Anda di halaman 1dari 14

BAB III

PENGUKURAN PERMEABILITAS

3.1. TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan besarnya permeabilitas absolut dengan menggunakan
liquidpermeameter dan gas permeameter.
3.2. DASAR TEORI
Definisi Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat
meloloskan fluida reservoir melalui pori batuan yang saling berhubungan tapa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Jadi permeabilitas merupakan
tingkat kemudahan mengalirnya fluida melalui pori-pori batuan, Pada umumnya
hasil analisa sampel core yang diperoleh dari reservoir memberikan harga
permeabilitas yang berbeda, hal ini menunjukkan sifat ketidak seragaman dari
batuan reservoir tersebut.
Karena Henry Darcy dianggap sebagai pelopor penyelidikan permeabilitas
maka untuk satuan permeabilitas adalah darcy.
Definisi API untuk 1 darcy adalah suatu medium berpori yang punya
kelulusan (permeabilitas) sebesar 1 darcy. Jika cairan berfasa tunggal dengan
kekentalan cp mengalir dengan kecepatan 1 cm / sec melalui penampang seluas 1
cm2 pada gadien hidrolik 1 atm (760 mmHg) per cm dan jika cairan tersebut
seluruhnya mengisi medium tersebut. Secara matematis dapat didefinisikan
sebagai berikut :
Qμ L
K =
A ( P1 -P 2 )
Dimana :
K = Permeabilitas, Darcy
Q = Laju alir, cc / sec
 = Viscositas, cp
A = Luas penampang, cm2
L = Panjang, cm

18
P = Beda tekanan, atm
Didalam batuan reservoir fluida yang mengalir biasanya lebih dari satu
macam sehingga permeabilitas dapat dibagi menjadi :
1. Permeabilitas absolut
Adalah harga permeabilitas suatu batuan apabila fluida yang mengalir
melalui pori-pori batuan hanya terdiri dari satu fasa. Misalnya yang mengalir
gas saja, minyak saja, atau air saja.
2. Permeabilitas effektif
Adalah permeabilitas bila fluida yang mengalir lebih dari satu macam fluida
(misal minyak, gas, dan air).
3. Permeabilitas relatif
Adalah perbandingan antara permeabilitas absolut dengan permeabilitas
efektif.
Permeabilitas pada suatu batuan pada tempat-tempat yang berlainan
mungkin dapat berbeda. Dengan ini tingkat ketelitiannya tidak dapat dicapai
hanya dengan mengukur satu sampel saja. Permeabilitas mungkin berbeda
didalam suatu arah tertentu, dimana pada kebanyakan lapangan minyak pada
waktu pengendapan adalah horizontal sehingga permeabilitas dalam arah vertikal
selalu lebih kecil dari permeabilitas dalam arah horizontal.

19
3.3. ALAT DAN BAHAN
3.3.1 Alat yang dipakai dalam percobaan ini :
3.3.1.1 Liquid permeameter :
1. Core holder untuk liquid permeameter.
2. Thermometer R, fill conection.
3. Cut off valve.
4. Special lid and over flow tube.
5. Burette.
6. Discharge fiil valve assemble
7. Gas inlet.
8. Gas pressure line dan pressure regulator.
9. Pencatat waktu.
3.3.1.2 Gas permeameter :
1. Core holder dan thermometer.
2. Triple range flowmeter dengan selector valve.
3. Selector valve.
4. Pressure gauge.
5. Gas inlet.
6. Gas outlet.
3.3.2 Bahan yang digunakan :
1. Core
2. Air
3. Gas Oksigen

20
Keterangan :
1 .Core holder untuk liquid permeameter
2 .Thernometer R,fill connection
3 .Cut off valve
4 .Special lid and over flow tube
5 .Burete
6 .Discharge-fill valve assemble
7 .Gas pressure line and pressure regulator
8 .Gas inlet
9 .Pressure gauge

Gambar 3.1 Rangkaian Liquid Permeameter

21
Keterangan :
1.Pressure gauge
2.Gas inlet
3.Lid
4. Pressure regulator valve
5.Pengencang core holder ke lid
6.Selector valve
7.Triple range flowmeter

Gambar 3.2 Rangkaian Gas Permeameter

22
3.4. PROSEDUR PERCOBAAN
3.4.1. Prosedur dari liquid permeater
1. Memasukkan core kedalam core holder.
2. Mengisi burette dengan test liquid ( air )
3. Membuka core holder valve dan burette akan terisi.
4. Menutup cut off valve jika burette sudah terisi sampai batas atas.
5. Mengatur tekanan yang diinginkan pada pressure gauge dengan
mengatur pressure regulator.
6. Mengembalikan discharge fill valve ke discharge
7. Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida dari batas
atas hingga batas bawah burette.
8. Perhitungan :
μVL
K =
A PT ……………………………………..(2)
Dimana :
K = Permeabilitas dari sample, Darcy
V = Volume cairan yang dialirkan melalui sample,cm3
 = Viscositas dari cairan test, cp = 0,895 cp
A = Luas penampang dari sample, cm2
L = Panjang dari sample, cm
P = Gradien tekanan, atm
T = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan cairan,dt
3.4.2.Prosedur dari gas permeameter
1. Memastikan regulating valve tertutup, menghubungkan saluran gas
pada gas inlet.
2. Memasukkan core pada core holder.
3. Memutar flowmeter selektor valve pada tanda “large“.
4. Membuka regulating valve, memutar sampai pressure gauge
menunjukan angka 0,25 atm.
5. Memilih range pembaca pada flowmeter antara 20 - 140 division.

23
6. Jika dibawah 20, putar selector valve ke “medium“ dan naikkan
tekanan sampai 0,5 atm.
7. Jika pembaca pada flowmeter dibawah 20, memutar selector valve ke
“small” dan menaikkan tekanan sampai 1,0 atm
8. Jika flowmeter tetap tidak naik dari angka 20, hentikan percobaan dan
periksa core pada core holder.
9. Jika flowmeter menunjukan angka diatas 140 pada “large“ tebu, maka
permeabilitas core terlalu besar. Percobaan kita hentikan atau coba
naikkan panjang core atau kurangi cross sectional area dari core.
10. Mencatat temperatur, tekanan, dan pembacaan flowmeter.
11. Mengubah tekanan ke 0,25 atm dengan regulator.
12. Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali.
μQL
K =
13. Perhitungan : AP
Dimana :
K = Permeabilitas dari sample, Darcy
Q = Flowrate rata-rata cc/dt
 = Viscositas dari cairan test, cp = 0,895 cp
A = Luas penampang dari sample, cm2
L = Panjang dari sample, cm
P = Gradien tekanan, atm

24
3.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
3.5.1. Hasil percobaan dengan gas permeameter
Panjang core ( L ) =3 cm
Luas penampang core ( A ) = 4,52 cm2
Beda tekanan ( ΔP ) = 0,25 atm
Flow reading = 2,7 cm (small)
Laju aliran ( Qg ) =9 cc/detik
Viskositas gas ( μg ) = 0,0183 cp
Permeabilitas ( K ) = 0,465 darcy

Panjang core ( L ) =3 cm
Luas penampang core ( A ) = 4,54 cm2
Beda tekanan ( ΔP ) = 0,5 atm
Flow reading = 3,5 cm (small)
Laju aliran ( Qg ) = 12 cc/detik
Viskositas gas ( μg ) = 0,0183 cp
Permeabilitas ( K ) = 0,323 darcy

Panjang core ( L ) =3 cm
Luas penampang core ( A ) = 4,52 cm2
Beda tekanan ( ΔP ) = 1,00 atm
Flow reading = 4,8 cm (small)
Laju aliran ( Qg ) = 10 cc/detik
Viskositas gas ( μg ) = 0,0183 cp
Permeabilitas ( K ) = 0,245 darcy
3.5.2. Hasil percobaan permeabilitas dengan liquid permeameter.
Beda tekanan ( P ) = 0,65 atm
Luas core ( A ) = 4,155 cm2
Panjang core = 3,25 cm
Viskositas liquid = 0,895 cp
Waktu alir = 60 detik

25
Volume liquid = 50 ml
Laju alir ( Ql ) = 0,44 cm3/detik
Permeabilitas (Kabs) = 0,897 darcy
3.5.3. Perhitungan dengan gas permeameter
K ( P = 0,25 atm ) = 0,0183 x 9 x 3 / 4,52 x 0.25
= 0,43 Darcy
K ( P = 0,5 atm ) = 0,0183 x 12 x 3 / 4,54 x 0,5
= 0,29 Darcy
K ( P = 1 atm ) = 0,0183 x 0,10 x 3 / 4,52 x 1
= 0,12 Darcy
3.5.4. Perhitungan dengan liquid permeameter
K = µVL/APT

Kabs ( P = 0,65 atm ) = 0,895 x 50 x 3,25 / 4,155 x 0,65 x 60


= 0,897 Darcy
3.5.5. Menentukan P dan 1/P
- Untuk P = 0,25 atm
P = 1 + 0,25 + 1/ 2 = 1,125atm
1/P = 1 / 1,125 = 0,88
- Untuk P = 0,5 atm
P = 1 + 0,5 + 1/ 2 = 1,25 atm
1/P = 1 / 1,25 = 0,8
- Untuk P = 1,0 atm
P = 1 + 1,0 + 1/ 2 = 1,5 atm
1/P = 1 / 1,5 = 0,66
3.5.6. Perhitungan effect Klikenberg
Dari grafik K vs 1/P didapat persamaan =
y= 0,010x + 0,109 ……………….……………………………(1)
y= ax + b
tan α = a
tan α = 0,010

26
K ( Permeabilitas ) adalah titik potong grafik dengan sumbu-y
Maka harga x = 0
y= 0,010x + 0,109
y= 0,010(0) + 0,109
y= 0,109
Maka K= 0,109
b = tg α/ K abs
= 0,010/ 0,109
= 0,092
Harga p
p = (0,25 + 0,5 + 1)/3
= 1,75/3
= 0,58
Menghitung K sebenarnya
K = Kabs (dari grafik) x (1+b/p)
= 0,109 x1,158
= 0,13 Darcy

27
Grafik Permeabilitas

Gambar 2.1. 1/P vs K


0.13

0.13
Permeabilitas (K)

0.12
f(x) = 0.01x + 0.11
0.12

0.11

0.11

0.1
0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9
1/Pm

28
3.6. PEMBAHASAN
Permeabilitas yang didapat pada percobaan ini adalah permeabilitas
absolute yang pengukurannya dilakukan dengan 2 cara yaitu metode Liquid
Permeameter dan metode Gas Permeameter.
Core yang akan ditentukan permeabilitasnya terlebih dahulu di ukur
berapa panjang dan berapa luasnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data
yang akan digunakan dalam perhitungan. Setelah itu, core dimasukkan kedalam
core holder dan kemudian di kencangkan.
Pengisian air dengan burret dilakukan dengan cara mengisi terlebih dahulu
labu (corong) yang sudah terhubung dengan selang atau saluran dan burret,
kemudian cut off valve dibuka dengan cara diputar dan kemudian buret akan terisi
dengan sendirinya, akan tetapi pengisian air pada burret diusahakan melebihi
batas atas burret. Hal ini dilakukan agar air yang berada dalam burret setelah
tekanan diatur pada pressure regulator akan tepat atau hampir mendekati batas
atas burret, dikarenakan pada saat pengaturan tekanan akan terjadi pengurangan
air pada burret. Hal ini dilakukan agar pengukuran waktu menghasilkan data yang
akurat yang kemudian digunakan sebagai data dalam perhitungan permeabilitas
absolute.
Setelah tekanan diatur pada skala 0,65 atm, kembalikan discharge fill
valve ke discharge,kemudian catat berapa waktu yang dibutuhkan air tersebut
untuk mengalir dari batas atas burret sampai batas bawah burret. Setelah data
terkumpul maka perhitungan permeabilitas ( K ) core dapat dilakukan.
Pada percobaan dengan menggunakan gas permeameter, core yang
digunakan berbentuk balok dan fluida yang digunakan adalah udara (air). Akibat
dari penggunaan core yang berbentuk balok ini, maka akan terjadi peningkatan
harga/nilai permeabilitas, hal ini dikarenakan core tersebut tidak menempati
semua rongga core holder sehingga udara yang melewati core tersebut tidak hanya
melewati pori-pori core tapi juga melewati rongga yang tidak tertempati oleh core
tersebut. Peristiwa ini biasa dikenal dengan istilah “klikenberg effect”.
Core yang digunakan dalam percobaan diukur panjangnya serta luasnya.
Kemudian core dimasukkan ke dalam core holder dan core holdernya

29
dikencangkan. Catat berapa temperature yang ditunjukan pada skala thermometer,
setelah kita mengetahui temperature maka nilai viskositas gas dapat diperoleh
dengan cara memplotkan nilai temperature pada grafik hubungan temperature dan
viskositas. Penentuan viskositas ini diperoleh dari titik potong pada garis dalam
grafik,dengan menarik garis lurus horizontal pada sumbu-y (viskositas) dan garis
vertical pada sumbu-x (temperature) sampai bertemu pada garis “air” dalam
grafik.
Putar flowmeter selectore valve pada tanda “large”, kemudian buka
regulating valve, putarkan sampai pressure gauge menunjukan angka 0,25 atm.
Jika pembaca pada flowmeter dibawah 20, putar selectore valve ke “medium”,
akan tetapi jika pembaca flowmeter dibawah 20, putar lagi selectore valve kearah
“small” hingga akhirnya flow reading bisa terbaca. Catat berapa skala terbaca
pada flowreading. Setelah itu kita akan menentukan laju alir gas (Qg) dengan
menggunakan grafik.
Pada grafik penentuan laju alir gas,kita menggunakan parameter garis pada
daerah small, laju alir gas diperoleh dari titik potong antara perpanjangan garis
secara horizontal dari skala flow reading pada grafik dengan garis yang sudah
digambarkan pada grafik di daerah small. Untuk tekanan 0,5 dan 1 atm selectore
valve biarkan pada skala small, catat berapa flowreading pada masing-masing
tekanan yang terbaca. Tentukan laju alir gas dengan cara yang sama seperti pada
tekanan 0,25 atm.
Dari data yang telah didapat, dibuat grafik antara Kgas vs 1/P,dimana P
dapat dihitung dengan cara menjumlahkan tekanan pada regulator, tekanan
permukaan ditambah (+) 1 kemudian dibagi tiga ( 3 ), yang akhirnya akan
diperoleh persamaan untuk menentukan nilai K absolute.Permeabilitas yang besar
akan menghasilkan nilai porositas yang besar serta dapat menghasilkan cadangan
minyak yang banyak dan produktif.

30
3.7. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan 2 metode, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari percobaan diperoleh data sebagai berikut :


a. Permeabilitas dengan gas permeameter
Pada saat : P = 0,25 atm maka K = 0,43 D

Pada saat : P = 0,5 atm maka K = 0,29 D

Pada saat : P = 1 atm maka K = 0,12 D

b. Permeabilitas dengan gas permeameter (koreksi oleh factor klikenberg)


K absolute = 0,13 D
c. Permeabilitas dengan liquid permeameter
Pada saat : T = 60 sec dan P = 0,65 atm maka K = 0,897 D

2. Permeabilitas saling berhubungan dengan porositas, sehingga dapat


disimpulkan bahwa batuan yang permeable selalu porous sedangkan batuan
yang berporous belum tentu permeable.
3. Permeabilitas dipengaruhi oleh :
a. Fluida yang mengalir.
b. Turbulensi.
c. Perbedaan tekanan dan temperatur .
4. Satuan permeabilitas adalah darcy atau milidarcy, yang dimaksud 1 darcy
adalah kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida sebanyak 1 cm dengan
viskositas 1 cp sepanjang 1 cm melewati penampang 1 cm dengan gradien
tekanan 1 atm.
5. Permeabilitas suatu batuan reservoir sangat penting untuk diketahui karena
menunjukan kemampuan reservoir tersebut untuk diproduksi secara
ekonomis.

31

Anda mungkin juga menyukai