PENDAHULUAN
Universitas Islam Riau (UIR) dengan bobot akademis 1 SKS. Kerja Praktek
pada dasarnya merupakan aplikasi dari semua ilmu yang telah didapat pada
bagaimana terbentuknya minyak dan gas bumi di dalam perut bumi, dan
mencari tahu berapa banyak jumlah cadangan yang ada untuk selanjutnya
dapat diambil dan diproduksi dalam bentuk crude oil ataupun gas
dunia Perminyakan terus berkembang dengan cepat. Sehingga apa yang kita
mahasiswa.
Untuk itulah Kerja Praktek ini perlu dilakukan oleh setiap mahasiswa
Tujuan :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah pada Jurusan Teknik
Pekanbaru.
perminyakan.
industri.
perminyakan.
membatasi Laporan hanya yang berkaitan dengan tugas – tugas dari Well
Test, Chemical dan OSZ ES , Sonolog , Pump Shop, dan DWO Department
April – 15April 2017 bertempat di PEDADA AREA – BOB PT. Bumi Siak
BAB I : Pendahuluan
sistematika penulisan.
BAB VI : Penutup
DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN UMUM
2. Misi
Mencari dan mengembangkan sumber daya migas secara efektif
dan efisien dengan memperdayakan sumber daya daerah, untuk
menghasilkan nilai tambah bagi pemegang saham, karyawan,
penduduk tempatan dan masyarakat Indonesia umumnya.
3. Nilai-Nilai
Integritas, kerja sama, saling percaya, bertanggung jawab,
mengakui perbedaan sebagai rahmat, dinamis, berakhlak mulia,
karyawan diakui sebagai mitra dan rahmat terhadap lingkungan hidup.
GENERAL
MANAGER
EXPLOITATION EXPLORATION
HRM MANAGER CPS MANAGER SCM MANAGER FINEC MANAGER
MANAGER MANAGER
SENIOR OPERATION
MANAGER
HRM FIELD
HSE MANAGER
DWO MANAGER
2.3.12.Exploitation Departement
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan cadangan/ blok
minyak mentah untuk di produksi sehingga dapat dicapai target
perusahaan.
Tabel 2.1
Statigrafi Cekungan Sumatera Tengah
(Heidrick dan Aulia, 1993)
Keterangan :
Sampel crude oil dari Well ZRD # 11
* Tidak bisa dikerjakan karena contoh beku pada suhu tersebut dan tidak bisa mengalir
** Tidak bisa dikerjakan untuk suhu 220 °F, karena alat hanya mampu sampai 212 °F
Tabel 2.3
Data Zamrud Field
(Zamrud South Research Report, 2009)
Tabel 3 - 1
PRODUCTION OPERATION – PEDADA AREA
(Data Report Production Operation, 2017)
PRODUCTION INJECTION
TOTAL
FIELDS WELL WELL
WELL
OFF ON OFF ON
PAK 4 9 0 0 13
GATAM 0 3 0 0 3
SABAK 6 16 2 3 27
PEDADA 49 87 3 18 157
BENUA 16 24 0 4 44
DUSUN 5 4 0 0 9
BUTUN 15 12 0 0 27
NORTH 1 1 0 0 2
DORAL
DORAL 3 1 0 0 4
PUSAKA 10 17 2 9 38
GRD TOTAL 109 174 7 34 324
C. Metode Pemboran
Metode pemboran di BOB PT. Bumi Siak Pusako – Pertamina
Hulu yang pernah di lakukan terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Vertical drilling
Vertical drilling adalah metode pemboran yang dilakukan
dengan arah vertical atau dengan kata lain pemboran lurus ke bawah
hingga menembus target pemboran yang diinginkan.
2. Directional drilling (pemboran berarah)
Directional drilling adalah metode pemboran yang dilakukan
dengan cara membelokkan bit ke arah dan kedalaman yang di
inginkan.Directional / horizontal drilling (pemboran berarah) dilakukan
apabila :
a. Target pemboran berada di bawah danau, rawa, perkotaan yang tidak
memungkinkan dibuat platform atau pemboran vertikal. Seperti
halnya BOB yang melakukan directional drilling karena letak target
pemboran berada di bawah hutan suaka margasatwa.
b. Karena terdapat patahan. Jika kemiringan > 45o bila dilakukan
pemboran vertikal maka mata bor akan tergelincir mengikuti
jalannya patahan
c. Karena letak target pemboran berada di bawah kubah garam
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pemboran secara
vertikal karena akan menyebabkan korosi dimana garam akan
bereaksi dengan air yang digunakan pada proses penyemenan atau
pemboran.
B. Hoisting System
Hoisting System atau sistem pengangkatan merupakan salah satu
sistem yang berperang penting dalam pemboran, sistem ini berfungsi
untuk menyediakan fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan
rangkaian drill string, casing, dan peralatan bawah permukaan (bottom
holeassembly) lainnya.
Sesuai dengan fungsinya, maka sistem pengangkatan ini saling
berhubungan setiap bagian–bagiannya sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya jika dipisahkan.
C. Rotating system
Bagian ini pada pemboran berfungsi sebagai pemutar rangkaian
drill string dan bit untuk dapat membuat lubang sumur yang diinginkan.
Alat-alat yang terdapat pada sistem ini adalah motor penggerak, rotary
table, master bushing, rotary kelly bushing yang digunakan untuk
D. Circulating system
Sistem sirkulasi merupakan sistem yang berfungsi untuk
mengalirkan lumpur pemboran menuju lubang bor , proses kerjanya
lumpur pemboran dipompakan dari mud tank oleh mud pump kemudian
mengalir stand pipe, swivel, kelly, drill pipe, drillcollar, bit dan
kemudian keluar melalui nozzle yang berada di bit lalu disirkulasikan
kembali melalui anulus sampai permukaan dengan membawa cutting
sebagai lumpur bekas yang akan disimpan di dalam tangki untuk di
rekondisi setelah di saring melewati shale sacker.
Peralatan circulating system antara lain :
1. Pompa lumpur, alat yang digunakan untuk memompakan lumpur
dari tangki lumpur ke pipa-pipa aliran lumpur.
1. Bop stack
Rangkaian BOP stack adalah sebagai berikut :
a. Annular preventer, berfungsi untuk menutup lubang sumur, baik
sumur dalam keadaan kosong ataupun terdapat rangkaian drill string.
b. Pipe rams, berfungsi untuk menutup lubang bor pada waktu
rangkaian pipa bor berada didalam sumur.
c. Shear rams, digunakan untuk menutup lubang bor dengan cara
memotong drill pipe yang tertinggal didalam lubang bor.
Ketiga alat ini dipasang menjadi satu rangkaian, alat – alat ini
mempunyai fungsi yang sama tetapi cara kerjanya yang berbeda
d. Drilling spool , penghubung antara rangkayan preventer dan juga
casing head, dan kill line serta choke manivold.
e. Casing head, merupakan pondasi bop stack dengan casing sumur.
2. Accumulator system
Berfungsi sebagai sumber tenaga yang digunakan untuk menutup
BOP dalam keadaan darurat. Accumulator terletak kurang lebih 100
meter dari rig dan memiliki panel pada remote panel di rig floor.
Untuk menjalankan peralatan BOP di perlukan accumulator,unit
accumulator dihidupkan pada keadaan darurat, yaitu untuk menutup
3. Sistem penunjang
a) Kill line, tempat sirkulasi lumpur berat untuk mengimbangi tekanan
reservoir ketika terjadi blow out
b) Choke manifold, menjaga back pressure pada lubang bor agar tidak
terjadinya intrusi fluida formasi.
4. Depthometer
Merupakan alat untuk mengukur kedalaman swab tool.
Data data yang di dapat dari hasil swab seperti : initial fluid level (IFL),
working fluid level ( WFL), tubing load, casing load, total load, total
recovery, flow rate perday (Q), produktivity index (PI), rate maximal
(Qmax), water cut (WC).
= 270,1 ft
Maka :
3𝑏𝑏𝑙𝑠
𝑊𝐹𝐿𝑓𝑡 = 700𝑓𝑡 − ( )
0,0087𝑏𝑏𝑙𝑠/𝑓𝑡
= 355,1 ft
Maka :
𝑇𝑢𝑏𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑏𝑏𝑙 = (1985𝑓𝑡 − 270,1𝑓𝑡 ) 𝑥 0,0087𝑏𝑏𝑙/𝑓𝑡
= 14,9 bbls
4. Casing load
𝑐𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑏𝑏𝑙𝑠 = (𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑓𝑡
− 𝑝𝑎𝑐𝑘𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑡𝑓𝑡 )𝑥 0.0394𝑏𝑏𝑙/𝑓𝑡
Maka :
𝑐𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑏𝑏𝑙𝑠 = (1995𝑓𝑡 − 1985𝑓𝑡 )𝑥 0.0394𝑏𝑏𝑙/𝑓𝑡
= 0,394 bbls
5. Total load
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑏𝑏𝑙𝑠 = 𝑡𝑢𝑏𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑏𝑏𝑙𝑠 + 𝑐𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔𝑙𝑜𝑎𝑑
Maka:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑏𝑏𝑙𝑠 = 14,9𝑏𝑏𝑙𝑠 + 0,394𝑙𝑜𝑎𝑑
= 15,29 bbls
6. Total recovery
Total recovery adalah jumlah bbls fluid yang di dapat selama proses
swab. Contoh untuk 10 kali run di dapat =28,5 bbls. Dimana untuk sekali
run membutuhkan waktu 10 menit.
Contoh:
Swab rate per run = 3 bbls setiap 10 menit
= 0,3 bbl/mnt
Maka:
𝑄𝑏𝑏𝑙/𝑑 = 0,3𝑏𝑏𝑙𝑠/𝑚𝑛𝑡 𝑥60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚 𝑥24𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 432 bbls/hari
Contoh:
PI = 11,7 bbls/psi
Pump depth = 1700 ft ( rencana)
= 4204 bbl
Test tank.
a. masukkan fluida swab ke test tank. Misal levelnya dalm tangki 10”
b. buang air bebasnya, misal level yang tertinggal 4”
c. free water yang di dapat = (6:10)x100% =60 %
d. oil cut yang di dapat = (4:10)x100% = 40%
e. masukkan sampel oil cut 40% ke dalam tabung centrifuge 100 ml,
tambahkan toluent, revers dan demulsifier beberapa tetes. Masukkan
ke dalam alat centrifuge.
f. Putar selama 5- 10 menit.
g. Setelah selesai ,baca water levelnya ,misal 5 %
h. Maka watercut sesungguhnya adalah 60%+5%= 65%
Kran tes:
a) Ambil sampel dari kran test pada saat hasil swab sudah stabil.
Masukkan ke dalam tabung centrifuge 100 ml.
b) Tambahkan toluen, revers, demulsifier secukupnya dan masukkan ke
dalam alat centrifuge, putar 5-10 menit
OPERATION PRODUCTION
2) Hydraulic jack
Hydraulic jack berfungsi untuk mentransmisikan pressure dari hydraulic
fluid untuk mengangkat rangkaian SRP, yang terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut:
a) Sensor pengatur panjang stroke (S) berfungsi untuk mengubah
pengaturan panjang stroke sesuai desain yang diinginkan.
b) Tangga berfungsi untuk memudahkan pada saat mengatur komponen
yang berada diatas hydraulic jack atau untuk memeriksa kerusakan-
kerusakan kecil pada hydraulic jack.
c) Menara sebagai pondasi untuk polished rod saat beroperasi agar kuat dan
lebih sentral sehingga kebocoran pada stuffing box dapat dihindari.
Tangga
Power Pack
Menara
Walkig Beam
Pitman
Horse head
Prime mover
Bridle
Crank Sampson post
Polished rod clamp
Polished hod
g) Pony Rod
Pony rod adalah batang baja, sama seperti sucker rod tetapi mempunyai
panjang yang lebih pendek. Pony rod berfungsi untuk menyesuaikan
panjang rangkaian sucker rod yang dibutuhkan sesuai dengan kedalaman
pompa bawah permukaan. Ukuran pony rod sama dengan ukuran sucker
rod .
h) Tubing
Seperti pada umumnya sumur minyak, tubing merupakan media alir fluida
formasi dari dasar sumur ke permukaan. Pada sumur minyak dengan
metoda pengangkatan buatan menggunakan Sucker Rod Pump, tubing
berfungsi pula sebagai tempat menggantungkan pompa dengan
jenis Tubing Type.
motor
Head Drive
Wing Line
Master Valve
b) Junction Box
Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan switchboard untuk
alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas melalui kabel dan naik ke permukaan
c) Switchboard
Switchboard adalah panel kontrol kerja di permukaan saat pompa bekerja
yang dilengkapi dengan motor controller, overload dan underload protection serta
alat pencatat (recording instrument) yang bisa bekerja secara manual ataupun
otomatis apabila terjadi penyimpangan. Switchboard ini dapat digunakan untuk
tegangan 440 volt
Fungsi utama dari switchboard adalah:
a. Untuk mengontrol kemungkinan terjadinya downhole problem seperti
overload atau underload current.
b. Auto restart setelah underload pada kondisi intermittent well.
c. Mendeteksi unbalance voltage.
Pada switchboard biasanya dilengkapi dengan ammeter chart yang
berfungsi untuk mencatat arus motor versus waktu ketika motor bekerja.
a) Transformer
Transformer merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk
menaikan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang
dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core maupun coil
direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan
akan sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Biasanya, tegangan input
transformer diberikan tinggi agar didapat ampere yang rendah pada jalur
transmisi, sehingga tidak dibutuhkan kabel penghantar yang besar. Tegangan
input yang tinggi akan diturunkan dengan menggunakan step-down transformer
sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor.
4) Intake
Intake dipasang dibawah pompa dengan cara menyambungkan sumbunya
(shaft) memakai coupling. Intake merupakan saluran masuknya fluida dari dasar
sumur ke pompa menuju permukaan. Untuk jenis-jenis tertentu, intake ada yang
dipasang menjadi satu dengan housing pompa (intregrated), tetapi ada juga yang
berdiri sendiri. Ada beberapa jenis intake yang sering dipakai, yaitu :
a) Standard Intake, dipakai untuk sumur dengan GLR rendah, jumlah gas yang
masuk pada intake harus kurang dari 10% sampai dengan 15% dari total
volume fluida. Intake mempunyai lubang untuk masuknya fluida ke pompa,
dan dibagian luar dipasang selubung (screen) yang gunanya untuk menyaring
partikel masuk ke intake sebelum masuk kedalam pompa.
b) Rotary Gas Separator dapat memisahkan gas sampai dengan 90% dan
biasanya dipasang untuk sumur-sumur dengan GLR tinggi. Gas Separator
jenis ini tidak direkomendasi untuk dipasang pada sumur-sumur yang
abrasive.
c) Static Gas Separator atau sering disebut reverse gas separator, yang dipakai
untuk memisahkan gas hingga 20% dari fluidanya.
5) Pump Unit
Unit pompa merupakan Multistages Centrifugal Pump, yang terdiri dari
impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah pompa). Di dalam housing
pompa terdapat sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari satu impeller dan
7) Check Valve
Check valve biasanya dipasang pada tubing (2–3 joint) di atas pomp, bertujuan
untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Jika check valve tidak dipasang
maka kebocoran fluida dari tubing (kehilangan fluida) akan melalui pompa yang
dapat menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas, sebab aliran balik
(back flow) tersebut membuat putaran impeller berbalik arah, dan dapat
menyebabkan motor terbakar atau rusak. Jadi, umumnya check valve digunakan
agar tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah
supaya fluida tidak turun ke bawah.
9) Centralizer
Centralizer berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak
bergeser atau selalu di tengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga
kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah.
Tabel 4.1
Jenis Pompa yang digunakan di Pedada Area
Lapangan HPU SRP PCP ESP
Pedada East 5 3 4 28
Pedada West 31 3 4 19
Butun — — — 27
1. Tubing Pump
Pada pompa jenis ini, unit pompa secara keselurhan dimasukkan ke dalam
sumur bersama-sama dengan tubing, yaitu barrel langsung dikaitkan pada
ujung bawah tubing, sedangkan plunger bersama traveling valve dikaitkan di
ujung bawah sucker rod string. Apabila pompa hendak dicabut maka baik rod
3. Valve
Ada dua macam valve yang bekerja pada pompa yaitu : standing valve dan
traveling valve.
a. Standing valve
Merupakan komponen katup yang terdapat pada bagian bawah dari
working barrel yang berfungsi untuk mengalirkan minyak dari formasi
masuk ke working barrel dan hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke
atas (standing valve membuka). Disamping itu untuk menahan minyak
agar tidak dapat keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke
bawah (standing valve menutup).
b. Traveling valve
Merupakan bola dan tempat kedudukannya terletak pada bagian bawah
dari plunger dan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan
plunger. Fungsi dari traveling valve ini untuk :
b. Pony Rod
Pony rod merupakan rod yang lebih pendek dari panjang rod pada umumnya.
Berfungsi untuk melengkapi panjang dari sucker rod apabila tidak mencapai
panjang yang diinginkan. Ukurannya adalah 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 ft.
1. Gas Anchor
2. Stator
3. Rotor
4. Sucker Rod
5. Pony Rod
2. Stator
Terletak diatas gas anchor yang dihubungkan dengan tubing produksi
dan berfungsi sebagai kedudukan dari rotor. Stator ini terbuat dari
bahan campuran synthetic elastomer dengan steel tube yang tahan
terhadap korosi dan abrasi.
3. Rotor
Rotor ini bentuknya seperti ulir dan merupakan salah satu bagian dari
PCP yang berputar. Komponen ini dimasukkan kedalam tubing dan
dihubungkan dengan suker rod diatasnya. Rotor ini dibuat dari bahan
stainless atau chrome yang tahan terhadap korosi dan abrasi.
5. Pony Rod
Merupakan Sucker Rod yang mempunyai ukuran panjang lebih pendek.
Fungsinya adalah melengkapi panjang dari Sucker Rod apabila panjang
dari Sucker Rod tidak mencapai panjang yang dibutuhkan. Panjang
Pony Rod adalah 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 ft.
kolom dari fluida pada sumur baik dalam keadaan pompa bekerja ( Working Fluid
Melakukan test untuk sumur yang baru di well service di test sampai WFL nya
stabil atau mendekati antara test yang satu dengan test yang selanjutnya.
pola getaran gas N2 tersebut. Bila getaran tersebut melewati tubing joint, pola
kepermukaan fluid level, pola aliran akan menggulung. Kedalaman fluid level
dapat dilihat dari jumlah tubing joint yang di konversikan menjadi satuan
kedalaman.
Fluid level ini sangat menentukan kinerja pompa yang akan dipasang.
diperlukan untuk mengetahui apakah sumur tersebut masih support untuk pompa
yang sebelumnya dipasang. Suatu sumur dikatakan masih support untuk ukuran
suatu pompa jika WFL sumur tersebut sekitar 300-400 ft diatas pump setting
depth. Istilah support disini menandakan bahwa pompa yang digunakan dapat
menghisap fluida dari dalam sumur dengan efisiensi optimal dan tidak merusak
1. Pasang Gas Gun pada Casing Valve untuk koneksi ke Casing annulus.
on”
9. Pilih sumur yang akan di test, jika data sumur sudah tersimpan
scf/d
12. Kemudian klik “F5”, tunggu beberapa detik lalu klik “fire shoot”
13. Klik “F6” pilih “casing pressure” kemudian klik “End Build Up”. Lalu
pilih Automatic atau manual, jika kick yang terbaca belum tepat maka
pilihlah Manual dan atur kick yang terbaca sehingga didapat hasil yang
dianggap tepat.
Hasil Pengukuran working fluid level pada sumur pusaka #35 di dapat :
Pump intake depth : 1517 ft
Liquid level : 1107 ft
Total gas liquid : 410 ft
Equivalen gas free liquid : 410 ft
% Liquid : 100%
Pump intake pressure : 147 psi
Producing BHP : 156 psi
Static BHP : 319 psi
= 1134 𝐵𝑏𝑙𝑠
= 45 BOPD
NOTE : Jika kita melakukan pengambilan water cut pencatatan waktu test pada
flow meter di lakukan setelah pengembalian sample fluida di sumur.
B. Gas boot
Merupakan suatu kolom tinggi, yang berfungsi untuk memisahkan
gas dari fluida (minyak dan air).Fluida yang dipisahkan berasal dari
sumur-sumur produksi. Sebelum dialirkan ke Gas boot, fluida
diinjeksikan dengan bahan kimia, yaitu berupa demulsifier ataupun
Reverse demulsifier (sesuai kebutuhan) sehingga fluida yang mengalami
agitasi (pengadukan akibat aliran turbulen) sepanjang main line akan lebih
efektif dalam pemisahan antara fasa minyak dan air. Demulsifier berfungsi
untuk membersihkan air dari minyak, sedangkan Reverse demulsifier
C. Wash tank
Wash tankmemisahkanminyakdan air berdasarkan berat jenis,
Specific Gravity, agitasi, dan temperatur. Fluida ringan (minyak) berada di
atas, sedangkan fluida yang berat (air) berada di bawah.Wash tank
dilengkapi dengan water leg yang berfungsi sebagai monitor ketinggian
level air dengan menggunakan prinsip bejana berhubungan.
E. LACT UNIT
Lack unit berfungsi sebagai flow meter yaitu menghitung jumlah
minyak (barrel) dari shipping tank yang dikirim ke Gathering Station
Pusaka dengan menggunakan shipping pump (±110-150 psi).
B. Hydrocyclone
Air yang berasal dari balance tank mengalir ke hydrocyclone dengan
bantuan hydrocyclone pump, prinsip kerja hydrocyclon adalah kumpulan
partikel dan air masuk ke dalam siklon pada bagian puncaknya. Kumpulan
partikel dan air ditekan kebawah secara spiral karena bentuk dari siklon.
Gaya sentrifugal menyebabkan partikel yang beratjatuh pada bagian
bawah siklon dan air bergerak secara spiral lalu keluar pada bagian atas
hydrocyclon.
C. Surge Tank
Air yang berasal dari HIGFU akan masuk ke surge tank. Air
ini masih mengandung adanya film – film minyak walaupun dalam
jumlah yang kecil. Oil content yang berada didalam Surge Tank akan
dialirkan ke Skim RecycleTank. Air yang sudah dipisahkan dari
minyak yang berada di Surge Tank akan dialirkan ke Filter.
F. Suction Tank
Merupakan tank tempat berkumpulnya air yang sudah siap
untuk diinjeksikan ke sumur injeksi dengan menggunakan injection
pump. Oil content yang masih berada didalam air akan terpisah
secara gravity sehingga minyak akan berada diatas, minyak ini akan
dialirkan kembali ke Skim Recycle Tank.
H. Sump Box
Merupakan tempat penampungan air dari saluran irigasi pada
Gathering Station. Didalam Sump Box masih terdapat minyak, minyak
ini akan dipompakan kembali menuju gas boot dan akan melewati
proses selanjutnya.
I. Pit
Over flow dari masing-masing tanki yang ada di Gathering
Station akan dialirkan menuju Pit. Jika mengandung minyak akan di
alirkan menuju Gathering Station dengan weathly pump untuk
dilakukan proses pemisahan. Sedangkan air yang ada di pit akan di
transfer ke sumur disposal dengan menggunakan disposal pump.