Anda di halaman 1dari 99

PEREKAHAN HIDRAULIK

Difinisi : Suatu teknik stimulasi untuk memperbaiki atau


meningkatkan produktivitas sumur
Materi Kuliah :
1. Mekanika batuan
2. Fluida perekah dan additive
3. Proppant
4. Model Geometri perekahan
5. Analisa perekahan

PENENTUAN SUMUR-SUMUR UNTUK


HYDRAULIC FRACTURING
1.

Volume hidrokarbon (cadangan hidrokarbon) dalam formasi


yang akan direkahkan tersebut masih cukup besar
(ekonomis) untuk dilakukannya pekerjaan tersebut.

2.

Sumur yang akan dilakukan pekerjaan hydraulic fracturing


masih mempunyai tekanan reservoar yang cukup untuk
mengalirkan fluida reservoar ke dalam rekahan kemudian
masuk ke dalam lubang sumur.

PENENTUAN SUMUR-SUMUR UNTUK


HYDRAULIC FRACTURING

3.

Sumur
yang
diproduksikan
permeabilitasnya rendah

dari

lapisan

yang

4.

Sumur dengan kerusakan formasi yang disebabkan oleh


proses pemboran (invasi padatan lumpur, invasi filtrat
lumpur), proses penyemenan (invasi filtrat semen), proses
perforasi (pecahan formasi)

F/A

I. Mekanika

Batuan

Batuan yang ada di alam akan mengalami tegangan-tegangan


yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja atau dikenakan
terhadapnya
Gaya-gaya yang bekerja dalam batuan
a. Stress
Stress didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang
bekerja dengan bidang kontak gaya tersebut (gaya persatuan
luas).

F/A

F1

=F/A

= N o rm a l s tre s s e s
= S h e a r s tre s s e s

F2

F3

Keterangan :
= Stress, (psi)
F = Gaya yang bekerja, (lb)
A = Luas bidang kontak,
(inch2)

b. Strain
Strain didefinisikan sebagai besarnya deformasi suatu material
ketika sebuah stress diterapkan pada material tersebut.

c. Poisson ratio
Adalah perbandingan harga strain yang berada tegak lurus
terhadap beban stress pada bidang lateral dengan harga strain
yang tegak lurus terhadap beban stress pada bidang aksis

Lateral Strain in in
v

Axial Strain
in
in

d. Modulus Shear
Adalah perbandingan antara besar harga shear stress yang
diberikan terhadap sudut yang dibentuk akibat deformasi yang
terjadi (kekakuan suatu material)

lb in 2
F A
Shear Stress
G

Besar Sudut Deformasi radian

e. Modulus Bulk
Adalah perbandingan antara tegangan yang diberikan (gaya per
unit luas permukaan suatu bidang) terhadap perubahan volume
untuk setiap satu unit volume awal suatu material
lb in 2
F A
Gaya Luas Permukaan
K

3 3
V V0 Perubahan Volume Volume Awal in in

f. Modulus Youngs
Jumlah strain yang disebabkan oleh stress yang diberikan
yang merupakan fungsi dari kekakuan material.
Stress lb in 2 lb
E

in 2
Strain in in

Plane-strain Modulus
E

E
1 v2

Untuk sandstone,
v =0.25 ,
E = 1.07 E.

g. Overburden strees
Tekanan overburden merupakan tekanan yang dialami batuan
yang terjadi sebagai akibat tekanan lapisan batuan di atasnya
dan tekanan fluida dalam pori yang mendesak.
H

v g z dz gh
0

Gradien rata-rata = 0,95 1,1 psi/ft


Harga 1,1 jika semua formasi dengan berat jenis 165 lb/ft 3 atau
165/144 =1,1

h. Efektif stress
Effective stress (v) yaitu stress yang dialami oleh pori-pori
batuan

'

v v .Pres
= konstanta poroelastic biot (1956) yang kebanyakan reservoir
mempunyai harga sekitar 0.7.

i. Stress horizontal efektif


v
'H
v
1 v

H min
'

L a te ra l s t ra in

P o is s o n s ra tio =

L o n g itu d in a l s t ra in
P1

'
H

Y
X

L
Y
2

v = poisson ratio

U n d e f o rm e d

X =

D e fo rm e d

Y =

j. Stress horizontal

k. stress minimum absolutnya

l. Stress hor max absolut

tect = kontribusi dari gaya tektonik bumi

Tekanan Perekahan
Besarnya tekanan di permukaan yang diperlukan untuk
perekahan batuan adalah :

Dimana :
Pwh.i = Tekanan perekah di permukaan, (psi)
Pw
= Tekanan perekah di dasar sumur, (psi)
Pf
= Kehilangan tekanan akibat friksi dalam pipa, (psi)
Ppf = P akibat friksi antara fluida perekah dengan perforasi, (psi)
Ph
= Tekanan hidrostatik fluida perekah, (psi)

Kehilangan tekanan akibat friksi dalam pipa yang dilalui fluida


perekah (Pf) dihitung dengan persamaan :

dimana :
ff = Fanning friction factor = 16/NRe (aliran laminar)
= Densitas fluida perekah, (lb/ft3)
L = Panjang pipa yang dilalui fluida perekah (tubing/casing), (ft)
U = Supervicial velocity, 17.17 qi/d2

Kehilangan tekanan akibat friksi antara fluida perekah


dengan lubang perforasi (Ppf) :

Dimana :
qi
= Laju injeksi,bpm (q<0.5 bpm, Ppf dapat diabaikan)
N
= Jumlah lubang perforasi, (spf)
Dp
= Diameter perforasi, (inch)
Tekanan hidrostatik fluida perekah :

Arah rekahan :
Persamaan-persamaan di atas menerangkan bahwa terdapat tiga
stress utama yaitu : stress vertikal (v ), stress horisontal
minimum (Hmin ) , dan stress horisontal maksimum (Hmax );
dimana arah rekahan akan tegak lurus dengan harga stress
terkecil dari ketiganya

Holden & Graves : Stress tangensial sepanjang tepian sumur adalah


dua kali stress horizontal didekatnya. Dengan demikian jika akan
membuat rekahan stress ini dan tensile stress harus dilawan.
Tekanan frakture = Pbf = 2 h + To = (2v/(1-v)) x v + tec
Rekahan horizontal terjadi jika : Pbf > v atau
(2v/(1-v)) x v + tec > v
Dengan anggapan gradien tekanan = 1 psi/ft, v = 0,25, tec = 1000 psi
Tentukan kedalaman maksimum rekahan horizontal

FLUIDA PEREKAH

FLUIDA PEREKAH
Fungsi fluida perekah :
Menyalurkan tenaga pompa ke formasi batuan
Memulai perekahan dan memperluas rekahan.
Membawa dan menempatkan proppant.

Sifat fluida perekah yang diinginkan :


Memiliki harga viskositas cukup besar, yaitu 100 1000 cp
pada temperatur normal.
Cocok dengan formasi batuan dan fluidanya.
Dapat menciptakan lebar rekahan yang cukup untuk
ditempati proppant (terutama di dekat lubang bor : lebar
rekahan minimum 3 kali diameter proppant).

Sifat fluida perekah yang diinginkan :

Mudah dibersihkan dari formasi.


Harganya relatif murah.

Rheologi fluida perekah


Tujuan : Untuk mendapatkan viscositas yang cukup memadai
Berdasarkan hubungan shear stress () dan shear rate (), fluida
di alam dapat dikelompokan menjadi tiga macam :
1.
2.
3.

Newtonian
Bingham Plastic
Power Law.

Fluida Newtonian
= (u/ y) =

Fluida Non Newtonian


Fluida jenis ini besarnya viscositas tergantung laju alirannya
Bingham plastic : = +
= yield point (untuk fluida newtonian = 1)

Power low
= K n
Dimana :
K = Consistensi indeks, lbf sec/ft2
n = Power low indeks
(untuk newtonisn, n = 1)

n = 3,32 log (600/300)


K = (300/511n)

Hubungan Shear Stress dan Shear Rate Fluida Power Law


pada Log-log Plot

Contoh:
Berdasarkan pengukuran dengan viscometer didapatkan hasil sbb :
600 = 64, 300 = 35
Hitung : PV, Yp, n, K
Penyelesaian :
PV = 600 - 300 = 64 -35 = 29 cp
Yp = 300 PV = 35 29 = 6 lb/100 ft2
n = 3,32 log (600/300) = 3,32 log (64/35) = 0,870
K = 300/511n = 35/5110,870 = 0,154

a. Apparent viscosity
Untuk menentukan apparent viscosity fluida perekah, maka perlu
diketahui terlabih dahulu harga K, dan n.
Harga K ditentukan dengan uji laboratorium .
Dalam pengukuran dengan alat di laboratorium, kalau aliran
terjadi di sekitar silinder (misalnya di annulus) maka dibuat
faktor K yang berhubungan dengan flow behavior index, n = n.
Bila B = rcup/rbob, rcup adalah radius dalam (misalnya tubing
O.D.) dan rbob = radius cup yang luar (misalnya casing I.D.)
maka berlaku hubungan :

B 2 / n ' ( B 2 1)
K K'

2 / n'
1) B
n' ( B

n'

Untuk aliran fluida perekah pada pipa berlaku :


n'

3n'1
K ' pipa K

4
n
'

Untuk slot (antara dua pipa, annulus atau pada rekahan) berlaku :

K 'slot K

2n'1
3n'

n'

Untuk menghitung wall shear rate pada pipa :


3n'1 8u

4
n
'

'

Keterangan :
d : Diameter pipa
u : Superficial velocity = q/A

Untuk slot, yang menyerupai geometri rekahan, wall shear rate :

2n'1 6u
'

3
n
'

w
keterangan :
w : Lebar slot atau rekahan
u : (qi/2)(5.615)/(60)(h)(w/12) = 0.5615 qi/wh
qi : Laju injeksi dalam bbl/men (bpm)
h : Tinggi rekahan, ft
w : Lebar rekahan, in.
Perlu diketahui bahwa qi/2 karena ada dua sayap dari rekahan.

Dengan demikian, perhitungan untuk menentukan apparent


viscosity dapat dinyatakan sebagai berikut :

app

47.880 K '

' 1 n'

cp

b. Fluid Loss
Fluid loss (leak-off, kebocoran) adalah kehilangan fluida dimana
fluidanya masuk meresap ke dalam formasi yang disebabkan
tingginya tekanan di formasi

Ada dua macam penilaian terhadap fluid loss, yaitu :


1. Fluid Efficiency (Pengukuran total/global)
volume rekahan

volume yang dipompakan

Pada umumnya harga 30-50%

2. Koefisien leak-off (pengukuran setempat)

VL

C tot
t

spurt

QL Ctot A f t

Cooper dan kawan-kawan memperkenalkan total leak-off


coefficient (Ctot) yang terdiri dari tiga mekanisme terpisah :
1. C : Pengaruh viskositas dan permeabilitas relatif ( ft/min1/2),
kp
ft
C 0.0469
,

min

Keterangan :
k : Permeabilitas relatif formasi terhadap material yang
leak-off, Darcy
p : Perbedaan tekanan antara fluida di depan dinding
dengan tekanan di pori- pori, psi
L : Viscositas filtrat fluida perekah pada kondisi temperatur
formasi, cp
: Porositas batuan, fraksi

2. Cc : pengaruh viskositas dan kompresibilitas fluida reservoar


Cc 0.0374p

k ct
ft
,

min

Keterangan :
Ct : Kompresibilitas formasi, psi-1

: Viskositas fluida formasi yang mobile pada kondisi


reservoar, cp

3. Cw : Pengaruh Wall building mechanism.


Cw

0.0164m
ft
,
A
min

Keterangan :
m : Kemiringan
A : Luas Core yang dipakai

Ctot

2CCcC W
2

CC W C w C 4Cc 2 C C 2 w

Jenis Jenis Additive pada perekahan


hidrolik
1. Thickener , berupa polimer yang ditambahkan sebagai
pengental fluida dasar. Contohnya adalah guar, HPG
(Hydroxypropyl Guar Gum), CMHPG (Carboxymethyl
Hydroxypropyl Guar), HEC (Hydroxyethylcellulose) dan
gum. , (pengikat molekul agar rantai menjadi panjang)
2. Xantan
Crosslinker
diperlukan untuk meningkatkan viskositas. Biasanya
organometalic atau transition metal compounds yang biasanya
borate, titan dan zircon
3.

Buffer , (pengontrol pH) pH harus berkisar 9, yang didapat dari


pencampuran dengan basa seperti NaOH, NH4OH, asam asetat
dan asam sulfamic (HSO3NH3).

4.

Bactericides/biocides
, (anti bakteri) dimana bakteri
penyerang polimer merusak ikatan
polimer dan
mengurangi viskositasnya, perlu ditambahkan anti bakteri
seperti glutaraldehyde, chlorophenate squaternaryamines dan
isothiazoline. Bactericides tidak dipergunakan apabila fluida
dasarnya minyak.

5.

Gelling agent , (pencampur gel) untuk menghindari


mengumpulnya gel, gel dicampur terlebih dahulu dengan 5%
methanol atau isopropanol

6.

Fluid Loss additive , fluid loss harus diperkecil. formasi


homogen, biasanya sudah cukup dengan filter cake yang
terbentuk di dinding formasi.Material yang umum dipakai
antara lain : pasir 100-mesh, silica fluor (325-mesh)

7.

Breakers , untuk memecahkan rantai polimer sehingga


menjadi encer (viskositasnya kecil) setelah penempatan
proppant

FLUIDA PEREKAH BERBAHAN DASAR AIR


Keuntungan manggunakan fluida perekah berbahan dasar air yaitu
1. Tidak ada resiko kebakaran
2. Tersedia dalam jumlah yang banyak dan harganya murah
3. Dapat menggurangi friction loss
4. Viskositasnya rendah (mudah untuk dipompakan)
5. Specific gravity air yang tinggi akan memberikan
penopang yang lebih besar propping agent.

kekuatan

FLUIDA PEREKAH BERBAHAN DASAR MINYAK


Oil base fluid digunakan sebagai fluida perekah mempunyai
keuntungan sebagai berikut :
1. Mempunyai viscositas yang tinggi sebagai sifat alamiahnya.
2. Rate injeksi yang rendah untuk peretakan dangkal atau dalam.
3. Dapat dijual kembali setelah pemakaian.

FLUIDA PEREKAH BERBAHAN DASAR ASAM


Acid base fluid secara umum mengikuti pola dari water base
fluid, beberapa keuntungan yang diperoleh antara lain :
1. Reaksinya lamban.
2. Tidak terlalu mahal.
3. Viscositasnya tinggi dan mudah didapat.

PROPPANT
Merupakan material berbentuk butiran-butiran seperti pasir alam,
ceramic proppant, resin coated proppant, yang digunakan untuk
mengganjal rekahan agar tidak menutup kembali.

PROPPANT
Jenis-jenis proppant :
Pasir Alam
Ottawa (Jordan, White)sands
Brady (Texsan, Hickory) Sands
Ceramic Proppant
Sintered Bauxite,
Intermediate Density Ceramics
Low Density Ceramics
Resin Coated Proppant
Pre-cured Resins
Curable Resins

DASAR PEMILIHAN PROPPANT


Beberapa hal penting yang dapat dijadikan acuan dalam
pemilihan proppant adalah :
Mempunyai compressive strength yang cukup dan dapat
menahan beban formasi untuk memastikan rekahan yang
baik
Ukuran maksimal dan jarak partikel yang kecil sehingga
memudahkan injeksi ke dalam rekahan
Berukuran bola seragam

DASAR PEMILIHAN PROPPANT


Sesuai dengan semua jenis fluida formasi dan semua zat
kimia yang digunakan selama proses berlangsung
Mempunyai SG antara 0.8-3.0
Banyak tersedia dan harga terjangkau

SIFAT FISIK PROPPANT YANG


MEMPENGARUHI KONDUKTIVITAS

REKAHAN

Kekuatan proppant, proppant harus dapat menahan closure stress.

Ukuran proppant, dimana semakin besar ukuran proppant,


biasanya memberikan permeabilitas yang semakin baik.

Kualitas proppant, dimana prosentase kandungan impurities yang


besar dapat memberikan pengaruh pada proppant pack.

SIFAT FISIK PROPPANT YANG


MEMPENGARUHI KONDUKTIVITAS

REKAHAN

Bentuk butiran proppant, Semakin bulat dan halus


permukaannya, semakin tahan tekanan.

Konsentrasi (densitas proppant), yang akan berpengaruh


dalam transportasi proppant dan penempatannya dalam
rekahan, dimana proppant dengan densitas yang tinggi akan
membutuhkan fluida berviskositas tinggi untuk mentransport
ke dalam rekahan.

Pasir alami yang dipakai sebagai


material pengganjal adalah pasir
Ottawa dan pasir Brady.
Ottawa (Jordan, White)sands, dengan spesifikasi:
1. Bundar sekali (well rounded), kadar quartz tinggi.
2. Sanggup menahan berat
3. SG =2.65
B. Brady (Texsan, Hickory) Sands, dengan spesifikasi:
1. Agak tak rata bulatnya (angularity), kadar quartz
tinggi
2. Sanggup menahan berat
3. SG = 2.65

Proppant jenis ini merupakan Proppant


buatan yang difungsikan untuk dapat
menahan stress batuan yang tinggi.
A.

Sintered Bauxite, dengan spesifikasi:


1. Bisa dipakai untuk temperatur tinggi, sumur dalam dan
sour (mengandung H2S)
2. Untuk Stress sampai di atas 1200 psi
3. SG = 3.65

B. Intermediate Density Ceramics (keramik berdensitas


sedang), dengan spesifikasi:
1. Lebih ringan, lebih murah dari Sintered Bauxite
2. Dipakai sampai Stress 10000 psi
3. SG = 3.15

Proppant jenis ini merupakan Proppant


buatan yang difungsikan untuk dapat
menahan stress batuan yang tinggi.

C. Low Density Ceramics (keramik berdensitas rendah),


dengan spesifikasi:
1. Berat hampir sama dengan pasir (SG =2.7)
2. Stress sampai dengan 6000 psi
3. Banyak digunakan di Alaska

Macam-macam proppant ( pre-cure


resins dan curable resins).
A. Pre-cured Resins
1. Mengurangi kerusakan karena brittle (mudah pecah)
2. SG = 2.55
3. Resin dapat menahan pasir yang hancur (sehingga fines
sedikit)
4. Proppant abrasiveness (kekasaran) agak berkurang
B. Curable Resins
1. Digunakan terutama untuk bagian belakang
membuntuti slurry Proppant untuk mencegah Proppant
mengalir balik ke sumur
2. Setelah membeku akan membentuk masa yang
terkonsololidasi dengan daya tahan besar

Ukuran Proppant, Diameter Masimum dan Diameter Rata-rata4)


Proppant Size
(mesh)
4/8
6/12**
8/12
8/16**
10/20
10/30
12/20*
16/20**
16/30**
18/20**
18/35
20/40*
20/50
30/50**
30/60
40/60
40/70*
70/140**

Maximum Diameter
(in)
0.187
0.132
0.093
0.093
0.079
0.079
0.067
0.047
0.047
0.039
0.039
0.0336
0.0336
0.0237
0.0237
0.0168
0.016
0.0084

*recognized by API as a primary proppant size


** recognized by API as an alternate proppant size

Average Diameter
(in)
0.173
0.099
0.087
0.082
0.061
0.056
0.054
0.041
0.039
0.036
0.032
0.0272
0.0218
0.0185
0.0180
0.014
0.013
0.0099

Permeabilitas VS Clossure Time untuk 20/40-Mesh Proppant4)

Pelaksanaan Perekahan

Step Rate Test


Step rate test (tes laju bertingkat) dilaksanakan sebagai prosedur
awal dalam operasi awal dalam operasi perekahan hidrolik.
Dalam tes ini didapatkan tekanan rekah (fracture pressure) serta
tekanan penutupan rekahan (closure pressure)

Fracture extension pressure


= 3197
Psi
Extension rate
= 2.4 bpm
Perforation friction @ 12 bpm = 252 psi
Tortuosity @ 13.8 bpm
= (tidak
terlampir)
Dominan friksi
= pada perforasi

Shut-in Decline Test


Dibuat setelah step rate test atau sebagai tes kalibrasi.
Data hasil tes dapat digunakan untuk plot grafik surface pressure
vs akar waktu

Minifrac
Adalah suatu perekahan kalibrasi dan lebih kecil dari perekahan
yang sebenarnya.

Injectivity test

PEMOMPAAN FLUIDA PEREKAH


PREPAD yaitu fluida dengan viscositas rendah dan tanpa
proppant, berfungsi untuk memulai membuat rekahan, serta
mendinginkan formasi.
PAD yaitu fluida dengan viskositas yang lebih tinggi dan
tanpa proppant, sebagai pembuka rekahan sebab viskositas
yang tinggi dapat mengurangi leak-off.
SLURRY yaitu fluida dengan viskositas lebih tinggi,
membawa proppant hingga ke dalam rekahan.
FLUSH merupakan fluida pendesak slurry untuk masuk
keformasi dan merupakan fluida bervikositas tinggi.

PEMOMPAAN FLUIDA PEREKAH

Tahapan
Membuat rekahan pada formasi

Pre-pad
Pad
Slury

Flush

PEMOMPAAN FLUIDA PEREKAH

kenaikan tekanan sebentar pada waktu rekahan


mulai pecah tidak terlihat karena waktunya amat
singkat.
Harga closure pressure adalah harga rata-rata
stress minimum di mana rekahan terjadi dan
harganya sedikit di bawah titik defleksi (fracture
closes on proppant) karena proppant masih
termampatkan sampai berhenti dan tekanan ini
disebut Pc=c=min.
Net Pressure (Pf) adalah suatu harga tekanan di
depan rekahan di atas minimum pressure untuk
menyebabkan rekahan tetap terbuka yang
dirumuskan sebagai:
Pf = Pnet = pf - c

Net fracture pressure


Jika net fracture pressure meningkat secara normal,
rekahan menyebar dari
lubang bor dengan luas vertikal yang kecil (luasan
vertikal dibatasi oleh
adanya barrier di atas dan di bawah).
Jika net fracture pressure meningkat secara tidak
normal berarti rekahan
berhenti berkembang dan akan menggembung seperti
sebuah balon atau
terjadi sandout.
Jika net fracture pressure turun berarti rekahan
menembus suatu zona barrier
(penghalang) yang berada di bawah atau di atasnya.

Grafik Main Fracturing

Proppant

Profil Rekahan dan Konsentrasi

GEOMETRI PEREKAHAN
Volume rekahan dibatasi oleh besarnya kehilangan tekanan dalam
peralatan dalam sumur.
Luas rekahan tergantung kepada besarnya laju injeksi serta
terutama pada sifat fluida perekah (koefisien fluida perekahan, C)

PAN American Model


Asumsi :
Model rekahan 2 Dimensi :
Rekahannya tetap lebarnya
Aliran ke rekahan linier dan arahnya tegak lurus paa
muka rekahan.
Kecepatan aliran leak-of ke formasi pada titik rekahan
tergantung dari
panjang waktu dimana titik permukaan tersebut mulai
mendapat aliran.
Fungsi kecepatan v = f(tpertama ) sama untuk setiap
titik di formasi,
tetapi nol pada waktu kali cairan mulai mencapai titik
tersebut.
Tekanan di rekahan adalah sama dengan tekanan di titik
injeksi di formasi,
dan dianggap konstan.

qi W
A(t)
4 2

2c
e

qi W
A(t)
4 2
Keteran
A(t)
gan :
q
W
t
C

t W

2 erfc 2c t 4C t 1

W
W

1
e erfc x

x2

= luas, ft2 untuk satu sisi pada waktu t


= adalah laju injeksi, cuft/men,
= lebar rekahan, ft,
= waktu injeksi, menit dan
= total leak off coeffisient

2x

GEOMETRI PEREKAHAN
Model rekahan 2 Dimensi :
Model untuk panjang rekahan yang lebih besar dari tinggi
rekahan (xf > hf), model Perkin dan Kern (1961) dan
Nordgren (1972) atau yang lebih dikenal dengan model
PKN.
Model dengan (xf < hf) yang digunakan adalah
Khristianovic dan Zheltov (1955) dan Geertsma dan de
Klerk (1969) atau yang lebih dikenal dengan model KGD.

MODEL
Panjang
PKN rekahan satu sayap:

w 2 S q
p i

x
f
2
4h f C L

2
exp( )erfc( )

Lebar rekahan rata-rata:


Dengan asumsi bahwa
shape faktor : w = /5 w(0)

E' w
(0)
Pnet Pf
(2h )
f

(0)

9.15

1
(2n'2)

n'
1
n'
(2n'2) 1 2.14n' (2n'2)
(2n'2)
3.98
K'

n'

1
q n' .h 1 n' .x (2n'2)
i
f
f
E'

MODEL KGD
Dengan asumsi bahwa
shape faktor : w = /4 w(0)

E' w
(0)

Pnet Pf
(4X )
f

Lebar rekahan rata-rata

w
11.1
( 0)

1
2n'2

3.24

n'
n'
2n'2 1 2n' 2n'2

n'

1
1
q n' .x 2 ( 2n'2)
K ' 2n'2 i f
h n' .E '
f

Exp( )2 erfc( ) (2 / ) 1

Exp( )2 erfc( ) (2 / ) 1

Exp( )2 erfc( ) (2 / ) 1

1.80

1.30964

3.30

2.88766

6.00

5.86305

1.85

1.35991

3.40

2.99602

6.20

6.08581

1.90

1.41043

3.50

3.10462

6.40

6.30874

1.95

1.46118

3.60

3.21343

6.60

6.53184

2.00

1.51215

3.70.

3.32244

6.80

6.75508

2.05

1.56334

3.80

3.43163

7.00

6.97845

2.10

1.61472

3.90

3.54099

7.20

7.20195

2.15

1.66628

4.00

3.65052

7.40

7.42557

2.20

1.71803

4.10

3.76019

7.60

7.64929

2.25

1.76994

4.20

3.87000

7.80

7.87311

2.30

1.82201

4.30

3.97994

8.00

8.09702

2.35

1.87424

4.40

4.09001

8.20

8.32101

2.40

1.92661

4.50

4.20019

8.40

8.54508

2.45

1.97912

4.60

4.31048

8.60

8.76923

2.50

2.03175

4.70

4.42087

8.80

8.99344

2.60

2.13740

4.80

4.53136

9.00

9.21772

2.70

2.24350

4.90

4.64194

9.20

9.44206

2.80

2.35001

5.00

4.75260

9.40

9.66645

2.90

2.45690

5.20

4.97417

9.60

9.89090

3.00

2.56414

5.40

5.19602

9.80

10.11539

3.10

2.67169

5.60

5.41814

10.0

10.33993

3.20

2.77954

5.80

5.64049
2

TINJAUAN KEBERHASILAN
HYDRAULIC FRACTURING
Ukuran atau parameter indikator yang menunjukkan ada tidaknya
peningkatan produktivitas formasi :
Faktor skin (S),
Permeabilitas formasi rata-rata (Kavg),
Inflow Performance Relationship curve (IPR),
Perbandingan Productivity Index (PI), dan perbandingan laju
alir (q) sebelum dan sesudah perekahan dengan tekanan alir
dasar sumur (Pwf) yang sama.

KERUSAKAN FORMASI
Kerusakan di sekitar lubang sumur dapat disebabkan oleh
proses pemboran ( invasi lumpur, adanya clay dalam
formasi), proses penyelesaian sumur (invasi filtrat semen,
perforasi), proses produksi (clay, scale, parafin), proses
workover dan kerusakan akibat bakteri di formasi di sekitar
lubang sumur

KERUSAKAN FORMASI
Pengaruh skin dapat dihitung dengan persamaan :
S 1.151(

P1hr Pwf
m

k
log(
) 3.23)
2
crw

Pskin 0.87 mS

Skin berharga positif (+) berarti ada kerusakan (damage)


Skin berharga negatif () berarti menunjukkan adanya
perbaikan

PERHITUNGAN PERMEABILITAS
FORMASI RATA-RATA SETELAH
PEREKAHAN

Dengan asumsi terdapat suatu rekahan horizontal yang


simetris pada zona dengan permeabilitas yang seragam,
maka permeabilitas formasi rata-rata dapat dihitung

K avg

re

Log
rw
Xf
1
log
kf
rw

re


Log
k
Xf
for

INFLOW PERFORMANCE
RELATIONSHIP (IPR)

METODE PERBANDINGAN PI
1. Metode Prats
Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk
melihat perbandingan indeks produktivitas sebelum dan sesudah
perekahan

Jo

ln

ln

re
rw

re
0,5 L f

Kelemahan dari metode ini adalah bahwa semua keadaan


dianggap ideal.

Anggapan dalam persamaan Prats adalah :

Keadaan steady state

Daerah silinder

Fluida incompressible

Konduktivitas rekahan tidak terbatas

Tinggi rekahan sama dengan tinggi formasi

Anggapan dalam persamaan McGuire dan Sikora adalah

Aliran pseudo-steady state


Laju aliran konstan dengan tanpa aliran dari luar batas re
Daerah pengurasan segi empat sama sisi
Aliran incompressible
Lebar rekahan sama dengan lebar formasi

2. Metode McGuire Dan Sikora

LangkahPf = Pnet = pf - c -langkah


perhitungan perbandingan indeks produktivitas metode
McGuire-Sikora:
1.

Menghitung absis :
X

= (12xWKf / K) x (40 / S) 0,5

Keterangan :
WKf = Konduktivitas rekahan, mD-ft
= Lebar rekahan x permeabilitas rekahan (proppant)
= Wf x Kf
K
= Permeabilitas formasi, mD
S
= Spasi sumur, acre

2.

Menghitung perbandingan panjang rekahan yang dapat


memberikan kontribusi pada peningkatan produktivitas
formasi / panjang rekahan terisi proppant (L) dengan jarijari pengurasan sumur (re).

3.

Membaca harga Y (ordinat pada grafik McGuire-Sikora)


dengan cara memotongkan harga X dengan kurva (L/re).

4.

Peningkatan indeks produktivitas dihitung dengan :


j/jo

= Y / (7,13 / ln(0,472 x (Le/rw)))

Metode Cinco-Ley and Samaniego


Metode Cinco- Ley and Samaniego dalam
menentukan productivity index setelah fracturing
menggunakan beberapa anggapan, yaitu :
Area pengurasan silindris
Komplesi

sumur cased hole

Memperhitungkan

permeabilitas dan konduktivitas


serta panjang rekahan
Aliran

fluida steady state

Langkah Perhitungan

Menghitung Konduktivitas
rekahan (FCD)
k f .w
FCD
k i .x f

Hitung harga rw/rw


dengan grafik

Hitung perbandingan PI
dengan peres:
J / Jo

ln(re / rw)
ln(re / rw' )

PENINGKATAN INDEKS PRODUKTIVITAS (PI)


METODE CINCO-LEY, SAMANIEGO DAN
DOMINIQUEZ
Sumur SIN#1
WKf
= 9613.6 mD-ft
Ki
= 40 mD
Xf
= 134.288 ft
re
= 318.654 ft
rw
= 0.2615 ft
9613.6
WKf Fcd
Fcd
40 x134.288
Ki. Xf
Fcd = 1.79
Dari grafik didapat rw/Xf = 0.3, sehingga
rw = 0.3 x 134.288 ft = 40.2864 ft

J / Jo

J / Jo

ln(re / rw)
ln(re / rw' )

ln(318.654 / 0.2615)
ln(318.654 / 40.2864)

= 3.43 kali

Asumsi :
Area pengurasan silindris
Komplesi sumur cased hole
Memperhitungkan permeabilitas
dan konduktivitas serta panjang rekahan
Aliran fluida steady state.

Anda mungkin juga menyukai