STIMULASI RESERVOIR
Dosen Pengampu:
Wirawan W. Mandala,S.T.,M.T
Disusun Oleh :
Dian Israyani
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan berjalannya produksi minyak dan gas bumi dari reservoir,
cepat atau lambat sumur minyak akan mengalami penurunan produksi. Penurunan
produksi dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti berkurangnya jumlah
cadangan hidrokarbon di dalam reservoir, menurunnya tenaga pendorong alami
reservoir, kerusakan mekanis pada peralatan bawah sumur atau
terjadinya kerusakan formasi pada lapisan produktif.
1.2 Tujuan Penulisan
I. Pengenalan Stimulasi
Acid Washing
Acid washing merupakan treatment yang dilakukan untuk menghilangkan
material atau scale di interval produksi, saluran perforasi dan area di sekitar
lubang sumur. Treatment dilakukan dengan menggunakan coiled tubing atauwash
tool. Dengan coiled tubing, tubing diturunkan hingga kebagian bawah interval dan
sambil menginjeksikan asam, tubing digerakkan kebagian atas interval. Proses ini
dapat dilakukan berulang-ulang sesuai kebutuhan.
Acid Fracturing
Metode acid fracturing hanya digunakan pada batuan karbonat yaitu
batugamping atau dolomite. Kenaikan produksi diakibatkan oleh kenaikan
permeabilitas sampai jauh dari sumur dan melampaui zona yang rusak. Pada acid
fracturing ini, dua permukaan yang terbelah kiri dan kanan akan dilarutkan
disana-sini sehingga waktu rekahan menutup bagian-bagian yang terlarut tak
dapat menutup rapat kembali. Dalam acid fracturing diperlukan jumlah acid yang
relatif sangat banyak dibanding matrix acidizing, tetapi hasilnyapun akan cukup
memadai.Prinsip acid fracturing hampir sama dengan hydraulic fracturing tetapi
pada acid fracturing tidak digunakan proppant (material pengganjal). Adapun
anggapan-anggapan yang digunakan adalah :
1. Rekahan horisontal dan melebar secara radial dari lubang sumur
2. Kebocoran asam ke dalam formasi dianggap tidak ada
Matrix Acidizing
Matrix acidizing adalah proses penginjeksian asam ke dalam formasi
produktif pada tekanan dibawah tekanan rekah, dengan tujuan agar reaksi dapat
menyebar ke dalam batuan secara radial. Asam akan menaikkan
permeabilitasmatrix dengan cara membesarkan lubang pori-pori ataupun dengan
melarutkan partikel-partikel yang menyumbat saluran pori-pori tetrsebut. Matrix
acidizingbaik digunakan untuk batuan karbonat (batugamping atau dolomite)
maupun batupasir, meski jenis acidnya berbeda. Matrix acidizing akan sangat baik
bila dilakukan pada sumur dengan kedalaman formasi yang rusak sekitar 1-2
feet. Adapun anggapan-anggapan yang digunakan dalam acidizing ini adalah :
1. Formasinya homogen
2. Ukuran pori-porinya seragam
3. Kecepatan reaksi menurun secara uniform
2. Hydraulic Fracturing
KEGUNAANNYA
Kita mulai setelah sumur selesai digali secara horizontal. Setelah proses
pengeboran sampai di lempeng-lempeng yang diduga mengandung gas, mata bor
akan ditarik keluar dari lubang sumur. Dewasa ini, minyak dan gas merupakan
salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan akan
sumber daya ini perlu diimbangi oleh ketersediaannya di alam dan bisa tidaknya
sumber daya tersebut diambil. Metode yang digunakan pada awalnya secara
primer yaitu dengan dibiarkan mengalir hingga ke permukaan dan secara
pengangkatan buatan pada vertical well. Namun ternyata metode tersebut tidak
cukup, masih banyak cadangan minyak dan gas yang tersimpan di dalam bumi
tapi belum bisa terjangkau dengan metode yang ada. Oleh karena itu, diperlukan
pengembangan teknologi atau metode yang lebih canggih dalam mengembangkan
produktivitasnya, salah satunya dengan melakukan multistage hydraulic
fracturing pada horizontal well. Horizontal well dan hydraulic fracturing,
keduanya merupakan teknologi yang terpisah yang masing-masing memiliki
kemampuan dalam mengembangkan sumber hidrokarbon. Kombinasi teknologi
dari keduanya dapat menghasilkan revolusi dalam industri perminyakan.
Horizontal well merupakan sumur dengan besar sudut yang tinggi
(kemiringan sumur umumnya lebih besar dari 85o) yang dibor untuk
meningkatkan kinerja reservoir dengan menempatkan bagian sumur bor yang
panjang di dalam reservoir. Sedangkan hydraulic fracturing merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan produktivitas dengan membuka lebih banyak area target
formasi atau dengan memunculkan permeabilitas pada batuan yang normalnya
fluida tidak bisa mengalir. Teknik ini merupakan teknik stimulasi sumur yang
batuannya direkahkan oleh tekanan dari suatu cairan. Proses ini meliputi injeksi
fracking fluid bertekanan tinggi (terutama air, yang mengandung pasir atau propan
lain yang tersuspensi dengan bantuan thickening agents) ke dalam lubang sumur
untuk membuat retakan pada formasi batuan yang akan membuat gas alam,
minyak bumi, dan brinemengalir lebih mudah. Ketika tekanan hidrolik
dihilangkan dari sumur, butiran-butiran kecil propan hydraulic fracturing (baik
pasir atau aluminium oksida) akan menahan rekahan tetap terbuka
3.2 ACIDIZING
PENGERTIANNYA
Penurunan laju produksi merupakan salah satu dampak yang dapat terjadi
akibat adanya kerusakan formasi disekitar lubang sumur. Kerusakan fomasi ini
umumnya disebabkan oleh adanya clay swelling, scale, emulsi, fines migration,
ataupun endapan organik yang mengakibatkan terhambatnya aliran fluida dari
formasi menuju ke lubang sumur sehingga pada akhirnya akan menyebabkan
turunnya produktivitas suatu sumur. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan laju produksi sumur akibat permasalahan ini adalah dengan cara
stimulasi. Salah satu metode stimulasi yang akan dibahas dalam tugas akhir ini
adalah matrix acidizing. Dengan metode ini asam dipompakan baik melalui SSD,
tubing, ataupun coiled tubing. Matrix acidizing adalah salah satu cara stimulasi
yang dilakukan dengan menginjeksikan fluida asam ke dalam formasi dengan
tekanan injeksi dibawah tekanan rekah formasinya, dengan tujuan agar asam
bereaksi menyebar ke formasi batuan secara radial sehingga dapat melarutkan
partikel-pertikel yang menyumbat saluran pori-pori disekitar lubang sumur dan
pada akhirnnya dapat meningkatkan laju produksi minyak dari suatu sumur.
Selain itu saat merencanakan stimulasi, perlu dilakukan pula pemilihan jenis
asamserta urutan fluida yang tepat berdasarkan jenis formasi yang sesuai agar
proses stimulasi dapat berjalan dengan baik.
KEGUNAANNYA
Berdasarkan data transient P,T dan spinner dan kriteria di atas, untuk
tahap awal sumur untuk dilakukan acidizing, yaitu yang saat ini tidak
berproduksi. Yang mempunyai skin factor. sekitar kondisi sumur demikian
mengisyaratkan perlunya percobaan laboratorium untuk menentukan parameter
acidizing yang lebih tepat dan gas nitrogen untuk menurunkan titik didih fluida
agar dapat disemburkan. Satu hal lagi yang menjadi bahan pertimbangan yaitu
feed zone yang akan dibersihkan berada dibawah puncak air sehingga diperlukan
pemompaan air yang lebih banyak agar feed zone dapat terendam air
BAB III
KESIMPULAN