Analisis Prinsip Kerja dan Proses Instalasi artificial lift Electric Submersible
Pump (ESP Pump) pada Sumur X serta Alur Produksi di Stasiun Y
Disusun Oleh:
Aisyah Latifah (1506717916)
LEMBAR PENGESAHAN
Dr. Ir. Yuliusman, M. Eng Dr. Bambang Heru Susanto, S.T., M.T
(NIP. 196607201995011001) (NIP. 197005271997021001)
Universitas Indonesia
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Universitas Indonesia
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kerja praktek di PT.
Medco E&P Indonesia beserta laporan kerja praktek ini.
Laporan kerja praktek ini merupakan salah satu persyaratan akademis dalam
rangkan meraih gelar sarjana di Departemen Teknik Kimia Program Studi Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Dalam menyelesaikan kerja praktek ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah, Ibu dan Kakak selaku keluarga yang selalu memberi dukungan dan doa.
2. Dr. Ir. Asep Handaya Saputra, M.Eng. selaku Ketua Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
3. Dr. Ir. Yuliusman, M.Eng. selaku koordinator mata kuliah Kerja Praktek.
4. Dr. Bambang Heru Susanto, S.T., M.T selaku dosen pembimbing kerja praktek.
5. Bapak Sriyono sebagai Sekretaris Pusat Administrasi Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
6. PT. Medco E&P Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada
penulis untuk melaksanakan kerja praktek.
7. Mas Hario, Mas Poltak, Mas Bondan, dan Mas Dyat selaku pembimbing kerja
praktek yang senantiasa memberikan bantuan dan saran selama pelaksanaan kerja
praktek
8. Pak Erwin selaku manager Drilling and Completion Department PT. Medco E&P
Indonesia.
9. Pak Rully selaku Penanggung Jawab HRD yang telah membantu administrasi kami
sebagai mahasiswa Kerja Praktek
10. Pak Andes, Pak Heri, Mas Gianna, Mas Indarman, Mas Dono, Mas Izzul,Mas
Derry, Om Jarrot dan seluruh pihak di departemen Well Maintanance PT. Medco
E&P Indonesia Kaji-Rimau Asset.
11. Pak Febri, Pak Sugito, Pak Hari, Pak Ridwan, Pak Sukimin, Pak Mujalin dan
seluruh pihak di departemen drilling PT. Medco E&P Indonesia Kaji-Rimau Asset
Universitas Indonesia
v
Penulis
Universitas Indonesia
vi
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
vii
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
viii
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak bumi dan gas bumi telah membawa kemajuan yang pesat kepada
dunia ini, sehungga jika seandainya minyak bumi tidak ada, maka dunia tidak akan
semaju seperti sekarang ini. Dalam kehidupan sehari hari, hampir selalu dijumpai
produk-produk yang berasal dari minyak bumi, baik produk yang berasal dari
kilang minyak atau produk petrokimia. Minyak dan gas bumi merupakan
komoditas penting, tidak saja pada masa lalu dan saat ini, tetapi akan berperan
sebagai penyumbang terbesar energy dunia beberapa decade kedepan. Minyak dan
gas bumi dapat ditemukan atau dihasilkan dengan proses pertambangan, inilah
yang disebut industri pertambangan minyak dan gas bumi.
Industri Migas merupakan satu industri yang memiliki resiko yang tinggi
(high risk), penggunaan teknologi canggih (high technology), dan sumber daya
yang terlatih serta besarnya capital yang diperlukan (high capital). Ada empat
faktor yang membuat industri hulu migas berbeda dengan industri lainnya, antara
lain: pertama, lamanya waktu antara saat tejadinya pengeluaran (expenditure)
dengan pendapatan (revenue). Kedua, keputusan yang dibuat berdasarkan resiko
dan ketidakpastian tinggi serta melibatkan teknologi canggih. Ketiga, sector ini
memerlukan investasi biaya capital yang relative besar. Keempat, dibalik semua
resiko tersebut, industri migas juga menjanjikan keuntungan yang sangat besar.
PT. Medco E&P Indonesia merupakan perusahaan eksplorasi dan produksi
minyak serta gas bumi swasta pertama di Indonesia, yang merupakan anak
perusahaan dari PT Medco Energi Internasional, Tbk. PT. Medco E&P Indonesia
melakukan pencarian (eksplorasi) minyak migas, dengan cara yaitu, Eksplorasi,
yang meliputi survey permukaan, seismic, dan pemboran; Eksploitasi, yang
meliputi pemboran pengembangan dan produksi; Pengolahan yang meliputi
distilasi dan perangkahan (cracking); dan Pemasaran, yang meliputi distribusi dan
penjualan.Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTK
FTUI) pada awalnya didirikan dengan nama Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia
atas kerjasama Perusahaan Minyak Nasional dan Universitas Indonesia guna
memenuhi kebutuhan nasional akan SDM yang mampu menangani proses
9 Universitas Indonesia
10
pengolahan gas dan minyak bumi. Untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten
dan siap bersaing dalam dunia kerja, DTK FTUI mensyaratkan mahasiswanya
untuk melakukan kerja praktek di perusahaan yang bergerak di bidang yang sesuai
core competence teknik kimia. Melalui kerja praktek ini, mahasiswa diharapkan
tidak hanya mengaplikasikan ilmu yang dipelajari selama bangku kuliah saja, tetapi
juga mendapatkan pengetahuan yang aplikatif sehingga akan menciptakan peluang
yang lebih besar bagi terciptanya inovasi-inovasi baru dalam mengoptimalkan
suatu proses produksi. Selain itu mahasiswa juga diharapkan mendapatkan
pengalaman secara langsung dalam menghadapi permasalahan nyata yang ada pada
suatu industri dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya.
Sehingga atas dasar itulah dengan Kerja Praktek ini, penulis berharap dapat
mempelajari dan menimba ilmu dari praktisi dan pakar yang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam proses eksplorasi dan produksi minyak bumi. PT. Medco E&P
Indonesia kemudian menjadi pilihan yang tepat bagi penulis. Hal ini dikarenakan
integritas PT. Medco E&P Indonesia yang merupakan perusahaan eksplorasi dan
produksi minyak serta gas bumi swasta pertama di Indonesia.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu mata kuliah yang diwajibkan bagi mahasiswa Departemen
Teknik Kimia FTUI untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)
2. Mengetahui gambaran mengenai penerapan ilmu Teknik Kimia yang telah
diperoleh dari kegiatan perkuliahan di Departemen Teknik Kimia FTUI dalam
proses eksplorasi dan produksi minyak bumi, khususnya proses drilling di PT.
Medco E&P Indonesia.
3. Mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapannya di lapangan
mengenai drilling.
4. Mendapatkan kesempatan untuk menganalisis permasalahan yang mungkin terjadi
di lapangan dan mengetahui tindakan penanganan yang tepat.
5. Memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai proses-
proses yang ada di industri perminyakan secara teori dan praktik.
6. Memahami dan membiasakan diri di dunia kerja dengan lingkungan perusahaan.
Universitas Indonesia
11
Tanggal Agenda
5 Juni 2018 Melengkapi administrasi di Kantor PT. Medco E&P
Indonesia, Jakarta. Mengikuti orientasi dan pengenalan
tentang Medco dan Departemen Drilling.
Mengerjakan tugas baca mengenai dasar-dasar proses
pengeboran dan lumpur pengeboran.
Menyiapkan bahan dan melakukan presentasi didepan
pembimbing terkait proses pengeboran, lumpur pengeboran,
dan pendesainan rig.
6 Juni 2018 Mengerjakan tugas baca mengenai komplesi, workover, well-
service, dan stimulasi.
Mengerjakan tugas baca mengenai frakturasi (konvensional
dan hiway), perforasi (konvensional dan abrasijet)
7 – 18 Juni 2018 Mengerjakan tugas baca mengenai frakturasi (konvensional
dan hiway), perforasi (konvensional dan abrasijet)
Mengerjakan tugas baca mengenai overviewing of fracturing
treatment
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN PT. MEDCO E&P INDONESIA
1980 Didirikan tahun 1980 oleh Arifin Panigoro sebagai perusahaan kontraktor
pengeboran yang bernama Meta Epsi Pribumi Drilling Company
(MEDCO).
1992 Medco membeli hak pengeboran lahan minyak dan gas di Kalimantan Timur
dari perusahaan US yang bernama Tesoro. Kontrak tersebut berupa
Technical Assistance Contract (TAC) dan Production Sharing Contract
(PSC). Dengan demikian, selain memberikan jasa kontraktor pengeboran,
Medco juga dapat meraup hasil atas pengeborannya sendiri dan
menjadikannya perusahaan minyak dan gas.
1994 Medco menjadi perusahaan minyak dan gas terbuka pertama pada Bursa Efek
Jakarta.
1995 Mengakuisisi PT Stanvac Indonesia dari Exxon dan Mobil yang memiliki 3
blok minyak dan gas di Sumatra Selatan: South & Central Sumatra, Rimau,
dan Pasemah.
1996 Menemukan lapangan minyak yang sangat besar di lapangan Kaji dan
Semoga, Rimau, Sumatra Selatan.
1997 Memasuki bisnis industri hilir bekerja sama dengan Pertamina
mengoperasikan pabrik Metanol di pulau Bunyu.
2000 Menambahkan 3 area kerja baru yaitu Blok Simenggaris, Western Madura
dan Senoro-Toili. Serta menemukan lapangan minyak di Soka, Sumatra
Selatan.
2002 Mengakuisisi 25% Blok Tuban.
2003 Menandatangani Perjanjian Pemasokan Gas dengan PLN (Perusahaan Listrik
Negara) untuk memberikan persediaan gas untuk South & Central Sumatra
PSC.
2004 Mendapatkan saham 100% Novus Petroleum Ltd, menjadikan perusahaan
dapat berkembang kedalam industri minyak dan gas tingkat Internasional
15 Universitas Indonesia
16
2005 Memperoleh Oil & Gas Exploration and Production Sharing Agreement di
Area 47 dari pemerintahan Libya. Mendapatkan Langsa Block dan
Sembakung Block di Indonesia.
Menyetujui Operation & Management Agreement dengan PLN untuk
mengoperasikan pembangkit listri tenaga batu bara Tanjung Jati B dengan
kapasitas 2 x 660 MW.
2006 Mendapatkan Kontrak Jasa selama 10 tahun di lapangan minyak Karim Small
di Oman. Mendapatkan proyek geothermal di Sarulla, Sumatra Utara
dengan kapasitas 3 x 110 MW.
2007 Melakukan pemboran pada sumur eksplorasi di Area 47 di Libya dan
mendapatkan 6 penemuan potensi minyak. Meluncurkan pilot project
Enhanced Oil Recovery di Rimau Block.
Dipercaya untuk mengembangkan Senoro Gas dan LNG Project melalui
kerjasama dengan PT. Donggi-Senoro LNG (DSLNG).
2008 Menandatangani Production Sharing Agreement dengan pemerintah Yemen
untuk Block 82 dan 83.
2009 Menandatangani Perjanjian Penjualan LNG dengan pembeli dari Jepang dan
Korea.
2010 Mendapatkan operatorship di Libya dan membuat 3 temuan. Perpanjangan
kontrak 20 tahun untuk Blok South & Central Sumatra, Blok A, dan Blok
Bawean, Indonesia.
2011 Memperoleh persetujuan komersialisasi untuk Area 47, Libya.
2012 Mengakuisisi Blok 9 Malik, Yaman. Pengiriman perdana batu bara
sebanyak 38000 ton. PROPER Emas untuk Blok Rimau selama 2 tahun
berturut-turut.
2013 Mengamankan pendanaan proyek senoro sebesar 260 juta US$. Persetujuan
asset (Swap) dengan Salamander untuk asset Bangkanai dengan
Simenggaris dan Bengara.
2014 Mengakuisisi delapan wilayah kerja dan gas di Tunisia, melalui akuisisi
Storm Venture International (Barbados) Ltd.
Universitas Indonesia
17
2016 Produksi minyak dan gas mencapai 66 MBOEPD. Dinobatkan sebagai Gold
PROPER Environmental Award untuk Rimau PSC.
Universitas Indonesia
18
DC
D
Drilling
Drilling
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
23
yang didapatkan oleh geologist dan geophysicist kemudian data diolah dan dikirim
kepada reservoir engineer yang berada pada Petroleum Engineering Department.
Reservoir Engineer bersama dengan Geology and Geophysics. Department
akan membahas mengenai reservoir dan karakteristiknya secara mendetail.
Dari hasil analisis GNG dan RE, Production Engineer dari Petroleum
Engineering Department akan mengolah data berkaitan dengan potensi produksi
yang mungkin dilakukan. Estimasi rate produksi dan bagaimana akan
diproduksikan, apakah akan menggunakan natural flow, artificial lift atau
diperlukannya stimulasi merupakan hal – hal yang menjadi fokus pada Production
Engineer. Production Engineer juga yang menentukan ukuran dan spesifikasi
tubing karena berkaitan erat dengan proses produksi nantinya. Setelah ukuran
tubing ditentukan barulah masuk ke fasa drilling.
Request yang masuk ke Drilling and Completion Department terdiri dari
Request to Drill (RTD) yang diajukan oleh Geology Engineer dan Geophysics
Engineer (GnG) kepada Drilling Engineer. Completion Memo yang diajukan dari
Petroleum Engineer Department ke Completion Engineer / Field Workover
Engineer. Well Reconditioning Request (WRR) dibuat oleh Reservoir Engineer
dengan input production method oleh Production Engineer serta masukan GnG.
Well-Service Mechanical (WSM) Request dari Production Engineer ke
Completion/Workover Engineer, request hanya berkisar pada artificial lift,
downhole equipment atau near wellbore problem.
Universitas Indonesia
24
Pada Blok Rimau terdiri dari tiga lapisan formasi, yaitu Formasi Telisa,
Baturaja dan Talang Akar. Ketiga formasi ini memproduksikan minyak, gas dan
air. Formasi Telisa merupakan endapan Lowstand system track dan di lapangan
Kaji – Semoga sebagai reservoir yang baik untuk minyak dan gas. Satuan batupasir
Telisa ini sebagai Barier Sand pada lapangan Kaji, dan di lapangan Semoga
sebagai Tidal Sand Flat, dengan demikian satuan batu pasir Telisa ini mempunyai
potensi sebagai Stratigraphic trap (perangkap stratigrafi) atau kombinasi antara
perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.
Blok Rimau reservoirnya terbagi menjadi dua, yaitu Rimau yang terdiri dari
Lapangan Kaji dan Semoga yang merupakan reservoir terbesar pada Blok Rimau
dan Old Rimau yang terdiri dari Lapangan Langkap, Kerang, Tabuan, Rimbabat
dan Rumbiyang merupakan reservoir kecil. Karena Rimau merupakan reservoir
yang besar maka sistem sumurnya menggunakan sistem cluster
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
26 Universitas Indonesia
27
3. Completion
Merupakan tugas dari departemen well mantainance
Prosesnya yaitu:
a. Dibersihkan terlebih dulu mudnya
b. Logging jobs
c. Perforasi
d. Well test untuk mengetahui kapasitas produksi
4. Pembangunan stasiun dan fasilitas lainnya
5. Pengeboran sumur – sumur lainnya dilokasi
Perbedaan well service dengan work over yaitu:
a. Well service: hanya didalam sumur saja, tidak mencapai formasi well
b. Workover/ Well Service Reservoir (WSR): sudah mencapai formasi
well
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
Half length (bentuk dari frakturasi) panjangnya dapat mencapai 200 – 300
ft, tinggi mencapai 50 ft, lebar 0,5 – 1 inch.
Pasir digunakan untuk menahan pecahan hasil frakturasi tidak menutup
kembali
Fracturing van: tempat kontrol
Minimal digunakan 2 pompa untuk frakturasi
Instrumen blender digunakan untuk mencampur pasir dan gel. Gel
digunakan untuk membuka pecahan sekaligus membawa pasir ke pecahan
Instrumen manifold digunakan untuk menyatukan pompa untuk disalurkan
ke stasiun
Sand silo yaitu tanki berisi pasir
3. Squeeze cementing
Squeeze cementing yaitu proses memompakan dan memampatkan semen
dengan memberikan tekanan dari 200 psig – 1000 psig kepada semen di
depan lubang perforasi, sehingga membentuk endapan semen yang
menutup lubang perforasi.
Apabila setelah cementing masih mengalami kebocoran, maka sumur dapat
dipasang bridge plug atau casing patch.
4. Acidizing
Acidizing yaitu proses injeksi asam ke dalam formasi untuk
meningkatkan permeabilitas formasi di sekitar lubang bor dari
penyumbatan lubang formasi.
Apabila permeabilitas turun maka minyak akan sulit mengalir
meskipun porositasnya besar.
Untuk minyak dapat mengalir bila porositas dan permeabilitas tinggi.
Asam yang biasa dipakai yaitu HCl, biasa digunakan untuk melarutkan
limestone.
Gabungan dari HCl dan HF digunakan untuk melarutkan sandstone.
Material – material acidizing yaitu:
1. Fresh water
Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
B. Rig Equipment
1. Elevator
Untuk mengangkat Tubing
2. Tubing Spider Slip
Untuk lifting tubing
3. Bowen Power Swivel
Untuk memutar rangkaian tubing/ Drillpipe pada saat drillout cement/ restriction dalam
sumur
4. Pompa
Unuk memompa killing fluid ketika diperlukan sirkulasi
5. Accumulator
Untuk bantu membuka menutup BOP (Annular, Ram BOP).
6. Shifting Tool
Untuk membantu buka-tutup SSD
7. BPV (Back Pressure Valve)
Salah satu jenis check valve biasanya dipasang di tubing hanger untuk mengisolasi
production tubing. BPV didesain untuk menahan tekanan dari bawah namun
memungkinkan cairan untuk dipompa dari atas yang diperlukan untuk tujuan well
control.
8. ESP (Electric Submersible Pump)
Salah satu metode artificial lift dengan menggunakan electric motor sebagai penggerak
pompa yang dipasang didalam sumur.
Universitas Indonesia
33
Gambar (Alat)
Elevator Pump
Mesin bubut
Gambar (Alat)
Universitas Indonesia
34
Gambar (Alat)
Deselter Desander
Universitas Indonesia
35
Gambar (Alat)
Universitas Indonesia
36
Gambar (Alat)
Ram Annular
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Analisis Prinsip Kerja dan Proses Instalasi artificial lift Electric Submersible
Pump (ESP Pump) pada Sumur X
4.1.1. Latar Belakang
Penurunan tekanan reservoir akan terjadi seiring dengan diproduksinya
hidrokarbon dari rreservoir. Jika tekanan reservoir sudah tidak mampu untuk
mengangkat fluida ke permukaan, maka diperlukan peralatan tambhan untuk
membantu mengangkat fluida sampai ke surface yaitu dengan metode pengangkatan
buatan (Artificial Lift). Terdapat beberapa metode pengangkatan buatan yang
digunakan oleh PT. Medco E&P yaitu Pompa Angguk dan ESP. Tujuan dari kegiatan
yang dilakukan pada sumur ini ialah melakukan penggantian Sucker Rod Pump (SRP)
menjadi ESP. Sucker Rod Pump ialah pompa yang dioperasikan menggunakan pompa
angguk. Dibagian dalam bagian pompa terdapat barrel dan plunger. Sementara, ESP
(Electric Submersible Pump) pump ialah pompa yang digerakkan sentrifugal oleh
motor listrik yang dipasang didalam sumur.
Adanya penggantian artificial lift yaitu dikarenakan terjadi penurunan laju
produksi di sumur X secara terus – menerus, penurunan level minyak didalam sumur
serta penurunan efisiensi pompa dari 80% hingga mencapai 12%. Data laju produksi
terakhir pada sumur X sebelum dilakukan penggantian yaitu laju produksi liquid
sebesar 51 BLPD, laju produksi minyak 27 BOPD, laju produksi gas 11 MSCFD, dan
water cut 46,1%. Maka dari data – data tersebut, diputuskan untuk dilakukannya
penggantian artificial lift.
38 Universitas Indonesia
39
Jenis bit yang digunakan pada rig ini yaitu rockbit. Bit ini digunakan untuk milling
kotoran – kotoran yang berada di dalam sumur yang sulit dibersihkan.
3. Tubing tong
Berfungsi untuk membuka atau menyambung string/tubing.
4. Slip
Menahan string
5. String/tubing
Pipa yang digunakan untuk membersihkan sumur dan kemudian akan digunakan
untuk produksi.
6. Trip tank
Untuk mengisi cairan di dalam sumur agar cairan sumur tidak keluar. Dengan
menggunakan trip tank, dapat memonitor loss yang dikeluarkan. Loss dilihat dari
jumlah kenaikan liquid pada trip tank. Bila jumlah cairan di trip tank lebih besar
dari wellbore maka kemungkinan ada kick (terdapat aliran dari formasi ke
wellbore). Bila cairan di trip tank ikut turun saat pada wellbore menurun melebihi
pipe displacement maka terdapat loss (liquid yang masuk kedalam formasi).
Jumlah liquid yang ada di trip tank dan wellbore harus sama. Trip in disebut juga
Run in Hole (RIH) dan trip out disebut juga Pull Out of Hole (POOH).
7. Elevator
Untuk mangangkat string, dipasang pada link yang digantung pada travelling
block.
8. Travelling Block
Untuk menghubungkan drilling line dengan string yang akan diangkat.
9. Poorboy Separator
Untuk memisahkan gas dari minyak agar aliran gas dapat diarahkan ke flare dan
dibakar. Biasa digunakan untuk kill well pada gas well.
10. BOP
Dipasang dibagian well head saat proses maintanance untuk mencegah blow out
(aliran tak terkendali yang mencapai permukaan/surface).
11. Wellhead
Universitas Indonesia
40
- Peralatan yang dipasang pada bagian atas sumur yang berfungsi untuk menjaga
integrity sumur sehingga tidak bocor keluar.
- Terdapat beberapa section A,B,C,D.
- Tahapan - tahapan pemasangan wellhead yaitu:
a. setelah surface casing terpasang, well head section A dipasang, kemudian
dipasang BOP.
b. Dilakukan pengeboran
c. Pemasangan casing yang lebih kecil.
d. Diatas flange section A dipasang section B. dibagian section B terdapat
casing intermediate dan casing hanger. Pada section B,C,D terdapat casing
hanger. Casing hanger ditaruh diatas casing intermediate.
e. Dilakukan pengeboran.
f. Casing production dirun
g. Casing hanger dipasang lagi di section C. section C untuk production.
h. Masuk ke proses completion yang betujuan untuk menyelesaikan sumur
untuk siap diproduksi atau mengetes hidrokarbon.
i. Section D yaitu pemasangan Xmas tree setelah proses swab (perlakuan
injeksi atau menimba, kemudian menyedot liquid dari formasi
menggunakan sandline). Xmas tree dapat dipasang baik sebelum swab
maupun setelah proses swab.
Proses yang dilakukan pada rig ini yaitu sumur di bor terlebih dahulu kemudian
dilakukan well testing. Apabila produksi yang ditunjukan bagus, barulah dipasang
instalasi pipeline untuk mengalirkan minyak yang didapat. Namun, apabila ternyata
ditunjukkan produksinya sedikit, minyak ditampung dan dipindahkan menggunakan
truk. Berikut merupakan lampiran dokumentasi peralatan yang berada di lokasi sumur
X:
Universitas Indonesia
41
Gambar (Alat)
Draw Work
Elevator + Swivel
Universitas Indonesia
42
Packer
Compressor
Safety Cram
Universitas Indonesia
43
Poorboy Separator SR
Trip Tank
Tilting Rem
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
6. Kabel
a. Round Cable: untuk menyambung listrik dari wellhead ke
panel
b. Flat Cable: untuk menyambung listrik dari wellhead ke MLE
c. Plug in (MLE):
- Barang berasal dari rusia
- Berfungsi untuk menyambung listrik dari kabel ke motor
- Tanpa splicing (sambungan kabel)
- Langsung dicolokkan saja ke motor
- Lebih sederhana
- Bahannya galvanis
- Lebih mahal
d. Tap in (MLE):
- Harus disambung dengan splicing
- Waktu instalasi lebih lama
- Berbahan dasar monel
7. Sensor
o Berfungsi untuk mengetahui tekanan dan temperature sumur
B. Komponen Surface
8. Panel control PFD
o Untuk mengatur kecepatan putaran motor dengan cara
mengatur besarnya frekuensi listrik
9. Penetrator
o Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari luar wellhead
ke bagian dalam wellhead dan mempunyai system sealing yang
mencegah aliran gas dari dalam sumur bocor/keluar.
10. Pinnacle (Brand dari penetrator)
o Harus di epoxy terlebih dahulu sebelum disambungkan ke
kabel
Universitas Indonesia
46
Gambar
Motor Penetrator
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
Universitas Indonesia
49
1. Persiapan Peralatan
Install BPV.
Release on of tool.
N/D Top wellhead.
POOH and lay down Circulate and clean
N/U BOP stack
SR + on of tool. out well.
Test BOP function.
N/D SR BOP
Retrieve BPV
Downhole Equipment
Tabel 4.3 Downhole Equipment
Universitas Indonesia
50
2. Swabbing Process
Universitas Indonesia
51
Swabbing Result
Sebelum pemasangan ESP dilakukan, perlu dilaksanakan swabbing process untuk
mengetahui apakah kondisi sumur cocok untuk dipasang ESP. Terdapat pula
persyaratan untuk dilakukannya instalasi yaitu apabila laju swabbing kurang dari 5
bbls/15 menit maka perlu dilakukan acidizing sebelum pemasangan ESP. Berikut
adalah data hasil swabbing:
Date: June 25th 2018
Depth (ft): 1700
Fluid level (ft): 1132
Recover (bbls): 3.3
Total Recover (bbls): 84.8
Water cut (%): 100
Maka dari data berikut, pemasangan ESP dapat dilakukan karena sudah sesuai dengan
persyaratan awal dan tidak perlu dilakukan acidizing terlebih dahulu.
3. Instalasi ESP
Universitas Indonesia
52
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
2. Lalu, gas masuk ke alat scrubber (fungsinya untuk mencuci gas dan memperangkap
sisa minyak/kondensat). Sementara, minyak masuk ke FWKO.
3. Gas yang dihasilkan dari scrubber digunakan untuk:
a. Gas yang kemudian dialirkan ke kompresor kaji digunakan untuk gas lift
dan sebagai fuel untuk power plant. Kompresor berguna untuk
meningkatkan tekanan gas yang diinjeksikan ke sumur gas lift. Gas yang
terproduksi dari sumur akan dikirimkan kembali ke stasiun Y untuk
digunakan power plant digunakan sebagai bahan bakar generator. Generator
akan mengahsilkan listrik yang digunakan untuk kebutuhan seluruh field
termasuk untuk menghidupkan artificial lift (ESP, SRP, dan lain – lain).
b. Gas yang diproduksi. Saat ini seluruh gas di Rimau digunakan keperluan
internal sehigga tidak dijual.
4. Free Water Knock Out (FWKO) berfungsi untuk memisahkan gas,dan air yang
masih tersisa didalam minyak.
– Pemisahan berdasarkan perbedaan massa jenis. Massa jenis minyak lebih ringan
maka berada diatas sementara air dibawah.
– Minyak keluar secara overflow, sementara air mengalir ke sumur. Air dialirkan ke
wash tank.
– Level air di FWKO tidak boleh rendah karena akan menyebabkan minyak keluar
lewat bawah.
5. Setelah itu, minyak dipanaskan menggunakan heater untuk menaikan suhu agar
sedimen dan material lainnya yang tidak dibutuhkan terpisah dari minyak dan
tertinggal di wash tank.
6. Lalu, minyak keluar secara overflow dan masuk dengan gravitasi tanpa memakai
pompa ke storage tank. Dari storage tank lalu dipompakan melewati meter lalu
dikirimkan ke sales point Meter berfungsi untuk mengukur jumlah barrel minyak
agar dapat dipastikan minyak yang diterima dilokasi sama dengan yang telah
diproses.
7. Air lalu masuk ke skimmer tank. Untuk memisahkan kembali sisa air dengan
minyak. Minyak lalu terakumulasi dan keluar secara overflow. Sementara, air
Universitas Indonesia
57
keluar masuk ke water tank yag kemudian dialirkan dan digunakan untuk water
injection. Water injection berfungsi untuk menjaga tekanan reservoir agar tidak
turun sehingga bisa berproduksi dengan baik.
Sampling Analysis di Laboratorium Stasiun Y
1. FWKO 1:
- Sampling Minyak: Kandungan air lebih banyak dari minyak
- Sampling Air: Jernih
2. FWKO 2:
- Sampling Minyak: Kandungan air sedikit
- Sampling Air: Jernih
3. FWKO 4:
- Sampling Minyak: Kandungan air sedikit
- Sampling Air: Jernih
4. FWKO 5:
- Sampling Minyak: Kandungan air lebih banyak dari minyak
- Sampling Air: Masih ada kandungan minyak
5. Heater 3:
- Sampling Minyak: Sekitar 1% air
6. Sample Air Sungai
7. Sample Air (Water Treatment)
Universitas Indonesia
58
Universitas Indonesia
59
Gambar (Alat)
Universitas Indonesia
60
Gambar (Alat)
Metering
Calibration Tool
Control Room
Water Transfer Pump
Universitas Indonesia
61
Sample Minyak
Sample Water
Demulsifier
Toluene
Indicator pH pH Meter
Mix Alcohol
Salt Detector
(Butanol dan Metanol)
Universitas Indonesia
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut:
1. Latar belakang penggantian SRP menjadi ESP yaitu penurunan laju produksi di
sumur X dan penurunan efisiensi dari SRP.
2. ESP cocok digunakan untuk sumur yang tekanan reservoirnya sudah jauh menurun,
water cut tinggi, dan laju produksi yang rendah.
3. Hasil swabbing process menunjukkan bahwa swab rate >5 bbls/menit maka tidak
perlu dilakukan acidizing lagi sebelum pemasangan ESP.
4. Produksi pada sumur X mengandung banyak air. Hal ini terlihat dari hasil swabbing
process yang menunjukkan water cut sebanyak 100%
5. Berdasarkan hasil setelah pemasangan ESP di sumur X menunjukan bahwa dengan
mengganti pompa menjadi ESP laju produksi liquid dan laju produksi minyak
menjadi naik secara signifikan.
6. Pada stasiun Y dilakukan 4 analisis sampel yaitu: analisis pH, analisis turbidity,
analisis kandungan garam, dan analisis water cut.
5.2 Saran
1. Pengecekan dan penggantian peralatan di lapangan maupun stasiun dapat dilakukan
sebelum terjadinya kondisi dimana efisiensi pompa dan laju produksi menurun
tajam serta dilakukan secara periodik.
2. Beberapa peralatan rig seperti tangga dan lantai rig yang sudah mengalami korosi
dan sudah rapuh dapat diganti untuk menjaga keselamatan pekerja.
3. Melakukan instalasi alarm di setiap peralatan pada stasiun Y sehingga bila terjadi
masalah sumbernya dapat segera diketahui dan diatasi.
62 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
63 Universitas Indonesia