By 1
Desi Kusrini, ST. MT
After Cleaning
Metode Matrix Acidizing
Matrix acidizing adalah proses penginjeksian asam ke dalam formasi
produktif pada tekanan dibawah tekanan rekah, dengan tujuan agar
reaksi dapat menyebar ke dalam batuan secara radial.
Matrix acidizing akan sangat baik bila dilakukan pada sumur dengan
kedalaman formasi yang rusak sekitar 1-2 feet.
Bila sumur tidak mengalami kerusakan, matrix acidizing tidak akan
banyak membantu pada upaya peningkatan produksi.
Dalam penerapan acidizing ini dengan acuan asumsi sbb:
1. Formasinya homogen
2. Ukuran pori-porinya seragam
3. Kecepatan reaksi menurun secara uniform dengan
berkurangnya kosentrasi asam.
4. Beratnya limestone yang terlarut pada tiap pertambahan
jarak menurun secara uniform sampai seluruh asam terpakai.
Mekanisme Kerja Pada Matrik Acidizing
Pickling stage.
Tahapan ini berfungsi untuk menghindari terjadinya korosi
yang disebabkan oleh asam yang diinjeksikan.
Larutan pickling dasar dapat berupa 5% HCL dengan additive
corrosion inhibitor dan iron control agent atau ditambahkan
Surfactan.
Preflush.
Tujuan preflush yaitu menghilangkan scale organik dan
inorganik dari tubing, casing maupun perforasi, membersihkan
minyak dari daerah disekitar lubang sumur untuk mencegah
emulsi atau sluge agar dapat memperlancar injeksi asam (flush).
Larutan yang dapat digunakan dapat berupa 3-5% HCL.
Aromatic solvent, seperti xylene yang dapat digunakan untuk
Mengatasi endapan hidrokarbon.
Flush.
Tahap ini bertujuan untuk melarutkan material yang menyumbat
pori-pori batuan sehingga dapat membentuk wormhole.
Asam yang digunakan utamanya adalah HCL dengan konsentrasi
yang bervariasi 15-28%.
Campuran HCL dengan asam organik sangat berguna untuk formasi
Yang temperaturnya tinggi (>300 F).
Overflush.
Tahap ini berguna untuk membersihkan asam yang tidak bereaksi,
material penyumbat, dan produk hasil reaksi dari formasi ke lubang
sumur. Selain itu overflush juga berfungsi untuk memperbaiki
Permeabilitas relatif fluida formasi.
Fresh water merupakan fluida yang sering digunakan untuk overflush.
Mekanisme Kerja Pada Acid Fracturing
Dalam stimulasi acid fracturing, salah satu pertimbangan penting
Dalam pelaksanaannya adalah mekanisme penempatan fluida
perekah, dimana dalam penempatannya tersebut secara umum
terbagi kedalam beberapa stage atau tahapan, yaitu:
Flush
Fluida flush merupakan fluida awal yang diinjeksikan dalam acid
Fracturing sebelum pekerjaan dimulai.
Pada dasarnya fluida flush hanya berupa air murni, dengan
tambahan beberapa additif, tujuannya adalah untuk menyiapkan
kondisi lubang sumur untuk acid fracturing.
Pad
Fluida pad merupakan fluida yang digunakan sebelum
diinjeksikan main fracturing acid, dimana tujuan dari
diinjeksikannya fluida pad ini adalah untuk membuat rekahan
awal, sehingga treatment asam dapat maksimal, karena tidak
terlalu banyak asam yang hilang kedalam formasi.
Penggunaan fluida pad ini adalah optional, dalam artian fluida
pad tidak harus diinjeksikan sebelum asam, terkadang asam
sendiri dapat bertindak sebagai fluida perekah apabila
ditambahkan dengan beberapa additif yang dapat memperbaiki
sifat fisik dari asam, seperti Gelling Agent untuk menambah
viscositas asam.
Main Fracturing Acid
Main fracturing acid merupakan asam utama yang digunakan
Untuk melarutkan dinding rekahan, sehingga dapat menciptakan
saluran apabila tekanan direlease, asam ini terdiri dari asam
yang memiliki konsentrasi paling tinggi dari pada asam yang
digunakan dalam fluida pengasaman lain.
After Flush
• panjang rekahan
• konduktivitasnya.