dokumen yang berisikan fasilitas produksi dan kapasitas produksi.
Keempat dokumen tersebut kemudian diberikan kepada Divisi PSP dan yang
berguna untuk membuat draft SBLC dan GELC. Draft ini kemudian diajukan
kepada Direktur Utama untuk mendapat persetujuan dan pengesahan. Apabila
tidak disetujui, maka Divisi PSP berkewajiban merevisi draft tersebut. Apabila
disetujui, maka Divisi PSP membuat dokumen SBLC dan GELC. Dokumen ini
kemudian diperbanyak dua kali untuk diberikan kepada Divisi PPBK/ Divisi PRH
dan Divisi Produksi. Pada kenyataannya, dokumen SBLC dan GELC ini juga
diberikan kepada Divisi Desain untuk melihat lamanya waktu yang diberikan
untuk membuat desain dari kapal yang dipesan dan kepada Divisi Supply Chain
khususnya Departemen Procurement untuk mengetahui kapan bahan baku
harus sudah tersedia.
Setelah dokumen SBLC dan GELC diberikan kepada divisi yang terkait, maka
dilakukan pengendalian. Pengendalian ini bertujuan untuk memantau apakah
keadaan di lapangan berjalan sesuai dengan yang direncanakan pada SBLC dan
GELC. Lalu dilakukan evaluasi terhadap Integrated Schedule. Integrated
Schedule merupakan dokumen lanjutan dari SBLC dan GELC yang berisi detail
dari setiap kegiatan. Contoh dari Integrated Schedule dapat dilihat pada lampiran
4 dan lampiran 5. Evaluasi Integrated Schedule ini dilakukan berdasarkan
aktifitas kemajuan proyek dan evaluasi Master Schedule dari Divisi Produksi.
Master Schedule Merupakan dokumen yang berisi jadwal yang sangat rinci dan
dibuat oleh Divisi Produksi.
20
Gambar 3.1.2.1.1. Proses Bisnis Penerbitan dan Pengendalian SBLC &
GELC
21
memproduksi bangunan offshore dan power plant serta jasa perbaikan &
pemeliharaan untuk Kapal Republik Indonesia (KRI) maupun non KRI. Produk
yang dihasilkan oleh PT PAL Indonesia (Persero) digolongkan ke dalam 3
kategori yaitu shipbuilding, rekayasa umum, dan pemeliharaan & perbaikan.
Total jumlah kapal yang telah berhasil dibangun dan dikirim oleh PT PAL
Indonesia (Persero) sebanyak 230 unit dari tahun 1985 hingga tahun 2018 dan
45 unit diantaranya merupakan kapal pesanan luan negeri. Hingga tahun 2018,
kapal yang paling banyak diproduksi oleh PT PAL Indonesia (Persero) yaitu kapal
patroli yang mencapai 77 unit (dapat dilihat pada Gambar 3.2.) sedangkan untuk
proyek rekayasa umum, PT PAL Indonesia dapat menyelesaikan total 279 proyek
mulai tahun 1988 hingga 2017 (dapat dilihat pada Gambar 3.3.)
22
Gambar 3.2.1.1.2. Pengalaman Produksi Proyek Bangunan Kapal
Performansi kinerja PT PAL Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.4. yang
menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir, PT PAL Indonesia selalu tepat
waktu dalam hal pengiriman produk, bahkan tidak sedikit produk yang dikirim
lebih awal dari jadwal yang ditentukan.
3.2.2. Shipbuilding
a. Naval Shipbuilding:
23
Gambar 3.2.2.1.1. FPB 15 M
2. FPB 28 M Wood
Kapal ini didesain dengan interior berbahan dasar kayu dan dirancang untuk
tugas patroli di pelabuhan, di perairan pantai, dan banyak tugas patroli lainnya.
Memiliki panjang keseluruhan 28 keter dan lebar 4,4 meter dengan kecepatan
maksimum mencapai 29 knot. Kapal ini dapat mengangkut hingga 17 orang dan
dapat dipersenjatai dengan meriam kapal 12,7 mm yang menggunakan remote
control.
3. FPB 28 M Aluminium
Fast Patrol Boat 28 m memiliki panjang 28 meter dan lebar 6,60 meter dengan
kecepatan maksimum mencapai 40 knot. Fitur spesial yang ada di kapal ini
adalah memiliki kecepatan tinggi, pemeliharaan laut yang baik, memiliki
kemampuan untuk manuver, mesin dengan tugas yang berat, dilengkapi dengan
alat navigasi berupa Magnetic Compass dan Radio Communication
Systemdandapat dipersenjatai dengan meriam kapal 12.7 mm.
4. FPB 38 M Aluminium
Fast Patrol Boat 38 m memiliki panjang 38 meter dan lebar 7,3 meter dengan
kecepatan maksimum mencapai 30 knot. Kapal ini dapat mengangkut kru sampai
dengan 25 orang.
24
Gambar 3.2.2.1.4. FPB 38 M
5. FPB 57 M
Fast Patrol Boat 57 m adalah sebuah rancangan kapal patroli yang dibuat oleh
Lurssen, Jerman. Pada awalnya PT PAL Indonesia (Persero) hanya memperoleh
hak untuk merakit kapal ini di Surabaya, namun selanjutnya PT PAL Indonesia
(Persero) mendapat hak untuk memproduksi rancangan kapal ini.
Kapal ini telah dirancang untuk memenuhi tingginya permintaan yang cocok
untuk operasi di perairan bebas dan untuk patroli di perairan teritorial.
Kemampuan tempur kapal dapat disesuaikan dengan spesifikasi yang diinginkan
pemilik. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 58,10 meter dan lebar 7,62 meter
dengan kecepatan maksimum mencapai 29,6 knot. Kapal ini dipersenjatai
dengan Automatic Gun 57mm, Automatic Gun 40mm, dan 2 unit Hand Operated
Gun 20mm.
6. KCR 60 M
Kapal Cepat Rudal merupakan kapal yang didesain untuk dapat dipasang
senjata meriam hingga kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dua buah senjata
kaliber 20 mm, dan peluncur rudal anti kapal. Kapal ini dilengkapi juga dengan
satu buah rescue boat beserta alat angkatnya (boat crane) di bagian belakang
geladak utama.
Kapal ini juga memungkinkan pemasangan sistem persenjataan (Future Growth)
yang disesuaikan dengan fungsi militernya. Memiliki panjang keseluruhan 59,8
25
meter dan lebar 8,10 meter, kecepatan maksimum 28 knot, ketahanan berlayar di
laut selama 5 hari, dan dapat mengakomodasi sebanyak 55 orang. Kapal ini
memiliki fungsi tambahan seperti pengintaian, tugas-tugas SAR, amphibious
raid, lawan infiltrasi, dan operasi bhakti TNI.
8. SV 123 M
SSV atau Strategic Sealift Vessel 123 m merupakan kapal pertama buatan PT
PAL Indonesia (Persero) yang diekspor untuk Departemen Pertahanan Filipina.
Kapal ini merupakan jenis kapal yang bisa digunakan untuk misi pendaratan
amfibi di pantai termasuk untuk pendaratan kendaraan tempur darat.Kapal ini
juga bisa dipakai untuk misi non tempur seperti SAR, bantuan obat-obatan, dan
penanggulangan bencana. Kapal ini mulai dibuat pada bulan Januari tahun 2015
dan diluncurkan 2 tahun setelah pembuatannya. Kapal ini memiliki panjang
26
keseluruhan 123 meter dan lebar 21,8 meter. Kapal ini dapat mengangkut
sebanyak 621 personel yang terdiri dari 121 awak kapal, kru helikopter, dan VIP,
serta 500 pasukan. Kapal ini mampu menampung 2 unit helikopter (Black Hawk
dan Augusta 109), 4 unit AAV (Amphibious Assault Vehicle), 2 unit truk 2,5 ton, 2
unit truk 1,5 ton, 2 unit mobil jeep, 1 unit mobil rumah sakit, dan 1 unit mobil
ambulans. Kapal ini juga dapat menampung 2 unit LCU (Landing Craft Utility)
dan 2 set RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Landing Craft Utility adalah jenis
kapal yang digunakan oleh pasukan amfibi untuk mengangkut peralatan dan
pasukan ke pantai.
9. LPD 125 M
Landing Platform Dock dirancang untuk memenuhi tingginya permintaan, kapal
akan dibangun sesuai dengan standar dan aturan bangunan kapal
laut.Kemampuan kapal dapat disesuaikan dengan persyaratan spesifik yang
dikehendaki oleh pemilik. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 125 meter dan
lebar 22 meter dengan kecepatan maksimum sebesar 16 knot. Kapal ini dapat
mengangkut awak kapal sebanyak 96 orang, kru helikopter 30 orang, dan tamu
sebanyak 11 orang. Sistem persenjataan yang dapat dipasang untuk Kapal LPD
125 meter ini adalah 1 unit Main Gun 40mm dan 2 unit Machine Gun 20mm.
27
Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) Korea. Kapal selam U 209 yang
diproduksi merupakan varian 1400. Varian ini memilki kemampuan selam
sebesar 1.464 ton, kecepatan saat menyelam sebesar 21 Knot. Varian 1400
memiliki panjang 61,3 Meter dengan diameter lambung sebesar 6,2 Meter.
Kapal selam ini dapat menampung 40 kru dan durasi misi maksimal 56 hari.
Kapal selam ini memiliki tujuan atau misi berupa Anti Surface Operation, Anti
Submarine Operation, Surveillance & reconnaissance, Mine laying, Support
in special operation dan Coordinated operation with surface force.
b. Merchant Shipbuilding:
1. Star 50
Kapal kargo Star 50 tercipta karena permintaan pasar, terutama dari luar negeri.
Kapal ini merupakan kapal kargo dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang
efisien, tingkat keamanan yang tinggi, harga yang bersaing, lebih cepat, dan
berkualitas tinggi. Beberapa negara yang telah membeli kapal kargo Star 50
buatan PT PAL Indonesia (Persero) adalah Hong Kong (4 unit), Jerman (2 unit),
Turki (2 unit), dan Singapura (1 unit). Kapal ini juga diakui dunia internasional
sebagai salah satu kapal terbaik di dunia. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan
189,84 meter dan lebar 30,493 meter dengan kecepatan maksimum mencapai
14 knot dan tahan berlayar hingga 50 hari. Kapal ini dapat mengangkut 26 orang
dan kapasitas angkutnya mencapai 50.000 DWT (Deadweight Ton)
28
2. 1.600 TEU’s Containership
Kapal ini merupakan kapal kontainer dengan panjang keseluruhan 177,35 meter
dan lebar 27,5 meter. 1.600 TEU’s memiliki kecepatan maksimum hingga 20 knot
dan dapat menahan beban hingga 26.200 DWT.
29
dalam dan laut, baik antar daerah maupun antar pulau. Kapal ini dibangun
menggunakan material baja. Peralatan nautilus dari kapal ini berupa Gyro
Compass, pilot terotomatis dan Echo Sounder. Perlengkapan radio dari kapal ini
berupa telepon VHF, Direction Finder Radio, Radar, Broad Cast Receiving dan
Antenna System.
7. Passengership 500
Kapal ini merupakan kapal penumpang yang digunakan untuk kegiatan
komersial. Kapal ini dipesan oleh Departemen Perhubungan, memiliki panjang
keseluruhan 74 meter dan lebar 15,20 meter. Kapasitas untuk first class adalah 5
kabin yang dapat memuat 10 orang, second class dengan 6 kabin yang dapat
memuat 24 orang, economy class yang dapat memuat 466 orang, second class
dengan 11 kabin yang dapat memuat 44 orang, dan economy class yang dapat
memuat 418 orang.
30
Gambar 3.2.2.1.17. Passengership 500
31
Gambar 3.2.3.1.1. WWP on Oyong Platform
32
Gambar 3.2.3.1.4. Total Tunu Phase VII, VIII, XI / PKG1
b. Power Plant
1. Barge Mounted Power Plant 30 MW
BMPP merupakan teknologi yang dikembangkan oleh PT PAL Indonesia sejak
tahun 1998 di Borang, Sumatera Selatan. Teknologi ini dibuat guna memenuhi
kebutuhan listrik di beberapa daerah terpencil yang dekat dengan laut.
Bentuknya pun bisa dipindahkan sehingga memudahkan pergerakan. Untuk
dapat menjalankan tugasnya, teknologi BMPP menggunakan bahan bakar
berupa dual fuel gas dan solar sementara cara kerja yang diterapkan pada
teknologi BMPP sama seperti cara kerja mesin pembangkit tenaga listrik pada
umumnya.
33
2. Reverse Engineering
Reverse Engineering (RE) adalah sebuah proses dalam bidang manufacturing
yang bertujuan untuk mereproduksi atau membuat ulang model yang sudah ada
baik (komponen, sub asembly, atau produk) tanpa mengunakkan data-data
dokumen desain atau gambar kerja yang sudah ada.
3. Condenser
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap, fungsi
utama kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam dari turbin ke
fase cairnya agar dapat dipompakan kembali ke boiler dan digunakan kembali.
34
Gambar 3.2.4.1.1. Kapal Karang Pilang
b. Non KRI
Single Point Mooring (SPM) merupakan suatu struktur terapung yang berlokasi di
lepas pantai. SPM ini berfungsi sebagai penambatan dan interkoneksi untuk
muatan Tanker atau pembongkaran produk gas atau cairan.
Proses produksi bangunan kapal dimulai dari dibuatnya draf atau desain kapal
oleh Divisi Desain. Perangkat lunak yang digunakan oleh Divisi Desain untuk
membuat desain kapal yaitu NAPA, sedangkan untuk membuat desain rekayasa
menggunakan perangkat lunak Cadmatic. Panjang dari draf ini berkisar antara 1
hingga 5 meter.
35
Gambar 3.3.1.1.1. NUPAS Cadmatic
Hasil desain ini diberikan kepada Divisi Supply Chain (Departemen Procurement)
untuk dihitung kebutuhan bahan bakunya. Kemudian Departemen Procurement
melakukan pengadaan bahan baku. Hasil desain juga diberikan kepada Divisi
Production Planning and Controling (PPC) untuk dijadikan pedoman membuat
jadwal produksi. Divisi Produksi baru bisa melakukan kegiatan produksi apabila
bahan baku yang dipesan sudah tiba dan sudah dilakukan pengecekan. Inti dari
proses produksi ada 4 kegiatan, yaitu Fabrication, Sub Assembly, Assembly, dan
Erection.
Kegiatan fabrikasi dilakukan di bengkel fabrikasi dan bengkel pipa. Proses yang
dilakukan di bengkel fabrikasi adalah marking, cutting, dan bending. Sedangkan
proses yang dilakukan di bengkel pipa adalah marking, cutting, bending, fitting,
welding check, pressure test, treatment, dan palletizing. Marking adalah proses
memberi tanda pada bahan baku berdasarkan dimensi dari gambar desain.
Marking berguna untuk mempermudah proses cutting. Cutting merupakan
tahapan fabrikasi dimana pemotongan dilakukan mengikuti kontur garis marking.
Untuk memotong plat besi menggunakan mesin CNC Plasma Cutting dan untuk
memotong pipa besi menggunakan mesin CNC Gas Cutting. Bending merupakan
tahapan dimana pipa dibengkokkan sesuai sudut yang diinginkan. Terdapat dua
36
mesin, manual dan otomatis dengan menggunakan sebuah motor. Fitting
merupakan pemasangan pipa yang telah melewati proses cutting dan bending
yang selanjutnya akan disambung dalam proses pengelasan. Welding check
yaitu proses pengelasan. Setelah pengelasan terdapat pengecekan terhadap las
sambungan yang dilakukan oleh Departemen Quality Control dari PT PAL.
Pressure test dilakukan untuk melihat apakah terdapat kebocoran pada pipa
tersebut. Pengujian tekanan dilakukan dengan menggunakan udara atau gas
nitrogen yang disuplai oleh kompressor. Kemudian sambungan pipa
disemprotkan dengan cairan yang dapat berbusa dari luar. Indikator kebocoran
adalah terlihat gelembung busa pada bagian pipa yang bocor. Treatment
dilakukan dengan cara mencampurkan zat kimia (scale and corrosion inhibitor)
kedalam sistem aliran air dingin sehingga terjadi reaksi kimia yang dapat
mengikat unsur pemicu terjadinya korosi pada pipa aliran serta membentuk
fouling dan scaling yang sekaligus melapisi permukaan bagian dalam. Palletizing
yaitu proses mengelompokkan berbagai jenis pipa pada palet-palet yang
tersedia.
Setelah selesai dari bengel fabrikasi, material yang sudah sesuia dengan ukuran
gambar desain kemudian dirakit menjadi bagian kecil. Proses ini disebut proses
sub assembly. Bagian-bagian sub-assembly ini kemudian dirakit lagi menjadi
bagian yang lebih besar. Proses ini disebut proses assembly. Proses assembly
biasanya sudah dapat menghasilkan satu blok kapal yang kemudian akan
dilakukan Keel Laying Ceremony. Keel Laying Ceremony ini dilakukan untuk
memperingati hari lahirnya kapal tersebut, sehingga umur kapal dihitung sejak
tanggal Keel Laying Ceremony dirayakan. Setelah Keel Laying masih akan
dilakukan proses sub assembly dan assembly untuk blok yang lainnya. Apabila
bangunan kapal sudah jadi, selanjutnya dilakukan Comissioning, Harbour
Acceptance Trial, Sea Acceptance Trial, dan terakhir Delivey.
37
Tabel 3.4.1.1. Fasilitas Utama Pembangunan Kapal Baru
Dimensi Kapasitas
No. Jenis Fasilitas Kapasitas Jenis Crane
(m) Crane (ton)
Building Berth, Side
1 40,000 DWT 150 x 100
Launching
1 unit Goliath
300
Crane
2 unit Level
2 Graving Dock "Semarang" 50,000 DWT 300 x 32 40
Luffing Crane
2 unit Level
20
Luffing Crane
3 Ship Lift 1,500 TLC 70 x 15
4 Hanggar Kapal Selam 2,000 Ton 105 x 180
Dimensi Kapasitas
No. Jenis Fasilitas Kapasitas Jenis Crane
(m) Crane (ton)
1 unit Goliath
300
Crane
38
Tabel 3.4.1.4. Lanjutan
39
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
Penulis melakukan Kerja Praktek mulai pukul 07.30 hingga pukul 16.30 WIB
dengan jam istirahat selama 50 menit mulai pukul 11.30 hingga 12.20 WIB tiap
hari Senin hingga Jumat. Tedapat dua tugas utama di Departemen Rendal
Produksi Korporasi, yaitu membuat penjadwalan (SBLC, GELC, dan Integrated
Schedule) dan membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Penulis berfokus pada bagian penjadwalan SBLC.
4.2. Tanggung-Jawab-dan-Wewenang-dalam-Pekerjaan
Penulis melakukan kerja praktek selama 25 hari kerja dan selama itu pula,
penulis memiliki kewajiban dan tanggung jawab sebagai berikut:
40
a. Menaati peraturan daerah basis TNI-AL, yaitu menggunakan jas almamater
saat berada di lingkungan basis, menggunakan helm bagi pengguna
kendaraan roda dua, membawa STNK, dan membawa SIM.
a. Penulis diizinkan untuk mengambil data yang diperlukan pada hari kerja
dengan catatan tidak mengganggu karyawan dan tidak mempublikasikan
segala bentuk data milik perusahaan.
41
dan kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing lapangan. Hasil SBLC yang
sudah dikonsultasikan kemudian dianalisis dan direvisi berdasarkan masukan
dari pembimbing lapangan. Setelah itu penulis melaporkan hasil akhir pengerjaan
SBLC. Berikut merupakan diagram alir dari metodologi pekerjaan yang
digunakan penulis:
42
4.4. Hasil Pekerjaan
Pada hari ke sepuluh pelaksanaan kerja praktek, penulis diberi tugas oleh
pembimbing lapangan untuk membuat Ship Building Line Chart (SBLC). Tugas
yang diberikan terdiri dari 15 kapal yang harus dijadwalkan penggunaan
fasilitasnya dengan membuat SBLC. SBLC adalah dokumen perencanaan yang
berisi urutan pemakaian fasilitas utama dok dan atau area produksi lainnya, yang
mengatur waktu dan urutan proyek pembangunan kapal.
4.4.1. Data
Data yang diperlukan untuk membuat SBLC adalah jenis kapal, panjang kapal,
Effective Date Contract, durasi pembangunan, jumlah permintaan kapal, dan
fasilitas yang digunakan. Berikut merupakan data yang dikumpulkan untuk
menunjang pengerjaan SBLC:
Tabel diatas berisi data mengenai kebutuhan Alutsista (Alat Utama Sistem
Senjata) dari tahun 2020 hingga 2024. Tahun tersebut menunjukkan tahun
ditandatanganinya kontrak atau Effective Date Contract.Fasilitas yang digunakan
untuk pembangunan kapal dengan panjang maksimal 60 meter adalah Shiplift
Kapal Perang. Pembangunan kapal perang menggunakan fasilitas shiplift dan
dibangun di dalam workshop kapal perang. Workshop kapal perang memiliki
dimensi 190x76 meter dan dapat memuat hingga 4 unit kapal dengan panjang
maksimal 60 meter. Untuk kapal dengan panjang lebih dari 60 meter
menggunakan fasilitas Graving Dock “Semarang” atau Graving Dock “Irian”.
Pada kasus ini penulis menggunakan fasilitas Graving Dock “Semarang” dengan
panjang 300 meter dan lebar 32 meter.
43
Tabel 4.4.1.2. Data Durasi F-K-L-D
Ada empat poin utama dalam pembuatan SBLC yaitu F-K-L-D (Fabrication –
Keel Laying – Launching – Delivery). Durasi antara poin satu dengan poin lain
menjadi kunci utama dalam membuat SBLC. Maka dari itu, penulis
menggunakan data masa lalu terkait empat poin utama tersebut untuk membuat
SBLC.
NO
NAMA SIMBOL KETERANGAN
.
44
Effective Date Contract Hari penetapan kontrak antara owner
1
(EDC) dan PT. PAL Indonesia.
45
Mengacu pada tabel 4.3, yang dimaksud commissioning adalah pengujian
secara operasional terhadap kapal yang sudah siap berlayar untuk memastikan
semua komponen berfungsi dengan baik. Yard trial adalah pengujian kapal
dengan berlayar di perairan sekitar lokasi PT PAL Indonesia. Sedangkan sea trial
merupakan sebuah proses pengujian yang dilakukan di laut lepas. Komponen
yang diuji antara lain adalah kecepatan maksimum, ketahanan berlayar, dan
apabila kapal tersebut adalah jenis kapal perang maka akan dilakukan uji sewaco
(sensor, weapon, and command). Uji sewaco ini dilakukan disuatu pulau yang
tidak berpenghuni dan memang khusus dilakukan untuk uji senjata.
b. FormatnpembuatannSBLCnyangndigunakannDivisinPerencanaannStrategis
Perusahaan adalah:
Row Height : 30
c. Membuat kolom tahun dan bulan sebanyak waktu delivery terlama. Pada
kasus ini, waktu delivery terlama adalah tahun 2028, maka kolom tahun
dibuat hingga tahun 2028.
46
e. Penjadwalan dilakukan dengan menggunakan metode Earliest Due Date dan
juga mempertimbangkan lamanya waktu penggunaan fasilitas (dock).
Dengan metode ini, maka kapal yang memiliki due date lebih awal akan di
dahulukan.
47
Gambar 4.4.2.3.1. Screenshot Daftar Proyek pada SBLC
Hasil dari pembuatan SBLC ini dapat dilihat bahwa semua proyek dapat
dijadwalkan dan akan selesai tepat waktu. Bahkan ada beberapa proyek yang
penyelesaiannya bisa lebih cepat dibanding waktu yang ditentukan. SBLC yang
48
sudah terbentuk ini kemudian akan dilanjutkan dengan pembuatan integrated
schedule menggunakan perangkat lunak microsoft project. Integrated schedule
berisi aktivitas utama dan sub-aktivitasnya beserta predecessor dan durasi
masing-masing aktivitas. Dokumen ini kemudian akan menjadi acuan oleh
Departemen Produksi untuk membuat master schedule yang berisi aktivitas yang
berhubungan dengan lantai produksi yang lebih detail. Namun karena
keterbatasan waktu pelaksanaan kerja praktek, penulis disarankan oleh
pembimbing lapangan untuk membuat SBLC saja.
Penjadwalan ini dilakukan karena pada graving dock “Semarang” hanya bisa
digunakan untuk maksimal 2 kapal dengan panjang antara 105 hingga 124
meter. Hal lain yang perlu di perhatikan saat pembuatan SBLC yaitu :
b. Durasi penggunaan dock yang efektif (berdasarkan data masa lalu) antara 8
hingga 9 bulan.
BAB 5
PENUTUP
a. Penulis dapat memahami ruang lingkup perusahaan dan proses bisnis yang
ada di PT PAL Indonesia (Persero)
49
c. Penulis berpartisipasi dalam proses dan terlibat dalam kegiatan perusahaan,
khususnya di Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan, Departemen Rendal
Produksi Korporasi
g. Pembuatan SBLC menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) dan juga
mempertimbangkan lamanya penggunaan dock.
50
DAFTAR PUSTAKA
Jones. 1995. Organizational Theory: Text and Case. New York : Addison Wasley
Publishing Company.
Hasibuan, Malayu S.P., 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,
Jakarta.
PT PAL Indonesia (Persero). (2017, Agustus 31). PAL Indonesia. Dipetik Juli 05,
2019, dari PAL Indonesia: www.pal.co.id
51
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT PAL Indonesia (Persero)
13
Lampiran 2. Sertifikat Manajemen Mutu
14
Lampiran 3. Proses Bisnis PT PAL Indonesia (Persero)
15
Lampiran 4. Contoh Integrated Schedule
Proyek Bangunan Kapal Perang
16
Lampiran 5. Lanjutan
17
18
Lampiran 6. Hasil SBLC
19
Lampiran 7. Lanjutan
20
Lampiran 8. Lanjutan
21
13
14
15