Anda di halaman 1dari 58

APLIKASI STIMULASI SUMUR BERDASARKAN

SIFAT GEOMEKANIKA BATUAN DAN


KARAKTERISTIK RESERVOIR

Disusun Oleh:
Raditya Fajri
113 100 054
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2014

AGENDA PRESENTASI

Aplikasi Stimulasi Sumur Berdasarkan Sifat Geomekanika Batuan dan Karakteristik Reservoir

LATAR
BELAKANG

Latar Belakang Penyusunan Komprehensif

MAKSUD DAN
TUJUAN
GEOMEKANIKA
BATUAN

Maksud dan Tujuan dalam Penulisan

Komprehensif
Sifat Geomekanika Batuan dalam Stimulasi

Sumur
Sifat Fisik Batuan yang Memengaruhi Sifat Geomekanika Batuan

HYDRAULIC
FRACTURING
APLIKASI STIMULASI
SUMUR

KESIMPULAN

Teori Dasar Hydraulic Fracturing


Aplikasi Sifat Geomekanika Batuan dalam

Hydraulic Fracturing

Kesimpulan dari Penulisan Komprehensif

LATAR BELAKANG

Aplikasi Stimulasi Sumur Berdasarkan Sifat Geomekanika Batuan dan Karakteristik Reservoir

STIMULASI SUMUR (Hydraulic

Fracturing) Memegang Peranan


Penting di Industri Migas
Dewasa Ini

Pengasaman
Pengasaman
(Acidizing)
(Acidizing)

Cadangan Migas Masih Besar.


Peningkatan Produktivitas

Formasi
Reservoir Konvensional / Non
Konvensional
Perlu Studi Gaya yang
Memengaruhi.

Sifat Geomekanika Batuan


Karakteristik Reservoir

Hydraulic
Hydraulic Fracturing
Fracturing

MAKSUD DAN TUJUAN


Mengetahui Peranan Sifat Geomekanika Batuan

dalam Stimulasi Sumur


Menentukan tekanan injeksi permukaan yang
diperlukan untuk menghasilkan model geometri
rekahan yang diinginkan
Memilih fluida injeksi dan Proppant yang stabil
pada kondisi tekanan dan temperatur reservoir,
mampu menahan In situ Stress reservoir, dan
paling ekonomis

Geomekanika Batuan

APLIKASI DALAM HYDRAULIC FRACTURING


Aspek pemboran
Berhubungan
dengan Stabilitas
Lubang Bor
Menentukan
Tekanan rekah
Formasi

Perbedaan
Perbedaan
Aplikasi
Aplikasi Sifat
Sifat
Geomekanik
Geomekanik
a
a Batuan
Batuan

Hydraulic fracturing
Berhubungan
dengan Ketahanan
Batuan dalam
menahan deformasi
dari fluida perekah.
Geometri Rekah
Tekanan Injeksi
Rekah

SIFAT GEOMEKANIKA BATUAN DALAM HYDRAULIC


FRACTURING

Beberapa Sifat

Geomekanika Batuan
yang Berpengaruh
Dalam Hydraulic
Fracturing
Tegangan (Stress)
Regangan (Strain)
Elastisitas
Poisson Ratio
Youngs Modulus

Sumber : Nolte, Economides. 2000. Reservoir Stimulation

Geomekanika sendiri dapat


diartikan sebagai studi
tentang perilaku batuan,
dan jika diartikan dalam
dunia perminyakan adalah
respon batuan terhadap
gaya (Force) yang berasal
dari sekelilingnya

SIFAT GEOMEKANIKA BATUAN DALAM HYDRAULIC


FRACTURING
TEGANGAN (STRESS) dan REGANGAN (STRAIN)
F1

Tegangan dapat diartikan

sebagai besarnya gaya (F)


yang diberikan terhadap
satu satuan luas (A)
F

Stress lim
A 0

Regangan dapat diartikan

sebagai besarnya deformasi


akibat tegangan yang L L
f
diberikan
Strain lim
L 0

= N o rm a l s t re s s e s
= S h e a r s tre s s e s

F2

F3

SIFAT GEOMEKANIKA BATUAN DALAM HYDRAULIC


FRACTURING
TEGANGAN (STRESS) dan REGANGAN (STRAIN)
TEGANGAN DALAM HYDRAULIC FRACTURING

v (Tegangan arah vertikal)


Hmin (Tegangan arah
horizontal)

Hmax (Tegangan arah


horizontal)

SIFAT GEOMEKANIKA BATUAN DALAM HYDRAULIC


FRACTURING
ELASTISITAS
Elastisitas batuan ditentukan dari

posisi letak ketahanan batuan


dalam kurva Tegangan Regangan
Brittle memiliki daerah elastis
kecil, daerah plastis besar
Ductile memiliki daerah elastis
besar, daerah plastis kecil
Plastis terletak pada daerah Non
Linier
Elastis terletak pada daerah Linier

SIFAT GEOMEKANIKA BATUAN DALAM HYDRAULIC


FRACTURING
POISSON RATIO
Perbandingan

harga
strain
yang berada pada bidang
horizontal dengan harga strain
yang berada pada bidang
vertikal

MATERIAL

POISSON
RATIO

LIMESTONE

0.15

SANDSTONE

0.25

SHALE

0.4

SALTDOME

0.5

SOFT IRON

0.3

Sumber : Zobac, Mark D. 2007. Reservoir Geomechanics

L a te ra l s t ra in

P o is s o n s ra tio =

L o n g itu d in a l s t ra in
P1

Y
X

L
Y
2

U n d e f o rm e d

X =

D e f o rm e d

Y =

SIFAT GEOMEKANIKA BATUAN DALAM HYDRAULIC


FRACTURING
YOUNGS MODULUS
Kekakuan atau kekenyalan

suatu material
kemiringan pada plot antara
axial stress dan strain pada
daerah linier
E besar maka batuan tersebut
Plastis (Keras)
E kecil maka batuan tersebut
Elastis (Lunak)

Stress
E
Strain

HYDRAULIC FRACTURING
OVERVIEW

Stimulasi Sumur untuk

meningkatkan Produktivitas
formasi
Cocok untuk sumur
dengan reservoir yang
memiliki permeabilitas
rendah - sedang

HYDRAULIC FRACTURING
PROSES PELAKSANAAN

HYDRAULIC FRACTURING
GEOMETRI REKAHAN
KGD MODEL
Xf<Hf
Mengurangi Skin Damage

Model
Geometri

Model
KGD

1/ 4

G qo3

C4

Model
Geometri
KGD

W(0,t)

L(t)

(1 v)h f

P(0,t)

1/ 4

(1 v) q o 3

t 2/3

C5

Gh f 3

Satu
Sayap

Dua
Sayap

C1

0,68

0,48

C2

1,87

1,32

C3

2,27

1,19

t 1/ 3

C 4 Gq o h f 3

2H f (1 v) 3 L2

1/ 4

HYDRAULIC FRACTURING
GEOMETRI REKAHAN
PKN MODEL
Xf>Hf
Memperbesar
Permeabilitas Formasi
Model
Geometri

Model PKN

1/ 5

G q o3

C1

Model
Geometri
PKN

W(0,t)

L(t)

(1 v)h f 4

(1 v) q o 2
C2

Gh f

4/5

Satu
Sayap

Dua
Sayap

C1

0,68

0,45

C2

2,50

1,89

C3

2,75

2,31

P(0,t)

1/ 5

4/5

C 3 Gq o 3 L

H f (1 v) 3

1/ 4

HYDRAULIC FRACTURING
TEKANAN PEREKAHAN (Hubbert dan Willis)
Tekanan Perekahan Vertikal
Besarnya tekanan di permukaan yang diperlukan
untuk perekahan batuan adalah :

( Pi )v 3h min h max Sh Pr
Keterangan :
Piv : Tekanan lubang sumur yang dipperlukan untuk membentuk rekahan vertikal
Hmin : stress horizontal minimum
Hmax
: stress horizontal maksimum
Sh : tensile strength horizontal dari batuan
Pr : Tekanan reservoir

HYDRAULIC FRACTURING
TEKANAN PEREKAHAN (Hubbert dan Willis)
Tekanan Perekahan Horizontal
Besarnya tekanan di permukaan yang diperlukan
untuk perekahan batuan adalah :

( Pi )h v Sv Pr
Keterangan :
Pih : Tekanan lubang bor yang diperlukan untuk membentuk awal rekahan horizontal
v : stress vertikal
Sv : tensile strength vertikal dari batuan
Pr : Tekanan reservoir

HYDRAULIC FRACTURING
FLUIDA PEREKAHAN

Sifat fluida perekah yang diinginkan :


Memiliki harga viskositas antara
100 1000 cp pada temperatur
normal.
Cocok dengan formasi batuan dan
fluidanya.
Dapat menciptakan lebar rekahan
yang
sesuai
dengan
ukuran
proppant
Dapat
mempertahankan
viskositasnya selama perekahan
dan dapat pecah setelah proses
selesai.
Mudah dibersihkan dari formasi.
Harganya relatif murah.

HYDRAULIC FRACTURING
MATERIAL PENGGANJAL (PROPPANT)
Dasar Pemilihan Proppant antara lain :
Mempunyai compressive strength minimum 2000 psi dan
dapat menahan beban formasi untuk memastikan rekahan yang
baik
Ukuran 12/20 s.d 40/70 sehingga memudahkan injeksi ke dalam
rekahan
Berukuran bola seragam
Sesuai dengan semua jenis fluida formasi dan semua zat kimia
yang digunakan selama proses berlangsung
Mempunyai SG antara 0.8-3.0
Banyak tersedia dan harga terjangkau

HYDRAULIC FRACTURING
MATERIAL PENGGANJAL (PROPPANT)
Jenis Proppant
Northern
Pasir Alam
White
Texas

Brown
Resin
Coated
Curable
Sand
Resin
Pre-Cured

Resin
Intermedia
te
Strength
Ceramic Proppant
Proppant
(ISP)
ISPLightweigh
t Sintered

Bauxite
Zirconium

Oxide

Ukuran
Mesh

Ukuran
Partikel(i Densitas
n)
(lb/ft3)

16/20

0.0496

165

16/30

0.035

165

20/40

0.0248

160

20/40

0.0248

160

20/40

0.0248

202

40/70

0.0124

231

20/40

0.0248

197

HYDRAULIC FRACTURING
EVALUASI KEBERHASILAN
Xf, Wf, Kf : Besarnya penetrasi

rekahan ke dalam formasi, Semakin


besar harga Xf, Wf dan Kf maka
Kegiatan Perekahan Semakin
berhasil
Konduktivitas rekahan (mD-ft),
semakin besar harga konduktivitas
rekahan, maka Kegiatan Perekahan
Semakin Berhasil.
Permeabilitas Formasi : Apabila
harga Permeabilitas formasi lebih
besar setelah dilakukan Kegiatan
Perekahan, maka Kegiatan
Perekahan Berhasil
Maksimum 30% Proppant Flow Back
pada Clean Up

v max

wf

Xf

kf

h min

APLIKASI STIMULASI
SUMUR
KONSEP GRADIEN REKAH
Gradien rekah rata rata untuk

reservoir lebih dalam dari 1800 m


adalah 0.69 psi/ft
Tekanan overburden memiliki nilai
normal diantara 0.99 s.d. 1.08 psi/ft
Pada Reservoir dangkal, Gradien
Rekah bisa mencapai >1.08 psi/ft
Apabila Gradien Rekah < Tekanan
overburden Rekahan Vertikal
Terjadi
Apabila Gradien Rekah > Tekanan
overburden Rekahan Horizontal
Terjadi

Sumber : Schechter, Robert S. 1992. Oil Well Stimulation

SIFAT FISIK BATUAN YANG BERPENGARUH DALAM


SIFAT GEOMEKANIKA
Kubik
Pasir
Kubik

Rhombohedral
Rhombohedral

Pasir

Mineral Penyusun

Lempung
Lempung
Gamping
Gamping

Kompaksi
Kompaksi Baik
Baik

Sand
Sand

Kompaksi
Kompaksi Buruk
Buruk

Silt
Silt
Clay
Clay

Stress lim
A 0

Karbonat
Karbonat

Silika
Silika
Oksida
Oksida Besi
Besi

Sortasi
Sortasi Baik
Baik
Sortasi
Sortasi Buruk
Buruk

F
A

KARAKTERISTIK RESERVOIR YANG TERPENGARUH


SIFAT GEOMEKANIKA Membentuk Ketahanan Ter

Sumber : J.W, Amyx. 1960. Reservoir Engineering Physical Properties

KARAKTERISTIK RESERVOIR YANG TERPENGARUH


SIFAT GEOMEKANIKA

Memiliki Ketahanan Terhad

Note : Warna Menunjukkan Prosentase Kandungan Mineral

KARAKTERISTIK RESERVOIR YANG TERPENGARUH


SIFAT GEOMEKANIKA

Ketahanan Terhadap Defor

Note : Warna Menunjukkan Prosentase Kandungan Mineral

KARAKTERISTIK RESERVOIR YANG TERPENGARUH


SIFAT GEOMEKANIKA Memiliki Ketahanan Terhad

Note : Warna Menunjukkan Prosentase Kandungan Mineral

KARAKTERISTIK RESERVOIR YANG TERPENGARUH


SIFAT GEOMEKANIKA

Ketahanan Terhadap Defor

Note : Warna Menunjukkan Prosentase Kandungan Mineral

KARAKTERISTIK RESERVOIR YANG TERPENGARUH


SIFAT GEOMEKANIKA

Memiliki Ketahanan Terhad

Note : Warna Menunjukkan Prosentase Kandungan Mineral

KARAKTERISTIK RESERVOIR YANG TERPENGARUH


SIFAT GEOMEKANIKA

Ketahanan Terhadap Defor

Note : Warna Menunjukkan Prosentase Kandungan Mineral

KESIMPULAN
1. Tujuan dilakukannya Hydraulic fracturing adalah untuk

meningkatkan produktivitas formasi dan meningkatkan


Sweep Efficiency.
2. Sifat geomekanika batuan yang mempengaruhi dalam
pelaksanaan Hydraulic fracturing antara lain Tegangan,
Regangan, Poisson Ratio, Elastisitas dan Modulus Young.
3. Suatu batuan atau material memiliki ketahanan terhadap
Tegangan besar, Ketahanan Regangan yang terjadi akan
besar, Poisson Ratio bernilai kecil, termasuk dalam wilayah
plastis, memiliki Modulus Young yang besar dan semakin
sulit untuk mengalami deformasi (Fracture).

KESIMPULAN Lanjutan
4. Sifat fisik batuan yang mempengaruhi sifat geomekanika

batuan reservoir adalah mineral penyusun, ukuran butir,


keseragaman butir (Sortasi), sementasi, kompaksi, dan
kemasan (Packing).
5. Reservoir batu pasir (Sandstone), memiliki ukuran butir
Sand, sortasi batuan dari buruk - baik, semen pengikat
Karbonat, kompaksi beragam dari buruk - baik, memiliki
kemas kubik, akan memiliki kemampuan untuk menahan
deformasi yang kecil, sehingga memerlukan tekanan
injeksi perekah yang kecil.
6. Reservoir batu lempung (Shale), memiliki ukuran butir Silt
Clay, sortasi batuan baik, semen pengikat Silica,
terkompaksi dengan baik, memiliki kemas kubik, akan
memiliki kemampuan untuk menahan deformasi yang lebih
besar, sehingga memerlukan tekanan injeksi perekah yang
lebih besar.).

KESIMPULAN Lanjutan
7. Geomekanika batuan berpengaruh dalam geometri

rekahan yang terbentuk dan penentuan tekanan injeksi.


Pemilihan fluida perekah yang digunakan disesuaikan
dengan sifat fisik batuan dan fluida reservoir, sedangkan
jenis proppant dipilih berdasarkan tekanan penutupan
(Closure Pressure) setelah direkahkan.
8. Setelah pelaksanaan Hydraulic Fracturing evalusai
keberhasilan dapat ditinjau dari tiga (3) aspek sifat fisik
rekahan, yaitu Transmisibilitas Rekahan (Fracture
Transmisibility), Konduktivitas Rekahan (Fracture
Conductivity), dan Permeabilitas Rekahan (Fracture
Permeability)

TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN?

Back Up Slide

HYDRAULIC FRACTURING
FLUIDA PEREKAHAN
Fungsi fluida perekah :
Menyalurkan tenaga pompa ke formasi batuan
Memulai perekahan dan memperluas rekahan.
Membawa dan menempatkan proppant.

HYDRAULIC FRACTURING
FLOW BACK FLUID DISPOSAL
Dalam Proses Clean Up,
Langkah yang Dapat Dilakukan :
Treatment Recylce Reuse
Underground Reinjected
Surface Water Disposal

HYDRAULIC FRACTURING
FLUIDA PEREKAHAN BAHAN DASAR AIR
Keuntungan Menggunakan fluida
perekah berbahan dasar air yaitu
1. Tidak ada resiko kebakaran
2. Tersedia dalam jumlah yang
banyak dan harganya murah
3. Dapat mengurangi friction loss
4. Viskositasnya rendah (mudah
untuk dipompakan)
5. Specific gravity air yang tinggi
akan memberikan kekuatan penopang
yang lebih besar propping agent.

HYDRAULIC FRACTURING
FLUIDA PEREKAHAN BAHAN DASAR MINYAK

Keuntungan Menggunakan fluida perekah berbahan dasar Minyak yaitu


1. Mempunyai viscositas yang tinggi sebagai sifat alamiahnya.
2. Rate injeksi yang rendah untuk peretakan dangkal atau dalam.
3. Dapat dijual kembali setelah pemakaian.
API Gravity

6 to 25 F

Viscosity

50 to 100 cp at 100 F

API Fluid Loss

25 to 100 ml in 30 minutes

Sand Falling Rate

Less than 7ft/min at 150 F

Asphaltenes

Less Than 0,75 percent

Emulsion breakout time Less than 30 minutes at reservoir temperature

HYDRAULIC FRACTURING
FLUIDA PEREKAHAN BAHAN DASAR ASAM

Keuntungan Menggunakan fluida perekah berbahan dasar Asam yaitu


1. Reaksinya lamban.
2. Tidak terlalu mahal.
3. Viscositasnya tinggi dan mudah didapat.

GEOMECHANIC APPLICATION

Courtesy of Baker Huges

GEOMECHANIC APPLICATION
DRILLING
Optimize mud weight
Optimize well trajectory
Choose casing points
Predict pore pressure
Manage wellbore stability in real time

EXPLORATION
Predict fault leakage
& migration potential
Determine fault
leakage properties
Estimate pore
pressure from
seismic

Reservoir
geomechanic
Model

EXPLOITATION
Determine fault leakage & fluid
migration
Optimize fractured reservoirs
Analyze reservoir compaction
and production induced
faulting

COMPLETION
Predict sand
production
Plan hydraulic
fracturing
Predict reservoir
compaction and
production induced
faulting

GEOMECHANIC KEY WORDS ???


Pore Pressure

Pressure inside the pores

Fracture Pressure

The Least Principal Stress

Horizontal Stress

Minimum Horizontal Stress


Maximum Horizontal Stress

Vertical Stress
Rock Mechanical
Properties

Magnitud
e
Orientatio
n

Over Burden Pressure


Poisson Ratio
Cohesive Strength
Youngs Modulus
Tensile Strength
Compressive Strength Friction Angle

MECHANIC KEY WORD : THE PRINCIPAL STRESSE


mum Horizontal Stress
The Magnitude cannot be measured
directly and can only be estimated
based on other data, such as the
tectonic regime, the magnitude of the
minimum stress, and/or geological
province.

The SHmax orientation can be obtained


from :
1. Orientation of drilling induced tensile
fractures (from image log).
2. Breakout orientation provide Shmin
azimuth (from image log or oriented 4
or 6-arm caliper data).
3. Earthquake focal mechanisms
(inversion of multiple Earthquake
events is required for accurate SHmax
Azimuth). SHmax Azimuth is parallel to
Image
Log
major
fault.

GEOMECHANIC MODELING PROCEDURES


Density
Log

Resistivit
y Log

Overburd
en
Pressure

Other Data
for
Calibration
Caliper Log,
MW, LOT,
DDR

Safe
Wellbore
Orientati
on
Principal
Stress
Magnitude
&
Orientatio
n:

Formation
Pressure:
Pore Pressure:
Fracture
Pressure

Sv, SHmax, Shmin

Wellbore
Failure
Criterion:

Normal
Compacti
on Trend

GR Log:
Shale
Baselin
e

Regional
Tectonic
Framework

Rock
Mechanical
Properties:
-

DSI Log :
DTc , DTs
-

Poisson Ratio
- Young
Modulus
- UCS
Friction Angle
- Tensile
Strength
- Cohesion

Collapse
Pressure

Safe
Mud
Weight
Window

Stimulation Method
1. Wellbore Clean-up

: Injection below Frac pressure, Fluids not


injected into formation
Areas Reduction Flow Capacity:
Scale Damage, Sand Fill, Perforation plugging, Paraffin plugging, Asphalt deposit

Solution
a. Chemical Treatment
b. Mechanical Treatment

2.

Matrix Treatment

: Injection below Frac pressure, fluid

injected to formation
Areas Reduction Flow Capacity:
Drilling mud damage, cement damage, Completion fluid, native clays
Solution
a. Chemical Treatment (Matrix Acidizing )

3.

Fracturing: Injection above frac pressure


Areas Reduction Flow Capacity:
High Permeability: Drilling mud damage, cement damage,
Completion fluid, native clays
Low Permability: Naturally low permeability
Solution
a. Acid Frac
b. Propped Frac

Basic Hydraulic Fracturing


Hydraulic fracturing
Injection of viscous fluid at rate and pressure above
the fracture pressure limit to create fracture in the
formation target. The fracture is then filled with
proppant to manage fracture weight and create
greater conductivity
Objectives
:

Increase the effective wellbore area by creating a


fracture of given geometry, whose conductivity is
greater than the formation
Bypass near-wellbore damage
Increase well productivity
Interconnects formation permeability
Improve EUR (Estimated Ultimate Recovery)

Low Permeability / Tight Formation

Increase well productivity by creating a highly conductive path compared to the


reservoir permeability.
High Permeability

Rock Mechanic : Insitu stress


Three unequal principal in-situ compressive stresses, mutually perpendicular
:
1. Overburden Stress

OB

Stress due to the weight of the reservoir rock


overlaying above the formation
Overburden stress gradient (1.0 - 1.1) psi/ft.
2. Horizontal Stresses
Primarily result of overburden stress, reservoir pressure
and tectonic forces
Minimum horizontal stress (smin) gradient (0.3 - 0.9)
psi/ft
Maximum horizontal stress (smax) gradient (1.0 - 1.5)
psi/ft

H,min

H,max

Vertical Fracture
Horizontal
Fracture

Insitu stress controlled ---> Fracture Orientation


Hydraulic fracture aligned perpendicular to the minimum in-situ stress

Rock
Rock Mechanic
Mechanic: :Youngs
PossionModulus
Ratio

Lateral strain
Axial strain
Axial strain

Variation of Youngs Modulus


High Youngs
and Poissons Ratio
With Rock
Modulus
Type

Low Youngs
Modulus

Youngs Modulus & Poissons ratio Primarily controlled the fracture


width
Stress increases with increasing pore pressure and Poissons ratio

49

49

Hyd. Fracturing Pressure Response

Tip Screen Out

If early screen
out, your
Hydraulic
Fracturing had
been done

Hydraulic Fracturing Workflow


2. Fracturing Design

1. Well Data Analysis


-

Well Location
Existing Well Diagram
Log / Petrophysics (Sw, Por, marker)
MDT( K, Pr)
Mechanical Earth Modelling (Stress Distribution)

Optimum half length (NPV)


Design pump Schedule
Treatment Pressure
Flow capacity
Frac Geometry

3. Treatment Execution
-

Mini Fall off test


Step Rate Test
Calibration injection Test / DATA Frac

4. Treatment Evaluation
Mini Fall off test Analysis
Step Rate Test Analysis
(Step up & Step Down)
Calibration injection Test / DATA Frac
(Data Frac Analysis & Pressure Match analysis)
-

7.Main Frac
Evaluation &
Result
-

Pressure Match
Frac Simulation

5. Treatment Redesign
6. Main Frac execution

Theory : Proppant

Tahap Pelaksanaan Hydraulic


Fracturing
STEP RATE-STEP DOWN TEST

Dilakukan dengan menggunakan fluida


dasar air (water base) dengan laju injeksi
(Q) bervariasi, dengan waktu 1 menit
untuk setiap laju injeksi. Sehingga dapat
diperoleh : Fracture extension pressure,
Fracture extension gradient, Fracture
extension rate

MINIFRAC / CALIBRATION TEST

Minifrac dilakukan dengan menggunakan


fluida yang sama dengan fluida yang akan
digunakan dalam main fracturing

(lanjutan)
EVALUASI MINIFRAC

Yang dimaksud dengan evaluasi minifrac


disini adalah membandingkan antara hasil
desain minifrac dengan hasil aktual di
lapangan.
Parameter
yang
dievaluasi
terutama adalah harga leak-off fluid.

MAIN FRACTURING JOB

Setelah dilakukan desain maka telah dapat


diperkirakan rekahan yang akan terbentuk,
seperti tinggi rekahan -Panjang rekahan satu
sayap, Lebar rekahan rata-rata dan konduktivitas
rekahan (WKf)

Jenis Jenis Additive pada perekahan hidrolik


1. Thickener , berupa polimer yang ditambahkan sebagai
pengental fluida dasar. Contohnya adalah guar, HPG
(Hydroxypropyl Guar Gum), CMHPG (Carboxymethyl
Hydroxypropyl Guar), HEC (Hydroxyethylcellulose) dan
Xantan gum.
2.

Crosslinker , (pengikat molekul agar rantai menjadi panjang)


diperlukan untuk meningkatkan viskositas. Biasanya
organometalic atau transition metal compounds yang biasanya
borate, titan dan zircon

3.

Buffer , (pengontrol pH) pH harus berkisar 9, yang didapat dari


pencampuran dengan basa seperti NaOH, NH4OH, asam asetat
dan asam sulfamic (HSO3NH3).

4.

Bactericides/biocides
, (anti bakteri) dimana bakteri
penyerang polimer merusak ikatan polimer dan mengurangi
viskositasnya, perlu ditambahkan anti bakteri seperti
glutaraldehyde, chlorophenate squaternaryamines dan
isothiazoline. Bactericides tidak dipergunakan apabila fluida
dasarnya minyak.

5.

Gelling agent , (pencampur gel) untuk menghindari


mengumpulnya gel, gel dicampur terlebih dahulu dengan 5%
methanol atau isopropanol

6.

Fluid Loss additive , fluid loss harus diperkecil. formasi


homogen, biasanya sudah cukup dengan filter cake yang
terbentuk di dinding formasi.Material yang umum dipakai
antara lain : pasir 100-mesh, silica fluor (325-mesh)

7.

Breakers , untuk memecahkan rantai polimer sehingga


menjadi encer (viskositasnya kecil) setelah penempatan
proppant

Anda mungkin juga menyukai