ABSTRAK
Flow Assurance meliputi keseluruhan source, proses, fasilitas dan kondisi yang
mempengaruhi keberhasilan pengaliran hidrokarbon dari reservoir sampai ke titik
pemrosesan/penjualan. Dimana aspek sub-surface dan surface menjadi penentu
desain flow assurance secara kesuluruhan. Produksi migas di offshore yang memiliki
tingkat resiko, kesulitan dan biaya yang lebih tinggi menjadi contoh yang tepat ketika
membicarakan Flow Assurance. Banyak masalah yang dapat mempengaruhi gagalnya
flow assurance antara lain fenomena slugging, pembentukan hidrat, pengendapan wax
dan aspal, scale dan korosi. Kemampuan untuk mitigasi, mengontrol dan menangani
masalah-masalah tersebut merupakan kunci suksesnya flow assurance.
(steady state), perubahan laju produksi dalam seluruh sistem siklus hidup
(rate), dan shutdown harus diperhatikan produksi migas.
49
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 4
52
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 4
(Guo, 2005). Pada pipa bawah laut, dan tidak terjadi presipitasi.
temperatur air laut dapat berada di Sebaliknya, presipitasi aspal akan
bawah pour point, sehingga akan terjadi jika berada dalam keadaan
terbentuk gel wax setelah shutdown lewat-jenuh. Kelarutan aspal dalam
yang cukup lama. crude oil dapat berubah dari tidak-
jenuh menjadi lewat-jenuh jika
tekanan, temperatur, dan komposisi
berubah. Selama produksi,
perubahan temperatur dan tekanan
di antara reservoir dan flowline
cukup signifikan. Komposisi fluida
juga dapat berubah selama produksi
: gas dapat terpisah dari crude oil
ketika tekanan crude oil berada di
bawah bubble point, atau gas-lift gas
diinjeksikan ke dalam aliran minyak.
Gbr 7 Deposisi Wax dari dalam pipa Dengan demikian, presipitasi aspal
(sumber: http://www.hydrafact .com) merupakan masalah potensial
selama produksi dan transportasi.
d. Pengendapan Aspal e. Scale
Aspal didefinisikan sebagai senyawa Scale atau kerak juga merupakan
minyak yang tidak larut dalam n- potensi masalah yang mungkin
pentana atau n-heksana, tetapi larut terjadi. Jika wax dan aspal
dalam toluena atau benzena. Oleh terpresipitasi hidrokarbon maka
karena itu, aspal akan terpresipitasi scale dari air formasi. Scale dapat
ketika n-pentana atau n-heksana menyebabkan masalah serius
berlebih ditambahkan ke dalam dengan menyumbat fasilitas
crude oil. Padatan aspal berwarna produksi, control valve, dan
coklat gelap atau hitam. Tidak menghambat aliran fluida dalam
seperti wax, aspal tidak meleleh. tubing dan pipa. Scale juga dapat
Tetapi, seperti halnya wax, dengan terbentuk di dalam formasi dan
perubahan tekanan, temperatur, dan mereduksi produktivitas dengan
komposisi, aspal cenderung menyumbat formasi. Scale yang
terflokulasi dan mengendap di dalam sering terdapat dalam industri
formasi reservoir, tubing sumur, dan minyak adalah kalsium karbonat,
perpipaan (flowlline). Pencampuran barium sulfat, strontium sulfat, dan
fluida reservoir dengan gas yang kalsium sulfat.
berbeda (injected gas atau gas-lift Penyebab utama kerak karbonat
gas) atau pencampuran dua aliran terbentuk dalam wellbore adalah
minyak dapat menyebabkan pressure drop di dalam tubing dan
presipitasi aspal. tingginya temperatur downhole.
Kelarutan aspal dalam crude oil Sedangkan penyebab utama
merupakan parameter kunci untuk terbentuknya kerak sulfat adalah
menentukan apakah aspal dapat pencampuran air : air dari field
menimbulkan masalah atau tidak. berbeda, dari sumur yang berbeda di
Jika aspal selalu berada dalam field yang sama, dari perbedaan
keadaan tidak-jenuh, aspal stabil, lateral di sumur yang sama, dan
53
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 4
54
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 4
56
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 4
57
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 4
58
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 4
59
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 4
DAFTAR PUSTAKA
60