Anda di halaman 1dari 20

STIMULASI SUMUR

By 1
Desi Kusrini, ST. MT

Teknik Perminyakan – Akamigas Balongan


Indramayu
2020
ACIDIZING
ACIDIZING
• Pada prinsipnya pekerjaan ini memulihkan kondisi lubang formasi
batuan yang telah tersumbat oleh endapan scale ,dengan cara
mereaksikan batuan formasi dengan larutan kimia yang bersifat asam.
• Beberapa sasaran yang diharapkan :
- scale disekitar lubang bor
- plugging pada formasi akibat incompatible fluid pada operasi
drilling, workover atau produksi
- presipitasi akibat perbedaan Temp & Press
yang significant
ACIDIZING
• Keuntungan Acidizing :
- Meningkatkan Produksi (gain : 30-100%)
- Potensi mengurangi water cut
- Memperpanjang umur sumur

• Resiko Yang harus diperhatikan :


- Chemical Plugging akibat terlalu lamanya proses
perendaman
METODE- METODE
ACIDIZING
Ada 3 Metode Acidizing :
1. Acid Washing
2. Matrix Acid
3. Acid Fracturing

Metode Acid Washing


Treatment dilakukan dengan menggunakan coiled tubing atau wash tool.
Coiled tubing diturunkan hingga kebagian bawah interval dan sambil
menginjeksikan asam, tubing digerakkan kebagian atas interval. Proses ini
dapat dilakukan berulang-ulang sesuai kebutuhan. Dengan wash tool, alat
diturunkan tepat di depan perforasi dan Asam diinjeksikan ke perforasi
sambil menggerakkan alat disepanjang interval. Proses ini juga dapat
dilakukan berulang-ulang sesuai kebutuhan.
• Acid washing adalah operasi yang direncanakan untuk menghilangkan
endapan scale yang dapat larut dalam larutan asam yang terdapat dalam
lubang sumur untuk membuka perforasi yang tersumbat.

• Acid fracturing adalah penginjeksian asam ke dalam formasi pada


tekanan yang cukup tinggi untuk merekahkan formasi atau membuka
rekahan yang sudah ada, Aplikasi acid
fracturing ini hanya terbatas untuk formasi karbonat.

• Matriks acidizing dilakukan dengan cara menginjeksikan


larutan asam dan additif tertentu secara langsung ke dalam pori-pori
batuan formasi disekitar lubang sumur dengan tekanan penginjeksian di
bawah tekanan rekah formasi, dengan tujuan agar reaksi menyebar ke
formasi secara radial.
Before Cleaning

After Cleaning
Metode Matrix Acidizing
Matrix acidizing adalah proses penginjeksian asam ke dalam formasi
produktif pada tekanan dibawah tekanan rekah, dengan tujuan agar
reaksi dapat menyebar ke dalam batuan secara radial.

Asam akan menaikkan permeabilitas matrix dengan cara


membesarkan lubang pori-pori ataupun dengan melarutkan
partikel-partikel yang menyumbat saluran pori-pori tersebut.

Matrix acidizing baik digunakan untuk batuan karbonat


(batugamping atau dolomite) Maupun batupasir, meski jenis acidnya
berbeda.

Matrix acidizing akan sangat baik bila dilakukan pada sumur dengan
kedalaman formasi yang rusak sekitar 1-2 feet.
Bila sumur tidak mengalami kerusakan, matrix acidizing tidak akan
banyak membantu pada upaya peningkatan produksi.
Dalam penerapan acidizing ini dengan acuan asumsi sbb:
1. Formasinya homogen
2. Ukuran pori-porinya seragam
3. Kecepatan reaksi menurun secara uniform dengan
berkurangnya kosentrasi asam.
4. Beratnya limestone yang terlarut pada tiap pertambahan
jarak menurun secara uniform sampai seluruh asam terpakai.
Mekanisme Kerja Pada Matrik Acidizing
Pickling stage.
Tahapan ini berfungsi untuk menghindari terjadinya korosi
yang disebabkan oleh asam yang diinjeksikan.
Larutan pickling dasar dapat berupa 5% HCL dengan additive
corrosion inhibitor dan iron control agent atau ditambahkan
Surfactan.

Preflush.
Tujuan preflush yaitu menghilangkan scale organik dan
inorganik dari tubing, casing maupun perforasi, membersihkan
minyak dari daerah disekitar lubang sumur untuk mencegah
emulsi atau sluge agar dapat memperlancar injeksi asam (flush).
Larutan yang dapat digunakan dapat berupa 3-5% HCL.
Aromatic solvent, seperti xylene yang dapat digunakan untuk
Mengatasi endapan hidrokarbon.

Flush.
Tahap ini bertujuan untuk melarutkan material yang menyumbat
pori-pori batuan sehingga dapat membentuk wormhole.
Asam yang digunakan utamanya adalah HCL dengan konsentrasi
yang bervariasi 15-28%.
Campuran HCL dengan asam organik sangat berguna untuk formasi
Yang temperaturnya tinggi (>300 F).

Overflush.
Tahap ini berguna untuk membersihkan asam yang tidak bereaksi,
material penyumbat, dan produk hasil reaksi dari formasi ke lubang
sumur. Selain itu overflush juga berfungsi untuk memperbaiki
Permeabilitas relatif fluida formasi.
Fresh water merupakan fluida yang sering digunakan untuk overflush.
Mekanisme Kerja Pada Acid Fracturing
Dalam stimulasi acid fracturing, salah satu pertimbangan penting
Dalam pelaksanaannya adalah mekanisme penempatan fluida
perekah, dimana dalam penempatannya tersebut secara umum
terbagi kedalam beberapa stage atau tahapan, yaitu:

Flush
Fluida flush merupakan fluida awal yang diinjeksikan dalam acid
Fracturing sebelum pekerjaan dimulai.
Pada dasarnya fluida flush hanya berupa air murni, dengan
tambahan beberapa additif, tujuannya adalah untuk menyiapkan
kondisi lubang sumur untuk acid fracturing.
Pad
Fluida pad merupakan fluida yang digunakan sebelum
diinjeksikan main fracturing acid, dimana tujuan dari
diinjeksikannya fluida pad ini adalah untuk membuat rekahan
awal, sehingga treatment asam dapat maksimal, karena tidak
terlalu banyak asam yang hilang kedalam formasi.
Penggunaan fluida pad ini adalah optional, dalam artian fluida
pad tidak harus diinjeksikan sebelum asam, terkadang asam
sendiri dapat bertindak sebagai fluida perekah apabila
ditambahkan dengan beberapa additif yang dapat memperbaiki
sifat fisik dari asam, seperti Gelling Agent untuk menambah
viscositas asam.
Main Fracturing Acid
Main fracturing acid merupakan asam utama yang digunakan
Untuk melarutkan dinding rekahan, sehingga dapat menciptakan
saluran apabila tekanan direlease, asam ini terdiri dari asam
yang memiliki konsentrasi paling tinggi dari pada asam yang
digunakan dalam fluida pengasaman lain.

After Flush

Fluida after flush memiliki komposisi yang sama dengan fluida

flush, yang berbeda hanya waktu penginjeksiannya yang

dilakukan terakhir kali, untuk membersihkan sisa-sisa fluida acid

fracturing, terutama asam


Prosedur Perencanaan Acid Fracturing
Secara umum proses perencanaan stimulasi acid
fracturing melalui tahap sebagai berikut :
• Mengumpulkan semua data sumur, data reservoir, data komplesi, dan
parameter-parameter perekahan dari sumur-sumur di sekitarnya (kalau
ada).
• Memilih fluida perekah yang sesuai dengan temperatur dan mampu
menghasilkan viskositas yang diperlukan.
• Menentukan laju injeksi yang digunakan.
• Menentukan Temperatur Injeksi Di Dasar Sumur.
• Menentukan Geometri Rekahan Dinamis.
• Menentukan Jarak Penetrasi Asam.
• Menentukan Konduktivitas Rekahan.
• Meninjau ulang perhitungan yang ada agar fluida perekah dan
asam yang akan digunakan dapat dipompakan ke sumur tanpa
menimbulkan
persoalan sehingga diperoleh hasil yang optimum dan ekonomis.
Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan acid

fracturing ini antara lain :

• panjang rekahan

• jarak penetrasi asam

• konduktivitasnya.

Pada sumur-sumur bertemperatur rendah hingga

moderat pertimbangan yang paling penting adalah

kontrol fluid loss asam.

Sedangkan pada sumur-sumur bertemperatur

tinggi jarak penetrasi asam efektif sering dibatasi

oleh waktu spending asam yang cepat.


Acid Fracturing di Formasi
Additif Fluid Loss
Dalam melakukan evaluasi dari acidizing dipakai
asumsi sebagai berikut:
• Rekahan horizontal dan ketebalan seragam, berkembang secara
radial dari lubang sumur.
• Larutan asam yang bocor ke formasi diabaikan.
• Kecepatan reaksi dari larutan sebanding dengan konsentrasinya dan
jumlah batuan yang terlarut berkurang denganbertambahnya
penetrasi dari larutan asam.
• Pada kecepatan injeksi yang konstan penambahan jumlah asam ke
dalam rekahan tidak dapat memperluas proses acidizing, melainkan
hanya menambah lebarnya rekahan.

Anda mungkin juga menyukai