Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ACIDIZING DAN HYDRAULIC FRACTURING

STIMULASI RESERVOIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Stimulasi Reservoir

Dosen Pengampu:

Wirawan W. Mandala,S.T.,M.T

Disusun Oleh :

Dian Israyani

16 420 410 1105

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNYA sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 26 Juni 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, kegiatan eksploitasi terbagi menjadi tiga fase, yakni:


primer, sekunder dan tersier. Fase primer adalah fase dimana lapangan baru
dikembangkan, sehingga sumur masih akan mengalir secara natural flow dan
dengan bantuan artificia lift. Saat produksi mulai turun seiring dengan penurunan
tekanan pada reservoir, kegiatan eksploitasi masuk pada fase sekunder dimana
sumur minyak akan di-injeksikan air atau gas untuk memberikan tekanan
tambahan ke dalam reservoir dan mendorong minyak mengalir ke sumur-sumur
produksi.

Seiring dengan berjalannya produksi minyak dan gas bumi dari reservoir,
cepat atau lambat sumur minyak akan mengalami penurunan produksi. Penurunan
produksi dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti berkurangnya jumlah
cadangan hidrokarbon di dalam reservoir, menurunnya tenaga pendorong alami
reservoir, kerusakan mekanis pada peralatan bawah sumur atau
terjadinya kerusakan formasi pada lapisan produktif.
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini agar dapat mengenalkan dan menjelaskan


Stimulasi Reservoir khusunya Acidizing dan Hydraulic Fracturing.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam makalah ini diantaranya :

a. Jelaskan Pengertian Acidizing


b. Jelaskan Pegertian Hydaulic Fracturing
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengenalan Stimulasi

Simulasi reservoir adalah suatu proses matematik yang digunakan untuk


memprediksikan perilaku reservoir hidrokarbon dengan menggunakan suatu
model. Suatu model diasumsikan memiliki sifat-sifat yang mirip dengan keadaan
reservoir yang sebenarnya. Model tersebut memiliki dua tipe, yaitu model fisik
dan model matematik. Model fisik dimodelkan dengan menggunakan objek yang
tampak sehingga mudah untuk di teliti atau dievaluasi, sedangkan model
matematik menggunakan persamaan matematik yang memperhitungkan sifat-sifat
atau kelakuan fisik, kimia dan thermal dari reservoir dalam penginterpretasiannya.
Perumusan matematik sangat sulit untuk dipecahkan menggunakan metode
analitis, sehingga pemecahannya menggunakan cara numerik (misal, finite
difference). Stimulasi Reservoir Terdiri atas 2 diantaranya :
1. Acidizing

Acidizing adalah salah satu proses perbaikan terhadap sumur untuk


menanggulangi atau mengurangi kerusakan formasi dalam upaya peningkatan laju
produksi dengan melarutkan endapan-endapan disekitar lubang sumur sehingga
meningkatkan permeabilitas batuan.

 Acid Washing
Acid washing merupakan treatment yang dilakukan untuk menghilangkan
material atau scale di interval produksi, saluran perforasi dan area di sekitar
lubang sumur. Treatment dilakukan dengan menggunakan coiled tubing atauwash
tool. Dengan coiled tubing, tubing diturunkan hingga kebagian bawah interval dan
sambil menginjeksikan asam, tubing digerakkan kebagian atas interval. Proses ini
dapat dilakukan berulang-ulang sesuai kebutuhan.

 Acid Fracturing
Metode acid fracturing hanya digunakan pada batuan karbonat yaitu
batugamping atau dolomite. Kenaikan produksi diakibatkan oleh kenaikan
permeabilitas sampai jauh dari sumur dan melampaui zona yang rusak. Pada acid
fracturing ini, dua permukaan yang terbelah kiri dan kanan akan dilarutkan
disana-sini sehingga waktu rekahan menutup bagian-bagian yang terlarut tak
dapat menutup rapat kembali. Dalam acid fracturing diperlukan jumlah acid yang
relatif sangat banyak dibanding matrix acidizing, tetapi hasilnyapun akan cukup
memadai.Prinsip acid fracturing hampir sama dengan hydraulic fracturing tetapi
pada acid fracturing tidak digunakan proppant (material pengganjal). Adapun
anggapan-anggapan yang digunakan adalah :
1. Rekahan horisontal dan melebar secara radial dari lubang sumur
2. Kebocoran asam ke dalam formasi dianggap tidak ada

 Matrix Acidizing
Matrix acidizing adalah proses penginjeksian asam ke dalam formasi
produktif pada tekanan dibawah tekanan rekah, dengan tujuan agar reaksi dapat
menyebar ke dalam batuan secara radial. Asam akan menaikkan
permeabilitasmatrix dengan cara membesarkan lubang pori-pori ataupun dengan
melarutkan partikel-partikel yang menyumbat saluran pori-pori tetrsebut. Matrix
acidizingbaik digunakan untuk batuan karbonat (batugamping atau dolomite)
maupun batupasir, meski jenis acidnya berbeda. Matrix acidizing akan sangat baik
bila dilakukan pada sumur dengan kedalaman formasi yang rusak sekitar 1-2
feet. Adapun anggapan-anggapan yang digunakan dalam acidizing ini adalah :
1. Formasinya homogen
2. Ukuran pori-porinya seragam
3. Kecepatan reaksi menurun secara uniform

Dalam pelaksaannnya ada dua metode matrix Acidizing antara lain :


1. BullheadAcid
Pada pelaksanaan treatment penginjeksian acid, sumur ditutup tanpa
adanya aliran keluar, dan mendapaat tekanan dari pompa injeksi yang ada di
permukaan hal ini agar Acid dapat masuk ke dalam formasi yang dituju.
2. Nitrified Acid
Pada dasarnya pelaksanaan Nitrified Acidsama dengan
pelaksanaanBullheadAcidtetapi yang membedakan adalah dengan adanya nitrogen
yang diinjeksikan bersamaan dengan asam. Percampuran antara asam dengan
nitrogen menghasilkan busa sehingga asam bisa masuk lebih jauh ke dalam
formasi.

2. Hydraulic Fracturing

Hydraulic fracturing adalah suatu teknik stimulasi yang digunakan


untuk memperbaiki atau meningkatkan produktivitas sumur.
t u j u a n adalah membentuk saluran konduktif dan kontinyu yang menembus
zonas k i n ( y a n g m e n g a l a m i k e r u s a k a n ) , j a u h k e d a l a m r e s e
r v o a r . U n t u k mencapai tujuan itu, maka dibuat rekahan untuk jalan
mengalirnya fluidareservoir ke lubang sumur dengan cara menginjeksikan
fluida perekahdengan laju dan tekanan tertentu diatas tekanan rekah
formasi.

3. Perbedaan Acidizing dan Hydraulic Fracturing

3.1 Hydraulic Fracturing


PENGERTIANNYA

Hydraulic Fracturing adalah salah satu proses stimulasi (stimulation)


dimana formasi hidrokarbon kita "pecahkan" dengan cara memompa fluida
tertentu dalam rate dan tekanan tertentu (di atas fracture pressure formasi
tersebut). Setelah itu proppant atau pasir dipompa bersama-sama dengan fluida
yang umumnya sangat mahal per galonnya. Ini bertujuan untuk menahan agar
rekahannya tetap terbuka / tidak tertutup setelah proses pemompaan berhenti.
Rekahan (fracture) yang terisi proppant akan mem-bypass damage di sekitar
wellbore dan akan menjadi semacam jalan tol berkonduktivitas tinggi, sehingga
hidrokarbon dapat mengalir lebih efisien dari formasi ke dalam sumur. Ujungnya,
produksi akan naik. HydraulicFracturing atau sering hanya disebut fracturing
termasuk proses stimulasi yg sangat populer umumnya untuk reservoir
berpermeabilitas rendah, baik oil maupun gas.

Jika laju alir meningkat, pressure differential juga ikut meningkat.


Pressure differential ini juga menghasilkan stress pada formasi. Hydraulic
Fracturing pada formasi dengan low permeability dilakukan supaya
mengoptimalkan laju alir dari fluida hidrokarbonnya. Rekahan pada formasi ini
didesain untuk length. Jika formasi dengan high permeability dilakukan untuk
mengatasi formation damage.Rekahan pada formasi ini didesain untuk width.
HydraulicFracturing merupakan salah satu metode stimulasi sumur yang
merekahkan batuan formasi yang merupakan reservoir minyak atau gas agar aliran
fluida dari reservoir ke lubang sumur semakin besar, dalam hal ini mempengaruhi
permeabilitas secara sangat signifikan sehingga produktivitas sumur meningkat.
Fluida yang berfungsi untuk merekahkan batuan ialah fluida perekah berupa water
base fluid dengan KCl, lalu setelah rekahan terbentuk, rekahan tersebut akan
diganjal atau ditahan dengan proppant, yaitu pasir dengan ukuran butir tertentu
dan mempunyai ketahanan terhadap tekanan tertentu (bisa 3000, 5000, 8000 psi).

KEGUNAANNYA

Prinsip kerja dari metode hydraulicfracturing yaitu dengan cara


memasukkan atau menginjeksikan suatu fluida dengan tekanan yang melebihi
tekanan rekah formasi. Tujuannya yaitu ntuk menahan agar rekahannya tetap
terbuka, tidak tertutup, setelah proses pemompaan berhenti. Rekahan (fractures)
yg terisi proppant akan membypass damage di sekitar wellbore & akan menjadi
semacam jalan toll berkonduktivitas tinggi, sehingga hidrokarbon dapat mengalir
lebih efisien dari formasi ke dalam sumur. Ujungnya, produksi akan naik &
smiling face. Hydraulic fracturing atau sering hanya disebut fracturing termasuk
proses stimulasi yg sangat populer umumnya untuk reservoir berpermeabilitas
rendah, baik oil maupun gas.

KAPAN HARUS DILAKSANAKAN

Hydraulic fracturing adalah proses membuat rekahan atau jalur


mengalirnya fluida reservoir ke lubang sumur dengan menginjeksikan frac fluid
dengan tekanan diatas tekanan rekah formasi tersebut. Formasi yang mengalami
perekahan, terus diinjeksikan menggunakan fluida untuk memperlebar rekahan
yang telah terjadi. Rekahan yang terjadi akan diganjal dengan proppant berupa
pasir dengan tujuan agar rekahan tidak akan menutup kembali. Pemilihan
kandidat reservoir untuk hydraulic fracture harus diperhatikan karena akan
mempengaruhi desain rekahan. Seperti yang telah disebutkan, Hydraulic frcture
bisa dilakukan pada reservoir dengan permeabilitas rendah sampai menengah.
Namun tidak menutup kemungkinan hydraulic fracture dilakukan pada reservoir
dengan permeabilitas yang tinggi. Hal ini telah cukup banyak dilakukan saat ini
dan menghasilkan hasil yang baik. Beberapa jenis reservoir jarang dijadikan
kandidat hydraulic fracture, salah satunya adalah reservoir yang dibatasi oleh
zona air karena menghindari adanya penembusan rekahan kedalam zona air
sehingga meningkatkan produksi air dibandingkan produksi minyak .

SUMUR YANG BAGAIMANA

Secara umum, hydraulic fracturing diterapkan pada sumur-sumur


horizontal yang sudah digali. Artinya, teknik ini bukan teknik pengeboran. Tetapi,
lebih ke teknik bagaimana meretakkan dinding-dinding batuan di dalam sumur
yang sudah digali, dan mengekstraksi gas bumi yang terperangkap dalam lapisan
batuan tersebut.

Kita mulai setelah sumur selesai digali secara horizontal. Setelah proses
pengeboran sampai di lempeng-lempeng yang diduga mengandung gas, mata bor
akan ditarik keluar dari lubang sumur. Dewasa ini, minyak dan gas merupakan
salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan akan
sumber daya ini perlu diimbangi oleh ketersediaannya di alam dan bisa tidaknya
sumber daya tersebut diambil. Metode yang digunakan pada awalnya secara
primer yaitu dengan dibiarkan mengalir hingga ke permukaan dan secara
pengangkatan buatan pada vertical well. Namun ternyata metode tersebut tidak
cukup, masih banyak cadangan minyak dan gas yang tersimpan di dalam bumi
tapi belum bisa terjangkau dengan metode yang ada. Oleh karena itu, diperlukan
pengembangan teknologi atau metode yang lebih canggih dalam mengembangkan
produktivitasnya, salah satunya dengan melakukan multistage hydraulic
fracturing pada horizontal well. Horizontal well dan hydraulic fracturing,
keduanya merupakan teknologi yang terpisah yang masing-masing memiliki
kemampuan dalam mengembangkan sumber hidrokarbon. Kombinasi teknologi
dari keduanya dapat menghasilkan revolusi dalam industri perminyakan.
Horizontal well merupakan sumur dengan besar sudut yang tinggi
(kemiringan sumur umumnya lebih besar dari 85o) yang dibor untuk
meningkatkan kinerja reservoir dengan menempatkan bagian sumur bor yang
panjang di dalam reservoir. Sedangkan hydraulic fracturing merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan produktivitas dengan membuka lebih banyak area target
formasi atau dengan memunculkan permeabilitas pada batuan yang normalnya
fluida tidak bisa mengalir. Teknik ini merupakan teknik stimulasi sumur yang
batuannya direkahkan oleh tekanan dari suatu cairan. Proses ini meliputi injeksi
fracking fluid bertekanan tinggi (terutama air, yang mengandung pasir atau propan
lain yang tersuspensi dengan bantuan thickening agents) ke dalam lubang sumur
untuk membuat retakan pada formasi batuan yang akan membuat gas alam,
minyak bumi, dan brinemengalir lebih mudah. Ketika tekanan hidrolik
dihilangkan dari sumur, butiran-butiran kecil propan hydraulic fracturing (baik
pasir atau aluminium oksida) akan menahan rekahan tetap terbuka
3.2 ACIDIZING

PENGERTIANNYA

Penurunan laju produksi merupakan salah satu dampak yang dapat terjadi
akibat adanya kerusakan formasi disekitar lubang sumur. Kerusakan fomasi ini
umumnya disebabkan oleh adanya clay swelling, scale, emulsi, fines migration,
ataupun endapan organik yang mengakibatkan terhambatnya aliran fluida dari
formasi menuju ke lubang sumur sehingga pada akhirnya akan menyebabkan
turunnya produktivitas suatu sumur. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan laju produksi sumur akibat permasalahan ini adalah dengan cara
stimulasi. Salah satu metode stimulasi yang akan dibahas dalam tugas akhir ini
adalah matrix acidizing. Dengan metode ini asam dipompakan baik melalui SSD,
tubing, ataupun coiled tubing. Matrix acidizing adalah salah satu cara stimulasi
yang dilakukan dengan menginjeksikan fluida asam ke dalam formasi dengan
tekanan injeksi dibawah tekanan rekah formasinya, dengan tujuan agar asam
bereaksi menyebar ke formasi batuan secara radial sehingga dapat melarutkan
partikel-pertikel yang menyumbat saluran pori-pori disekitar lubang sumur dan
pada akhirnnya dapat meningkatkan laju produksi minyak dari suatu sumur.
Selain itu saat merencanakan stimulasi, perlu dilakukan pula pemilihan jenis
asamserta urutan fluida yang tepat berdasarkan jenis formasi yang sesuai agar
proses stimulasi dapat berjalan dengan baik.

KEGUNAANNYA

Matrix acidizing dapat didefinisikan sebagai injeksi asam ke dalam pori-


pori lapisan produktif dimana tekanan injeksi berada di bawah tekanan rekah
formasi dengan tujuan agar reaksi menyebar ke formasi batuan secara radial.
Fungsi dan tujuan dari matrix acidizing adalah untuk mengatasi problem skin di
sekitar lubang sumur dan menaikkan permeabilitas dengan cara melarutkan
partikel-partikel penyumbat pori-pori. Metode matrix acidizing ini digunakan baik
untuk batuan karbonat (limestone/dolomite) maupun sandstone dengan
penggunaan jenis asam yang berbeda dan akan berhasil untuk sumur dengan
damage sedalam 1-2 ft. Bila sumur tidak mengalami damage maka matrix
acidizing tidak banyak membantu untuk meningkatkan produksi, oleh karena itu
sebelum melakukan matrix acidizing harus dipastikan apakah sumur tersebut
benar-benar mengalami kerusakan formasi dan apa jenis kerusakan formasi yang
terjadi. Berdasarkan kegunaannya matrix acidizing dapat digunakan untuk
menaikkan kemballi laju alir dengan cara memperbaiki sumur-sumur yang rusak
dan kecil permeabilitas akibat fines migration, endapan paraffin dan asphaltene,
scale dan yang lainnya.

KAPAN HARUS DILAKSANAKAN

Sebelum melakukan pekerjaan matrix acidizing suatu sumur sebaiknya


dipastikan dulu apakah sumur itu terdapat kerusakan formasi atau tidak. Karena
matrix acidizing tidak akan begitu berpengaruh pada sumur yang tidak mengalami
kerusakan formasi. Indikasi terdapatnya kerusakan formasi dapat diketahui
melalui analisa penurunan produski dan analisa produksi kimia dari fluida formasi
yang diproduksikan. Pada sumur yang berproduksi, analisa dapat dilakukan
dengan membandingkan laju produksi yang ada saat ini dengan laju produksi awal
yang dimiliki sumur tersebut. Jika terdapat penurunan produksi yang begitu tajam
dibandingkan dengan laju produksi awal ketika sumur mulai berproduksi, maka
perlu dilakukan pemeriksaan pada sumur sekitarnya. Penurunan produksi ini dapat
diperjelas melalui plot antara laju alir produksi uap terhadap waktu selama sumur
berpoduksi, maka akan menghasilkan trenline penurunan produksi. Apabila
trenline penurunan produksi sumur sebelum dilakukannya stimulasi jauh lebih
besar dari trenline alamiahnya, maka perlu dilakukan analisa lebih lanjut terhadap
sumur.

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat endapan seperti


silika, kalsit ataupun kemungkinan terdapatnya mineral clay pada formasi maupun
disekitar liner sehingga produksi steam dari sumur menjadi turun sangat tajam.
Indikasi terbentuknya scale berupa silika dan kalsit dapat diketahui dari nilai
saturasi index masing – masing antara silika dan kalsit. Sehingga apabila suatu
senyawa kimia memiliki index yang melebihi dari nilai saturasinya ( > 1), maka
dikatakan telah terbetuk endapan di dalam sumur. Sedangkan analisa terdapatnya
mineral clay dilakukan dengan analisa makroskopik di laboratorium dari sample
mineral yang diambil menggunakan sample catcher yang di-run kedalam sumur.
Analisa makroskopik merupakan analisa yang dilakukan dengan melihat material
penyusun batuan, termasuk didalamnya warna yang menjadi ciri khas dari mineral
clay ini. Ciri – ciri tersebut berupa warna abu-abu kehijauan - abu menengah dan
abu-abu keputihan. Terdiri dari andesite clast, lithic clast dan crystal clast yang
tersusun dalam matriks yang sangat halus.

SUMUR YANG BAGAIMANA

Berdasarkan data transient P,T dan spinner dan kriteria di atas, untuk
tahap awal sumur untuk dilakukan acidizing, yaitu yang saat ini tidak
berproduksi. Yang mempunyai skin factor. sekitar kondisi sumur demikian
mengisyaratkan perlunya percobaan laboratorium untuk menentukan parameter
acidizing yang lebih tepat dan gas nitrogen untuk menurunkan titik didih fluida
agar dapat disemburkan. Satu hal lagi yang menjadi bahan pertimbangan yaitu
feed zone yang akan dibersihkan berada dibawah puncak air sehingga diperlukan
pemompaan air yang lebih banyak agar feed zone dapat terendam air
BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan


pada makalah adalah:

1. Stimulasi adalah suatu proses matematik yang digunakan untuk


memprediksikan perilaku reservoir hidrokarbon dengan menggunakan
suatu model.
2. Stimulasi Reservoir terdiri atas 2 yaitu :
 Acidizing
- Acid Washing
- Acid Fracturing
- Matriks Acidizing
 Hydraulic Fracturing

Anda mungkin juga menyukai