oleh :
Muhammad Yusuf
12010304
oleh :
Muhammad Yusuf
12010304
Oleh :
Muhammad Yusuf
12010304
Disetujui Untuk
Program Studi Teknik Perminyakan
AKAMIGAS Balongan, Indramayu
Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
nikmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini
dengan judul Evaluasi Stimulasi Acid Washing Pada JOB PERTAMINA
PETROCHINA EAST JAVA. Terimakasih juga kepada kedua orang tua yang
selalu berusaha dan selalu mendoakan.
Dalam penyusunan dari penyelesaian Proposal Tugas Akhir ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu sehingga penyusun dapat
menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1 Ir. Hj. Hanifah Handayani M.T, selaku Ketua Yayasan Akamigas Balongan
Indramayu.
2 Drs. H. Nahdudin Islamy M.Si, selaku Direktur Akamigas Balongan.
3 Dwi Arifiyanto, S.T, selaku Ketua Prodi Teknik Perminyakan dan Dosen
Pembimbing I
4 D. Subyar Mujihandono, S.T., M.IL, selaku Dosen Pembimbing II.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran serta kritik yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan agar proposal yang penyusun buat lebih
sempurna di waktu yang akan datang. Semoga proposal yang telah disusun ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi saya selaku penyusun.
Indramayu,
September 2015
Penyusun
konduktivitas
fluida
di
sekitar
formasi
akibat
turunnya
washing,
pengasaman
matriks
dan
pengasaman
fracturing.
Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui
cara memperbaiki atau meningkatkan produksi sumur, serta dapat mengevaluasi
hasil dari kegiatan pengasaman dengan menggunakan metode acid washing,
dilihat dari perbandingan sebelum dan sesudah kegiatan acid washing dari
berbagai parameter yaitu Productivity Index (PI), Skin Factor (S), harga Flow
Effiniensi (FE) serta dari kurva Inflow Performance Relationship (IPR), sehingga
produktivitas sumur kembali optimal.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Acid Washing
III;
Jenis-Jenis Acid
Pertimbangan utama dalam pemilihan jenis asam adalah kesesuaiannya
dengan batuan dan fluida formasi. Bila asam tidak sesuai dengan formasi maka
treatment akan gagal atau bahkan mengakibatkan kerusakan formasi lebih lanjut.
Terdapat beberapa jenis asam, yaitu :
1; Hydrochloric Acid (HCl)
hydrogen chloride yang berupa gas di dalam air dengan berbagai konsentrasi.
Konsentrasi asam ini bervariasi antara 535 %. Secara umum yang biasa
digunakan di lapangan adalah konsentrasi 15 % HCl. Asam jenis ini akan
melarutkan batugamping, dolomite dan karbonat lainnya. Sedangkan untuk
pengasaman batupasir digunakan 5-7 % HCl.
Keuntungan penggunaan asam HCl antara lain memiliki daya reaksi yang
cukup tinggi terhadap batu gamping dan dolomite, serta harganya relatif lebih
murah dibandingkan dengan asam jenis lainnya. Sedangkan kerugiannya, asam
memiliki sifat korosifitas paling tinggi, terutama pada temperatur tinggi diatas
o
250 F. Oleh karena itu agar temperatur tidak melebihi tingkat korosifitasnya,
maka pada penggunaan asam HCl biasanya ditambahkan additif yaitu corrosion
inhibitor sebagai pencegah korosi.
2; Hydrofluoric Acid (HF)
Asam jenis ini digunakan untuk pengasaman batuan karbonat dengan laju
reaksi lebih lambat dibandingkan dengan HCl, karena derajat ionisasinya lebih
kecil. Asam acetic lebih mahal dibandingkan HCl dan tidak bersifat korosif
terhadap peralatan sumur, sehingga dapat dibiarkan lama dalam tubing maupun
casing.
Jika asam diinjeksikan ke dalam formasi dan kontak dengan crude oil
akan menyebabkan terbentuknya sludge (partikel-partikel seperti lumpur) di
bidang antar permukaan minyak dengan asam. Hal ini umumnya terjadi pada
crude oil yang mempunyai prosentase aspalt yang tinggi. Padatan sludge hanya
sedikit larut dalam minyak, karena itu jika sudah terbentuk akan sulit untuk
dihilangkan. Dengan demikian material tersebut dapat terakumulasi di dalam
formasi dan dapat menurunkan harga permeabilitas batuan di sekitar sumur.
Anti sludge agent dapat mencegah terbentuknya endapan sludge yang
terjadi selama treatment pengasaman dengan cara menjaga bahan-bahan coloidal
terdispersi. Terbentuknya sludge oil di dalam formasi akan meningkat dengan
naiknya konsentrasi asam.
b; Suspending Agent
Pada semua projek pengasaman, besi di pipa atau di formasi akan terlarut.
3+
Jika besinya Fe , maka bisa menyebabkan kerusakan formasi jika asam telah
terpakai (spent acid) dan pH naik. Pada pH 2.2, Fe
3+
sebagai ferric hydroxide, Fe(OH)3, suatu gel sangat kental yang akan
mengakibatkan kerusakan formasi. Kebanyakan ion besi di asam adalah Fe2+
(ferrous) dan ini akan mengandap jika pH > 7 atau pH = 7. Dalam kebanyakan
pengasaman, harga 7 dan ke atas ini tidak akan pernah dicapai oleh spent acid
maupun fluida formasinya, sehingga ferrous cukup aman.
Ada tiga cara untuk mengontrol pengendapan ferric oxide, yaitu sebagai berikut :
a; Mengontrol pH agar tetap di bawah 2.2
6; Clay Stabilizer
7; Diverting Agents
9; Aromatic Solvent
3.4;
Kerusakan Formasi
1; Analisa Kerusakan Formasi
S=
k
1
ks
( )
ln
rs
rw
..............................................................................(3-1)
Keterangan :
k = Permeabilitas, mD
rs = Radius skin damage, ft
ks = Permeabilitas skin, mD
rw = Jari-jari sumur, ft
Persamaan 3-1 yang dihasilkan ini memberikan konsep dasar di dalam
mengevaluasi pengaruh skin terhadap permeabilitas, yaitu :
1; Untuk ks k , mengindikasikan sumur mengalami kerusakan S 0.
2; Untuk ks k , mengindikasikan sumur terstimulasi S 0.
3; Untuk S 0, mengindikasikan permeabilitas dekat wellbore sama dengan
permeabilitas awal dari reservoir.
2. Mekanisme Kerusakan Formasi
Umumnya, kerusakan formasi dapat disebabkan oleh penyumbatan
Partikel - partikel padat pada ruang - ruang berpori, migrasi fines, pengendapan
berpori
kemudian
mengendap.
Schechter
(1992)
2)
menjelaskan
Gambar 3.1.
Caracara penjebakan partikel
Partikel-partikel
berukuran
halus
selama
penyumbatan
terjadi
kemungkinan berasal dari luar atau dalam media berpori itu sendiri. Partikel
partikel berukuran halus di dalam media berpori boleh jadi dimobilisasi oleh
perubahan komposisi kimia air. Kerusakan formasi sering disebabkan oleh
dispersi partikel-partikel clay berukuran halus saat salinitas air dalam media
berpori berkurang atau komposisi ion berubah. Dengan demikian, fluida apapun
yang mungkin bersinggungan dengan formasi produktif, seperti filtrat dari fluida
pemboran, fluida komplesi, fluida stimulasi dan lain sebagainya harus memiliki
komposisi ion yang tidak akan menimbulkan kerusakan formasi.
c; Pengendapan bahan kimia
Endapan-endapan padat yang berasal dari air asin atau crude oil di dalam
formasi dapat mengakibatkan kerusakan formasi saat padatan-padatan ini
menyumbat ruang-ruang pori. Umumnya endapan-endapan yang terbentuk dapat
berupa endapan senyawa inorganic yang berasal dari air asin atau jenis endapan
organic yang berasal dari minyak. Endapan-endapan ini dapat berubah terhadap
temperatur dan tekanan di sekitar lubang sumur atau akibat perubahan komposisi
fasa dari fluida yang diinjeksikan.
d; Pengaruh fluida
fasa minyak atau perubahan pada permeabilitas relatif. Jenisjenis kerusakan ini
dapat bersifat sementara karena fluida bersifat aktif dan secara teoritis semua
kerusakan ini dapat dihilangkan dari dinding lubang bor.
e; Pengaruh mekanis
Gambar 3.2.
Mobilisasi partikel partikel berukuran halus
disebabkan oleh pergerakan air
d; Kegiatan injeksi
potassium fluosilicate sebagai reaksi antara asam dengan ion-ion yang ada.
Endapan tersebut terbentuk jika asam fluosilicate dan fluoaluminic bertemu
dengan potassium atau sodium yang terkandung dalam air formasi. Jenis-jenis
pre-flush yang dapat dipilih antara lain asam HCl, diesel, kerosene dan ammonium
chloride (NH4Cl).
2; Flush atau Fluida Main Treatment
Pada main treatment ini fluida dirancang untuk mengatasi kerusakankerusakan yang ada pada formasi. Fluida treatment yang dipakai dalam
pengasaman bergantung pada jenis batuan dan fluida reservoir yang akan
distimulasi.
3; Overflush
Prosedur Perhitungan
Sebelum menghitung proses pengasamannya, perlu dianalisa terlebih
dahulu performa dari sumur yang akan diasam, yaitu dengan menganalisa flow
effisiensi serta produktivitas formasi dari sumur tersebut sebelum dan sesudah
kegiatan pengasaman. Berikut langkah-langkah yang akan dilakukan
1; Analisa Flow Effisiensi
perhitungannya.
Menghitung Productivity Index (PI) ideal menggunakan persamaan :
0.007082 k h
3
B0 0 ln ( r e /r w ) + S
4
PIideal =
............................................................(3-2)
Keterangan :
PIideal = Productivity index actual, bbl/day/psi
k
= Permeabilitas, mD
= Ketebalan formasi, ft
Bo
= Viskositas,cp
re
= Jari-jari pengurasan, ft
rw
= Jari-jari sumur, ft
= Skin
PIactual =
.....................................................................(3-3)
Keterangan :
PIactual = Productivity index actual,bbl/day/psi
Q
P*
= Pressure,psi
Pwf
FE =
Ideal drawdon
Actual drawdon
PrPwf '
Pr pwf
= ..........................................(3-4)
Keterangan : Pskin = S
q
2 K h
'
1FEY
Keterangan :
Y 1
Pwf
Dengan Y
PR
Pwf
PR
'
'
qo Pwf Pwf
1 0.2 0.8
(qo max) FE 1 PR PR
1
FE
'
Setelah
persamaannya menjadi :
Dengan
Pwf'
PR
1FEY mengganti
qo
2
1.8 FE Y 0.8 FE Y 2
(qo max) FE1.0
..................................................( 3-5)
- 2 .............................................(3-6)
Keterangan :
Sp = Skin perforasi
ht = Tebal reservoir, ft
hp = Interval perforasi, ft
rw = Jari-jari sumur, ft
kh = Permeabilitas horizontal, mD
kv = Permeabilitas vertikal, mD
Setelah didapat harga skin perforasi, dapat dicari harga skin damage
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
St = Sp + Sd .....................................................................................(3-7)
Kemudian
harga
skin
damage
digunakan
untuk
mencari
harga
permeabilitas skin dan radius skin damage yang dapat dicari dengan metode trial
and eror dengan menggunakan persamaan Hawkins, berikut rumus persamaannya:
Sd =
( ksk 1) ln ( rwrs )
Keterangan :
k = Permeabilitas, mD
...................................................................(3-8)
(Gob )
P
..................................................................(3-9)
D
Keterangan :
Gf
Gob
D
= Kedalaman, ft
Besarnya harga gradien overburden ditetapkan antara 1.0 hingga 1.2 psi/ft.
Jika kedalaman sumur kurang dari 10,000 ft, maka gradien overburden dianggap 1
psi/ft. Sedangkan jika kedalaman lebih besar dari 10,000 ft besarnya gradien
overburden berkisar antara 1.0 hingga 1.2 psi/ft.
2; Menentukan besarnya harga tekanan rekah formasi
Keterangan :
Pf
= Tekanan rekah formasi, psi
Gf
= Gradien rekah formasi, psi/ft
D
= Kedalaman sumur, ft
4,917 x 106 k h( ( Gf xD )P r)
ln ( r e /r w )
................................................
(3.11)
Keterangan :
Qmax
= Permeabilitas rata-rata, mD
= Ketebalan formasi, ft
Gf
= Kedalaman sumur, ft
Pr
= Viskositas asam, cp
re
= Jari-jari pengurasan, ft
rw
= Jari-jari sumur, ft
= Ketebalan perforasi, ft
rp
rw
= Jari-jari sumur, ft
2;
3;
4;
5;
DIAGRAM ALIR
Validasi
Data
Data Sumur :
Jari- jari sumur
(rw)
Jari-jari
pengurasan (re)
Pressure (P)
Kedalaman (D)
Skin (S)
Ketebalan formasi
(h)
Gradien rekah
Data
Produksi :
Laju
produksi
Data Reservoir :
Permeabilitas
(k)
Viskositas ()
Porositas ()
Faktor volume
formasi minyak
(Bo)
Perhitungan perbandingan
parameter produksi (PI, FE, S, dan
IPR) sebelum dan sesudah acid
washing
Sasaran acid
washing
Analisa hasil
stimulasi
Kesimpulan
TIME SCHEDULE
Waktu yang ingin diajukan penulis dalam melaksanakan Tugas Akhir ini
kurang lebih selama dua bulan, yaitu tanggal 1 Desember 2015 31 Januari 2016, untuk
waktu yang lebih spesifik dapat disesuaikan dengan yang ada di perusahaan ataupun di
lapangan. Berikut rincian kegiatan selama Tugas Akhir di laksanakan :
WAKTU (BULAN)
No.
KEGIATAN
SEPTEMBER
OKTOBER
DESEMBER
JANUARI
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.
Pengajuan Judul
2.
Flow Chart
3. Penyusunan Proposal
Pengajuan ke
4.
Perusahaan
5.
Pengambilan Data
Pengujian & Analisa
6.
Data
7.
Evaluasi Data
8.
Pembahasan
9.
Presentasi Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Economides, Michael J., Reservoir Stimulation, Schlumberger, Texas,2000.
Guo, Boyun., Petroleum Production Engineering, Elsevier Science &
Technology Books, Lousiana, 2007.