Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Studying Wastewater Treatment System and Evaluating Chemical


Injection Performance at Lawe-Lawe Terminal
Chevron Indonesia Company

Diajukan oleh:

Yudi Atmojo Mandiro

114.070.010

Alloysia Rosnita Bahy

114.070.063

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2011

HALAMAN JUDUL
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Studying Wastewater Treatment System and Evaluating Chemical


Injection Performance at Lawe-Lawe Terminal
Chevron Indonesia Company

Pada Program Studi Teknik Lingkungan Kebumian


Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
2011

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN.

ii

KATA PENGANTAR.

iii

DAFTAR ISI. iv
DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR TABEL

vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
1.3 Manfaat Kerja Praktek..
1.4 Metode Kerja.
1.5 Ruang Lingkup Studi
1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1
4
5
6
6
7

BAB II PROFIL INSTANSI


2.1 Chevron Indonesia Company.
2.2 Profile Perusahaan..
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan..
2.4 Fasilitas Pendukung
2.5 Terminal Santan..
2.6 Terminal Lawe-Lawe.

8
10
11
12
12
14

BAB III METODE KEGIATAN KERJA PRAKTER


3.1 Tempat
3.2 Waktu.
3.3 Jadwal Kegiatan.
3.4 Metodologi.

15
15
15
18

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA


4.1 Proses Pengolahan Minyak
4.2 Deskripsi Proses.
4.3 Aktifitas Process Plant...
4.4 Spesifikasi Alat-alat Utama Proses
4.5 Pig Launching & Receiving...
4.6 Sistem Drainase & Pengelolaan air Limbah..
4.7 Laboratorium..
4.8 Injeksi Bahan Kimia...
4.9 Analisa

20
21
23
26
36
37
46
54
57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan. 59
5.2 Saran... 60
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sumber Minyak Bumi. 2
Gambar 2. Proses Pembentukan Karbon.. 2
Gambar 3. Proses Interaksi Batuan Induk Dengan Hidrogen...................... 3
Gambar 2.1 Design Logo Perusahaan.. 8
Gambar 2.2 Lokasi Terminal Santan 12
Gambar 2.3 Lokasi Terminal Lawe-Lawe 14
Gambar 4.3 Contoh chemical yang di injeksi 25
Gambar 4.4.1 High Pressure Separator. 26
Gambar 4.4.2 Crude-crude Heat Exchanger. 27
Gambar 4.4.3 Crude-crude Heat Exchanger. 28
Gambar 4.4.4 Direct Fired Crude Heater.. 30
Gambar 4.4.5 Low Pressure Separator.. 31
Gambar 4.4.6 Low Pressure Separator.. 31
Gambar 4.4.7 Gas Boot and Stabilizer Tank. 32
Gambar 4.4.8 Proses Separasi di Dehydrator 33
Gambar 4.4.9 Proses di Dehydrator.. 34
Gambar 4.4.10 Dehydrator 34
Gambar 4.4.11 Storage Tank. 35
Gambar 4.5. Pig. 37
Gambar 4.6.1 Hydrocyclone.. 39
Gambar 4.6.2 Classifier..41
Gambar 4.6.3 API Separator.. 42
Gambar 4.6.4 Wemco Depurator... 43
Gambar 4.6.5 Bagian-bagian Dari Wemco 44
Gambar 4.7.1 Sample Air.. 49
Gambar 4.7.2 Sample Minyak Outlet Dehydrator. 50
Gambar 4.7.3 Alat Water Bath.. 50
Gamabr 4.7.4 Hasil Analisa Sample.. 51
Gambar 4.7.5 Analisa Kandungan Phenol. 51
Gambar 4.7.6 Alat-alat analisa...52

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Diskripsi kegiatan 15
Tabel 2. Standar Baku Mutu Air Limbah.. 53
Tabel 3. Hasil Analisa Laboratorium. 56

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga penulis dapat berkesempatan untuk melakukan kerja praktek di
PT. Chevron Indonesia Company dan menyelesaikan laporan kerja praktek ini
dengan judul Studying Wastewater Treatment System and Evaluating
Chemical Injection Performance
Penulis selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam melakukan
kerja praktek dan dalam mengerjakan laporan ini, sehingga dapat berguna bagi
penulis, PT. Chevron Indonesia Company, masyarakat, institusi lain maupun temanteman Mahasiswa Teknik Lingkungan Kebumian UPN Veteran Yogyakarta.
Namun dalam melakukan kerja praktek dan penulisan laporan ini, penulis meyakini
bahwa masih banyak kekurangan yang ada. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
masukan kritik dan saran yang membangun guna kebaikan bersama.
Dalam pengerjaan Kerja Praktek ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa
tarima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu penulis dalam mengerjakan Kerja Praktek ini.
Adapun pihak-pihak tersebut adalah :
1. Bapak Ir. Soeharwanto, MT sebagai Ketua Program Studi teknik Lingkungan
Kebumian, Fakultas Teknologi Mineral, UPN V Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Andi Sungkowo, Msi sebagai dosen wali penulis pada Program
Studi Teknik Lingkungan Kebumian, Fakultas Teknologi Mineral, UPN
Veteran Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Lela Widagdo, Msi sebagai dosen pembimbing Kerja Praktek pada
Program Studi Teknik Lingkungan Kebumian, Fakultas Teknologi Mineral,
UPN Veteran Yogyakarta.
4. Bapak dan Ibu penulis yang telah memberikan semangat, nasehat dan segala
dukungan baik moral maupun materi, sehingga kerja praktek ini berjalan
dengan lancar. Penulis mengucapkan banyak terimakasih.

5. Aryanto, Ernest Yulian Wardhana, Virgielius Belo Toby terimakasih telah


saling memberi semangat, sukses buat teman-teman semua.
6. Bapak Alvin Reginald (OE/HES) sebagai pembimbing Kerja Praktek di
Chevron Indonesia Company, Balikpapan.
7. Bapak Suparno (TRAINING) Chevron Indonesia Company, Balikpapan.
8. Bapak Dedi Menzano (TRAINING) Chevron Indonesia Co, Balikpapan.
9. Bapak Wijayanto (Team Leader, Process Plant) Chevron Indonesia Co,
Lawe-Lawe Terminal.
10. Mas Husni (Process Plant) Chevron Indonesia Co. Lawe-Lawe Terminal.
11. Pak Imam (Process Plant) Chevron Indonesia Co. Lawe-Lawe Terminal.
12. Mas Nasrul (Process Plant) Chevron Indonesia Co. Lawe-Lawe Terminal.
13. Mas Fery (Process Plant) Chevron Indonesia Co. Lawe-Lawe Terminal.
14. Mbak Tri Jayaningsih (Process Plant) Chevron Indonesia Co. Lawe-Lawe
Terminal.
15. Bapak Agung Martani (Team Leader Laboratory) Chevron Indonesia Co.
Lawe-Lawe Terminal.
16. Mas Hatta (Laboratory) Chevron Indonesia Co. Lawe-Lawe Terminal.
17. Bapak Rohmansyah (Transportation) Chevron Indonesia Co. Lawe-Lawe
Terminal.
Serta berbagai pihak yang lain yang telah membantu penulis pada saat kerja
praktek ini berlangsung, penulis sekali lagi mengucapkan banyak terimakasih

Song by Efek Rumah Kaca Jangan Bakar Buku

Karena setiap lembarnya, mengalir berjuta cahaya


Karena setiap aksara, membuka jendela dunia
Kata demi kata mengantarkan fantasi, habis sudah
Bait demi bait pemicu anestesi, hangus sudah
Karena setiap agungnya membangkitkan dendam yang reda
Karena setiap dendamnya menumbuhkan hasutan baka

Ya Allah, berilah saya ilmu,


Tambahkanlah saya ilmu,
Dan berilah manfaat atas ilmu yang telah saya peroleh, amen.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan manusia. Saat ini, minyak dan gas bumi merupakan
sumber daya energi yang telah banyak digunakan baik di Indonesia maupun di
belahan dunia lain. Perkembangan teknologi dan industri di Indonesia juga tidak
terlepas dari peranan minyak dan gas bumi sebagai sumber daya energi, oleh karena
itu Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak dan gas bumi terbesar
sangat membutuhkan tenaga ahli yang berkualitas tinggi untuk dapat mengeksplorasi
dan mengekploitasi minyak dan gas bumi dari sumur-sumurnya, untuk selanjutnya
diolah menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis.
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus karang
dan oleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat
gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa
area di kerak Bumi.Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai
hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi.
Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.
Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10
(butana) - semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6 C, -88.6 C, -42 C, dan
-0.5 C, berturut-turut (-258.9, -127.5, -43.6, dan +31.1 F).
Secara singkat dijelaskan bahwa minyak bumi dihasilkan dari (sisa)
organisme. Baik hewan maupun tumbuhan yang hidup dan telah mati pada jutaan
tahun bahkan milyaran tahun yang lalu. Organisme ini bersifat mikroskopis.
Karenanya diperlukan berjuta- juta bahkan tak terkiranya organisme tersebut untuk
membentuk hidrokarbon.

Gambar 1. Ganggang dan Biota


Biota

Laut

Sumber

Minyak

Bumi.

Gambar diatas menunjukan organisme selain ganggang, biota-biota lain yang


berupa daun-daunan juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang
merupakan biota terpenting dalam menghasilkan minyak.
Namun dalam studi perminyakan diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat
tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi.
Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.

Gambar 2. Proses pembentukan


karbon dari ganggang menjadi
batuan induk.

Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar


cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah
danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut.
Tentu saja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di
danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbon ini
yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya mengandung unsur karbon
(high TOC-Total Organic Carbon).
2

Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak
atau gasbumi.

Gambar 3. Proses interaksi batuan


induk

dengan

membentuk

hidrogen

hidrokarbon

dan

kemudian bermigrasi dari batuan


induk dan terperangkap dalam
jebakan.

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentusaja
berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ciri
fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis
dan kekentalan.Minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan
cenderung bermigrasi keatas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan
yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih
sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).
Untuk pemanfaatannya minyak bumi maka perlu adanya kegiatan ekplorasi
dan eksploitasi. Ekplorasi adalah kegiatan untuk mencari dan menentukan cadangan
(sumber) minyak dalam perut bumi. Karena itu perlu kemampuan membaca perut
bumi, untuk membaca isi perut bumi maka perlu dilakukan survei geologi, geofisika
(gravitasi, magnetik, dan seisemik).
Namun tetap kita sadari bahwa kegiatan industri minyak dan gas pasti selalu
menghasilkan produk-produk yang tidak di inginkan dari proses produksinya yang di
sebut limbah, baik berupa cairan (liquid), gas, maupun padatan.
Limbah ini harus di olah sedemikian rupa agar pada saat di kembalikan lagi ke alam
tidak membahayakan bagi makhluk hidup di sekitar tempat pembuangannya dan
tidak berdampak luas terhadap lingkungan.
Secara umum terdapat dua sistem teknologi penanganan limbah/sanitasi
kususnya limbah cair, yaitu sistem penanganan setempat (on-site sanitation) dan

sistem penanganan terpusat (off-site sanitation), pemilihan teknologi pembuangan air


limbah di suatu tempat wajib mempertimbangkan berbagai hal antara lain:
1. Kondisi fisik lapangan
2. Kondisi sosial ekonomi dan budaya
3. Lingkungan/ekologi
4. Safety
5. Kesehatan
6. Tujuan pemanfaatan kembali (reuse & recovery)
Hal tersebut di atas perlu di pertimbangkan dengan maksud mendapatkan suatu
system

yang

secara

pembangunannya

serta

teknik

dapat

mudah

diterima

dan

murah

masyarakat
dalam

setempat,

murah

pengoperasian

dan

pemeliharaannya.
Di Indonesia banyak macam-macam proses pengolahan limbah, antara lain
Air Stripping, pada proses ini yaitu merubah ammonia menjadi phase gas, limbah
perlu di atur pH (pH=11) dan temperaturnya, kelemahan proses ini adalah suara dan
bau yang di timbulkan. Nitrifikasi dan Denitrifikasi, yaitu proses biologi yang
merubah ammonia ke nitrogen dengan 2 tahap yaitu ammonia di oksidasi menjadi
nitrat kemudian nitrat di ubah menjadi gas nitrogen. Presipitasi Kimiawi (chemical
precipitation) menggunakan trivalent alluminium (AL3) atau besi kation (Fe3+), cara
lain dengan cara penambahan kapur (lime). Penambahan kapur akan menaikkan pH
air, oleh karena itu harus di lakukan penurunan pH setelah proses presipitasi.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek


Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai syarat bagi
kelulusan matakuliah Kerja Paktek di Program Studi Teknik Lingkungan
Kebumian, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran

Yogyakarta.

Kerja

praktek

dilakukan agar

mahasiswa

mampu

mengaplikasikan teori pengelolaan lingkungan hidup khususnya pada konsentrasi


pengolahan limbah cair sesuai dengan kondisi di lapangan dan dapat mengenal alat
alat yang dipergunakan dalam suatu kegiatan eksplorasi, produksi dan pengolahan
limbah disuatu industri minyak dan gas, sehingga mampu mengkorelasikan hasil
4

pengamatan lapangan dengan analisa berdasarkan teori yang didapat dari kegiatan
perkuliahan. Dan juga agar mahasiswa dapat memperoleh media sebagai pengalaman
awal melatih keterampilan, sikap, pola bertindak didalam masyarakat industry atau
system di dalamnya.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat kerja praktek ini berlangsung di
Chevron Indonesia Company:

Meninjau langsung ke lapangan dan mengidentifikasi sumber-sumber dan


sistem pengolahan air buangan (limbah)

Mengikuti kegiatan percobaan injeksi bahan kimia (ammonia removal) pada


air buangan untuk menurunkan kadar ammonia dan phenol

Menganalisa kadar TPH (Total Petroleum Hidrokarbon), pH, Free Chlorine,


Total Chlorine, Colour, Turbidity, Fe, H2s, Phenol dan Ammonia yang
terkandung dalam air buangan

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Adapun manfaat atau kegunaan dalam kegiatan kerja praktek di Chevron
Indonesia Company diharapkan dapat member kesempatan pada mahasiswa untuk
melaksanakan semua tujuan yang telah dipaparkan di atas. Chevron Indonesia
Company sebagai penghasil dan pengelola minyak dan gas alam memberikan arahan
kepada mahasiswa tentang aplikasi disiplin ilmu di bangku kuliah ke dalam dunia
kerja.
Semoga dengan adanya kerjasama ini akan dapat membangun paradigma
mahasiswa Teknik Lingkungan UPN VETERAN Yogyakarta dimasa mendatang.
Adapun manfaat dari kegiatan pemantauan air buangan sisa produksi migas untuk
Chevron Indonesia Company adalah:

Perusahaan mengetahui bagaimana cara menurunkan kadar ammonia dan


phenol yang terkandung dalam air buangan

Mempermudah perusahaan dalam penyempurnaan pelaporan yang akan


diberikan kepada Kementrian Negara Lingkungan Hidup

Bekerja secara efisien


5

Menjadi pioneer dalam bidang lingkungan

Mengurangi resiko Human error dalam analisa sample

Adapun manfaat kerja praktek bagi mahasiswa adalah:

Memperoleh pengalaman dalam bekerja dengan mengetahui kondisi yang


sebenarnya dilapangan.

Mengimplementasikan ilmu dan teori yang telah diperolehkan pada masa


perkuliahan

1.4 Metode Kerja


Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
kerja praktek dan sebagai pedoman dalam proses penyusun laporan ini adalah
sebagai berikut:
1. Diskusi (Discuss) atau Interview
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara Tanya
jawab antara pihak mahasiswa dengan staf dan mentor yang
memahami bidang kerja yang di ambil baik di kantor pusat Pasir
Ridge dan Lawe-Lawe Terminal.
2. Survey Literatur
Survey literatur merupakan cara dimana mahasiswa mengumpulkan
data berupa soft copy atau hard copy dari arsip, catatan dan literatur
Chevron Indonesia Company.
3. Work Training
Ini merupakan teknik pengambilan data berupa hasil pengamatan
langsung dengan mengikuti aktivitas yang di lakukan karyawan
Chevron Indonesia Company di Lawe-Lawe terminal.

1.5 Ruang Lingkup Studi


Ruang lingkup pembahasan laporan Kerja Praktek ini terbatas pada kegiatan
yang berlangsung di Lawe-Lawe Terminal, Chevron Indonesia Company, Kota
Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja Praktek ini dilaksanakan di Lawe-Lawe Terminal, Chevron Indonesia
Company (Cico), Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, berlangsung selama satu
bulan yaitu dari tanggal 7 Februari 7 Maret 2011.

BAB II
CHEVRON INDONESIA COMPANY

2.1

Sejarah Perusahan
Chevron Indonesia Company adalah salah satu perusahaan energy terbesar di

dunia. Pada tahun 2005 Chevron masuk ke Indonesia dengan menggantikan Unocal
Indonesia Company sebagai pemegang perusahaan minyak dan gas yang beroperasi
di Kalimantan Timur dengan nama Chevron Indonesia Company. Chevron Indonesia
Company (Cico) adalah salah satu kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang
dipercaya badan pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (BP MIGAS)
untuk mengelola hasil kekayaan bumi Indonesia Khususnya di Kalimantan Timur.
Sebelumnya, pada tahun 1965, perusahaan ini dipegang oleh Union Oil
Company bergabung dengan Pure Oil Company dan mencapai hasil produksi yang
cukup tinggi. Akhirnya pada tahun 1984, Union Oil Company secara resmi berganti
nama menjadi Unocal Corporation. Berkantor pusat di El Segado, California. Unocal
memiliki 8800 pegawai diseluruh dunia dan mewakili wilayah operasi di lebih dari
20 negara. Kegiatan utamanya yaitu dalam bidang produksi minyak dan gas bumi
yang berlokasi di Asia Tenggara dan Teluk Mexico, Amerika. Kemudian Unocal di
beli oleh Chevron Corporation pada 11 Agustus 2005.

Gambar 2.1 Design Logo Perusahaan

Kantor utama Chevron Indonesia Company terletak di Pasir Ridge dan


memiliki 2 terminal sebagai tempat pengolahan minyak mentah dan gas alam yaitu
terminal Lawe-Lawe dan terminal Santan. Total pegawai yang bekerja lebih dari
3500 pegawai, yang terdiri dari 1400 pegawai tetap dan 2100 pegawai tidak tetap.
Lebih dari 90% pegawai tersebut merupakan orang Indonesia. Chevron Indonesia
Company mempunyai banyak field, baik onshore maupun offshore di kawasan
Kalimantan Timur.
Sebagai perusahaan kontrak yang bekerjasama dengan BP MIGAS sebagai
owner (pemilik lading eksplorasi), Chevron Indonesia Company mendapatkan hak
untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi dan produksiminyak dan gas bumi di daerah
yang telah di tetapkan. Luas area eksploitasi dan produksi sebesar 27,724 km2 yang
mencakup 6 daerah darat dan lepas pantai. Biaya eksplorasi di tanggung terlebih
dahulu oleh pihak perusahaan dan kemudian akan diperhitungkan dalam produksi
apabila telah menemukan potensi minyak atau gas bumi. Produksi berikutnya akan di
bagi yaitu dengan pembagian 15% Chevron dan 85% BP MIGAS dari keuntungan
bersih. Sedangkan untuk pembagian gas bumi yang di produksi adalah 35% Chevron
dan 65% BP MIGAS.
Daerah operasi ini disebut dengan Kalimantan Operation (KLO) yang di bagi
menjadi dua daerah lagi, yaitu:

Daerah Utara (Northern Area Operation)


Terdiri dari lapangan Attaka Besar (offshore), West Seno (offshore), Melahin
(offshore), Kerindingan (offshore), Serang (offshore), dan juga Terminal
Tanjung Santan (onshore).

Daerah selatan (Southern Area Operation)


Terdiri dari lapangan Sepinggan (offshore), Yakin (offshore), Seguni
(offshore), Sejadi (offshore), dan Terminal Lawe-Lawe (onshore). Produksi
minyak dan gas yang terbesar berasal dari lapangan Sepinggan, Yakin, Attka,
dan West Seno.

Sepinggan field mulai beroperasi pada tahun 1975, produksi terbanyak yang
pernah dihasilkan di Sepinggan yaitu 26000 barrel perhari yang terjadi pada tahun
1991. Sedangkan produksi terbanyak yang pernah dihasilkan di Yakin field terjadi
pada tahun 1986 yaitu sebanyak 13200 barrel per hari. Minyak dan gas yang
dihasilkan dari Sepinggan dan Yakin kemudian dikirim ke Terminal Lawe-Lawe
untuk diolah sebelum akhirnya dijual. Sedangkan minyak dan gas yang di hasilkan
dari Attaka dan West Seno, dikirim ke Terminal Tanjung Santan.
Unocal menemukan ladang minyak West Seno diperairan laut dalam diselat
Makassar dan menggunakan Tension Leg Platform yang terdiri atas Semi
Submersible yang juga terapung pada saat operasi (operational draft) dengan cara
diikat dengan tali tambang vertical yang berpenegang (tension lines) ke gravity
anchor di dasar laut.

2.2

Profil Perusahaan
2.2.1 Visi

Menjadi perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang penyediaan energi


terutama minyak bumi dan gas alam

Membangun sumberdaya manusia yang kompetitif, kerjasama yang baik dan


meningkatkan eksistensi perusahaan

Menjadi sarana pengembangan diri dan peningkatan kesejahteraan pekerja

Pilihan yang tepat untuk bekerjasama dan memberikan performance kelas


dunia

2.2.2 Misi

Menciptakan integritas yaitu dengan bersikap jujur baik terhadap perusahaan


maupun terhadap rekan kerja

Menjalin hubungan baik dengan semua pihak (pemerintah, masyarakat,


perusahaan lain, dll)

Beroperasi ramah lingkungan untuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas
bumi
10

Memberikan produk terbaik yang bertaraf internasional

2.2.3 Nilai

Kejujuran

Integritas

Kepercayaan

Melindungi Manusia Dan Lingkungan

Keanekaragaman

Rekan Kerja

Penampilan Terbaik

2.2.4 Prinsip

Do it safely or not at all


Mengerjakan Dengan Aman Atau Tidak Sama Sekali

There is always time to do it right


Selalu Ada Waktu Untuk Melakukan Pekerjaan Dengan Benar

2.3

Struktur Organisasi Perusahaan


Organisasi Chevron Indonesia Company di bagi menjadi dua bagian besar

yaitu organisasi yang berpusat di Jakarta dan organisasi yang berpusat di Balikpapan.
Chevron Indonesia Company dipimpin oleh seorang President dan Managing
Director, di bantu oleh wakil (sr. Vice President) yang membawahi seluruh kegiatan
di Indonesia, Vice President yang ada di Balikpapan dalam hal ini merangkap
sebagai General Manager. Secara teknis yang membawahi seluruh operasi yang
berpusat di Balikpapan dan berkoordinasi dengan pusat di Jakarta yang mana turut
pula menentukan arah kebijakan organisasi dari sudut operasional.
Untuk lokasi Balikpapan dalam kaitannya struktur komando dan koordinasi
memiliki hubungan langsung dan melewati beberapa jalur. Jalur yang paling utama
yaitu antara president dan vice president. Untuk general manager praktis merupakan
perwakilan president untuk kegiatan operasional di lapangan. Selain itu koordinasi
langsung dari Jakarta terjadi pada bagian operasional support, human resource dan

11

administration, finance dan legal council. Untuk pelaksanaan produksi dilapangan


general manager di bantu oleh bagian-bagian di bawahnya.

2.4

Fasilitas Pendukung
Untuk mendukung kegiatan produksi di Chevron Indonesia Company

terdapat beberapa fasilitas pendukung, antara lain:


1. Kantor besar yang terletak di Balikpapan
2. Pelabuhan penyeberangan Pilot Jetty, untuk menyeberangkan karyawan dari
Balikpapan ke anjungan lepas pantai dan terminal Lawe-Lawe.
3. Bandara Sepinggan, untuk mendukung jalur transportasi udara karyawan,
terutama yang berasal dari luar Balikpapan ke lapangan-lapangan produksi
migas serta terminal-terminal
4. Bandara Santan, untuk mendukung jalur transportasi udara karyawan antara
Santan dan Balikpapan
5. Santan Naval Dock Site, untuk menyeberangkan karyawan dari terminal
santan ke lapangan Attaka, Melahin, Kerindingan, dan Serang, juga
sebaliknya

2.5

Terminal Santan

Gambar 2.2 Lokasi Terminal Santan


Terminal Santan terletak 160 Km di sebelah utara Balikpapan, 80 Km di
sebelah utara kota Samarinda dan 40 Km di selatan Bontang, Kalimantan Timur.

12

Terminal Santan terletak di darat dan termasuk dalam area produksi bagian utara dari
Chevron Indonesia Company.
Terminal Santan dibangun pada tahun 1971 dengan tujuan untuk memproses,
menampung dan mengapalkan minyak bumi dari lapangan Attaka, Melahin,
Kerindingan dan Serang, namun sejak tahun 1975 fasilitas terminal ini juga
dimanfaatkan untuk tujuan yang sama dengan Vico dimana Chevron sebagai
operatornya. Pada tahun 1997 telah dibuka lapangan Santan (ooffshore) sebagai
sumur baru. Selain lima unit tangki penampungan yang berkapasitas total 2,5 juta
barrel minyak, juga terdapat dua unit penampungan gas cair propane dengan
kapasitas total 50.000 barrel dan dua buah unit penampungan butane dengan
kapasitas total 30.000 barrel.
Gas dan minyak bumi yang diolah di terminal Santan berasal dari lading
minyak dan gas Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang, dan Santan. Minyak bumi
(Crude oil) yang diterima akan diolah di process plant agar memenuhi spesifikasi
yang diinginkan oleh pembeli. Sebelum dikirim ke pembeli dengan menggunakan
tanker, hasil pemrosesan di process plant dikirim ke storage tank.
Storage tank untuk minyak, selain digunakan untuk minyak yang berasal dari
process plant, juga digunakan untuk menyimpan minyak milik Vico yang berasal
dari lapangan Badak.
Gas yang diterima akan diolah di LEX plant, dengan produk utama berupa
butana dan propane. Sebelum dikapalkan ke konsumen, propane dan butana ini
disimpan di 4 buah sphere tank sevara terpisah. Hasil pengolahan LEX plant berupa
pentane plus diinjeksikan ke crude oil hasil pengolahan process plant. Sedangkan
produk methane dan ethane akan dikirimkan ke stasiun compressor gas. Selain
minyak dan gas, terdapat tangki penyiapan untuk condensate yang berasal dari
Bontang (BRC/ Bontang Return Condensate).

13

2.6

Terminal Lawe-Lawe

Gambar 2.3 Lokasi Terminal Lawe-lawe

Terminal Lawe-lawe adalah terminal/tempat pengolahan minyak dan gas


bumi yang telah beroperasi sejak tahun 1974 milik Unocal Indonesia Company dan
kini telah dipindah tangankan ke perusahaan Chevron Indonesia Company. Terminal
ini terletak di sebelah barat daya kota Balikpapan tepatnya di daerah kecamatan
Lawe-lawe, kabupaten Penajam Paser Utara.
Terminal ini dioperasikan dengan tujuan utama yaitu pengolahan dan
penyimpanan minyak mentah (crude oil) untuk bahan bakar dari proses produksi dan
minyak dengan kualitas baik yang siap dijual baik untuk kepentingan ekspor ke luar
negeri atau dikirim ke Pertamina Utility untuk disimpan sementara kemudian dikirim
ke refinery Balikpapan untuk diolah. Sedangkan untuk produksi gas alam dapat
digunakan untuk proses pengeboran di anjungan (platform), bahan bakar di process
plant Lawe-lawe terminal atau dikirim ke refinery Balikpapan.
Minyak mentah dan gas alam yang di proses di Lawe-lawe terminal berasal
dari lapangan Yakin field, Sepinggan field serta Seturian Field yang masih dalam
proses instalasi yang ada di lepas pantai ke tanjung jumlai dan barulah ke Lawe-lawe
terminal untuk di proses menjadi minyak dan gas alam berkualitas tinggi. Produksi
minyak bumi dari Lawe-lawe terminal mencapai 20.000 BBLS per hari dan produksi
gas alam mencapai 30.000 MMSCF per hari.

14

BAB III
METODOLOGI DAN PELAKSANAAN

3.1

Tempat
Kerja Praktek ini dilaksanakan di Chevron Indonesia Company (Cico),

Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, di Departement OE/HES ( Operations


excellent/ Healt Enviroment And Safety ) dan Lawe-Lawe Terminal.
3.2

Waktu
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek berlangsung selama satu bulan yaitu dari

tanggal 7 Februari 7 Maret 2011.


3.3

Jadwal Kegiatan

JADWAL KEGIATAN KP ( 7 FEBRUARI s.d 7 MARET )


MINGGU KE
NO NAMA KEGIATAN
1

ADAPTASI

DESKRIPSI KEGIATAN
Perkenalan dan mendapat pengarahan tentang

II

instansi ( Chevron Indonesia Company (cico)


di training center.

Perkenalan dengan Mentor, dan mendapat

pengarahan tentang tugas yang akan di kerjakan


dan penempatan di lapangan, serta pembuatan
YELLOW SHEET untuk ijin ke lapangan.

PENGENALAN

Pengenalan Lapangan Lawe - lawe, tata tertib & X

DI LAPANGAN

ketentuan yang harus di perhatikan jika berada

TERMINAL

di lapangan Lawe - lawe.

LAWE - LAWE
15

III IV

Pengenalan laboraturium di lawe-lawe terminal

Mengikuti percobaan injeksi bahan kimia


PROSES
3

(Ammonia Removal) oleh PT. EON Chemical.

PENGINJEKSIAN
AMONIAH
REMOCAL

OLEH PT. EON

MEMPELAJARI
4

PLANT

Pengenalan Plant Proses dan fungsinya.

PROSES
(PENGUMPULAN

Mempelajari Proses Produksi Minyak di Plant

DATA )

Proses
( Alur Produksi ) dan pengenalan alat - alat utama
Plant Proses

Mempelajari source limbah dari alur produksi


mulai dari income offshore sampai ke storage.
X

Mempelajari proses pengolahan limbah dan alat


Utama yang di pakai untuk pengolahan tersebut

MEMPELAJARI
5

TENTANG

Mempelajari Fungsi dari lab.

LABORATURIUM
(PENGUMPULAN

Mempelajari cara mencari nilai TPH ( Total

DATA )

Petrolleum
Hydrocarbon) dari sample outlet dan inlet wemco.

X
16

Mempelajari cara mengukur Ph, Dan Turbidity.

Mempelajari cara mengukur Fe, Collour dan TCL


dengan alat Spectro D-2800

Mempelajari SOP Sampling Analysis sulfide dan


phenol

Mempelajari cara menentukan Ammoniah di air


outlet
Wemco Depurator

PENGOLAHAN
6

DATA

Melaporkan hasil yang di peroleh dilapangan

Membandingkan data yang di peroleh dengan


apa yang telah di pelajari di lapangan

Membuat laporan tertulis menganai apa yang


telah di dapat di lapangan, beserta analisis.

17

3.4

Metodologi
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

kerja praktek dan sebagai pedoman dalam proses penyusun laporan ini adalah
sebagai berikut:
1. Diskusi (Discuss) atau Interview
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab
antara pihak mahasiswa dengan staf dan mentor yang memahami bidang kerja
yang di ambil baik di kantor pusat Pasir Ridge dan Lawe-Lawe Terminal.
2. Survey Literatur
Survey literatur merupakan cara dimana mahasiswa mengumpulkan data
berupa soft copy atau hard copy dari arsip, catatan dan literatur PT. Chevron
Indonesia Company.
3. Work Training
Ini merupakan teknik pengambilan data berupa hasil pengamatan langsung
dengan mengikuti aktivitas yang di lakukan karyawan PT. Chevron Indonesia
Company di Lawe-Lawe terminal.

18

BAGAN METODOLOGI

MULAI
ADAPTASI
&
PENGENALAN

PENGUMPULAN DATA

Diskusi
atau
Interview

Survey
literatur

Work
Training

HASIL PENGAMATAN

Membandingkan
hasil pengamatan
dan data yang
diperoleh (analisa)

Hasil tertuang dalam


Laporan

19

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA

4.1

Proses Pengolahan Minyak Bumi


Fluida yang terproduksi dari suatu sumur minyak merupakan campuran dari

bermacam macam senyawa seperti hidrokarbon , pasir , air dan senyawa senyawa
pengotor lainnya yang biasanya disebut dengan Basic Sediment and Water (BS&W).
Minyak mentah yang di produksi dan dipasarkan hanya boleh mengandung sekitar
0,2 0,3 % vol BS&W. Karena itu diperlukan perlakuan perlakuan tertentu untuk
memisahkan air dari minyak sehingga standar kualitas yang diinginkan dapat dicapai.
Disamping itu air yang dipisahkan dari minyak tidak begitu saja bersih masih
mengandung minyak dalam jumlah yang kecil sebelum air sisa ini di buang ke laut
maka harus diturunkan dulu kadar minyaknya yang terdapat di dalam air buangan
tersebut. Dengan demikian maka kelestarian lingkungan dapat terjaga dengan baik
Partikel pertikel minyak yang tersebar dalam fase kontinyu dapat dipisahkan
dengan pengendappan secara gravitasi ( grafity settling). Dalam proses pemisahan ini
water drop yang berada di dalam campuran akan terpisah ke bawah dan bergabung
dengan lapisan air bebas yang berada pada bagian paling bawah. Jika campuran air
minyak tersebut di biarkan dalam bebarapa saat maka akan terlihat beberapa lapisan
terpisah.
Pada dasarnya pemisahan ini merupakan metode yang memanfaatkan gaya
grafitasi dan perbedaan berat jenis air dan minyak pemebentuk emulsi. Pada
umumnya peralatan pemisahan air dan minyak menggunakan metode ini.
Partikel minyak mempunyai densitas yang lebih kecil di badingkan dengan
air sehingga akan cenderung mengambang di permukaan air. Gaya apung diimbangi
atau dihalangi oleh gaya drag yang menyebabakan partikel pertikel minyak
bergerak vertikal melewati air.

20

Pada process plant, air yang dihasilkan bersamaan dengan minyak digunakan
sebagai air injeksi. Minyak yang diproduksi dan air terproduksi dari sumur sumur
produksi dialirkan ke process plant di pisahkan kemudian air terproduksi diolah lebih
lanjut di Water Treatment Plant ( WTP )
4.2

Deskripsi Proses
Ketika crude oil diproduksi dari offshore formasi crude tersebut masih

banyak mengandung air, lumpur, pasir dan ikutan-ikutan lainnya yang biasanya
disebut dengan Basic Sediment and Water (BS&W). Air dan sedimen-sedimen
tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah penyumbatan (plugging),
terbentuknya kerak (scale formation), pengikisan (erosion) dan korosi (corrosion).
Untuk itulah di Lawe-lawe Process Plant dilakukan proses separasi
(pemisahan) minyak dari unsur BS&W tersebut, sehingga minyak yang dihasilkan
dapat memenuhi standard permintaan dari pihak customer (buyer).
Prinsip dasar pemisahan crude dari impurities yang digunakan antara lain:

Penurunan tekanan (pressure drop)

Pengendapan (settling)

Pemanasan (heating)

Induksi/Elektrostatik (electrostatic separation)


Di Lawe-lawe Process Plant fasilitas untuk pemrosesan crude oil terdiri dari:

1 buah High Pressure Separator (1001S)

3 buah Crude-Crude Heat Exchanger (901 A1/A2/A3) dihubungkan secara seri

2 buah Direct Fired Crude Heater (501 A/B) dihubungkan secara paralel

1 buah Low Pressure Separator (1000S)

1 buah Gas Boot (1003S)

1 buah Horizontal Electrostatic Dehydrator (1007S)

2 buah 300.000 bbls Storage Tank (1306 C/D)

2 buah Shipping Pump (1202 A/B)

1 buah Re-run Tank (1306A)

2 buah Crude Re-run Pump (1204 A/B)

21

Dari Sepinggan Production dan Yakin Production crude oil dengan pressure
150 psig dan temperatur 85 F diterima melalui pipa 12 yang bertemu di Tanjung
Jumlai. Crude oil masuk ke Lawe-lawe Process Plant melalui Pressure Control PCPL5 yang menjaga tekanan berada pada 150 psig, dan selanjutnya melalui
Emergency Shut Down Valve (ESDV) AV-PL4 sebelum akhirnya masuk ke High
Pressure Separator (1001S). Di dalamnya akan terjadi proses pemisahan berdasarkan
physical properties.
Selanjutnya minyak akan dialirkan menuju Crude-Crude Heat Exchanger
(901 A/B/C) sehingga temperatur minyak yang keluar dapat naik menjadi 100 F
dan tekanannya turun menjadi 70-80 psig.
Dari Heat Exchanger minyak dipanaskan di dalam Direct Fired Crude Heater
(501 A/B). Di sini minyak dipanaskan sampai temperaturnya mencapai 150 F,
dengan tujuan untuk memecah emulsi minyak-air sehingga proses pemisahan
berikutnya menjadi lebih mudah. Berikutnya dilakukan proses pemisahan di dalam
Low Pressure Separator (1000S) dengan pressure dan temperatur di dalam vessel
60 psig dan 150 F, selanjutnya minyak dialirkan ke Gas Boot (1003S) lalu ke
Crude Stabilizer Tank (1306B).
Pressure di dalam Stabilizer Tank mendekati tekanan udara luar
(Atmospheric Pressure) sehingga diperlukan pompa untuk mengalirkan minyak dari
Stabilizer Tank ke vessel berikutnya. Dari Stabilizer Tank minyak dialirkan ke
Horizontal Electrostatic Dehydrator (1007S) untuk diturunkan nilai BS&W-nya
sehingga memenuhi standard permintaan. Minyak dari Dehydrator yang suhunya
masih cukup tinggi (140F) dimasukkan kembali ke Crude-Crude Heat Exchanger
(901 A/B/C) untuk memberikan panasnya ke minyak yang masuk dari High Pressure
Separator. Selanjutnya minyak dialirkan ke Storage Tank (1306 C/D).

22

4.3

Aktivitas di Process Plant.


Kegiatan yang dilakukan di process plant dapat dibagi menjadi dua kelompok

besar yaitu kegiatan rutin dan tidak rutin yang pada intinya bertujuan untuk menjaga
supaya BS&W oil to stock < 0.3% dan oil content waste water to sea < 25 ppm.
Kegiatan tidak rutin dilakukan biasanya berupa troubleshooting terhadap
masalah yang timbul pada peralatan. Misalnya High Level Alarm pada High Pressure
Separator, Compressor Shutdown dan sebagainya.
Kegiatan rutin meliputi antara lain:
a.

Reading
Reading adalah pembacaan parameter-parameter pada peralatan/unit yang ada

di process plant, seperti Vessel Pressure, Temperature, Level dan Flow rate
kemudian dicatat.
Dengan demikian dapat dimonitor kondisi dan kinerja peralatan, juga sebagai
dasar perhitungan produksi yang dilakukan tiap tengah malam.
Selain itu reading difungsikan untuk melakukan kontrol secara langsung terhadap
peralatan oleh operator yang melakukan reading.
Jika ditemukan kejanggalan ataupun hal yang memerlukan tindakan maka dapat
diketahui dan ditangani lebih dini.
b.

Sandjet
Sandjet/sediment wash adalah proses penyemprotan bagian dalam vessel

(bagian dasar) dengan air bertekanan untuk membuang endapan pasir, lumpur dan
lain-lain yang berada di dasar vessel. Hal ini perlu dilakukan karena endapan pada
dasar

vessel selain dapat mengurangi volume vessel juga dapat menimbulkan

penyumbatan.

Untuk sandjet digunakan sandjet pump yang berada di process water plant, kecuali
sandjet pada Heater treater yang menggunakan waste water to sea.
23

Yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan sandjet adalah tekanan discharge
sandjet pump harus lebih besar dari tekanan vessel yang akan disandjet.
c.

Penambahan Chemical
Injeksi chemical ditujukan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasilnya.

Injeksi menggunakan pneumatic chemical pump dengan feed yang berasal dari
chemical container atau langsung dari chemical drum. Chemical diinjeksikan ke
dalam sistem dengan menggunakan Pneumatic Chemical Injection Pump
(Displacement Pump type), antara lain:
- Surflo SI-35

berfungsi untuk mencegah terbentuknya kerak (scale/slug)


pada bagian dalam sistem.
Flow Rate 3 GPD, injeksi pada incoming line.

- Correxit 7479

berfungsi untuk membunuh bakteri pada sistem.


Flow Rate 27 Gallon ( drum) 2 minggu sekali, injeksi
pada incoming line.

- Cortreat

berfungsi sebagai inner coating dan corrosion inhibitor


(pelapis bagian dalam pipeline dan mencegah korosi).
Flow Rate 3 GPD, injeksi pada gas line to DHP

- FT - 5272

Pertamina.

berfungsi sebagai reverse (pemecah emulsi minyak dalam air).


Flow Rate 10 GPD, injeksi ke inlet Wemco Depurator.

Harus sering diperhatikan level chemical pada sight glass sehingga dapat
diketahui apakah diperlukan penambahan chemical atau tidak. Juga flow rate
chemical yang diinjeksikan apakah sudah sesuai atau tidak. Selain itu harus sering
diperiksa jalannya pompa jangan sampai macet.

24

Gambar 4.3
d.

Contoh chemical yang di injeksi.

Midnight Tank Gauging (Handip)


Dilakukan sebagai dasar perhitungan jumlah produksi dalam 24 jam.

Dari level yang terbaca dikonversikan menjadi volume dengan menggunakan tabel
tangki sehingga dapat diketahui jumlah produksi 24 jam dan shipment availability.
Selain tank gauging yang rutin tiap tengah malam juga dilakukan tank gauging tiap
kali dilakukan shipment/loading.
Selain dilakukan pada Storage Tank juga dilakukan pada Rerun Tank jika dilakukan
pengisian pada Rerun Tank.
e.

Water Treatment Operation


Adalah kegiatan yang dilakukan pada instalasi pengolahan drain system yang

bertujuan untuk menjaga agar oil content pada air yang dibuang ke laut tidak
melebihi 25 ppm, dan mengambil kembali minyak yang terpisahkan (diterangkan di
bagian terpisah).
f.

Pigging (Pig Launching dan Pig Receiving)


Adalah kegiatan transfer pig melalui pipe line dengan tujuan untuk

membersihkan bagian dalam jalur pipa (diterangkan di bagian terpisah).

25

4.4

Spesifikasi Alat Alat Utama Proses

1)

High Pressure Separator (1001S)

Prinsip Kerja:
Di dalam High Pressure Separator minyak yang mengalami aliran turbulen
sepanjang jalur pipa masuk melalui bagian ujung dan akan menabrak baffle dan
deflektor plate sehingga terjadi penurunan kecepatan dan perubahan arah aliran.
Akibatnya akan terjadi pemisahan berdasarkan specific gravity masing-masing
fluida. Gas akan lepas dan karena paling ringan akan menuju ke atas, dilewatkan mist
extractor sehingga liquid yang terikut akan terakumulasi dan jatuh ke bagian bawah
vessel. Air dan sedimen yang berat akan berada di bagian paling bawah vessel,
sedangkan minyak akan berada di tengah-tengah. Selama perjalanan menuju outlet
port di ujung yang lain, akan terjadi pemisahan air dari minyak.

From
offshor

KOD
make-

To FGS
Demister pad
ILC

LC
Floater

baffle
Displacer

To Heat
Exch.
ILSDV 1001S
From

To API

To Hydrocyclone
bypass

Gambar 4.4.1 High Pressure Separator

26

2)

Heat Exchanger (901 A1/A2/A3)

Prinsip Kerja:
Prinsip kerja heat exchanger adalah pertukaran energi antara dua fluida
dengan mempertemukan keduanya melalui media/penghantar. Fluida yang lebih
panas akan memberikan panas sehingga temperaturnya turun dan fluida yang
lebih dingin akan menyerap panas sehingga temperaturnya naik.
Yang umum digunakan adalah shell & tube heat exchanger dimana satu fluida
dialirkan melalui tube yang terendam dalam fluida yang lain.
Tube side
Shell side
i

Tube side

Shell side
out

tube

Gambar 4.4.2 Bagian dalam Crude-crude Heat Exchanger

27

Gambar 4.4.3 Crude-crude Heat Exchanger


Harus sering diperhatikan T (beda/selisih Temperature) dan P (beda/selisih
Pressure) antara shell side dan tube side. T mengindikasikan kemungkinan terjadi
kebocoran di tube side atau tidak, sedangkan P dapat mengindikasikan apakah
terjadi penyumbatan di tube side ataukah tidak.

3)

Direct Fired Crude Heater (501 A/B)

Prinsip Kerja:
Yang digunakan adalah tipe natural draft heater. Minyak yang akan

dipanaskan dialirkan ke dalam tubing-tubing yang diletakkan pada bagian atas dari
chamber dan dibuat multi-pass.
Di bagian tengah bawah disusun bata tahan api secara memanjang sebagai
pemantul/reflektor, api disemburkan dari burner pada bagian tepi bawah ke arah bata.
Panas dari api akan dipancarkan secara radian ke tubing-tubing tersebut oleh
reflektor, bukan secara langsung. Panas yang tidak terserap dialirkan keluar melalui
stack.
Fuel gas dialirkan melalui burner dan akan bercampur dengan primary air di
dalam burner. Pada burner port campuran akan terbakar. Udara tambahan dapat
masuk melalui secondary air window.
28

Diharapkan dengan pemanasan di dalam heater akan dapat memecah emulsi


air-minyak sehingga proses pemisahan selanjutnya menjadi lebih mudah.

Normal System
Untuk menjaga agar api dari burner selalu menyala maka dipasangkan

dengan pilot yang selalu menyala. Fuel gas untuk burner dan pilot diperoleh dari
Flash Gas Scrubber dan Vapor Recovery Compressor. Besarnya nyala burner diatur
oleh TIC 501 yang mendapatkan input dari outgoing oil temperature dengan setting
160 F (dapat diubah).
Jika suhu naik melewati batas setting maka TIC 501 akan menutup TICV
(Temperature Indicating Control Valve) sehingga supply fuel gas akan berkurang
menyebabkan api burner mengecil. Demikian juga sebaliknya. Untuk menjaga agar
api pilot selalu menyala maka pilot fuel supply line diambilkan dari sebelum TICV.
Yang juga perlu diperhatikan adalah nyala api yang terbentuk diusahakan
sebaik mungkin, yaitu warna nyalanya biru, tenang (tidak melompat-lompat atau
menyambar-nyambar) dan tidak terlalu besar (menjilat ke atas).
Untuk memperoleh api yang baik persyaratan yang diperlukan antara lain
adalah fuel gas dan udara harus seimbang dan fuel gas yang digunakan harus baik
(bersih dan kering). Untuk mengatur komposisi fuel gas udara dapat dilakukan
dengan mengatur bukaan primary dan secondary air.

29

Gambar 4.4.4 Direct Fired Crude Heater

4)

Low Pressure Separator (1000S)

Prinsip Kerja:
Prinsip kerjanya sama dengan High Pressure Separator hanya berbeda
tekanan kerja dan temperatur crude yang diproses. Setelah mendapatkan pemanasan
pada Heater pemisahan air dari minyak menjadi lebih mudah, demikian juga gas
lebih mudah lepas dari minyak dengan tekanan kerja yang rendah.

30

BYPASS

FROM CRUDE

LC

ILC

TO API

TO GAS

CONDENSATE
FROM FGS & REC.
COMP.
TO RERUN TANK

Gambar 4.4.5 Low Pressure Separator

Gambar 4.4.6 Low Pressure Separator

5)

GASS BOOT ( 1003S )

Prinsip Kerja:
Adalah vessel untuk pemisahan 2 fasa antara minyak dan gas. Crude yang

masuk akan membentur deflektor sehingga terjadi perubahan arah dan kecepatan
aliran.
Gas akan melepaskan diri dari minyak dan naik, melalui mist extractor
sehingga minyak yang terikut akan terakumulasi pada mesh dan jatuh ke bagian
bawah vessel. Walaupun demikian masih terjadi pemisahan air pada bagian dasar
bejana.

31

6)

Crude Stabilizer Tank (1306B)

Prinsip Kerja:
Jika tekanan diturunkan maka molekul-molekul gas cenderung lebih mudah

melepaskan diri dari minyak. Karena itu di Stabilizer tank minyak distabilkan dengan
jalan menurunkan tekanannya menjadi near atmospheric pressure dengan
memberikan venting/breather valve dengan setting sedikit di atas tekanan
atmosphere. Sehingga ketika minyak diproses di dalam Dehydrator dan disimpan
dalam Storage Tank pemisahan vapor gas dari minyak sudah amat sedikit.

TO FLARE
TO RECOVERY COMP.

FROM LOW
PRESSURE

VENT

GAS
BOOT
CONDENSATE
FROM RECOVERY
COMPRESSOR

STABILIZER
TANK

TO
API

TO
API
REJECT OIL FROM
HYDROCYCLONE

TO
DEHYDRATOR

FROM BYPASS LINE

Gambar 4.4.7 Gas Boot dan Stabilizer Tank

32

7)

Dehydrator (1007S)

Prinsip Kerja:
Dehydrator adalah sebuah horizontal vessel separator dimana proses

dehidrasi untuk menghilangkan air dan ikutan-ikutannya dari minyak dilakukan.


Di dalamnya terdapat sepasang elektroda upper electrode & lower
electrode- yang berfungsi untuk membangkitkan medan listrik tegangan tinggi yang
disuplai dari sebuah transformer yang dipasang pada bagian atas.
Ketika melewati medan listrik tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh
elektroda, titik-titik air dalam minyak akan terinduksi menjadi partikel dengan dua
kutub yang berlawanan. Hal ini akan menyebabkan kutub-kutub yang berlawanan
akan saling tarik menarik, menyebabkan partikel-partikel air akan saling bergabung
membentuk droplet-droplet air yang lebih besar. Demikian seterusnya sampai droplet
yang terbentuk cukup besar untuk menyebabkan gaya gravitasi dapat menarik jatuh
ke bagian dasar vessel. Demikian juga yang terjadi pada partikel lain seperti garam
dan sebagainya.

+
+
+

+
+
+

Water droplet induces bipole

+
+
+

attracted each other

+
+
+

combine

Gambar 4.4.8 Proses Separasi di Dehydrator

33

COLLECTOR

TO HEAT EXCH.

TO API

TR

/ / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / /ILC
/// ////////
/

UPPER ELECTRODE

DISPLACER

LOWER ELECTRODE

//////////////////////////////////////////////// ////////
/

FROM STABILIZER TANK

DISTRIBUTOR PAN

Gambar 4.4.9 Proses di Dehydrator

Gambar 4.4.10 Dehydrator

34

8)

Storage Tank (1306 C/D)

Prinsip Kerja:
Dilengkapi dengan 4 buah 4 drain line ke Sandtrap/Slop Pit dan BCF

(bromochlorodifluoromethane) system, juga dilengkapi alarm dan shutdown


System.
Sesuai

dengan

namanya

storage

tank

difungsikan

sebagai

tangki

penyimpanan minyak hasil produksi Process Plant sebelum ditransfer ke customer.


Dari 2 buah tangki yang dimiliki satu buah berfungsi sebagai tangki produksi dan
satu buah lagi sebagai tangki standby.
Jika akan dilakukan transferring beberapa hari sebelum waktu yang
ditentukan, produksi dipindah ke tangki standby ketika level di tangki produksi
sudah melebihi kuota transfer. Tangki standby akan berfungsi sebagai tangki
produksi dan tangki produksi beralih fungsi sebagai tangki shipment/setling. Tangki
shipment dibiarkan setling selama beberapa hari agar dapat terjadi proses pemisahan
lagi. BS&W yang tersisa akan mengendap ke dasar dan sisa-sisa gas akan lepas ke
udara. Air yang mengendap di dasar tangki didrain ke sandtrap, sedangkan lumpur
dihisap dengan vacuum truck untuk dibuang ke slop pit/burn pit/slurry pit untuk
diolah lagi.

Gambar 4.4.11 Storage Tank


35

9)

Transfer Pump (1202 A1/A2)


Transfer pump digunakan untuk memindahkan minyak dari satu storage tank

ke storage tank yang lain. Juga dapat digunakan untuk transfer minyak ke Lawe-lawe
Pertamina Utility atau ke balikpapan refinery. Juga untuk circulation test.

10)

Rerun Tank (1306 A)


Fungsi Rerun Tank adalah untuk menampung minyak ataupun air dalam

keadaan emergency, antara lain:


- Menampung minyak dari proses/produksi bila terjadi shutdown produksi, atau
kadar BS&W hasil produksi tinggi atau Storage Tank penuh
- Menampung minyak dari emulsion tank/Sludge Tank bila kandungan BS&W
tinggi dan levelnya tinggi (hampir penuh)
- Menampung air output Wemco depurator (via Waste water Pump) bila oil
content dalam air melebihi standard ( >25 ppm )
Untuk menjaga agar tekanan dalam tangki stabil diberi gas blanket yang
disuplai dari flash gas Scrubber. Tekanan dijaga oleh PC 1306A-1, PC 1306A-2
dan PC 1306A-3 pada 0.8 wc. Kelebihan tekanan dibuang melalui breather valve.

4.5

Pig Launching & Receiving


Pigging
Pigging adalah kegiatan pengiriman pig melalui jalur pipa untuk

membersihkan bagian dalam pipa dari kerak/kotoran yang menempel dan dari
endapan yang tertahan dalam jalur pipa. Untuk melaksanakan pigging diperlukan pig
launcher di lokasi asal, pig receiver di lokasi penerima, pipe line yang
menghubungkan keduanya serta pig itu sendiri.
Umumnya pig yang digunakan di South Production Area adalah Rubber Pig
untuk crude line pigging dan foam pig untuk gas line pigging. Diameter pig yang
digunakan tergantung pada besarnya diameter pipe line.
36

Gambar 4.5 Pig yang sudah dikeluarkan dari pipa.

4.6

Sistem Drainase Dan Pengolahan Air Limbah


Drain system bertujuan untuk membuang fraksi-fraksi yang tidak diinginkan

dari hasil proses separasi (air, pasir, lumpur, kondensat dan sebagainya) ke dalam
suatu sistem pembuangan yang aman. Buangan dari proses separasi masih membawa
ikutan berupa emulsi yang susah melepaskan diri, dapat dikarenakan pengaruh
tekanan dalam vessel, kurangnya pemanasan ataupun karena bahan kimia.
Drain system dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

Open Drain adalah system pembuangan secara terbuka seperti Drain Storage
Tank, Drain Sludge Tank.

Close Drain adalah system pembuangan pada tempat bertekanan seperti Drain
Separator, Drain Gas Boot.

Buangan dari drain system tidak boleh langsung dibuang sebagai air buangan tetapi
harus diolah sehingga air buangannya aman dan memenuhi standard perundangan.

37

Di Lawe-lawe Process Plant Normal Drain berasal dari High Pressure


Separator, Low Pressure Separator, Gas Boot, Stabilizer Tank, Dehydrator, Storage
Tank, Rerun Tank, Sludge Tank dan Heater Treater.
Selain dibedakan sebagai Open Drain dan Close Drain, Drain System juga dibedakan
sebagai.

Manual Drain, dilakukan secara manual dengan melihat level pada Sight Glass
atau melihat liquid yang dikeluarkan oleh Drain System. Jika level melebihi batas
yang ditentukan atau yang keluar adalah air atau liquid yang hendak dibuang,
drain dilakukan dengan membuka drain valve secara manual. Contohnya pada
Gas Boot dan Storage Tank.

Automatic Controlled Drain, adalah dengan menggunakan Level Controller (LC)


atau Interface Level Control (ILC) yang akan mendeteksi level liquid

lalu

membuka/menutup control valve bila level liquid lebih/kurang dari level yang
diset. Contohnya pada High Pressure Separator.
Drain dari High Pressure Separator, Low Pressure Separator, Rerun Tank dan
Storage Tank akan bertemu di Old Sandtrap #A lalu masuk ke Classifier dan
akhirnya ke API Separator. Drain dari KOD dan Dehydrator akan masuk ke New
Sandtrap #B lalu masuk API Separator. Sedangkan drain dari Gas Boot dan
Stabilizer Tank akan langsung masuk API Separator.
Di API Separator terjadi pemisahan secara natural berdasarkan gravity. Gas akan
langsung terbuang ke udara bebas. Minyak diskim ke Sump Pit lalu dipompa ke
Sludge Tank lewat Heater Treater. Sedangkan air terus masuk ke Wemco Depurator.
Dalam Wemco emulsi minyak dalam air dipisahkan lalu dialirkan ke Slop pit untuk
dipompa ke Sludge Tank langsung ataupun melewati Heater Treater. Air akan terus
masuk ke bak Wemco lalu dipompakan ke laut (Tanjung Jumlai). Minyak di Sludge
Tank jika kandungan BS&W-nya sudah rendah dapat dipompa ke Storage Tank.

38

1.

Hydrocyclone Unit
Drain dari High Pressure Separator sebelum masuk Sandtrap lebih dahulu

diolah dalam Hydrocyclone Unit. Hal ini dilakukan karena drain dari High Pressure
Separator masih terlalu banyak kandungan minyak dan sedimen-sedimen ikutan
seperti pasir dan lumpur.
Unit ini terdiri dari dua vessel yaitu Desander dan Deoiler. Desander
berfungsi untuk memisahkan fraksi padat seperti pasir, lumpur, batu halus dan
sebagainya dari air buangan, sedangkan Deoiler berfungsi untuk memisahkan
minyak dari air buangan. Karena itu harus sering dilakukan drain pada Desander agar
tidak terjadi penumpukan dan endapan pada bagian dasarnya.
Air yang berat jenisnya lebih berat akan cenderung menjauhi pusat siklon
sebagai akibat dari gaya sentrifugal dan mengalir berputar melalui dinding liner lalu
keluar melalui lubang pada bagian tepi ujung liner. Minyak yang lebih ringan akan
terkumpul ke bagian tengah dan keluar melalui nozle pada bagian pusat siklon. Air
dialirkan ke Sandtrap sedangkan minyak (reject oil) dimasukkan ke Stabilizer Tank.

Gambar 4.6.1 Hydrocyclone Unit


39

2.

Sand Trap
Fungsi Sand Trap adalah untuk menjebak atau menangkap pasir yang larut

bersama air buangan dari proses dan tangki. Ada dua unit Sand Trap yang digunakan,
Sand Trap Lama #A menampung buangan dari API Separator, Low Pressure
Separator, Storage Tank dan Rerun Tank/Check Pit. Sand Trap Baru #B menampung
buangan dari KOD dan Dehydrator.
Didalam Sand Trap air buangan masuk dengan jalan dijatuhkan dari bagian sisi
atas. Fraksi yang berat seperti pasir, batu halus dan partikel besar lainnya akan turun
kebawah dan tidak dapat terbawa aliran karena ditahan oleh Barrier. Air dan minyak
yang terbawa akan mengalir ke Clasiffier dengan jalan overflow.
3.

Classifier
Adalah suatu bak pemisahan tiga fase dengan sistem pemisahan terbuka.

Yang masuk ke dalam bak ini adalah buangan yang melewati Sand Trap Lama #A
yang berasal dari HP dan Low Pressure Separator, Storage Tank, dan Rerun
Tank/Check Pit dengan oil content yang masih sangat tinggi. Karena itu lebih dulu
masuk ke Classifier sebelum ke API Separator. Sedangkan buangan dari Gas Boot
dan Stabilizer Tank serta dari Sand Trap #B (KOD dan Dehydrator) langsung masuk
ke API Separator.
Di Classifier air buangan dialirkan secara turbulensi sehingga terjadi proses
pemisahan. Gas akan terbuang langsung ke udara, minyak akan mengambang pada
permukaan dan di tampung di Sump Pit lalu dipompa ke Sludge Tank atau Rerun
Tank. Sedangkan air akan terus mengalir ke API Separator.

40

Gambar 4.6.2 Classifier


4.

API Separator
Juga merupakan tempat pemisahan tiga fasa dengan sistem pemisahan

terbuka seperti halnya Classifier. Pemisahan terjadi berdasarkan physical properties


dimana gas akan langsung terbuang ke udara. Buangan dari Sand Trap #A dan #B
serta dari Gas Boot dan Stabilizer Tank akan masuk ke API Separator bagian
Covered Pre-Separator dan melewati Sand Barrier sehingga sedimen pasir akan
tertahan. Sedangkan air dan minyak yang terikut akan terus memasuki API
Separator.
Pada bagian leher API Separator terdapat Floating Skimmer yang berfungsi
untuk mengambil minyak pada bagian atas. Air yang lebih berat akan terus mengalir
melewati bagian bawah Skimmer, sedangkan minyak yang lebih ringan akan masuk
ke Skimmer lalu dikumpulkan di API Sump Pit. Minyak yang terkumpul
dipompakan langsung ke Sludge Tank atau melewati heater treater. Air dan lumpur
akan terus mengalir melewati bagian tengah bak, melewati Fore Bay Channel.
Minyak yang masih lolos akan ditangkap oleh Rotating Skimmer dan
dikumpulkan di Sump Pit API atau Slop Pit. Air akan terus mengalir melewati

41

barrier menuju API Stabilizer Pit dan akhirnya keluar ke suction WEMCO
Depurator.

Gambar 4.6.3 API Separator

42

5. WEMCO Depurator

Gambar 4.6.4 Wemco Depurator

43

Gambar 4.6.5 Bagian-bagian Wemco Depurator


WEMCO Depurator berfungsi untuk menurunkan oil content air buangan
yang keluar dari API Separator yang akan dibuang ke laut, sehingga memenuhi
standar air buangan <25 ppm.
Prinsip yang digunakan adalah dengan mengaduk air sehingga timbul
gelembung-gelembung udara yang akan mengikat emulsi minyak dan naik ke
permukaan. Untuk mempermudah terbentuknya gelembung dipasang bubble tray di
sebelah atas propeller/mixer.
Emulsi minyak yang naik ke permukaan sebagai buih akan disapu oleh
Rotating Skimmer ke saluran menuju Slop Pit. Untuk membantu kerja WEMCO,
sebagian gas dari Flash Gas Scrubber diinjeksikan ke inlet WEMCO. Gas akan
mengikat unsur Hidrocarbon sehingga fraksinya menjadi lebih ringan, lalu naik ke
permukaan sebagai gelembung-gelembung. Untuk membantu memecah emulsi
minyak dalam air, reverse FR 3579

diinjeksikan ke inlet WEMCO. Kapasitas

WEMCO 38.585 BPD.

44

Outlet WEMCO akan ditampung oleh bak penampung yang dapat digunakan
untuk monitor secara visual terhadap kualitas air buangan dan menahan endapan
pasir yang masih terikut. Air dari bak akan dipompa oleh empat buah Waste Water
Pump (jumlah yang digunakan tergantung kondisi) menuju laut.
6.

Heater Treater
Heater Treater adalah unit yang berfungsi untuk memecah emulsi air dalam

minyak dengan cara memanaskannya melalui media air. Normalnya feed berasal dari
API Sump Pit, Classifier Sump Pit ataupun Slop Pit, juga dari Sludge Tank untuk
sirkulasi. Emulsi dari API Separator/Classifier/Slop Pit masuk ke Heat Exchanger
untuk melakukan pertukaran panas dengan Dumping Water dari Heater Treater.
Besarnya feed yang masuk diatur oleh sebuah Control Valve pada bagian inlet, yang
flownya dapat diubah settingnya.
Dari Heat Exchanger emulsi masuk ke bagian atas vessel, menabrak tray lalu
turun ke bagian dasar melalui downcomer tube. Dari bagian bawah emulsi akan
menuju ke atas melalui media air yang telah dipanaskan oleh U tube yang mendapat
panas dari burner. Tinggi level air dijaga pada 60% tinggi vessel ( 1 di atas U tube)
oleh sebuah ILC yang mengatur bukaan ILCV untuk dumping ke API Separator.
Sebagian air yang sudah memisah di awal turun ke dasar dan sebagian yang masih
terikat dalam emulsi ikut naik melewati media yang dipanaskan sehingga akan
terpisah. Air akan turun sedangkan minyak yang lebih ringan terus ke atas ke bagian
settling space. Level minyak dijaga oleh LC yang mengatur bukaan LCV untuk
membuka/menutup outlet line ke Sludge Tank/Rerun Tank.

45

4.7

LABORATORIUM

4.7.1

Program Kerja Laboratorium


Laboratorium di Lawe lawe proses secara umum berfungsi sebagai kendali

mutu bagi hasil produksi, limbah yang di buang maupun crude oil ataupun gas yang
masuk ataupun keluar dari alat alat proses.
Adapun kegiatan masing masing laboratorium adalah sebagai berikut :

Chromatography laboratoty
Laboratorium ini menguji salah satu gas hasil pengeboran. Kandungan utama

yang diinginnkan dalam gas ini adalah metana semakin tinggi kandungan gas
metananya maka akan semakin tinggi pula harga dari gas metana tersebut. Alat yang
di gunakan untuk pengukuran ini adalah gas cromatografi yang di bantu dengan
program computer. Selain itu juga untuk menguji kadar buangan gas H2S di udara.

Crude oil laboratory


Pengujian yang dilakukan laboratory ini mengenai kualitas crude oil hasil

pengeboran, sebelum dikirimkan ke kilang minyak pertamina atau untuk di ekspor.


Hasil pengujian berupa informasi mengenai temperature oil, grafitasi ( standar API ),
viscosity, serta kandungan garam, titik beku, tekanan uap dalam minyak , BS&W,
serta kandungan sulfur crude oil.

Water analysis laboratory


Laboratorium ini melakukan pengujian terhadap air limbah hasil proses dan

air limbah hasil konsumsi harian di terminal lawe lawe. Untuk air limbah hasil
proses kandungan minyaknya harus

25 ppm untuk standar chevron. Pengujian ini

di lakukan setiap hari, dengan mengambil sampel air di outlet wemco.

46

4.7.2

Prosedur Analisa
Laboratorium yang terdapat di terminal lawe lawe digunakan untuk

menganalisa dan mensupport proses produksi. Contoh minyak yang di hasilkan


dianalisa untuk mengetahui kualitas dari minyak tersebut dan untuk mengetahui
bahan yang terkandung dalam minyak tersebut. Laboratorium juga untuk
menganalisa seberapa besar minyak yang terkandung pada air yang di buang ke laut.
Selain itu laboratorium juga menganalisa gas yang akan dikirim ke refinery
pertamina.
Tanggung jawab utama pihak laboratorium adalah menetapkan suatu program
yang berkesinambungan untuk menjamin rehabilitasi dari metode analisis dan
hasilnya dari seluruh sampel dari area proses produksi minyak bumi dan gas alam.
Sedangkan fungsi laboratorium dalam program pengendalian mutu adalah
memonitoring rehabilitas yang diperlukan dan semua hasil analisa yang dilakukan,
dilaporkan dalam bentuk laporan tertulis yang kemudian diserahkan pada departemen
yang memerlukannya dan kementerian lingkungan hidup.
Jenis jenis penganalisaan yang di kerjakan di laboratorium termuat dalam
SOP ( Standar Operational Prosedur ) Analysis ( lampiran no . ) .Secara garis besar
Jenis jenis penganalisaan yang di kerjakan adalah sebagai berikut :
1.

Crude Oil Analysis


Analisa pada minyak meliputi:
a. API gravity @ 60F
Peralatan

: Hydrometer, tabel konversi

Metode

: ASTM D-1298

Semakin ringan crude maka API gravitynya makin besar dan kualitasnya
makin baik.
b. Pour Point
Peralatan

: Chamber Bath, thermometer

Metode

: ASTM D-97

Pour Point menunjukkan suhu terendah dimana minyak mulai membeku


47

c. BS&W, %volume ( Basic, Sendimen and Water )


Peralatan

: Tube glass, Centrifuge

Metode

: ASTM D-96

Standard baku : maks. 0.5% volume


BS&W menunjukkan persentase banyaknya air dan endapan dalam minyak
d. Reid Vapor Pressure (RVP)
Peralatan

: Reid

Metode

: ASTM D-323

Standard baku : maks. 5.0 psig


Untuk melihat/mengukur tekanan vapor dan sebagainya.
2.

Water Analysis
meliputi:
a. Oil content
Peralatan

: Total Hydrocarbone Analyzer

Standard

: maks. 25 ppm

Menunjukkan kandungan minyak dalam air


b. pH
Peralatan

: pH meter

Standard

: 6.8 7.2 (mendekati netral)

Menunjukkan derajat keasaman/kebasaan dan sebagainya


Untuk menganalisis kondisi limbah cair maupun air utilitas digunakan
peralatan calorimeter. Untuk limbah cair metode atau prinsip yang di gunakan salah
satunya adalah Sentrifugasi.

48

Faktor faktor umum yang merupakan syarat syarat pada instrumentasi


analysis adalah sebagai berikut :

Ketepatan dan kepakaan

Wakru yang di perlukan untuk analisis

Hasil analisis konstan

Kerja alat yang stabil

Cara atau prinsip prinsip pengukuran

Sedangkan pada umumnya metode analisis yang di gunakan di laboratorium harus


mengikuti beberapa kriteria sebagai berikut :
A. Metode analisis yang banyak digunakan di laboratorium lain (

standar

internasional )
B. Metode analisis harus banyak di gunakan pada alat instrument laboratorium
serta di mengerti oleh technical laboratorium.

Gambar 4.7.1 Sampel dari inlet wemco dan hydrocyclone

49

Gambar 4.7.2 Outlet dari inlet Dehydrator

Gambar 4.7.3 analisa kandungan minyak dengan water bath

50

Gambar 4.7.4 hasil analisa kandungan minyak dengan spectrometic

Gambar 4.7.5 analisa kandungan phenol

51

Ph Meter

Turbidity Meter

Spectro DR 2800

Total Hydrocarbon Analyzer

Gambar 4.7.6 Alat alat yang digunakan di laboraturium

52

Tabel 1.
Standar Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas
serta panas bumi menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 19
tahun 2010.

MOE Regulation NO.19/2010 Onshore OIL & GAS Effulent Standards


Effulent Type

Parameter

Concentration

Produced Water

COD

200 Mg/l

OIL & Grasses

25 mg/l

Dissalved Sulfide (as H2s)

0.5 Mg/l

Ammonia (as NH3-N)

5 Mg/l

Total Phenol

2 Mg/l

Temperaturre

40C

Ph

6 sampai 9

TDS

4000 Mg/l

OIL & Grasses

15 Mg/l

Total Organic Carbon

110 Mg/l

Drainage Waste
Water

53

4.8

Percobaan Injeksi Bahan Kimia


Setelah

dilakukan analisa kandungan Ammonia ( NH3 ) dan Phenol

C6H5OH ) pada limbah cair yang keluar dari outlet wemco, untuk mengetahui sejauh
mana efektifitas pengolahan limbah di Chevron Indonesia Company dan apakah
kadar Ammonia dan Phenol memenuhi standar Baku mutu air limbah bagi usaha
dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi menurut peraturan menteri
negara lingkungan hidup nomor 19 tahun 2010, didapatkan hasil kandungan Amonia
15 ppm dan Phenol 18 ppm. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan standar Baku
mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi
menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 19 tahun 2010, yaitu 5
mg/l untuk ammonia dan 2 mg/l untuk total phenol.
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3 dan memiliki sumbangan
penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan
dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan
Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas
berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas
amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan
kematian. Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia
masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup.
Amonia merupakan produk dari reaksi deaminasi oksidatif yang bersifat
toksik. Pada manusia, kegagalan salah satu jenjang pada siklus urea dapat berakibat
fatal, karena tidak terdapat lintasan alternatif untuk menghilangkan sifat toksik
tersebut selain mengubahnya menjadi urea. Defisiensi enzimatik pada siklus ini dapat
mengakibatkan simtoma hiperamonemia yang dapat berujung pada kelainan mental,
kerusakan hati dan kematian. Sirosis pada hati yang diakibatkan oleh konsumsi
alkohol berlebih terjadi akibat defisiensi enzim yang menghasilkan Sarbamil fosfat
pada jenjang reaksi pertama pada siklus ini.

54

Ikan mempunyai rasio amonia yang rendah di dalam darah, karena amonia
diekskresi sebagai gugus amida dalam senyawa glutamina. Reaksi hidrolisis pada
glutamina akan menkonversinya menjadi asam glutamat dan melepaskan gugus
amonia. Sedangkan manusia hanya mengekskresi sedikit sekali amonia, yang
dikonversi oleh asam di dalam urin menjadi ion NH4+, sebagai respon terhadap
asidosis karena amonia memiliki kapasitas seperti larutan penyangga yang menjaga
pH darah dengan menetralkan kadar asam
Phenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan
terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Phenol memiliki sifat yang cenderung
asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion
tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.
Untuk mengatasi masalah Ammonia dan Phenol yang melampaui batas
standar Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta
panas bumi menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 19 tahun
2010, Chevron Indonesia Company mengambil langkah yaitu trial oleh salah satu
Perusahaan Chemical dalam hal ini PT EON, dengan pengijeksian produknya yaitu
Amonia Removal.
Amonia Removal dengan basic chemical adalah dengan kandungan < 50 %
Cl (chlorin) berupa serbuk yang ditempatkan dalam wadah (drum) dengan kapasitas
40 kg, sebanyak 15 drum dengan volume total 60 kg. Penginjeksian Ammonia
Removal ini dalam target dari PT. EON sendiri adalah 5 hari. Dengan takaran 600
ml /menit.
Titik penginjeksian Ammonia removal ditetetapkan di dua titik pada API
separator yaitu pada stabilizer 1 dan stabilizer 2 tidak dengan pengenceran
sebelumnya jadi penginjeksiannya tetap berupa serbuk dengan takaran 600 ml
/menit.

55

Setelah penginjeksian, sample dari outlet wemco di analisis untuk dapat


mengetahui pengaruh dari chemical yang di injeksikan tersebut. Pegambilan sample
satu jam setelah penginjeksian dan kemudian continue setiap satu jam. Penginjeksian
dimulai pukul 7.00, sampel diambil dari pukul 7.00, 9.00 , 11.00, 13.00 , 15.00 , dan
17.00, dibawa ke Laboraturium untuk dianalisa.
Hasil analisa sample dari outlet wemco ini menunjukan bahwa kadar dari
Ammonia dan Phenol turun, yang terendah adalah pada sampel yang diambil pada
tanggal 9 februari 2011, jam 13.00 yaitu 0.40 ppm dan 3,20 ppm memenuhi standar
Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas
bumi menurut peraturan menteri 56omput lingkungan hidup nomor 19 tahun 2010.
Hasil analisa ini juga menunjukan bahwa kadar Klorin 500 ppm. Kadar klorin yang
tinggi berbahaya untuk peralatan pembuangan limbah juga untuk ekosisitem tempat
pembuangan limbah tersebut yaitu ekosistem laut.
Tabel 3. Hasil analisa laboratorium untuk Phenol dan Amonia untuk
penginjeksian oleh PT EON
Tabel 2.
Lawe-Lawe WEMCO Outlet
Date

10

Hours

Chem. Rate

Phenol

Amonia

Free Chlorine

Total Chlorine

H2S

COD

PPM

PPM

PPM

PPM

PPM

PPM

PPM

07.00

18.30

15.10

09.00

17.30

13.40

0.03

0.04

2342

11.00

8.10

5.90

5.60

13.00

15.30

14.90

1.21

15.00

14.80

15.60

1.59

0.09

2590

17.00

14.60

15.80

0.21

07.00

17.60

18.80

0.16

09.00

14.70

17.90

1.75

0.02

2542

11.00

12.10

18.00

1.79

13.00

3.20

0.40

NIL

500

15.00

6.80

6.10

2.73

9.2

0.01

2678

17.00

6.40

6.90

2.96

8.4

18.00

5.90

5.70

3.06

10.4

56

4.9

Analisa
Proses produksi Minyak Chevron Indonesia Company berlangsung sesuai

dengan aturan dan SOP yang berlaku, secara garis besar proses produksi adalah dari
Sepinggan Production dan Yakin Production, crude oil dengan pressure 150 psig
dan 57omputer57re 85 F diterima melalui pipa yang bertemu di Tanjung Jumlai.
Crude oil masuk ke Lawe-lawe Process Plant melalui Pressure Control yang
menjaga tekanan berada pada 150 psig, dan selanjutnya melalui Emergency Shut
Down Valve sebelum akhirnya masuk ke High Pressure Separator. Di dalamnya akan
terjadi proses pemisahan berdasarkan physical properties.
Selanjutnya minyak akan dialirkan menuju Heat Exchanger sehingga
57omputer57re minyak yang keluar dapat naik menjadi 100 F dan tekanannya
turun menjadi 70-80 psig. Dari Heat Exchanger minyak dipanaskan di dalam Crude
Heater, di sini minyak dipanaskan sampai temperaturnya mencapai 150 F, dengan
tujuan untuk memecah emulsi minyak-air sehingga proses pemisahan berikutnya
menjadi lebih mudah. Berikutnya dilakukan proses pemisahan di dalam Low
Pressure Separator dengan pressure dan 57omputer57re 150 F, selanjutnya
minyak dialirkan ke Gas Boot lalu ke Crude Stabilizer Tank. Pressure di dalam
Stabilizer Tank mendekati tekanan udara luar (Atmospheric Pressure) sehingga
diperlukan pompa untuk mengalirkan minyak dari Stabilizer Tank ke vessel
berikutnya. Dari Stabilizer Tank minyak dialirkan ke Horizontal Electrostatic
Dehydrator untuk diturunkan nilai BS&W-nya sehingga memenuhi standard
permintaan. Minyak dari Dehydrator yang suhunya masih cukup tinggi (140F)
dimasukkan kembali ke Heat Exchanger untuk memberikan panasnya ke minyak
yang masuk dari High Pressure Separator. Selanjutnya minyak dialirkan ke Storage
Tank.
Semua proses yang berlangsung di monitoring atau di control secara berkala
dan continyu. Dan semuanya dikontrol secara baik dan teratur. Plant Proses
bekerjasama dengan Instrument selalu melakukan pengecekan Temperatur ( T ) dan
Preassure ( P ) pada alat alat utama Plant Proses sehingga temperature dan tekanan
tetap terjaga, dan proses produksi berjalan Optimal.

57

Kinerja semua alat di waste water treatment system sudah sangat optimal hal
ini dilihat dari TPH ( Total Petroleum Hydrocarbon ) yang berada dibawah ambang
batas <25 ppm, hal itu juga terlihat dari sample outlet wemco yang jernih yang oil
contentnya hanya dapat di lihat dengan infra red.
Laboratorium yang mempunyai fungsi penting

untuk menganalisa dan

mensupport proses produksi. Contoh minyak yang di hasilkan dianalisa untuk


mengetahui kualitas dari minyak tersebut dan untuk mengetahui bahan yang
terkandung dalam minyak tersebut. Laboratorium juga untuk menganalisa seberapa
besar minyak yang terkandung pada air yang di buang ke laut. Selain itu
laboratorium juga menganalisa gas yang akan dikirim ke refinery dalam hal ini
pertamina. Hasil analisa tersebut dilaporkan dalam suatu laporan tertulis ataupun
main frame 58omputer yang akan dapat dibaca oleh bagian atau departemen yang
memerlukannya. Laboraturium selalu melaporkan hasil analisa sampel yang keluar
dari alat alat utama Plant proses juga dari pengolahan Limbahnya sehingga kinerja
alat alat yang digunakan untuk proses produksi dapat diketahui efektifitas dan
kemampuan yang optimal, dan apabila menurun segera dilakukan pengembangan
atau pun langkah langkah yang perlu untuk segera mengoptimalkan kembali.
Tanggung jawab utama pihak laboratorium adalah menetapkan suatu program
yang berkesinambungan untuk menjamin rehabilitasi dari metode analisis dan
hasilnya dari seluruh sampel dari area proses produksi minyak bumi dan gas alam.
Sedangkan fungsi laboratorium dalam program pengendalian mutu adalah
memonitoring rehabilitas yang diperlukan dan semua hasil analisa yang dilakukan.
Fasilitas laboraturium yang sudah lengkap juga sangat mendukung kinerja
laborautium untuk analisa lebih lanjut.
Penginjeksian Amonia Removal oleh PT. EON, belum efektif

hal ini

desebabkan karena lokasi atau titik penginjeksian pada sisitem pengolahan limbah
yang belum tepat dan juga proses pencampuran yang kurang baik.P

58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Salah satu unit produksi Chevron Indonesia Company yang terletak di Lawe
Lawe, merupakan Plant untuk memperoses lebih lanjut minyak bumi dan gas
alam yang di kirim dari Sepinggan, Yakin, dan Seturian.
Proses yang terjadi di terminal Lawe Lawe merupakan proses pemisahan
minyak bumi dan gas yang terakhir sebelum di jual atau di simpan di storage dan
sebelum dikirim ke Refineri pertamina.
Proses peminsahan minyak bumi di terminal Lawe Lawe terdiri dari unit:

1 buah High Pressure Separator (1001S)

3 buah Crude-Crude Heat Exchanger (901 A1/A2/A3) dihubungkan


secara seri

2 buah Direct Fired Crude Heater (501 A/B) dihubungkan secara paralel

1 buah Low Pressure Separator (1000S)

1 buah Gas Boot (1003S)

1 buah Horizontal Electrostatic Dehydrator (1007S)

Penginjeksian chemical (Reverse Demulsifier) pada inlet wemco depurator


berfungsi memecah emulsi minyak sangat membantu kinerja dari wemco
depurator sehingga oil content dari waste water yang di buang ke laut memenuhi
standar baku mutu.
Sarana dan prasarana di laboraturium yang sudah lengkap sangat memebantu
optimalisasi analysis untuk analisa analisa sampel waste water maupun crude
oil.
Penginjeksian ammonia removal oleh PT. EON belum efektif. Hal ini
disebabkan karena karena lokasi atau titik penginjeksian pada sisitem
pengolahan limbah yang belum tepat dan juga proses pencampuran yang kurang
baik,

59

5.2

Saran

Perlu dilakukan study untuk menentukan titik injeksi yang optimum agar kadar
penginjeksian lebih efektif.
Harus di lakukan proses pencampuran yang lebih baik dan terencana, dengan
komposisi dan peralatannya.

60

DAFTAR PUSTAKA

Kern, D. Q., 1959, Process Heat Transfer Mc Graw-Hill Book Company, Inc.,
New York.
Brown, G. G. 1950. Unit Operation, John Wiley and Son Inc., New York
Perry, R. H., 1984, Perrys Chemical Engineers Handbook, McGraw-Hill Book
Company, Nem York.
Otto Soemarmo, 2007, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajahmada
University Press, Yogyakarta.
Ir. Abdul Wahab Abdoel Kahir, 2004, Dasar-dasar Perminyakan Untuk Para
Pekerja Non Teknis, PT Perca.
Supranto, 2008, Konservasi Energi, Wimaya Press Veteran Yogyakarta.
Hardjansoemantri, K. 1994, Hukum Tata Lingkungan, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Info Dampak Penggunaan Minyak Bumi
http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/,
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1894240-proses-penyulinganminyak-bumi/
Laboratory Analysis Log Book Outlet WEMCO Full Analysis, Laboratoy Of Lawelawe, Terminal Lawe-lawe.
Ammonia dan Phenol, http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pe,bentukanminyak-bumi/, http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/1894240-prosespenyulingan-minyak-bumi/

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai