Anda di halaman 1dari 37

Risalah CIP 2019

PC PROVE MR.BEAN

Optimasi Produksi pada Sumur Gas Melalui


Metode Mr. Bean di Pertamina EP Asset 2 Field
Prabumulih Struktur Pagardewa Grup

PT PERTAMINA EP
2019
PC PROVE MR. BEAN

Nama Gugus : PC-PROVE MR. BEAN Produk dan Bidang Usaha :


Fungsi : - Gas Production PT. Pertamina EP adalah salah satu anak perusahaan
- Engineering & Planning (E&P) dari PT. Pertamina (Persero) yang menjalankan bisnis
pada sektor Hulu Migas. Salah satu lapangan PEP
adalah Prabumulih Field yang tergabung dalam Asset 2.
UO/UB/AP : Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field diharapkan dapat memproduksikan
Field Prabumulih Migas sesuai dengan target untuk mendukung
Direktorat : Hulu pencapaian PEP setiap tahunnya.

Ketua : Rieza Lesmana (Gas Prod) Lingkup Kerja Gugus :


Sekretaris : Reza Ramadhan (E&P) Gas Prod, Bertanggung jawab melakukan pemeriksaan,
Anggota : Indra Setiawan (Gas Prod) evaluasi dan rekomendasi perbaikan untuk Fasilitas Gas
Yudi Hergantara (Gas Prod) Produksi Field Prabumulih.
Riftandi Rizki (E&P)
Erni Tri Lestari (E&P) Petroleum Engineering (E&P):
Nicko Indika (E&P) Bertanggung jawab melakukan evaluasi engineering
subsurface dan rekomendasi optimasi produksi.
Fasilitator : Fajri Abdurrakhman Syah
Eko Yugi Priyatno
Didirikan pada : Desember 2018
Jumlah :0
Improvement yang
telah diselesaikan
Struktur Organisasi Diagram Proses

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 2|Page
PC PROVE MR. BEAN
Jadwal Rencana Kegiatan dan Realisasi

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 3|Page
PC PROVE MR. BEAN

PLAN LANGKAH 1 – IDENTIFIKASI DAN ANALISA MASALAH

1.1 Identifikasi Masalah/Analisa Masalah


a. Latar Belakang dan Data/Fakta Permasalahan serta Dampak Permasalahan
Prabumulih Field merupakan salah satu lapangan di PT Pertamina EP Asset 2 yang menyumbang kontribusi
besar dalam produksi minyak dan gas. Sebagai salah satu lapangan backbone di PT Pertamina EP, Prabumulih
Field mempunyai pencapaian rata-rata produksi minyak periode Januari – Desember 2018 sebesar 8582 BOPD
(94% dari target produksi 2018) dan produksi gas pada periode yang sama sebesar 154.8 MMSCFD (109% dari
target produksi 2018) (lampiran 6). Rata-rata total produksi gas sebesar 154.8 MMSCFD tersebut disumbang
salah satunya dari lapangan Pagardewa sebesar 43 MMSCFD (28% dari total).

Namun mulai dari periode April – Desember 2019 rata-rata produksi Pagardewa mengalami trend penurunan
dari 45 MMSCFD menjadi 39 MMSCFD disebabkan karena penurunan tekanan tubing pada beberapa sumur di
Pagardewa. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap produksi total gas Prabumulih. Jika hal ini tidak segera
diatasi maka akan berdampak pada realisasi pencapaian target produksi minyak dan gas field Prabumulih
tahun 2019 (lampiran 7).

Beberapa masalah besar lain yang dihadapi di Prabumulih Field antara lain terjadinya uplanned shutdown di
plant Merbau sebagai treatment sour gas produksi dari lapangan Merbau, Kuang dan sebagian Pagardewa,
akibat problem mechanical seperti high temperature jacket water pada pompa amine. Hal ini berdampak
pada naiknya kadar CO2 pada gas yang akan dikirimkan ke PGN WJ. Masalah yang lainnya adalah frekuensi
bocor trunkline sumur Beringin Aur (BRA) akibat korosi yang tinggi. Hal ini mengakibatkan Loss Production
Opportunity gas BRA sebesar 32 mmscf dan minyak sebesar 1221 bbls. Sehingga dapat diidentifikasi
permasalahan besar yang menjadi alternatif pilihan untuk ditindaklanjuti adalah :
1. Penurunan produksi struktur Pagardewa.
2. Kebocoran trunkline 8” BRG-AUR
3. Unplanned Shutdown CO2 Removal Merbau.

b. Stratifikasi dan Prioritas Masalah

Tabel 1. Stratifikasi dan Prioritas Masalah

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 4|Page
PC PROVE MR. BEAN

Gambar 1. Diagram Pareto

c. Relevansi prioritas masalah dengan KPI / Target Perusahaan / Kesepakatan Manajemen


Masalah kehandalan operasi sumur Pagardewa Grup merupakan masalah kritikal yang sejalan dengan strategi
perusahaan, diantaranya adalah:

- Visi Pertamina EP :
“Menjadi perusahaan eksplorasi dan Produksi minyak dan gas bumi kelas dunia”.
- Misi Pertamina EP :
“Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan penekanan. pada aspek
komersial dan operasi yang baik serta tumbuh dan berkembang bersama lingkungan hidup”.
- Arahan BOD :
“Untuk efisiensi dan inovasi dalam menyelesaikan kendala produksi (lampiran 10)”.
- Kebijakan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) Perusahaan (Lampiran 11)
- KPI FM Field Prabumulih 2018 (lampiran 12).
- PJBG gas sales dalam hal ini PGN SSWJ (lampiran 13).
- Peningkatan kualitas dan kuantitas gas sales sebagai respon turunnya harga minyak dunia.

- m hal ini PGN SSWJ (lampiran 13).

1.2 Penetapan Tema


Berdasarkan identifikasi masalah, stratifikasi, dan table pareto masalah di atas maka PC-Prove Mr. Bean
sepakat mengangkat tema “Optimasi Produksi pada Sumur Gas Melalui Metode Mr. Bean di Pertamina EP
Asset 2 Field Prabumulih Struktur Pagardewa Grup”.

1.3 Analisa Risiko (Risk Matrix Pertamina)


PC Prove MR. BEAN menggunakan Risk Matriks sesuai TKO Manajemen Risiko Operasi No. B-
009/A3/EP0300/2017-S0 Rev3 sebagai metode untuk menganalisa resiko dari permasalahan terpilih. Dari analisis
resiko diketahui bahwa penurunan produksi sumur di Struktur Pagardewa Grup memiliki prioritas I yang artinya
harus segera ditangani dan dikendalikan serta mendapat dukungan dari manajemen.

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 5|Page
PC PROVE MR. BEAN

Tabel 2. Risk Matriks

1.4 Persetujuan dan Komentar Atasan


Diusulkan Oleh Diketahui Oleh Disetujui Oleh
(Ketua) (Fasilitator) Field Manager Prabumulih

Tgl : Tgl : Tgl :


Komentar/Saran Field Manager Prabumulih:

PLAN LANGKAH 2 – ANALISA & PRIORITISASI AKAR PENYEBAB

2.1 Root Cause Analysis


PC Prove MR. BEAN melakukan analisa faktor penyebab dengan menggunakan diagram tulang Ikan untuk
menentukan akar permasalahan yang akan diselesaikan.

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 6|Page
PC PROVE MR. BEAN

Gambar 2. Fishbone Diagram

2.2 Analisa Sebab-Akibat


No. Faktor Penyebab Analisa/Uraian
Tidak ada fasilitas tes individual sumur menyebabkan pengaturan ukuran
bean masih menggunakan data subsurface yang lama sebagai referensi.
1 Metode
Akibatnya ukuran bean yang tidak optimal menyebabkan laju alir produksi
tidak mampu mengangkat liquid di sumur dan tekanan tubing turun.
Sumur dialirkan ke SKG menggunakan satu jalur flowline menuju
trunkline, atau biasa disebut model jaringan satelit. Ada potensi
2 Alat/Sarana
terhambatnya aliran bahkan hingga backpressure dan menyebabkan
sumur tersebut tidak dapat mengalirkan gas ke jaringan.
Pekerja kurang pelatihan dan pengalaman sehingga kurang tanggap
3 Manusia
terhadap penurunan produksi sumur.
4 Material Kandungan CO2 yang tinggi menyebabkan kebocoran flowline.
Tabel 3. Analisa Sebab Akibat Fishbone Diagram

2.3 Analisa Faktor Penyebab


No Akar Penyebab Masalah Kondisi Aktual/Hasil Uji Lapangan
Tidak Ada Fasilitas Tes
1
Individual Sumur
2
Kurang Pelatihan dan Pekerja kurang pelatihan dan pengalaman sehingga problem
3
Pengalaman penurunan produksi sumur belum bisa diatasi.
Komposisi gas untuk struktur Pagardewa memiliki kandungan CO2
4 Kandungan CO2 yang tinggi sebesar 14% mol menyebabkan kehandalan pipa pada operasi sumur
di struktur pagardewa tidak optimal.
Tabel 4. Korelasi Akar Penyebab Masalah pada Kondisi Aktual

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 7|Page
PC PROVE MR. BEAN

2.4 Penentuan Faktor Penyebab Dominan berdasarkan FMEA (Failure Mode & Effect
Analysis)
No Deskripsi Proses Mode Kegagalan S O D RPN
Masih menggunakan data
1
subsurface yang lama
Tidak adanya fasilitas untuk tes
2 produksi sumur di Struktur
Pagardewa Grup
3 Kurang Pelatihan dan Pengalaman
4 Kandungan CO2 yang tinggi
Tabel 5. Tabel FMEA

Gambar 3. Analisa FMEA dan Diagram Pareto

Dalam menentukan faktor penyebab dominan, PC Prove Mr. Bean membuat diagram pareto serta
pengembangan penilaian risiko dengan menggunakan metode FMEA. Berdasarakan tabel di bawah ini
disimpulkan bahwa “Belum Adanya Analisa Nodal untuk Design Ukuran Choke” merupakan faktor
penyebab dominan karena memiliki RPN terbesar dengan presentasi xx%.

PLAN LANGKAH 3 – DESIGN & INNOVATION

3.1 Design Engineering & Creativity


3.1.1 Analisa Solusi Alternatif

Alternatif Solusi

No Parameter Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Pembangunan Fasilitas Pengukuran dengan unit Pengukuran dengan
Tes Produksi BBS MTU

1 Resiko Operasional Problem sosial &


gangguan keamanan
2 Biaya Pengerjaan 400.000.000
3 Kecepatan Pengerjaan 2 bulan
4 Sumber Daya Internal Eksternal Internal
Pengerjaan
5 Kesimpulan Tidak dipilih Tidak dipilih Dipilih
Tabel 6. Analisa Solusi Alternatif

Berdasarkan analisa berbagai alternatif solusi di atas, maka PC Prove Mr. Bean memilih solusi untuk
melakukan “Analisa Bean Performance” & “Modifikasi Pola Operasi & Penyaluran Gas dari Sumur Ke SPG
atau SKG” karena dapat meningkatkan produksi secara optimal dengan cepat, biaya relatif murah, dan
beresiko operasional masih dapat diterima.

3.1.2 Penjelasan Detail Alternatif Terpilih

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 8|Page
PC PROVE MR. BEAN
Inovasi yang coba diterapkan oleh PC Prove Mr. Bean adalah menganalisa potensi sumur-sumur gas di
Struktur Pagardewa Grup berdasarkan karakteristik reservoir dan menentukan fixed choke optimum dengan
menggunakan sistem analisa nodal berdasarkan parameter kemampuan reservoir dan batasan (constraint)
tekanan jaringan yang harus dilawan agar produksi dapat mengalir dengan optimum.
Dalam bab ini, akan dijabarkan tahapan-tahapan dalam menganalisa potensi salah satu sumur di Struktur
Pagardewa Grup (PMN-10) dan langkah-langkah dalam menentukan desain ukuran choke optimum (Gambar 4).

Gambar 4. Alur Kerja PC-Prove Mr. Bean

Tahap 1 – Deteksi Permasalahan Sumur & Pengumpulan Data


Data Reservoir

Berikut adalah data reservoir yang dibutuhkan dalam analisa potensi sumur :

Data Unit
Porositas 10 %
Permeabilitas 108 mD
P Initial 2215 psia
Reservoir
O
Temp. Reservoir 235 F
Perforation 1538 - m
Depth 1544

Tabel 7. Data Reservoir yang dibutuhkan dalam Analisa Potensi Sumur

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 9|Page
PC PROVE MR. BEAN

Well Testing (Modified Isochronal Test)

Modified Isochronal Test (MIT) dipilih sebagai metode untuk Well Testing karena tidak perlu melakukan
penutupan sumur hingga mencapai kondisi stabil. Data MIT diperoleh dengan menggunakan peralatan Mobile
Test Unit (MTU) yang bekerja dengan prinsip separator test. Dengan MTU ini dapat dilakukan pengukuran
untuk setiap kondisi variasi laju alir produksi. Adapun data tekanan dasar sumur (pwh) selama proses tes
diperoleh dengan memasang EMR (Electronic Memory Recorder) hingga mendekati dasar sumur. Skema MIT
diakhiri dengan melakukan penutupan sumur selama 24 jam. Dari data ini dapat diperoleh juga analisa
pressure build up (PBU) sumur untuk mengetahui karakteristik reservoir.

Data Jaringan Flowline

Data jaringan flowline diperoleh dari Fungsi Gas Production Field Prabumulih, berupa skema, ukuran, dan
panjang flowline.

Tahap 2 - Analisa Data & Evaluasi Ukuran Choke


Analisa Data Pressure Build Up

Dalam melakukan analisa Pressure Build Up, digunakan bantuan software ECRIN untuk mengolah data MIT
serta hasil pembacaan tekanan dasar sumur EMR (Gambar 5). Dari data histori tersebut, diambil bagian build
up terakhir dengan asumsi tekanan alir mencapai kondisi paling stabil untuk kemudian dilakukan pembuatan
kurva log – log plot antara tekanan dan waktu alir produksi, serta grafik semi log (Horner Plot). Dari kurva log
– log dan semi log dapat dianalisa untuk menentukan karakteristik reservoir dengan melakukan type curve
matching.

Gambar 5. Grafik Pembacaan Histori Tekanan Dasar Sumur dan Laju Produksi

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 10 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN

Gambar 6. Hasil Type Curve Matching

Menentukan IPR Model (C dan n)

Dari hasil matching model reservoir berdasarkan kurva log – log dan semilog plot, selanjutnya dilakukan
penentuan nilai konstanta C dan n dari data MIT untuk menyusun kurva IPR (Inflow Performance
Relationship).

Simulasi dengan Software PIPESIM

Setelah memperoleh persamaan deliverability untuk sumur, dilakukan input model IPR dan data sumur ke
dalam software PIPESIM. Tujuan penggunaan software ini adalah mencari titik operasi optimum dari
perpotongan IPR (sebagai potensi sumur) terhadap TPR (Tubing Performance Relation) sebagai parameter
kemampuan tubing dan peralatan permukaan lainnya untuk mengalirkan fluida). Dalam hal ini peralatan
permukaan yang digunakan adalah fixed choke.

Matching Model Sumur Dengan Analisa Nodal

History Matching dilakukan untuk memastikan bahwa model yang dibuat sudah cukup sesuai dengan kondisi
nyata di lapangan.

Sensitivitas Ukuran Choke

Setelah memperoleh model sumur yang cukup sesuai dengan kondisi di lapangan, dilakukan sensitivitas
beberapa ukuran fixed choke berbeda. Karena di Field Prabumulih, ukuran choke yang umum digunakan
adalah dalam satuan millimeter (mm), maka dalam studi kali ini juga digunakan satuan ukuran
millimeter.Variasi ukuran yang digunakan adalah 5 mm (0.19685 inci), 7 mm (027559 inci), 9 mm (0.35433
inci), 11 mm (0.43307), 13 mm (0.51181 inci), dan 15 mm (0.59055 inci) mengacu pada ukuran choke yang
umum digunakan pada sumur – sumur Prabumenang yang berasal dari lapisan reservoir yang sama.
Sedangkan end point dari skema sistem nodal ini adalah junction antara flowline PMN – 10 dengan PMN – 05

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 11 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
dengan setting pressure 550 psia.

Gambar 7. Kurva IPR-TPR untuk Tiap Ukuran Choke

Gambar 8. Kurva IPR-TPR untuk Tiap Ukuran Choke

Secara analisa Nodal sumur PMN – 10, semakin besar ukuran choke akan memberikan nilai
rate gas, kondensat, dan air yang lebih besar. Namun terdapat beberapa pertimbangan dalam
penentuan ukuran choke antara lain:
- Wellhead Pressure
Semakin besar ukuran choke akan menghasilkan laju alir yang semakin besar, namun memberi
dampak penurunan tekanan wellhead yang semakin besar pula. Pada kondisi dimana tekanan
wellhead cukup rendah dibanding tekanan jaringan flowline maka ada kemungkinan terjadinya

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 12 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
backpressure atau berhentinya aliran. Untuk kasus dalam studi kali ini, seluruh tekanan wellhead
untuk tiap ukuran choke masih cukup tinggi untuk melawan setting tekanan di end point.
- Minimum Liquid Loading Gas Rate
Nilai ini merupakan ukuran laju alir gas minimum yang dibutuhkan untuk dapat mengangkat
liquid loading (baik berupa kondensat maupun air) dari dalam sumur. Selama masa produksi,
velocity gas akan menurun seiring deplesi tekanan reservoir yang menyebabkan kemampuan gas
untuk membawa dan mendorong liquid hingga atas permukaan akan semakin berkurang1.
Terdapat berbagai macam metode pendekatan untuk menentukan nilai minimum liquid loading
gas rate, dimana metode paling awal yang dikembangkan adalah metode Turner et al (1969).
Dalam software PIPESIM, metode Turner inipun digunakan untuk menghitung liquid loading.

Dari Gambar 8 terlihat bahwa gas rate pada ukuran choke 5 mm dan 7 mm berada di bawah atau
mendekati nilai minimum liquid loading gas rate. Hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya
liquid holdup di dalam sumur yang dapat menghambat laju alir produksi (liquid holdup tidak
selalu menyebabkan terhentinya produksi, namun laju alir akan terhambat).

Tahap 3 - Analisa Data & Evaluasi Ukuran Choke


Setelah diperoleh design ukuran choke yang optimum, selanjutnya dilakukan aplikasi di sumur PMN-10 agar
diperoleh laju alir gas yang optimum guna mengatasi masalah liquid loading di sumur-sumur tersebut.

a. Validasi Internal, terdapat validasi dari Tim Internal Pertamina (Lampiran 11)

b. Metode pendekatan untuk menentukan nilai minimum liquid loading gas rate mengacu pada referensi
“Analysis and Prediction of Minimum Flow Rate for the Continuous Removal of Liquids from Gas Wells –
R.G. Turner” (Lampiran 12).

3.1.3 Analisa Potensi Masalah


Lakukan analisa potensi masalah menggunakan tabel sbb :

1
Guo, Boyun., Et al, Petroleum Production Engineering – A Computer-Assisted Approach, Elsevier Science & Technology
Books. Februari 2007
Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 13 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Potential Preventive Contigency
Activity Concequences Possible Cause
Problem Plan Plan

Contoh :

3.2 Innovation

Statement Kebaruan Alternatif, apakah Solusi = Modifikasi yang sudah ada di AP/Modifikasi dari AP
lain/Temuan baru level Direktorat/Temuan baru di Pertamina/Temuan baru di Indonesia. Lakukan
searching/Prior Art di Google Patent dan Web Paten lainnya

PLAN LANGKAH 4 – RENCANA KERJA & EKSPEKTASI VALUE CREATION

4.2 CIP Planning & Scheduling

4.2.1 CIP Planning (5W+2H)

Jelaskan Perencanaan penanggulangan permasalahan seperti tabel sbb :

HOW
WHY HOW WHAT WHEN WHO WHERE TARGET
MUCH

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 14 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN

4.2.2 CIP Scheduling (S-Curve Project)

Contoh :

4.3 Prediction Value Creation Identification

ASPEK SASARAN AWAL POTENSI MANFAAT POTENSI KERUGIAN

QUALITY

COST

DELIVERY

SAFETY /HSSE

MORALE

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 15 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Contoh :

Info : kriteria penilaian Value Creation


Analisa VC Q 1. Peningkatan qualitas namun tidak ada analisa perhitungan.
2. Peningkatan qualitas sesuai dengan design/spesifikasi/persyaratan,
4. Peningkatan qualitas melebihi design/spesifikasi/persyaratan
5. Peningkatan qualitas minimal sesuai dengan best in class (benchmark)
Analisa VC C
1. Terdapat potensi penghematan biaya / peningkatan revenue dan terdapat analisa perhitungan dan referensi yang tepat dan
akurat. (untuk upstream, perhitungan reserve kategori prospect siap bor)
2. Terdapat potensi penghematan biaya / peningkatan revenue dan terdapat analisa perhitungan dan referensi yang tepat dan
akurat serta persetujuan fungsi dan pejabat yang kompeten sesuai tingkatannya. (untuk upsatream, perhitungan reserve
kategori prospect siap bor dilengkapi persetujuan fungsi dan pejabat yang kompeten sesuai tingkatannya)
3. Terdapat penghematan biaya / peningkatan revenue dan terdapat analisa perhitungan dan referensi yang tepat dan akurat
(untuk upstream, perhitungan reserve kategori C1)
4. Terdapat penghematan biaya / peningkatan revenue dan terdapat analisa perhitungan dan referensi yang tepat dan akurat
serta persetujuan fungsi dan pejabat yang kompeten sesuai tingkatannya (untuk upstream, perhitungan reserve kategori C1
dilengkapi dengan validasi dari Komite Cadangan Hulu)
5. Penghematan biaya / peningkatan revenue Terbukti disystem keuangan perusahaan (untuk upstream, perhitungan reserve
kategori P1)
Analisa VC D
1. Terdapat percepatan waktu, namun tidak terdapat perhitungan
2. Percepatan waktu kurang dari50%
3. Percepatan waktu 51%-75%
4. Percepatan waktu 76%-100%
5. Percepatan waktu lebih dari 100%
(catatan: dengan tidak memiliki dampak negatif kepada value creation aspek lainnya dan dilengkapi analisa perhitungan dan
referensi yang tepat dan akurat serta disetujui oleh fungsi dan pejabat yang kompeten sesuai tingkatannya)
Avalisa VC HSSE 1. Hasil improvement/inovasi menurunkan Near miss/ resiko kerja/ comply terhadap Baku Mutu Lingkungan/Nilai Ambang
Batas/Standard tidak dilengkapi dengan analisa dan perhitungan
2. Hasil improvement/inovasi menurunkan Near miss sampai dengan 25%/ resiko kerja (turun 1 grade)/ comply terhadap Baku
Mutu Lingkungan/Nilai Ambang Batas/Standard yang berlaku yang dibuktikan dengan pengukuran.
3. Hasil improvement/inovasi menurunkan Near miss sampai dengan 50%/ resiko kerja (turun 1 grade)/ comply terhadap Baku
Mutu Lingkungan/Nilai Ambang Batas/Standard yang berlaku yang dibuktikan dengan pengukuran.
4. Hasil improvement/inovasi menurunkan Near miss sampai dengan 90%/ resiko kerja (turun 2 grade)/ beyond comply
terhadap Baku Mutu Lingkungan (dibawah 25%)/Nilai Ambang Batas (dibawah 25%)/Standard yang berlaku yang dibuktikan
dengan pengukuran.
5. Hasil improvement/inovasi menghilangkan (paling minimal) near miss/ resiko kerja/ beyond comply terhadap Baku Mutu
Lingkungan(diatas 25)/Nilai Ambang Batas (diatas 25%)/Standard yang berlaku yang dibuktikan dengan pengukuran.
Avalisa VC
1. Peningkatan motivasi dan/atau budaya Inovasi
Morale
3. Mempunyai metode pengukuran (harus dilakukan survey sebelum dan sesudah dengan jumlah sesuai populasi/ 30 sampel)
5. Bukti pelaksanaannya secara konsisten minimal selama 3 bulan

4.4 Persetujuan Perubahan

Lengkapi dengan dokumen MOC, contoh :

4.5 Persetujuan dan Komentar Atasan

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 16 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Diusulkan Oleh Diketahui Oleh Disetujui Oleh Disetujui Oleh
(Ketua) (Fasilitator) (XXXXXX) (XXX)

Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:

Komentar/Saran (oleh Top Manajemen):

DO LANGKAH 5 – PELAKSANAAN & EVALUASI

5.1 Eksekusi sesuai rencana improvement activity dan Monitoring pelaksanaan improvement activity & QA/QC

5.1.1 Realisasi Kegiatan 100% (Rencana vs Realisasi)

Lakukan penjabaran rencana aktifitas di langkah 4 dibandingkan dengan real pelaksanaan menggunakan tabel 5W
2H

How
No Rencana Aktual When Where Who Gambar Hasil
Perbaikan Pelaksanaan

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 17 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN

5.1.2 Data-data pengendalian proses & pengendalian penyimpangan terhadap standard (S-Curve Project)

Lengkapi data-data untuk pengendalian proses sebagai rincian:

 s-curve atau schedulling dengan pembobotan rencana vs realisasi

 rencana anggaran biaya/manpower/dll vs realisasi

5.2 Validasi Data Improvement Activity

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 18 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Sajikan informasi data implementasi minimal selama 3 bulan

CHECK LANGKAH 6 – PERHITUNGAN VALUE CREATION

6.1 Gap Performance & Evaluation

Lakukan penjabaran hasil perbaikan vs data sebelumnya.

Trend Perbaikan (Sebelum – Sesudah)

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 19 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
6.2 Dampak Hasil Improvement

a. Lakukan penjabaran dampak positif dari pelaksanaan perbaikan

Dampak Positif
1.
2.
3.

Contoh:

b. Lakukan penjabaran dampak negatif dari pelaksanaan perbaikan serta mitigasinya

No. Dampak Negatif Penanggulangan


1
2
3
Contoh:

6.3 Result of Value Creation

a. Lengkapi dengan hasil panca mutu real (QCDSM) termasuk verifikasi keuangan untuk VC > 1 M selama
periode improvement

ASPEK SASARAN AWAL HASIL DAMPAK POSITIF

QUALITY

COST

DELIVERY

SAFETY /HSSE

MORALE

Contoh:

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 20 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN

6.4 Verifikasi Keuangan

6.5 Testimoni Internal dan Eksternal

Contoh :

Direktur Hulu PT
Pertamina (Persero)

SVP Eksplorasi PT
Pertamina (Persero)

President Director
PT PHE

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 21 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
President Director
PT Pertamina EP

Exploration Director
PT PHE

Manajer Senior
Keteknikan Geologi
dan Geofisiska SKK
Migas

ACTION LANGKAH 7 – PROSEDUR KERJA & SOSIALISASI

7.1 Standarisasi Sesuai Ketentuan Perusahaan

Tampilkan STK (Pedoman/TKO/TKI/TKPA) yang sudah di approved

No. Standarisasi Uraian (Pedoman-TKO-TKI

1 Standar Input

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 22 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN

2 Standar Proses

3 Standar Output

7.2 Kemungkinan Penerapan Standar Baru di lokasi lain (potensi replikasi)

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 23 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN

7.3 Kekayaan Intelektual

7.4 Persetujuan Atasan dan Komentar

Diusulkan Oleh Diketahui Oleh Disetujui Oleh Disetujui Oleh


(Ketua) (Fasilitator) (XXXXXX) (XXX)

Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:


Komentar/Saran (oleh Top Manajemen):

ACTION LANGKAH 8 – KESIMPULAN DAN RENCANA SELANJUTNYA

(Khusus FT Prove, Mengulang Langkah 1)

8.1 Identifikasi Masalah/Analisa Masalah

a. Latar Belakang dan Data/Fakta Permasalahan serta Dampak Permasalahan

b. Stratifikasi dan Prioritas Masalah

c. Relevansi prioritas masalah dengan KPI / Target Perusahaan / Kesepakatan Manajemen

8.2 Penetapan Tema

Statement tema Improvement

8.3 Analisa Risiko (Risk Matrix Pertamina)

Sesuai Pedoman Manajemen Risiko No. A-002/H30000/2015-S9 Revisi ke-1, Lampiran B.1.10 atau Sesuai TKO
Manajemen Risiko Operasi No. B-009/A3/EP8000/2016-S0 dan TKI Proses Manajemen Risiko No. C-
007/EP4000/2011-S0/Rev00 (risiko yang masuk dalam Risk Register)

8.4 Persetujuan dan Komentar Atasan

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 24 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Wajib

1. Evidence Audit PDCA I


2. Evidence Audit PDCA II
3. Evidence Upload KOMET
4. Verifikasi Keuangan (Value Creation)
5. Persetujuan Management Of Change (MOC)

Lampiran Terkait Improvement

6.
7. Testimoni/Pengakuan/Award
8. Dokumentasi Koran & Online News
9. Data pendukung xxx

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 25 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 1

EVIDENCE AUDIT PDCA 1

Lampiran 2

EVIDENCE AUDIT PDCA 2

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 26 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 3

Evidence Upload KOMET

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 27 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN

Lampiran 4

Evidence Verifikasi Keuangan

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 28 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 5

Evidence Formulir Management of Change

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 29 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 6

Pencapaian Produksi Minyak dan Gas Prabumulih tahun 2018

MINYAK 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 365
HAL (bopd) Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18 YTD
Sasaran 9226 9212 9154 8369 9136 9146 9242 9280 9234 9157 9047 8933 9095
Realisasi 8944 8868 8635 8857 8156 8289 8098 8381 8455 8684 8709 8935 8582
% 97% 96% 94% 106% 89% 91% 88% 90% 92% 95% 96% 100% 94%

31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 365
Hal Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18 YTD
Sasaran 139.6 139.3 139.0 139.6 141.1 143.8 145.2 144.8 144.4 144.0 143.5 143.1 142.3
Produksi 158.0 158.8 153.6 161.2 156.4 147.6 152.3 151.2 154.2 152.1 155.5 156.3 154.8
Persentase 113% 114% 110% 115% 111% 103% 105% 104% 107% 106% 108% 109% 109%

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 30 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 7

Target Produksi Minyak dan Gas 2019


SASARAN PRODUKSI MINYAK
PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD PRABUMULIH
TAHUN 2019

PERKIRAAN PRODUKSI SASARAN


WILAYAH KEGIATAN TAHUN 2019
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
(BBLS) (BOPD)
EXISTING 6,192 6,093 5,996 5,901 5,807 5,715 5,623.86 5,534.71 5,447.05 5,360.86 5,276.11 5,192.77 2,071,651.62 5,676

KONDENSAT 2,446 2,413 2,381 2,349 2,317 2,286 2,255.11 2,224.28 2,194.73 2,163.45 1,334.31 2,117.65 805,522.13 2,207

REPARASI 15 40 59 89 179 258 273.01 318.59 315.94 297.64 293.17 270.86 73,640.02 202

REOPENING - - - - - 5 62.41 91.81 113.90 120.89 111.69 103.19 18,643.62 51

OWN FIELD STIMULASI - - - 7 35 81 150.26 166.73 162.13 149.79 147.43 143.52 31,942.55 88

PRABUMULIH FRACTURING - - - - - - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -

OPTIMASI LIFTING 11 44 60 66 70 73 75.69 78.39 72.67 67.14 62.03 58.40 22,476.28 62

RENDAH 8,663 8,590 8,497 8,412 8,408 8,418 8,440.35 8,414.51 8,306.43 8,159.78 7,224.75 7,886.39 3,023,876.21 8,285

KUPL - 15 33 55 112 126 139.19 155.31 197.47 251.36 283.05 291.04 50,738.92 139

MENENGAH 8,663 8,605 8,530 8,467 8,520 8,544 8,579.53 8,569.82 8,503.91 8,411.14 7,507.80 8,177.43 3,074,615.13 8,424

BOR - - - 4 121 112 103.50 95.63 88.35 81.62 75.41 69.67 23,026.98 63

TINGGI 8,663 8,605 8,530 8,471 8,641 8,656 8,683.04 8,665.45 8,592.25 8,492.76 7,583.20 8,247.10 3,097,642.11 8,487

UNITISASI ASD 314 311 309 307 305 303 301.00 299.00 297.00 295.00 293.00 291.00 110,242.00 302

GRAND TOTAL PRABUMULIH 8,977 8,916 8,839 8,778 8,946 8,959 8,984 8,964 8,889 8,788 7,876 8,538 3,207,884 8,789

TAHUN 2019 Jumlah Rata-rata


ASSET FIELD KEGIATAN
Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 Sep-19 Oct-19 Nov-19 Dec-19 MMSCF MMSCFD
Asset 2 Prabumulih Eksisting 153.41 152.58 151.75 150.93 150.11 149.30 148.48 147.68 146.88 146.08 145.29 144.50 54,346.55 148.89
Reparasi - - - - - - - - 0 0 1 1 61.03 0.17
Reopening - - - - - - - - - - - - - -
Stimulasi - - - - - - - - - - - - - -
Fracturing - - - - - - - - - - - - - -
Optimasi - - - - - - - - - - - - - -
Rendah 153 153 152 151 150 149 148 148 147 146 146 145 54,408 149.06
Workover - - - - 2 2 2 1 1 1 1 1 343 0.94
POP - - - - - - - - - - - - - -
Menengah 153 153 152 151 152 151 150 149 148 148 147 146 54,751 150.00
Bor - - - - - - - - - - - - - -
Tinggi 153 153 152 151 152 151 150 149 148 148 147 146 54,751 150.00
Asset 2 Unitisasi ASD Eksisting 1.17 1.15 1.12 1.10 1.07 1.05 1.03 1.01 0.99 0.97 0.95 0.93 381 1.04
Tinggi 1.17 1.15 1.12 1.10 1.07 1.05 1.03 1.01 0.99 0.97 0.95 0.93 380.77 1.04

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 31 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 8

Loss Potensi
Realisasi, Jumlah Kumulatif
BULAN Produksi, Rate USD Loss Revenue
mmscfd hari loss, mmscf
mmscfd
Apr-18 44.8 0.2 30 5.3 Rp13,803 Rp401,214,383
May-18 43.6 1.4 31 42.1 Rp14,060 Rp3,239,970,677
Jun-18 43.0 2.0 30 58.6 Rp14,036 Rp4,502,475,878
Jul-18 42.3 2.7 31 82.5 Rp14,415 Rp6,515,774,866
Aug-18 42.3 2.7 31 83.6 Rp14,560 Rp6,662,103,458
Sep-18 41.9 3.1 30 93.0 Rp14,869 Rp7,574,289,233
Oct-18 38.9 6.1 31 190.1 Rp15,179 Rp15,796,877,264
Nov-18 39.3 5.7 30 171.2 Rp14,697 Rp13,776,203,608
Dec-18 39.3 5.7 31 175.6 Rp14,497 Rp13,942,219,060
Total Loss 275 902.0 Rp72,411,128,428
Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 32 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 9

Loss Potensi karena kebocoran trunkline BRG-AUR

Jumlah Loss Net Loss Gas


Tanggal Sumur Cara KET Loss Revenue
Jam Off (bcpd) (mmscfd)
3-Apr-18 BRG-34 SA 3 17 0.4 Pemasangan ESDV Rp51,607,553
4-Apr-18 BRG-35 SA 2 7 0.2 Pemasangan ESDV Rp22,905,928
11-Apr-18 BRA-01 SA 2 7 0.4 koneksikan ESDV Rp37,722,722
22-Sep-18 BRA-01 SA 9 33 1.6 Bocor trunk line 8" Rp186,706,397
22-Sep-18 BRG-34 SA 9 63 1.2 Bocor trunk line 8" Rp185,984,842
22-Sep-18 BRG-35 SA 9 35 0.8 Bocor trunk line 8" Rp116,610,201
15-Oct-18 BRA-01 SA 8 32 1.4 Bocor trunk line 8" Rp174,142,686
15-Oct-18 BRG-34 SA 8 55 1.1 Bocor trunk line 8" Rp170,512,133
23-Oct-18 BRA-01 SA 6 24 1.1 Bocor trunk line 8" Rp130,607,015
23-Oct-18 BRG-34 SA 6 42 0.8 Bocor trunk line 8" Rp127,884,100
23-Oct-18 BRG-35 SA 6 23 0.2 Bocor trunk line 8" Rp49,825,549
26-Oct-18 BRA-01 SA 2 8 0.4 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp43,535,672
26-Oct-18 BRG-34 SA 2 14 0.3 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp42,628,033
26-Oct-18 BRG-35 SA 2 8 0.1 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp16,608,516
27-Oct-18 BRA-01 SA 24 96 4.2 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp522,428,059
27-Oct-18 BRG-34 SA 24 166 3.3 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp511,536,400
27-Oct-18 BRG-35 SA 24 92 1.0 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp199,302,197
28-Oct-18 BRA-01 SA 24 96 4.2 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp522,428,059
28-Oct-18 BRG-34 SA 14 97 1.9 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp298,396,233
29-Oct-18 BRA-01 SA 7 28 1.2 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp152,374,851
29-Oct-18 BRG-34 SA 7 49 1.0 perbaikan satelit 8" dan line sales titis Rp149,198,117
7-Nov-18 BRA-01 SA 4 16 0.7 Kebocoran FL 4" (indikasi globe vlv passing) Rp80,769,512
7-Nov-18 BRG-34 SA 4 27 0.5 Kebocoran FL 4" (indikasi globe vlv passing) Rp75,854,320
7-Nov-18 BRG-35 SA 4 15 0.2 Kebocoran FL 4" (indikasi globe vlv passing) Rp28,219,936
9-Nov-18 BRA-01 SA 4 16 0.7 pasang sehep 4" dan pengosongan jalur Rp80,769,512
9-Nov-18 BRG-34 SA 4 27 0.5 pasang sehep 4" dan pengosongan jalur Rp75,854,320
9-Nov-18 BRG-35 SA 4 15 0.2 pasang sehep 4" dan pengosongan jalur Rp28,219,936
30-Dec-18 BRA-01 SA 8 32 1.4 Kebocoran satelit 8” line AUR Rp155,799,554
30-Dec-18 BRG-34 SA 8 55 1.1 Kebocoran satelit 8” line AUR Rp144,413,753
30-Dec-18 BRG-35 SA 8 28 0.3 Kebocoran satelit 8” line AUR Rp51,748,646
Total loss 1221 32 Rp4,434,594,752

Loss karena Unplanned Shutdown Plant Merbau

Jumlah Loss
Loss Gas
Tanggal Jam Off Kondensat KET Loss Revenue
(mmscfd)
(jam) (bcpd)
5-Jun-18 6 18 1.7 Plant Shutdown, trouble di Manhole Amine Regent Rp140,930,050
6-Jun-18 24 80 7.2 Plant Shutdown, perbaikan amine regent Rp614,967,490
7-Jun-18 24 80 7.2 Plant Shutdown, perbaikan amine regent Rp614,967,490
8-Jun-18 22 72 6.5 Plant Shutdown, pengelasan di amine regent Rp550,908,377
Total loss 250 23 Rp1,921,773,407

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 33 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 10

Kebijakan HSSE Perusahaan

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 34 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 11

Validasi Internal

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 35 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran 12

Referensi “Analysis and Prediction of Minimum Flow Rate for the Continuous Removal of

Liquids from Gas Wells – R.G. Turner”

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 36 | P a g e
PC PROVE MR. BEAN
Lampiran …… Realisasi ICP dan kurs dollar

Pertamina EP implement ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 20000:1, ISO 27001 37 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai