Anda di halaman 1dari 12

SUNDA BASIN

Will presented by group 6 :


DWI INDRA LESMANA
FADHIL RIZALDY
PINA PURNAMA
TRI ANDRY
RAHMAT KURNIAWAN
ROBBY SURYA C

Location Sunda Basin


Cekungan Sunda. Terletak diantara Pulau Jawa dan
Sumatera, pada koordinat 106 - 107 BT dan 4- 6 LS
Cekungan ini mencakup luas sekitar 18.840 km 2 dengan
ketebalan sedimen mulai 1.000 7.500 m

Batas Wilayah Sunda Basin


Sebelah utara:
pulau Belitung
dan Bangka
Sebelah barat :
pulau Sumatra

Sebelah
selatan :

Sebelah
timur :
lapangan BP

STRUKTUR GEOLOGI
CEKUNGAN SUNDA
Tektonik Cekungan Sunda didominasi oleh sesar normal
dan sedikit pengaruh struktur-struktur kompresional.
Cekungannya
terdiri
dari
beberapa
deposenter
diantaranya Kitty-Nora, Nunung dan Yani
Deposenter tersebut biasanya terisi oleh sedimen
tersier dengan ketebalan melebihi 6.000 meter. Struktur
yang lazim ditemukan di Cekungan Sunda adalah
tinggian yang dibentuk oleh struktur perlipatan dan blok
horst, perlipatan dari sesar normal dan struktur
draping
pada tinggian
batuan
dasar.
Struktur
kompresional hadir dalam bentuk reaktivasi dari
patahan berarah baratlaut-tenggara dan berasosiasi
dengan struktur transpressional dari sesar mendatar.

Stratigrafi Sunda Basin


Stratigrafi umum Jawa Barat Utara
secara berurutan dari tua ke muda :
Batuan Dasar
Formasi Banuwati
Formasi Talang Akar
Formasi Baturaja
Formasi Gumai
Formasi Air Benakat
Formasi Parigi
Formasi Cisubuh

History PSC Wilayah Sunda Basin

Pada

IIAPCO 1968-1974
Natomas/Diamond Shamrock 1974 1987
Maxus Energy 1987 1997
YPF-Maxus 1997 1999
Repsol-YPF 1999-2002
tanggal
18 Januari
20022002
CNOOC
International Ltd. membeli
CNOOC
SES Ltd
sekarang

beberapa
perusahaan Repsol YPF di Indonesia. Pada tanggal 28 November 2002, YPFMaxus SES BV berubah menjadi CNOOC SES Ltd.
Kontrak bagi hasil dengan Pertamina ditandangani pada tanggal 6 September
1968 meliputi luas area 11.044 km2. Pengeboran pertama dimulai pada bulan
Januari 1970. Setelah didapatkan tujuh buah sumur kosong, ditemukan sumur
Cinta-1 pada tanggal 21 Agustus 1970. Sumur tersebut terletak pada kedalaman
3343 ft pada formasi batu pasir Talang Akar dengan ketebalan mencapai 200 ft.
Tanggal 10 September 1972 sumur ini mulai berproduksi dengan kapasitas
sebesar 25.000 barrel minyak per hari.

Wilayah Operasi CNOOC


Terbagi menjadi tiga daerah utama yaitu :
1. Daerah Utara (Northern Bussiness Unit) terdiri dari 10
platform produksi, 5 platform monopod, 1 platform proses
Widuri Process dan 1 tanker penampungan Widuri
Terminal.
2. Daerah Sentral (Central Bussiness Unit) terdiri dari 27
platform produksi dan 3 platform proses Krisna P, Zelda
Complex dan Banuwati serta PETREX (Petroleum
Exelsior) sebagai fasilitas akomodasi
3. Daerah Selatan (South Bussiness Unit) terdiri dari 19
platform produksi, 1 anjungan kaki tunggal Kitty-3, 2
platform proses Cinta Complex dan Rama P dan 1
tangker penampungan CNOOC 114 serta pulau Pabelokan.

Jumlah Sumur Yang Di operasikan


CNOOC
Dari total 242 sumur yang ada hanya sekitar 76
sumur yang berproduksi. Sisanya ada yang
bermasalah/shut-in, dan ada pula yang sudah
mati/abandon.
Tabel 3.2 Kondisi Sumur Produksi di CBU*)
Total well running
Total well shut in
Total DT/24 (Down Time 24
Hours)
Total well abandon
Total well temporarily abandon
GRAND TOTAL WELL
*)dataper 11 agust 2014

76
41
32
40
93
242

Jumlah Produksi CNOOC


Saat ini produksi minyak di CBU sekitar 7000 BOPD sedangkan gas sekitar 120 MMSCFD.
Selain minyak dan gas yang terproduksi, air formasi juga ikut terproduksi yaitu sekitar 120.000
BWPD. Oleh karena itu, water cut yang dihasilkan oleh masing- masing sumur berbeda, dengan
rata rata sekitar 70 %.
Tabel 3.1 Produksi Harian Minyak, Air dan Gas di CBU*)
Minyak

7,000 BOPD

Gas

120 MMSCFD**

Air

120.000 BWPD

*) data 11 Agustus 2014 **) Associated and Non associated Gas

Karakteristik Petroleum Sistem


Cekungan Sunda
BATUAN INDUK
Serpih berumur Oligosen Bawah Formasi Banuwati menjadi batuan induk bagi beberapa
lapangan di Cekungan Sunda sementara yang paling baik dimiliki oleh serpih Formasi
Talang Akar yang pelamparannya menebal ke arah deposenter dengan kandungan TOC 3%
bertipe kerogen II. Reflektansi vitrinit mencapai harga 0,5% dengan Tmaks 435 o C
memperlihatkan tingkat kematangan dari Formasi Talang Akar.

BATUAN RESERVOIR
Satuan batupasir konglomeratan dari Formasi Banuwati dan batupasir
berfasies sungai teranyam dari Formasi Talang Akar menjadi reservoir
utama. Formasi Baturaja bagian bawah berupa batugamping menjadi
alternatif reservoir yang lain ditambah dengan kompleks batuan
terumbu di bagian yang lebih muda. Batuan dasar Pra-Tersier juga
berpotensi menjadi reservoir yang baik dengan mengambil analog
dari Cekungan Jawa Barat Utara begitu juga dengan batuan volkanik
Formasi Jatibarang yang telah terbukti menghasilkan hidrokarbon di
Cekungan Jawa Barat Utara.

PERANGKAP
Perangkap yang ditemukan berupa three four way dip, antiklin yang terbentuk karena
sesar-sesar naik atau bagian dari struktur transpressional juga hadir sebagai perangkap
potensial. Blok-blok sesar yang termiringkan juga menyimpan potensi untuk menjadi
jebakan selain sedimen yang onlapping terhadap batuan dasar pembatas cekungan.
Jebakan stratigrafi berupa perubahan fasies dari karbonat build-up menjadi
batulempung intraformasi merupakan alternatif jebakan yang potensial.
BATUAN PENYEKAT
Batuan penyekat cekungan ini sering ditemukan berupa sisipan intraformasi pada
hampir semua formasi, kecuali pada tutupan batulempung dalam kondisi lapuk atau
tererosi. Batuan penutup yang terdapat secara regional adalah serpih dari Formasi
Gumai dan serpih Formasi Air Benakat.
MIGRASI
Migrasi primer dan sekunder berlangsung baik di Cekungan Sunda. Migrasi primer
telah terbukti terjadi pada batupasir, konglomerat dan kemungkinan pada retakanretakan batubara pada Formasi Talang Akar.

Anda mungkin juga menyukai