Anda di halaman 1dari 38

Natuna Basin

Exploration
S1 TEKNIK GEOLOGI
STT MIGAS BALIKPAPAN
Kelompok 10:
1. RIZKY TEDDY AUDINNO
2. M. ILHAM NUR SETIAWAN
3. POETRA MEILYANSYAH
REFERENSI
Satyana, Awang H. 2008. Proffesional HAGI Course
: Natuna Petroleum Geology. File pdf (Modified)
Setyowiyoto, Jarot. 2005. (Utilization of Enhanced
Gamma-Ray INPEFA for Log Interpretation and
Sedimentation Mechanism of Lama Formation,
Block A, Natuna Sea, West Natuna Basin, Riau
Archipelago)
NATUNA
BASIN
Potensi
Hidrokarbon
Geologic
Sections
Stratigrafi Implikasi
Petroleum
System
Basin
Evolution
Struktur
Geologi
Regional
Batas
Introduction
INTRODUCTION
Sejarah geologi Indonesia yang kompleks telah menghasilkan lebih dari
60 cekungan sedimen. Berdasarkan persebaran daerahnya dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu bagian barat dan bagian timur. Bagian barat
Indonesia terdapat 22 cekungan yang telah berproduksi, bagian timur
Indonesia memiliki sekitar 38 cekungan sedimen yang masih berada
pada tahap eksplorasi.
Salah satu cekungan bagian barat Indonesia yang produktif
menghasilkan hidrokarbon adalah Cekungan Natuna Barat. Cekungan
Natuna Barat merupakan salah satu cekungan penghasil minyak dan
gas bumi yang terletak di sebelah timur Sumatera Utara diantara
Malaysia dan Kalimantan. Cekungan Natuna Barat ini telah terbukti
menghasilkan minyak dan gas bumi dengan keberadaan petroleum
sistem yang berkembang di cekungan tersebut.

BATAS
UTARA : Paparan Khorat
TIMUR : Busur Natuna
SELATAN : Paparan Sunda
BARAT : Malay Peninsula
GEOLOGI REGIONAL
Cekungan Natuna Barat berada pada lempeng
benua Paparan Sunda. Lempeng ini tersusun atas
litologi berupa batuan beku dan metamorf yang
berumur Cretaceous Awal sampai Cretaceous
Akhir.
Untuk proses rifting pada Cekungan Natuna Barat
berlangsung pada Eosen Akhir hingga Oligosen,
yang merupakan akibat terjadinya patahan
Paparan Sunda yang dikarenakan adanya
tumbukan antara sub-benua India dengan Asia
(Ginger dkk., 1993).


Proses extension yang terjadi di Cekungan Natuna
Barat menghasilkan dua pola rifting yang berbeda.
Pola yang pertama berarah barat laut-tenggara,
dan pola kedua berarah timur laut-barat daya.
Adapun pola yang pertama ini sejajar dengan pola
utama yang terdapat pada Cekungan Malaysia dan
terus berkembang hingga South Kakap Graben.
Sedangkan pola yang kedua merupakan pola yang
umum terdapat di Cekungan Natuna Barat,
terutama pada Anambas Graben dan terus meluas
hingga Vietnam Basin.

Pada cekungan Natuna Barat, Formasi Lama
merupakan formasi yang tertua. Formasi Lama ini
dapat dibagi menjadi beberapa siklus
pengendapan, yang masing-masing dibatasi oleh
serpih lakustrin (lacustrine shale).
Dalam satu siklus pengendapan Formasi Lama ini
dapat terendapkan fluvial channel deposit,
Crevasse adalah lakustrin. Splay Eosen deposit,
dan dengan dan delta front / mouthbar deposit.
Umur formasi ini lingkungan pengendapan berupa
lingkungan fluvial sampai lakustrin.

Pada awal terjadinya graben, material-material
sedimen lokal yang berada di sekitar graben terangkut
dengan cepat karena adanya energi yang tinggi yang
berasal dari sistem fluvial sehingga mengisi graben
tersebut.
Graben yang berada di dekat basin menerima material
sedimen yang melimpah dengan komposisi butir yang
tersortasi dengan buruk. Lebih ke tengah graben,
maka jumlah sedimen yang diterima akan semakin
berkurang dan terisi oleh air.
Peristiwa regresi ditunjukkan dengan adanya endapan
klastik kasar di dalam graben (Base Upper Lama SB).

STRUKTUR
Basin Evolution
GEOLOGIC SECTIONS 1
GEOLOGIC SECTIONS 2
GEOLOGIC SECTIONS 3
STRATIGRAFI
Urutan lithostratigrafi dari yang paling tua ke yang muda menurut Conoco Block B
Team (1997), yaitu:
1. Basement
Basement umumnya terdiri dari batuan beku dan metamorfik atau endapan
continental yang non-marine terendapkan zaman Eosen Oligosen

2. Formasi Belut
Proses pengendapan dimulai pada zaman awal Oligosen, hasil pelapukan
batuan granit dari basement mengisi palung dan lembah yang telah terbentuk.

3. Formasi Gabus
Pengendapan berlanjut pada akhir Oligosen yang membentuk formasi Gabus.
Bagian bawahnya terdiri dari endapan aluvial dan delta, sedangkan pada
Endapan transgressive delta front terbentuk di bagian atasnya dan inter
distributary bay. Formasi Gabus terdiri dari batuan pasir pada sistem delta
yang pada umumnya sangat berlempung.

4. Formasi Udang
Terbentuk pada akhir Oligosen atas sampai awal Miosen dan terbentuk endapan klastik
halus pada sistem meandering dan brackish lacustrine.

5. Formasi Barat
Pengendapan berlangsung pada awal Miosen yang dominan terdiri dari batuan lempung
yang disisipi batuan pasir. Pengaruh endapan marine mulai ditemukan pada bagian bawah
formasi barat yang ditandai dengan serbuk tanaman air tawar.

6. Formasi Arang
Formasi Arang terbentuk dalam kurun waktu Miosen-Bawah sampai akhir Miosen-Tengah
yang terdiri dominan dari batuan pasir kasar sampai halus dan glauconitic sandstone
menunjang terjadinya pengendapan marine. Pada Miosen-Tengah terjadi proses regresi
yang menyebabkan terbentuk endapan batuan pasir kasar yang disisipi carbonaceous
shale terdapat pada bagian atas formasi Arang. Lapisan atas ini tererosi pada akhir
Miosen-tengah.

7. Formasi Muda
Sejak Miosen-Atas - recent, diendapkan pada proses transgresi diatas formasi yang lebih
tua dan batasannya memberi refleksi yang berharga pada seismic maker. Terdiri dari
shallow marine muda dan sandstones

IMPLIKASI
PETROLEUM SYSTEM
Source Rock
Benua/Lama shale, Keras dan Formasi Barat dikenal sebagai source rock yang baik. Kebanyakan dari Formasi
tersebut dikelompokkan kedalam tipe I Kerogen dari lacustrine shale. Oil window terbentuk pada kedalaman
7000 ft

Reservoir Rock
Lower Gabus Sandstones ketebalan 15-350 ft dengan porositas 10-27%, Upper Gabus Sandstones merupakan
reservoir utama dari kebanyakan lapangan di West Natuna Basin yang diendapkan pada distributaries channel,
channel bars, dan crevasse splay, Lower Arang juga menjadi reservoir yang penting dengan porositas sangat
baik antara 26%-32% yang ditemui di Lapangan Belida, Belut, dan Kakap, Middle Arang Sandstone mempunyai
porositas hingga 32%.

Cap Rock
Barat shale merupakan effective regional seal rock untuk Lower Gabus Sandstone. Ketebalan yang besar
terbentuk pada bagian tengah dari basin dan menerus hingga Malay Basin hingga ke barat (hingga 1000 ft).
Penyebaran yang luas dari Arang shale juga menyediakan effective regional seal rock untuk Lower Arang
Sandstone.

Trapping
Perangkap antiklin merupakan perangkap favorit dikarenakan regime tectonic inversion. Perangkap Stratigrafi
ditemukan di lapangan Belida sebagai crevasse splay dan stratigraphic pinch-out. Kombinasi dari perangkap
struktur dan stratigrafi juga ditemukan pada sesar normal di sepanjang bagian selatan dari basin.
POTENSI HIDROKARBON
Cekungan Natuna Barat masih dipertimbangkan sebagai
cekungan yang prospektif penghasil hidrokarbon dengan
banyaknya area yang telah dieksplorasi.
Terdapat area yang potensial pada lapisan sedimen deeper syn-
rift yang mana reservoirnya berkembang menjadi source rock
yang juga terdapat batuan penudung berupa shale lacustrine
dan peri-lacustrine.
Penemuan-penemuan utama telah berhasil dieksplorasi pada
sekuen post-rift sampai sekuen syn-inversion pada Formasi
Gabus/Udang hingga Formasi Arang.
Penemuan signifikan juga telah dieksplorasi pada sekuen syn-rift
pre-Gabus yang sampai saat ini telah ditemukan cadangan migas
sebesar 500 MMBO dan 2.5 TCFG. Shallow gas pada Formasi
Muda juga menjanjikan untuk konsep eksplorasi baru.
Oleh karena itu, banyak oil company seperti Conoco Phillips,
Premier Oil, Gulf, Genting Oil, hingga Petronas yang telah
melakukan eksplorasi hingga berhasil memproduksi hidrokarbon.


KESIMPULAN
Cekungan Natuna Barat merupakan cekungan yang berada di
bagian Indonesia barat yang telah terbukti prospektif
menghasilkan hidrokarbon sampai saat ini.
Data menunjukkan bahwa pada cekungan ini telah ditemukan
cadangan migas sebesar 500 MMBO dan 2.5 TCFG.
Cekungan ini terbentuk pada jaman Tersier tepatnya pada kala
Oligosen awal, yang didalamnya terdapat petroleum system yang
terdiri dari source rock berupa shale Formasi Barat, reservoir
batupasir Formasi Gabus dan Arang, seal rock berupa shale
Formasi Barat, dan trapping berupa antiklin, perangkap stratigrafi
dan kombinasi perangkap struktur dan stratigrafi.
Hingga saat ini sudah banyak oil company yang telah melakukan
eksplorasi hingga berhasil memproduksi hidrokarbon.

Ada Pertanyaan
Any Question


Es ist die Frage
Il ya la question
Is er de vraag
Est la cuestin

c' la questione

?

Anda mungkin juga menyukai