Diajukan oleh:
114.070.010
114.070.063
HALAMAN JUDUL
LAPORAN KERJA PRAKTEK
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.
ii
KATA PENGANTAR.
iii
DAFTAR ISI. iv
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
1.3 Manfaat Kerja Praktek..
1.4 Metode Kerja.
1.5 Ruang Lingkup Studi
1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1
4
5
6
6
7
8
10
11
12
12
14
15
15
15
18
20
21
23
26
36
37
46
54
57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sumber Minyak Bumi. 2
Gambar 2. Proses Pembentukan Karbon.. 2
Gambar 3. Proses Interaksi Batuan Induk Dengan Hidrogen...................... 3
Gambar 2.1 Design Logo Perusahaan.. 8
Gambar 2.2 Lokasi Terminal Santan 12
Gambar 2.3 Lokasi Terminal Lawe-Lawe 14
Gambar 4.3 Contoh chemical yang di injeksi 25
Gambar 4.4.1 High Pressure Separator. 26
Gambar 4.4.2 Crude-crude Heat Exchanger. 27
Gambar 4.4.3 Crude-crude Heat Exchanger. 28
Gambar 4.4.4 Direct Fired Crude Heater.. 30
Gambar 4.4.5 Low Pressure Separator.. 31
Gambar 4.4.6 Low Pressure Separator.. 31
Gambar 4.4.7 Gas Boot and Stabilizer Tank. 32
Gambar 4.4.8 Proses Separasi di Dehydrator 33
Gambar 4.4.9 Proses di Dehydrator.. 34
Gambar 4.4.10 Dehydrator 34
Gambar 4.4.11 Storage Tank. 35
Gambar 4.5. Pig. 37
Gambar 4.6.1 Hydrocyclone.. 39
Gambar 4.6.2 Classifier..41
Gambar 4.6.3 API Separator.. 42
Gambar 4.6.4 Wemco Depurator... 43
Gambar 4.6.5 Bagian-bagian Dari Wemco 44
Gambar 4.7.1 Sample Air.. 49
Gambar 4.7.2 Sample Minyak Outlet Dehydrator. 50
Gambar 4.7.3 Alat Water Bath.. 50
Gamabr 4.7.4 Hasil Analisa Sample.. 51
Gambar 4.7.5 Analisa Kandungan Phenol. 51
Gambar 4.7.6 Alat-alat analisa...52
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Diskripsi kegiatan 15
Tabel 2. Standar Baku Mutu Air Limbah.. 53
Tabel 3. Hasil Analisa Laboratorium. 56
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga penulis dapat berkesempatan untuk melakukan kerja praktek di
PT. Chevron Indonesia Company dan menyelesaikan laporan kerja praktek ini
dengan judul Studying Wastewater Treatment System and Evaluating
Chemical Injection Performance
Penulis selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam melakukan
kerja praktek dan dalam mengerjakan laporan ini, sehingga dapat berguna bagi
penulis, PT. Chevron Indonesia Company, masyarakat, institusi lain maupun temanteman Mahasiswa Teknik Lingkungan Kebumian UPN Veteran Yogyakarta.
Namun dalam melakukan kerja praktek dan penulisan laporan ini, penulis meyakini
bahwa masih banyak kekurangan yang ada. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
masukan kritik dan saran yang membangun guna kebaikan bersama.
Dalam pengerjaan Kerja Praktek ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa
tarima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu penulis dalam mengerjakan Kerja Praktek ini.
Adapun pihak-pihak tersebut adalah :
1. Bapak Ir. Soeharwanto, MT sebagai Ketua Program Studi teknik Lingkungan
Kebumian, Fakultas Teknologi Mineral, UPN V Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Andi Sungkowo, Msi sebagai dosen wali penulis pada Program
Studi Teknik Lingkungan Kebumian, Fakultas Teknologi Mineral, UPN
Veteran Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Lela Widagdo, Msi sebagai dosen pembimbing Kerja Praktek pada
Program Studi Teknik Lingkungan Kebumian, Fakultas Teknologi Mineral,
UPN Veteran Yogyakarta.
4. Bapak dan Ibu penulis yang telah memberikan semangat, nasehat dan segala
dukungan baik moral maupun materi, sehingga kerja praktek ini berjalan
dengan lancar. Penulis mengucapkan banyak terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Laut
Sumber
Minyak
Bumi.
Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak
atau gasbumi.
dengan
membentuk
hidrogen
hidrokarbon
dan
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentusaja
berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ciri
fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis
dan kekentalan.Minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan
cenderung bermigrasi keatas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan
yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih
sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).
Untuk pemanfaatannya minyak bumi maka perlu adanya kegiatan ekplorasi
dan eksploitasi. Ekplorasi adalah kegiatan untuk mencari dan menentukan cadangan
(sumber) minyak dalam perut bumi. Karena itu perlu kemampuan membaca perut
bumi, untuk membaca isi perut bumi maka perlu dilakukan survei geologi, geofisika
(gravitasi, magnetik, dan seisemik).
Namun tetap kita sadari bahwa kegiatan industri minyak dan gas pasti selalu
menghasilkan produk-produk yang tidak di inginkan dari proses produksinya yang di
sebut limbah, baik berupa cairan (liquid), gas, maupun padatan.
Limbah ini harus di olah sedemikian rupa agar pada saat di kembalikan lagi ke alam
tidak membahayakan bagi makhluk hidup di sekitar tempat pembuangannya dan
tidak berdampak luas terhadap lingkungan.
Secara umum terdapat dua sistem teknologi penanganan limbah/sanitasi
kususnya limbah cair, yaitu sistem penanganan setempat (on-site sanitation) dan
yang
secara
pembangunannya
serta
teknik
dapat
mudah
diterima
dan
murah
masyarakat
dalam
setempat,
murah
pengoperasian
dan
pemeliharaannya.
Di Indonesia banyak macam-macam proses pengolahan limbah, antara lain
Air Stripping, pada proses ini yaitu merubah ammonia menjadi phase gas, limbah
perlu di atur pH (pH=11) dan temperaturnya, kelemahan proses ini adalah suara dan
bau yang di timbulkan. Nitrifikasi dan Denitrifikasi, yaitu proses biologi yang
merubah ammonia ke nitrogen dengan 2 tahap yaitu ammonia di oksidasi menjadi
nitrat kemudian nitrat di ubah menjadi gas nitrogen. Presipitasi Kimiawi (chemical
precipitation) menggunakan trivalent alluminium (AL3) atau besi kation (Fe3+), cara
lain dengan cara penambahan kapur (lime). Penambahan kapur akan menaikkan pH
air, oleh karena itu harus di lakukan penurunan pH setelah proses presipitasi.
Yogyakarta.
Kerja
praktek
dilakukan agar
mahasiswa
mampu
pengamatan lapangan dengan analisa berdasarkan teori yang didapat dari kegiatan
perkuliahan. Dan juga agar mahasiswa dapat memperoleh media sebagai pengalaman
awal melatih keterampilan, sikap, pola bertindak didalam masyarakat industry atau
system di dalamnya.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat kerja praktek ini berlangsung di
Chevron Indonesia Company:
BAB II
CHEVRON INDONESIA COMPANY
2.1
Sejarah Perusahan
Chevron Indonesia Company adalah salah satu perusahaan energy terbesar di
dunia. Pada tahun 2005 Chevron masuk ke Indonesia dengan menggantikan Unocal
Indonesia Company sebagai pemegang perusahaan minyak dan gas yang beroperasi
di Kalimantan Timur dengan nama Chevron Indonesia Company. Chevron Indonesia
Company (Cico) adalah salah satu kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang
dipercaya badan pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (BP MIGAS)
untuk mengelola hasil kekayaan bumi Indonesia Khususnya di Kalimantan Timur.
Sebelumnya, pada tahun 1965, perusahaan ini dipegang oleh Union Oil
Company bergabung dengan Pure Oil Company dan mencapai hasil produksi yang
cukup tinggi. Akhirnya pada tahun 1984, Union Oil Company secara resmi berganti
nama menjadi Unocal Corporation. Berkantor pusat di El Segado, California. Unocal
memiliki 8800 pegawai diseluruh dunia dan mewakili wilayah operasi di lebih dari
20 negara. Kegiatan utamanya yaitu dalam bidang produksi minyak dan gas bumi
yang berlokasi di Asia Tenggara dan Teluk Mexico, Amerika. Kemudian Unocal di
beli oleh Chevron Corporation pada 11 Agustus 2005.
Sepinggan field mulai beroperasi pada tahun 1975, produksi terbanyak yang
pernah dihasilkan di Sepinggan yaitu 26000 barrel perhari yang terjadi pada tahun
1991. Sedangkan produksi terbanyak yang pernah dihasilkan di Yakin field terjadi
pada tahun 1986 yaitu sebanyak 13200 barrel per hari. Minyak dan gas yang
dihasilkan dari Sepinggan dan Yakin kemudian dikirim ke Terminal Lawe-Lawe
untuk diolah sebelum akhirnya dijual. Sedangkan minyak dan gas yang di hasilkan
dari Attaka dan West Seno, dikirim ke Terminal Tanjung Santan.
Unocal menemukan ladang minyak West Seno diperairan laut dalam diselat
Makassar dan menggunakan Tension Leg Platform yang terdiri atas Semi
Submersible yang juga terapung pada saat operasi (operational draft) dengan cara
diikat dengan tali tambang vertical yang berpenegang (tension lines) ke gravity
anchor di dasar laut.
2.2
Profil Perusahaan
2.2.1 Visi
2.2.2 Misi
Beroperasi ramah lingkungan untuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas
bumi
10
2.2.3 Nilai
Kejujuran
Integritas
Kepercayaan
Keanekaragaman
Rekan Kerja
Penampilan Terbaik
2.2.4 Prinsip
2.3
yaitu organisasi yang berpusat di Jakarta dan organisasi yang berpusat di Balikpapan.
Chevron Indonesia Company dipimpin oleh seorang President dan Managing
Director, di bantu oleh wakil (sr. Vice President) yang membawahi seluruh kegiatan
di Indonesia, Vice President yang ada di Balikpapan dalam hal ini merangkap
sebagai General Manager. Secara teknis yang membawahi seluruh operasi yang
berpusat di Balikpapan dan berkoordinasi dengan pusat di Jakarta yang mana turut
pula menentukan arah kebijakan organisasi dari sudut operasional.
Untuk lokasi Balikpapan dalam kaitannya struktur komando dan koordinasi
memiliki hubungan langsung dan melewati beberapa jalur. Jalur yang paling utama
yaitu antara president dan vice president. Untuk general manager praktis merupakan
perwakilan president untuk kegiatan operasional di lapangan. Selain itu koordinasi
langsung dari Jakarta terjadi pada bagian operasional support, human resource dan
11
2.4
Fasilitas Pendukung
Untuk mendukung kegiatan produksi di Chevron Indonesia Company
2.5
Terminal Santan
12
Terminal Santan terletak di darat dan termasuk dalam area produksi bagian utara dari
Chevron Indonesia Company.
Terminal Santan dibangun pada tahun 1971 dengan tujuan untuk memproses,
menampung dan mengapalkan minyak bumi dari lapangan Attaka, Melahin,
Kerindingan dan Serang, namun sejak tahun 1975 fasilitas terminal ini juga
dimanfaatkan untuk tujuan yang sama dengan Vico dimana Chevron sebagai
operatornya. Pada tahun 1997 telah dibuka lapangan Santan (ooffshore) sebagai
sumur baru. Selain lima unit tangki penampungan yang berkapasitas total 2,5 juta
barrel minyak, juga terdapat dua unit penampungan gas cair propane dengan
kapasitas total 50.000 barrel dan dua buah unit penampungan butane dengan
kapasitas total 30.000 barrel.
Gas dan minyak bumi yang diolah di terminal Santan berasal dari lading
minyak dan gas Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang, dan Santan. Minyak bumi
(Crude oil) yang diterima akan diolah di process plant agar memenuhi spesifikasi
yang diinginkan oleh pembeli. Sebelum dikirim ke pembeli dengan menggunakan
tanker, hasil pemrosesan di process plant dikirim ke storage tank.
Storage tank untuk minyak, selain digunakan untuk minyak yang berasal dari
process plant, juga digunakan untuk menyimpan minyak milik Vico yang berasal
dari lapangan Badak.
Gas yang diterima akan diolah di LEX plant, dengan produk utama berupa
butana dan propane. Sebelum dikapalkan ke konsumen, propane dan butana ini
disimpan di 4 buah sphere tank sevara terpisah. Hasil pengolahan LEX plant berupa
pentane plus diinjeksikan ke crude oil hasil pengolahan process plant. Sedangkan
produk methane dan ethane akan dikirimkan ke stasiun compressor gas. Selain
minyak dan gas, terdapat tangki penyiapan untuk condensate yang berasal dari
Bontang (BRC/ Bontang Return Condensate).
13
2.6
Terminal Lawe-Lawe
14
BAB III
METODOLOGI DAN PELAKSANAAN
3.1
Tempat
Kerja Praktek ini dilaksanakan di Chevron Indonesia Company (Cico),
Waktu
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek berlangsung selama satu bulan yaitu dari
Jadwal Kegiatan
ADAPTASI
DESKRIPSI KEGIATAN
Perkenalan dan mendapat pengarahan tentang
II
PENGENALAN
DI LAPANGAN
TERMINAL
LAWE - LAWE
15
III IV
PENGINJEKSIAN
AMONIAH
REMOCAL
MEMPELAJARI
4
PLANT
PROSES
(PENGUMPULAN
DATA )
Proses
( Alur Produksi ) dan pengenalan alat - alat utama
Plant Proses
MEMPELAJARI
5
TENTANG
LABORATURIUM
(PENGUMPULAN
DATA )
Petrolleum
Hydrocarbon) dari sample outlet dan inlet wemco.
X
16
PENGOLAHAN
6
DATA
17
3.4
Metodologi
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
kerja praktek dan sebagai pedoman dalam proses penyusun laporan ini adalah
sebagai berikut:
1. Diskusi (Discuss) atau Interview
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab
antara pihak mahasiswa dengan staf dan mentor yang memahami bidang kerja
yang di ambil baik di kantor pusat Pasir Ridge dan Lawe-Lawe Terminal.
2. Survey Literatur
Survey literatur merupakan cara dimana mahasiswa mengumpulkan data
berupa soft copy atau hard copy dari arsip, catatan dan literatur PT. Chevron
Indonesia Company.
3. Work Training
Ini merupakan teknik pengambilan data berupa hasil pengamatan langsung
dengan mengikuti aktivitas yang di lakukan karyawan PT. Chevron Indonesia
Company di Lawe-Lawe terminal.
18
BAGAN METODOLOGI
MULAI
ADAPTASI
&
PENGENALAN
PENGUMPULAN DATA
Diskusi
atau
Interview
Survey
literatur
Work
Training
HASIL PENGAMATAN
Membandingkan
hasil pengamatan
dan data yang
diperoleh (analisa)
19
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA
4.1
bermacam macam senyawa seperti hidrokarbon , pasir , air dan senyawa senyawa
pengotor lainnya yang biasanya disebut dengan Basic Sediment and Water (BS&W).
Minyak mentah yang di produksi dan dipasarkan hanya boleh mengandung sekitar
0,2 0,3 % vol BS&W. Karena itu diperlukan perlakuan perlakuan tertentu untuk
memisahkan air dari minyak sehingga standar kualitas yang diinginkan dapat dicapai.
Disamping itu air yang dipisahkan dari minyak tidak begitu saja bersih masih
mengandung minyak dalam jumlah yang kecil sebelum air sisa ini di buang ke laut
maka harus diturunkan dulu kadar minyaknya yang terdapat di dalam air buangan
tersebut. Dengan demikian maka kelestarian lingkungan dapat terjaga dengan baik
Partikel pertikel minyak yang tersebar dalam fase kontinyu dapat dipisahkan
dengan pengendappan secara gravitasi ( grafity settling). Dalam proses pemisahan ini
water drop yang berada di dalam campuran akan terpisah ke bawah dan bergabung
dengan lapisan air bebas yang berada pada bagian paling bawah. Jika campuran air
minyak tersebut di biarkan dalam bebarapa saat maka akan terlihat beberapa lapisan
terpisah.
Pada dasarnya pemisahan ini merupakan metode yang memanfaatkan gaya
grafitasi dan perbedaan berat jenis air dan minyak pemebentuk emulsi. Pada
umumnya peralatan pemisahan air dan minyak menggunakan metode ini.
Partikel minyak mempunyai densitas yang lebih kecil di badingkan dengan
air sehingga akan cenderung mengambang di permukaan air. Gaya apung diimbangi
atau dihalangi oleh gaya drag yang menyebabakan partikel pertikel minyak
bergerak vertikal melewati air.
20
Pada process plant, air yang dihasilkan bersamaan dengan minyak digunakan
sebagai air injeksi. Minyak yang diproduksi dan air terproduksi dari sumur sumur
produksi dialirkan ke process plant di pisahkan kemudian air terproduksi diolah lebih
lanjut di Water Treatment Plant ( WTP )
4.2
Deskripsi Proses
Ketika crude oil diproduksi dari offshore formasi crude tersebut masih
banyak mengandung air, lumpur, pasir dan ikutan-ikutan lainnya yang biasanya
disebut dengan Basic Sediment and Water (BS&W). Air dan sedimen-sedimen
tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah penyumbatan (plugging),
terbentuknya kerak (scale formation), pengikisan (erosion) dan korosi (corrosion).
Untuk itulah di Lawe-lawe Process Plant dilakukan proses separasi
(pemisahan) minyak dari unsur BS&W tersebut, sehingga minyak yang dihasilkan
dapat memenuhi standard permintaan dari pihak customer (buyer).
Prinsip dasar pemisahan crude dari impurities yang digunakan antara lain:
Pengendapan (settling)
Pemanasan (heating)
2 buah Direct Fired Crude Heater (501 A/B) dihubungkan secara paralel
21
Dari Sepinggan Production dan Yakin Production crude oil dengan pressure
150 psig dan temperatur 85 F diterima melalui pipa 12 yang bertemu di Tanjung
Jumlai. Crude oil masuk ke Lawe-lawe Process Plant melalui Pressure Control PCPL5 yang menjaga tekanan berada pada 150 psig, dan selanjutnya melalui
Emergency Shut Down Valve (ESDV) AV-PL4 sebelum akhirnya masuk ke High
Pressure Separator (1001S). Di dalamnya akan terjadi proses pemisahan berdasarkan
physical properties.
Selanjutnya minyak akan dialirkan menuju Crude-Crude Heat Exchanger
(901 A/B/C) sehingga temperatur minyak yang keluar dapat naik menjadi 100 F
dan tekanannya turun menjadi 70-80 psig.
Dari Heat Exchanger minyak dipanaskan di dalam Direct Fired Crude Heater
(501 A/B). Di sini minyak dipanaskan sampai temperaturnya mencapai 150 F,
dengan tujuan untuk memecah emulsi minyak-air sehingga proses pemisahan
berikutnya menjadi lebih mudah. Berikutnya dilakukan proses pemisahan di dalam
Low Pressure Separator (1000S) dengan pressure dan temperatur di dalam vessel
60 psig dan 150 F, selanjutnya minyak dialirkan ke Gas Boot (1003S) lalu ke
Crude Stabilizer Tank (1306B).
Pressure di dalam Stabilizer Tank mendekati tekanan udara luar
(Atmospheric Pressure) sehingga diperlukan pompa untuk mengalirkan minyak dari
Stabilizer Tank ke vessel berikutnya. Dari Stabilizer Tank minyak dialirkan ke
Horizontal Electrostatic Dehydrator (1007S) untuk diturunkan nilai BS&W-nya
sehingga memenuhi standard permintaan. Minyak dari Dehydrator yang suhunya
masih cukup tinggi (140F) dimasukkan kembali ke Crude-Crude Heat Exchanger
(901 A/B/C) untuk memberikan panasnya ke minyak yang masuk dari High Pressure
Separator. Selanjutnya minyak dialirkan ke Storage Tank (1306 C/D).
22
4.3
besar yaitu kegiatan rutin dan tidak rutin yang pada intinya bertujuan untuk menjaga
supaya BS&W oil to stock < 0.3% dan oil content waste water to sea < 25 ppm.
Kegiatan tidak rutin dilakukan biasanya berupa troubleshooting terhadap
masalah yang timbul pada peralatan. Misalnya High Level Alarm pada High Pressure
Separator, Compressor Shutdown dan sebagainya.
Kegiatan rutin meliputi antara lain:
a.
Reading
Reading adalah pembacaan parameter-parameter pada peralatan/unit yang ada
di process plant, seperti Vessel Pressure, Temperature, Level dan Flow rate
kemudian dicatat.
Dengan demikian dapat dimonitor kondisi dan kinerja peralatan, juga sebagai
dasar perhitungan produksi yang dilakukan tiap tengah malam.
Selain itu reading difungsikan untuk melakukan kontrol secara langsung terhadap
peralatan oleh operator yang melakukan reading.
Jika ditemukan kejanggalan ataupun hal yang memerlukan tindakan maka dapat
diketahui dan ditangani lebih dini.
b.
Sandjet
Sandjet/sediment wash adalah proses penyemprotan bagian dalam vessel
(bagian dasar) dengan air bertekanan untuk membuang endapan pasir, lumpur dan
lain-lain yang berada di dasar vessel. Hal ini perlu dilakukan karena endapan pada
dasar
penyumbatan.
Untuk sandjet digunakan sandjet pump yang berada di process water plant, kecuali
sandjet pada Heater treater yang menggunakan waste water to sea.
23
Yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan sandjet adalah tekanan discharge
sandjet pump harus lebih besar dari tekanan vessel yang akan disandjet.
c.
Penambahan Chemical
Injeksi chemical ditujukan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasilnya.
Injeksi menggunakan pneumatic chemical pump dengan feed yang berasal dari
chemical container atau langsung dari chemical drum. Chemical diinjeksikan ke
dalam sistem dengan menggunakan Pneumatic Chemical Injection Pump
(Displacement Pump type), antara lain:
- Surflo SI-35
- Correxit 7479
- Cortreat
- FT - 5272
Pertamina.
Harus sering diperhatikan level chemical pada sight glass sehingga dapat
diketahui apakah diperlukan penambahan chemical atau tidak. Juga flow rate
chemical yang diinjeksikan apakah sudah sesuai atau tidak. Selain itu harus sering
diperiksa jalannya pompa jangan sampai macet.
24
Gambar 4.3
d.
Dari level yang terbaca dikonversikan menjadi volume dengan menggunakan tabel
tangki sehingga dapat diketahui jumlah produksi 24 jam dan shipment availability.
Selain tank gauging yang rutin tiap tengah malam juga dilakukan tank gauging tiap
kali dilakukan shipment/loading.
Selain dilakukan pada Storage Tank juga dilakukan pada Rerun Tank jika dilakukan
pengisian pada Rerun Tank.
e.
bertujuan untuk menjaga agar oil content pada air yang dibuang ke laut tidak
melebihi 25 ppm, dan mengambil kembali minyak yang terpisahkan (diterangkan di
bagian terpisah).
f.
25
4.4
1)
Prinsip Kerja:
Di dalam High Pressure Separator minyak yang mengalami aliran turbulen
sepanjang jalur pipa masuk melalui bagian ujung dan akan menabrak baffle dan
deflektor plate sehingga terjadi penurunan kecepatan dan perubahan arah aliran.
Akibatnya akan terjadi pemisahan berdasarkan specific gravity masing-masing
fluida. Gas akan lepas dan karena paling ringan akan menuju ke atas, dilewatkan mist
extractor sehingga liquid yang terikut akan terakumulasi dan jatuh ke bagian bawah
vessel. Air dan sedimen yang berat akan berada di bagian paling bawah vessel,
sedangkan minyak akan berada di tengah-tengah. Selama perjalanan menuju outlet
port di ujung yang lain, akan terjadi pemisahan air dari minyak.
From
offshor
KOD
make-
To FGS
Demister pad
ILC
LC
Floater
baffle
Displacer
To Heat
Exch.
ILSDV 1001S
From
To API
To Hydrocyclone
bypass
26
2)
Prinsip Kerja:
Prinsip kerja heat exchanger adalah pertukaran energi antara dua fluida
dengan mempertemukan keduanya melalui media/penghantar. Fluida yang lebih
panas akan memberikan panas sehingga temperaturnya turun dan fluida yang
lebih dingin akan menyerap panas sehingga temperaturnya naik.
Yang umum digunakan adalah shell & tube heat exchanger dimana satu fluida
dialirkan melalui tube yang terendam dalam fluida yang lain.
Tube side
Shell side
i
Tube side
Shell side
out
tube
27
3)
Prinsip Kerja:
Yang digunakan adalah tipe natural draft heater. Minyak yang akan
dipanaskan dialirkan ke dalam tubing-tubing yang diletakkan pada bagian atas dari
chamber dan dibuat multi-pass.
Di bagian tengah bawah disusun bata tahan api secara memanjang sebagai
pemantul/reflektor, api disemburkan dari burner pada bagian tepi bawah ke arah bata.
Panas dari api akan dipancarkan secara radian ke tubing-tubing tersebut oleh
reflektor, bukan secara langsung. Panas yang tidak terserap dialirkan keluar melalui
stack.
Fuel gas dialirkan melalui burner dan akan bercampur dengan primary air di
dalam burner. Pada burner port campuran akan terbakar. Udara tambahan dapat
masuk melalui secondary air window.
28
Normal System
Untuk menjaga agar api dari burner selalu menyala maka dipasangkan
dengan pilot yang selalu menyala. Fuel gas untuk burner dan pilot diperoleh dari
Flash Gas Scrubber dan Vapor Recovery Compressor. Besarnya nyala burner diatur
oleh TIC 501 yang mendapatkan input dari outgoing oil temperature dengan setting
160 F (dapat diubah).
Jika suhu naik melewati batas setting maka TIC 501 akan menutup TICV
(Temperature Indicating Control Valve) sehingga supply fuel gas akan berkurang
menyebabkan api burner mengecil. Demikian juga sebaliknya. Untuk menjaga agar
api pilot selalu menyala maka pilot fuel supply line diambilkan dari sebelum TICV.
Yang juga perlu diperhatikan adalah nyala api yang terbentuk diusahakan
sebaik mungkin, yaitu warna nyalanya biru, tenang (tidak melompat-lompat atau
menyambar-nyambar) dan tidak terlalu besar (menjilat ke atas).
Untuk memperoleh api yang baik persyaratan yang diperlukan antara lain
adalah fuel gas dan udara harus seimbang dan fuel gas yang digunakan harus baik
(bersih dan kering). Untuk mengatur komposisi fuel gas udara dapat dilakukan
dengan mengatur bukaan primary dan secondary air.
29
4)
Prinsip Kerja:
Prinsip kerjanya sama dengan High Pressure Separator hanya berbeda
tekanan kerja dan temperatur crude yang diproses. Setelah mendapatkan pemanasan
pada Heater pemisahan air dari minyak menjadi lebih mudah, demikian juga gas
lebih mudah lepas dari minyak dengan tekanan kerja yang rendah.
30
BYPASS
FROM CRUDE
LC
ILC
TO API
TO GAS
CONDENSATE
FROM FGS & REC.
COMP.
TO RERUN TANK
5)
Prinsip Kerja:
Adalah vessel untuk pemisahan 2 fasa antara minyak dan gas. Crude yang
masuk akan membentur deflektor sehingga terjadi perubahan arah dan kecepatan
aliran.
Gas akan melepaskan diri dari minyak dan naik, melalui mist extractor
sehingga minyak yang terikut akan terakumulasi pada mesh dan jatuh ke bagian
bawah vessel. Walaupun demikian masih terjadi pemisahan air pada bagian dasar
bejana.
31
6)
Prinsip Kerja:
Jika tekanan diturunkan maka molekul-molekul gas cenderung lebih mudah
melepaskan diri dari minyak. Karena itu di Stabilizer tank minyak distabilkan dengan
jalan menurunkan tekanannya menjadi near atmospheric pressure dengan
memberikan venting/breather valve dengan setting sedikit di atas tekanan
atmosphere. Sehingga ketika minyak diproses di dalam Dehydrator dan disimpan
dalam Storage Tank pemisahan vapor gas dari minyak sudah amat sedikit.
TO FLARE
TO RECOVERY COMP.
FROM LOW
PRESSURE
VENT
GAS
BOOT
CONDENSATE
FROM RECOVERY
COMPRESSOR
STABILIZER
TANK
TO
API
TO
API
REJECT OIL FROM
HYDROCYCLONE
TO
DEHYDRATOR
32
7)
Dehydrator (1007S)
Prinsip Kerja:
Dehydrator adalah sebuah horizontal vessel separator dimana proses
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
combine
33
COLLECTOR
TO HEAT EXCH.
TO API
TR
/ / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / /ILC
/// ////////
/
UPPER ELECTRODE
DISPLACER
LOWER ELECTRODE
//////////////////////////////////////////////// ////////
/
FROM STABILIZER TANK
DISTRIBUTOR PAN
34
8)
Prinsip Kerja:
Dilengkapi dengan 4 buah 4 drain line ke Sandtrap/Slop Pit dan BCF
dengan
namanya
storage
tank
difungsikan
sebagai
tangki
9)
ke storage tank yang lain. Juga dapat digunakan untuk transfer minyak ke Lawe-lawe
Pertamina Utility atau ke balikpapan refinery. Juga untuk circulation test.
10)
4.5
membersihkan bagian dalam pipa dari kerak/kotoran yang menempel dan dari
endapan yang tertahan dalam jalur pipa. Untuk melaksanakan pigging diperlukan pig
launcher di lokasi asal, pig receiver di lokasi penerima, pipe line yang
menghubungkan keduanya serta pig itu sendiri.
Umumnya pig yang digunakan di South Production Area adalah Rubber Pig
untuk crude line pigging dan foam pig untuk gas line pigging. Diameter pig yang
digunakan tergantung pada besarnya diameter pipe line.
36
4.6
dari hasil proses separasi (air, pasir, lumpur, kondensat dan sebagainya) ke dalam
suatu sistem pembuangan yang aman. Buangan dari proses separasi masih membawa
ikutan berupa emulsi yang susah melepaskan diri, dapat dikarenakan pengaruh
tekanan dalam vessel, kurangnya pemanasan ataupun karena bahan kimia.
Drain system dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Open Drain adalah system pembuangan secara terbuka seperti Drain Storage
Tank, Drain Sludge Tank.
Close Drain adalah system pembuangan pada tempat bertekanan seperti Drain
Separator, Drain Gas Boot.
Buangan dari drain system tidak boleh langsung dibuang sebagai air buangan tetapi
harus diolah sehingga air buangannya aman dan memenuhi standard perundangan.
37
Manual Drain, dilakukan secara manual dengan melihat level pada Sight Glass
atau melihat liquid yang dikeluarkan oleh Drain System. Jika level melebihi batas
yang ditentukan atau yang keluar adalah air atau liquid yang hendak dibuang,
drain dilakukan dengan membuka drain valve secara manual. Contohnya pada
Gas Boot dan Storage Tank.
lalu
membuka/menutup control valve bila level liquid lebih/kurang dari level yang
diset. Contohnya pada High Pressure Separator.
Drain dari High Pressure Separator, Low Pressure Separator, Rerun Tank dan
Storage Tank akan bertemu di Old Sandtrap #A lalu masuk ke Classifier dan
akhirnya ke API Separator. Drain dari KOD dan Dehydrator akan masuk ke New
Sandtrap #B lalu masuk API Separator. Sedangkan drain dari Gas Boot dan
Stabilizer Tank akan langsung masuk API Separator.
Di API Separator terjadi pemisahan secara natural berdasarkan gravity. Gas akan
langsung terbuang ke udara bebas. Minyak diskim ke Sump Pit lalu dipompa ke
Sludge Tank lewat Heater Treater. Sedangkan air terus masuk ke Wemco Depurator.
Dalam Wemco emulsi minyak dalam air dipisahkan lalu dialirkan ke Slop pit untuk
dipompa ke Sludge Tank langsung ataupun melewati Heater Treater. Air akan terus
masuk ke bak Wemco lalu dipompakan ke laut (Tanjung Jumlai). Minyak di Sludge
Tank jika kandungan BS&W-nya sudah rendah dapat dipompa ke Storage Tank.
38
1.
Hydrocyclone Unit
Drain dari High Pressure Separator sebelum masuk Sandtrap lebih dahulu
diolah dalam Hydrocyclone Unit. Hal ini dilakukan karena drain dari High Pressure
Separator masih terlalu banyak kandungan minyak dan sedimen-sedimen ikutan
seperti pasir dan lumpur.
Unit ini terdiri dari dua vessel yaitu Desander dan Deoiler. Desander
berfungsi untuk memisahkan fraksi padat seperti pasir, lumpur, batu halus dan
sebagainya dari air buangan, sedangkan Deoiler berfungsi untuk memisahkan
minyak dari air buangan. Karena itu harus sering dilakukan drain pada Desander agar
tidak terjadi penumpukan dan endapan pada bagian dasarnya.
Air yang berat jenisnya lebih berat akan cenderung menjauhi pusat siklon
sebagai akibat dari gaya sentrifugal dan mengalir berputar melalui dinding liner lalu
keluar melalui lubang pada bagian tepi ujung liner. Minyak yang lebih ringan akan
terkumpul ke bagian tengah dan keluar melalui nozle pada bagian pusat siklon. Air
dialirkan ke Sandtrap sedangkan minyak (reject oil) dimasukkan ke Stabilizer Tank.
2.
Sand Trap
Fungsi Sand Trap adalah untuk menjebak atau menangkap pasir yang larut
bersama air buangan dari proses dan tangki. Ada dua unit Sand Trap yang digunakan,
Sand Trap Lama #A menampung buangan dari API Separator, Low Pressure
Separator, Storage Tank dan Rerun Tank/Check Pit. Sand Trap Baru #B menampung
buangan dari KOD dan Dehydrator.
Didalam Sand Trap air buangan masuk dengan jalan dijatuhkan dari bagian sisi
atas. Fraksi yang berat seperti pasir, batu halus dan partikel besar lainnya akan turun
kebawah dan tidak dapat terbawa aliran karena ditahan oleh Barrier. Air dan minyak
yang terbawa akan mengalir ke Clasiffier dengan jalan overflow.
3.
Classifier
Adalah suatu bak pemisahan tiga fase dengan sistem pemisahan terbuka.
Yang masuk ke dalam bak ini adalah buangan yang melewati Sand Trap Lama #A
yang berasal dari HP dan Low Pressure Separator, Storage Tank, dan Rerun
Tank/Check Pit dengan oil content yang masih sangat tinggi. Karena itu lebih dulu
masuk ke Classifier sebelum ke API Separator. Sedangkan buangan dari Gas Boot
dan Stabilizer Tank serta dari Sand Trap #B (KOD dan Dehydrator) langsung masuk
ke API Separator.
Di Classifier air buangan dialirkan secara turbulensi sehingga terjadi proses
pemisahan. Gas akan terbuang langsung ke udara, minyak akan mengambang pada
permukaan dan di tampung di Sump Pit lalu dipompa ke Sludge Tank atau Rerun
Tank. Sedangkan air akan terus mengalir ke API Separator.
40
API Separator
Juga merupakan tempat pemisahan tiga fasa dengan sistem pemisahan
41
barrier menuju API Stabilizer Pit dan akhirnya keluar ke suction WEMCO
Depurator.
42
5. WEMCO Depurator
43
44
Outlet WEMCO akan ditampung oleh bak penampung yang dapat digunakan
untuk monitor secara visual terhadap kualitas air buangan dan menahan endapan
pasir yang masih terikut. Air dari bak akan dipompa oleh empat buah Waste Water
Pump (jumlah yang digunakan tergantung kondisi) menuju laut.
6.
Heater Treater
Heater Treater adalah unit yang berfungsi untuk memecah emulsi air dalam
minyak dengan cara memanaskannya melalui media air. Normalnya feed berasal dari
API Sump Pit, Classifier Sump Pit ataupun Slop Pit, juga dari Sludge Tank untuk
sirkulasi. Emulsi dari API Separator/Classifier/Slop Pit masuk ke Heat Exchanger
untuk melakukan pertukaran panas dengan Dumping Water dari Heater Treater.
Besarnya feed yang masuk diatur oleh sebuah Control Valve pada bagian inlet, yang
flownya dapat diubah settingnya.
Dari Heat Exchanger emulsi masuk ke bagian atas vessel, menabrak tray lalu
turun ke bagian dasar melalui downcomer tube. Dari bagian bawah emulsi akan
menuju ke atas melalui media air yang telah dipanaskan oleh U tube yang mendapat
panas dari burner. Tinggi level air dijaga pada 60% tinggi vessel ( 1 di atas U tube)
oleh sebuah ILC yang mengatur bukaan ILCV untuk dumping ke API Separator.
Sebagian air yang sudah memisah di awal turun ke dasar dan sebagian yang masih
terikat dalam emulsi ikut naik melewati media yang dipanaskan sehingga akan
terpisah. Air akan turun sedangkan minyak yang lebih ringan terus ke atas ke bagian
settling space. Level minyak dijaga oleh LC yang mengatur bukaan LCV untuk
membuka/menutup outlet line ke Sludge Tank/Rerun Tank.
45
4.7
LABORATORIUM
4.7.1
mutu bagi hasil produksi, limbah yang di buang maupun crude oil ataupun gas yang
masuk ataupun keluar dari alat alat proses.
Adapun kegiatan masing masing laboratorium adalah sebagai berikut :
Chromatography laboratoty
Laboratorium ini menguji salah satu gas hasil pengeboran. Kandungan utama
yang diinginnkan dalam gas ini adalah metana semakin tinggi kandungan gas
metananya maka akan semakin tinggi pula harga dari gas metana tersebut. Alat yang
di gunakan untuk pengukuran ini adalah gas cromatografi yang di bantu dengan
program computer. Selain itu juga untuk menguji kadar buangan gas H2S di udara.
air limbah hasil konsumsi harian di terminal lawe lawe. Untuk air limbah hasil
proses kandungan minyaknya harus
46
4.7.2
Prosedur Analisa
Laboratorium yang terdapat di terminal lawe lawe digunakan untuk
Metode
: ASTM D-1298
Semakin ringan crude maka API gravitynya makin besar dan kualitasnya
makin baik.
b. Pour Point
Peralatan
Metode
: ASTM D-97
Metode
: ASTM D-96
: Reid
Metode
: ASTM D-323
Water Analysis
meliputi:
a. Oil content
Peralatan
Standard
: maks. 25 ppm
: pH meter
Standard
48
standar
internasional )
B. Metode analisis harus banyak di gunakan pada alat instrument laboratorium
serta di mengerti oleh technical laboratorium.
49
50
51
Ph Meter
Turbidity Meter
Spectro DR 2800
52
Tabel 1.
Standar Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas
serta panas bumi menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 19
tahun 2010.
Parameter
Concentration
Produced Water
COD
200 Mg/l
25 mg/l
0.5 Mg/l
5 Mg/l
Total Phenol
2 Mg/l
Temperaturre
40C
Ph
6 sampai 9
TDS
4000 Mg/l
15 Mg/l
110 Mg/l
Drainage Waste
Water
53
4.8
C6H5OH ) pada limbah cair yang keluar dari outlet wemco, untuk mengetahui sejauh
mana efektifitas pengolahan limbah di Chevron Indonesia Company dan apakah
kadar Ammonia dan Phenol memenuhi standar Baku mutu air limbah bagi usaha
dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi menurut peraturan menteri
negara lingkungan hidup nomor 19 tahun 2010, didapatkan hasil kandungan Amonia
15 ppm dan Phenol 18 ppm. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan standar Baku
mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi
menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 19 tahun 2010, yaitu 5
mg/l untuk ammonia dan 2 mg/l untuk total phenol.
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3 dan memiliki sumbangan
penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan
dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan
Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas
berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas
amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan
kematian. Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia
masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup.
Amonia merupakan produk dari reaksi deaminasi oksidatif yang bersifat
toksik. Pada manusia, kegagalan salah satu jenjang pada siklus urea dapat berakibat
fatal, karena tidak terdapat lintasan alternatif untuk menghilangkan sifat toksik
tersebut selain mengubahnya menjadi urea. Defisiensi enzimatik pada siklus ini dapat
mengakibatkan simtoma hiperamonemia yang dapat berujung pada kelainan mental,
kerusakan hati dan kematian. Sirosis pada hati yang diakibatkan oleh konsumsi
alkohol berlebih terjadi akibat defisiensi enzim yang menghasilkan Sarbamil fosfat
pada jenjang reaksi pertama pada siklus ini.
54
Ikan mempunyai rasio amonia yang rendah di dalam darah, karena amonia
diekskresi sebagai gugus amida dalam senyawa glutamina. Reaksi hidrolisis pada
glutamina akan menkonversinya menjadi asam glutamat dan melepaskan gugus
amonia. Sedangkan manusia hanya mengekskresi sedikit sekali amonia, yang
dikonversi oleh asam di dalam urin menjadi ion NH4+, sebagai respon terhadap
asidosis karena amonia memiliki kapasitas seperti larutan penyangga yang menjaga
pH darah dengan menetralkan kadar asam
Phenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan
terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Phenol memiliki sifat yang cenderung
asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion
tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.
Untuk mengatasi masalah Ammonia dan Phenol yang melampaui batas
standar Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta
panas bumi menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 19 tahun
2010, Chevron Indonesia Company mengambil langkah yaitu trial oleh salah satu
Perusahaan Chemical dalam hal ini PT EON, dengan pengijeksian produknya yaitu
Amonia Removal.
Amonia Removal dengan basic chemical adalah dengan kandungan < 50 %
Cl (chlorin) berupa serbuk yang ditempatkan dalam wadah (drum) dengan kapasitas
40 kg, sebanyak 15 drum dengan volume total 60 kg. Penginjeksian Ammonia
Removal ini dalam target dari PT. EON sendiri adalah 5 hari. Dengan takaran 600
ml /menit.
Titik penginjeksian Ammonia removal ditetetapkan di dua titik pada API
separator yaitu pada stabilizer 1 dan stabilizer 2 tidak dengan pengenceran
sebelumnya jadi penginjeksiannya tetap berupa serbuk dengan takaran 600 ml
/menit.
55
10
Hours
Chem. Rate
Phenol
Amonia
Free Chlorine
Total Chlorine
H2S
COD
PPM
PPM
PPM
PPM
PPM
PPM
PPM
07.00
18.30
15.10
09.00
17.30
13.40
0.03
0.04
2342
11.00
8.10
5.90
5.60
13.00
15.30
14.90
1.21
15.00
14.80
15.60
1.59
0.09
2590
17.00
14.60
15.80
0.21
07.00
17.60
18.80
0.16
09.00
14.70
17.90
1.75
0.02
2542
11.00
12.10
18.00
1.79
13.00
3.20
0.40
NIL
500
15.00
6.80
6.10
2.73
9.2
0.01
2678
17.00
6.40
6.90
2.96
8.4
18.00
5.90
5.70
3.06
10.4
56
4.9
Analisa
Proses produksi Minyak Chevron Indonesia Company berlangsung sesuai
dengan aturan dan SOP yang berlaku, secara garis besar proses produksi adalah dari
Sepinggan Production dan Yakin Production, crude oil dengan pressure 150 psig
dan 57omputer57re 85 F diterima melalui pipa yang bertemu di Tanjung Jumlai.
Crude oil masuk ke Lawe-lawe Process Plant melalui Pressure Control yang
menjaga tekanan berada pada 150 psig, dan selanjutnya melalui Emergency Shut
Down Valve sebelum akhirnya masuk ke High Pressure Separator. Di dalamnya akan
terjadi proses pemisahan berdasarkan physical properties.
Selanjutnya minyak akan dialirkan menuju Heat Exchanger sehingga
57omputer57re minyak yang keluar dapat naik menjadi 100 F dan tekanannya
turun menjadi 70-80 psig. Dari Heat Exchanger minyak dipanaskan di dalam Crude
Heater, di sini minyak dipanaskan sampai temperaturnya mencapai 150 F, dengan
tujuan untuk memecah emulsi minyak-air sehingga proses pemisahan berikutnya
menjadi lebih mudah. Berikutnya dilakukan proses pemisahan di dalam Low
Pressure Separator dengan pressure dan 57omputer57re 150 F, selanjutnya
minyak dialirkan ke Gas Boot lalu ke Crude Stabilizer Tank. Pressure di dalam
Stabilizer Tank mendekati tekanan udara luar (Atmospheric Pressure) sehingga
diperlukan pompa untuk mengalirkan minyak dari Stabilizer Tank ke vessel
berikutnya. Dari Stabilizer Tank minyak dialirkan ke Horizontal Electrostatic
Dehydrator untuk diturunkan nilai BS&W-nya sehingga memenuhi standard
permintaan. Minyak dari Dehydrator yang suhunya masih cukup tinggi (140F)
dimasukkan kembali ke Heat Exchanger untuk memberikan panasnya ke minyak
yang masuk dari High Pressure Separator. Selanjutnya minyak dialirkan ke Storage
Tank.
Semua proses yang berlangsung di monitoring atau di control secara berkala
dan continyu. Dan semuanya dikontrol secara baik dan teratur. Plant Proses
bekerjasama dengan Instrument selalu melakukan pengecekan Temperatur ( T ) dan
Preassure ( P ) pada alat alat utama Plant Proses sehingga temperature dan tekanan
tetap terjaga, dan proses produksi berjalan Optimal.
57
Kinerja semua alat di waste water treatment system sudah sangat optimal hal
ini dilihat dari TPH ( Total Petroleum Hydrocarbon ) yang berada dibawah ambang
batas <25 ppm, hal itu juga terlihat dari sample outlet wemco yang jernih yang oil
contentnya hanya dapat di lihat dengan infra red.
Laboratorium yang mempunyai fungsi penting
hal ini
desebabkan karena lokasi atau titik penginjeksian pada sisitem pengolahan limbah
yang belum tepat dan juga proses pencampuran yang kurang baik.P
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Salah satu unit produksi Chevron Indonesia Company yang terletak di Lawe
Lawe, merupakan Plant untuk memperoses lebih lanjut minyak bumi dan gas
alam yang di kirim dari Sepinggan, Yakin, dan Seturian.
Proses yang terjadi di terminal Lawe Lawe merupakan proses pemisahan
minyak bumi dan gas yang terakhir sebelum di jual atau di simpan di storage dan
sebelum dikirim ke Refineri pertamina.
Proses peminsahan minyak bumi di terminal Lawe Lawe terdiri dari unit:
2 buah Direct Fired Crude Heater (501 A/B) dihubungkan secara paralel
59
5.2
Saran
Perlu dilakukan study untuk menentukan titik injeksi yang optimum agar kadar
penginjeksian lebih efektif.
Harus di lakukan proses pencampuran yang lebih baik dan terencana, dengan
komposisi dan peralatannya.
60
DAFTAR PUSTAKA
Kern, D. Q., 1959, Process Heat Transfer Mc Graw-Hill Book Company, Inc.,
New York.
Brown, G. G. 1950. Unit Operation, John Wiley and Son Inc., New York
Perry, R. H., 1984, Perrys Chemical Engineers Handbook, McGraw-Hill Book
Company, Nem York.
Otto Soemarmo, 2007, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajahmada
University Press, Yogyakarta.
Ir. Abdul Wahab Abdoel Kahir, 2004, Dasar-dasar Perminyakan Untuk Para
Pekerja Non Teknis, PT Perca.
Supranto, 2008, Konservasi Energi, Wimaya Press Veteran Yogyakarta.
Hardjansoemantri, K. 1994, Hukum Tata Lingkungan, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Info Dampak Penggunaan Minyak Bumi
http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/,
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1894240-proses-penyulinganminyak-bumi/
Laboratory Analysis Log Book Outlet WEMCO Full Analysis, Laboratoy Of Lawelawe, Terminal Lawe-lawe.
Ammonia dan Phenol, http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pe,bentukanminyak-bumi/, http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1894240-prosespenyulingan-minyak-bumi/
LAMPIRAN