Anda di halaman 1dari 44

MONITORING

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


AKAMIGAS BALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
*
* PENTINGNYA MONITORING
* PRINSIP-PRINSIP MONITORING
* KEGIATAN MONITORING
* MONITORING KINERJA RESERVOAR
* SCALING
* KOROSI
*
*
*Untuk memastikan bahwa resources yang dikelola untuk
kepentingan pemanfaatan panasbumi dapat berfungsi
optimal
*Untuk dapat mengetahui apakah ada dampak yang signifikan
yang terjadi terhadap kondisi Geologi, geokimia dan
geofisika dari lapangan panasbumi
*Dapat mengantisipasi dan mengelola jika ada dampak yang
kemungkinan terjadi terhadap pemanfaatan panasbumi di
lapangan
*Harapannya adalah tidak ada dampak yang berpotensi
merugikan lapangan panasbumi.
*
Lingkup monitoring lapangan panasbumi
*Aspek Fisik dan Kimia
*Aspek Geologi dan Geokimia (Surface dan
Subsurface – sumur geothermal)
*Manajemen reservoir
*Aspek Geofisika (MEQ dan Micro gravity).
*Aspek Lingkungan (UKL & UPL)
*
*
*Monitoring harus dimulai sebelum produksi dalam skala
besar
*Monitoring dilakukan dengan rentang waktu yang cukup
*Data yang diperoleh perlu diinterpretasi dan dibandingkan
secara berkala dengan data sebelumnya
*Data yang diperoleh harus memiliki kualitas yang baik
*Peralatan harus dikalibrasi secara teratur dan dioperasikan
oleh orang yang kompeten
*
*Pada saat menyusun program monitoring, perlu diperhatikan
bahwa :
1. Program dimungkinkan akan berkelanjutan selama
beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun, sehingga
perlu diarsipkan dan didokumentasikan dengan baik
2. Perlu dibuat SOP yang jelas, sehingga jika dimungkinkan
pergantian staf, pengukuran tetap dilakukan sesuai
standar.
3. Program akan membutuhkan revisi dari waktu ke waktu
*
*Faktor-faktor penting dalam monitoring adalah :
1. Kecermatan dalam pengukuran, instrumen yang
terkalibrasi, dan dilakukan oleh orang yang kompeten,
untuk memperoleh pengukuran yang akurat
2. Menggunakan instrumen dan teknik yang sama
3. Jika memungkinkan, interpreter diharapkan ikut serta
dalam pengukuran
4. Lokasi monitoring perlu untuk ditandai dengan jelas dan
fasilitas monitoring perlu dirawat
*
*
1. GEYSERS
Beberapa indikasi yang dapat diamati dari geysers sebagai
dampak dari pengembangan panasbumi :
* Meningkatnya periode erupsi
* Meningkatnya durasi erupsi
* Berkurangnya ketinggian erupsi

2. HOT SPRINGS
Beberapa parameter yang dapat dijadikan indikasi adalah :
* Flow rate
* Kandungan kimia
* Temperatur
*
*Deformasi Vertikal : Penurunan tanah dapat diukur
dengan melakukan levelling yang berkesinambungan.

*Deformasi Horizontal : Deformasi horizontal dapat


diamati dengan melakukan pengukuran yang berulang-
ulang sudut horizontal antar titik referensi
menggunakan teodolit.
*

*Ketinggian (level) Air Tanah


*Temperatur
*Kandungan Kimia
*

Perubahan massa reservoir dapat diamati


menggunakan metode microgravity pada titik-titik
yang telah ditentukan
*
*

*Mengetahui bagaimana keadaan reservoir sekarang dan


reservoir setelah dilakukan kegiatan produksi
*Mengetahui perubahan yang dapat terjadi akibat
diproduksikannya fluida dari reservoir
*Jika terjadi penurunan produksi dapat mengetahui
penyebab dari penurunan tersebut
*
* Memperhatikan keadaan kimiawi batuan dan fluida dari reservoir
serta geometri dari reservoir

* Memperhatikan perubahan tekanan dan temperature

* Memperhatikan alir fluida reinjeksi yang bertujuan untuk mengisi


kembali reservoir yang uap dan fluidanya telah di produksi

* Melakukan kontrol produksi agar tidak berlebihan


*
*Perubahan dan dampak yang dapat terjadi akibat
diproduksikannya fluida dari reservoir antara lain :
1. Perubahan Tekanan
2. Perubahan Temperature
3. Perubahan Kimiawi
4. Perubahan Laju Alir Masa (Perubahan Kandungan Air
Dalam Fluida)
5. Perubahan Kandungan Uap
6. Perubahan Permeabilitas / Porositas
1.
Perubahan ini dapat merubah zona satu fasa menjadi zona
dominasi air (di bagian bawah) dan merubah zona 2 fasa
dominasi air menjadi dominasi uap (di bagian atas).
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah berubahnya
karakterisasi manifestasi panasbumi di permukaan. Apabila
tekanan di reservoir mengalami penurunan terus menerus
tanpa dilakukannya reinjeksi untuk mengisi kekosongan maka
akan dapat terjadi subsidence atau penurunan permukaan
tanah.
*

Contoh Kasus Penurunan Kemampuan Produksi Di Sumur Panas Bumi


Akibat Dari Penurunan Tekanan Reservoir
2.
Perubahan ini akan dapat merubah fasa sama halnya dengan
perubahan tekanan karena temperature dan tekanan bekerja
atau berlangsung secara bersamaan dan berhubungan.
3.
Perubahan ini dapat mengakibatkan terjadinya scalling atau
pembentukan endapan. Pembentukan endapan ini dapat
terjadi di sumur ataupun pipa alir yang menuju ke
permukaan. Terjadinya endapan akan dapat menyebabkan
penurunan produksi.
4.

Perubahan ini terjadi akibat menurunnya tekanan dan


temperature dari reservoir sehingga menyebabkan perubahan
jumlah aliran fluida yang dapat di produksi.
5.
Jika P dan T mengalami penurunan terus menerus maka
kandungan uap pada reservoir otomatis akan mengalami
penurunan yang akan mengakibatkan produksi mengalami
penurunan juga, sehingga perlu dilakukan reinjeksi untuk
mengatasi ketidakstabilan reservoir tersebut. Apabila
reinjeksi yang dilakukan tidak bagus maka akan dapat
menyebabkan rusaknya reservoir.
6.

Perubahan ini dapat mempengaruhi terbentuknya steam cap


(tudung uap) yang terjadi karena densitas uap lebih rendah
daripada air yang cenderung akan bergerak ke atas yang
kemudian akan membentuk tudung uap tersebut. Selain itu
dapat terjadi disebabkan oleh pembentukkan mineral-mineral
pada rekahan-rekahan yang telah ada sehingga akan merubah
permeabelitas ataupun porositas dari reservoir.
*
*Uji produksi ulang dilakukan untuk mengetahui:
*Fluida produksi
*Perkembangan discharge terhadap hasil output test)
*Perkembangan jenis fluida reservoir
*Kemampuan produksi sumur, yaitu besarnya laju produksi
dan enthalpy fluida pada berbagai tekanan kepala sumur
*Karakteristik fluida dan kandungan gas
*
*
* Secara umum Scaling di kategorikan menjadi empat kelas Scaling
yaitu :
a) silica and silicates
b) carbonate
c) sulphate
d) sulphide
* Pembentukan Scaling dibedakan pada tiga lingkungan utama,
yaitu :
1. Pengendapan dari Single-Phase fluid (pipa reinjeksi),
2. Pengendapan dari flashing fluid (sumur, separator, pipa brine – pipa
dua fasa),
3. Pengendapan by steam carry-over (separators, turbines, steam
pipelines)
*
*
*
* Terbentuknya endapan barium sulfate (BaSO4) yang dapat menyumbat
dan sulit untuk dibersihkan akibat dari pencampuran dua jenis air yang
berbeda. Endapan carbonate dan sulfate akan menjadi lebih keras dan
makin bertambah apabila larutan mineralnya dalam keadaan
bersentuhan (kontak) dengan permukaan dalam waktu yang lama.
* Penurunan tekanan pada suatu sistem akan menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terbentuknya scale CaCO3.
* Scaling yang terjadi dapat berakibat mengurangi diameter pipa sehingga
dapat mengurangi laju alir dan bahkan pipa dapat tersumbat sehingga
harus diganti.
* Apabila scaling silica terjadi dapat menyebabkan proses injeksi brine
menjadi terganggu, dimana proses tersebut bertujuan untuk menjaga
volume reservoir panasbumi dan menjaga kuantitas uap produksi dalam
jangka panjang.
*
*Penambahan larutan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic)
*Acidizing (Penambahan larutan HCl atau HCl:HF)
*

*Menghindari tercampurnya air yang incompatible (tidak


boleh campur)
*Mengubah komposisi air dengan water dilution (pengencer
air ) atau mengontrol pH
*Menghilangkan zat pembentuk scale
*Penambahan scale control chemical
*
*

* Dapat menyebabkan terjadinya kebocoran casing. Korosi pada casing


disebabkan adanya kandungan H2S, CO2, HCl, mud-acid atau perbedaan
potensial/kontak dua macam fluida yang berbeda kegaramannya,
sehingga menyebabkan pengikisan kimiawi (non abrasi) pada dinding
casing terutama bagian dalamnya, sehingga makin lama makin tipis dan
akhirnya bocor.
* Kerusakan primary cementing, Primary cementing adalah penyemenan
pertama yang dilakukan langsung setelah casing dipasang begitu selesai
pemboran.
* Kerusakan yang besar peralatan produksi (pipa dan struktur)
* Memberi efek pada peningkatan pendapatan
* Produksi dapat berhenti dan buang-buang waktu
*

1. Pelapisan khusus (coating) pada pipa dengan memakai


“polythylene” dan “poly-vinyl chloride”. Dalam
pemakaiannya, coating harus bersifat :
* Mampu dan cukup kuat menahan tegangan dari perubahan suhu
* Berdaya ikat yang baik pada permukaan logam
* Bertahanan listrik tinggi setelah instalasi pipa dipasang
* Dalam waktu tertentu bereduksi lemah pada tahanan listriknya
*

2. Pemakaian “corrosion inhibitor” secara efektif, Dalam


pemakaian “corrosion inhibitor” diharapkan selain
menetralisir korosi, juga melindungi dari elektrolit, yaitu :
* Pembentukan film (mengurangi difusi antara logam-elektrolit)
* Detergen (menjaga agar sistem tetap bersih)
* Demulsifer (menetralisir pembentukan emulsi-korosi inhibitor)
* Bakterisasi (mencegah pertumbuhan bakteri)
*

3. “Cathodic Pretection” yaitu memasukkan arus listrik ke


dalam logam, yang penggunaannya sesuai dengan:
* Resistivitas atau tanah sekeliling daerah tersebut
* Karakteristik pipa yang digunakan
*
*

Epoxy Paint
*

Fibreglass
Coating
*TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai