Seiring berjalannya waktu pada saat proses produksi, sumur produksi akan
mengalami penurunan kemampuan untuk mengalirkan fluida ke permukaan.
Penurunan laju produksi yang tidak semestinya dapat disebabkan oleh beberapa hal
salah satunya adalah karena kerusakan formasi. Laju produksi sumur yang rendah
dapat disebabkan oleh adanya sejumlah kerusakan formasi di sekitar lubang bor
akibat proses selama pemboran, well completion dan produksi sehingga
menyebabkan adanya hambatan aliran fluida dari formasi menuju ke lubang sumur.
Berdasarkan analisa, sumur “RR#8” Lapangan “ZZ” BOB PT. Bumi Siak
Pusako – Pertamina Hulu di indikasikan mengalami masalah kerusakan formasi
karena mengalami penurunan laju produksi harian yang tidak semestinya.
Penurunan ini disebabkan oleh pengendapan scale CaCO3 di sekitar lubang sumur
yang menghambat laju produksi. Hal ini didapat setelah dilakukan analisa terhadap
air formasi diperoleh harga scale index sebesar 3,5. Untuk menanggulangi masalah
tersebut, maka pada sumur “RR#8” perlu dilakukan stimulasi dengan metode
matrix acidizing.
Pada stimulasi matrix acidizing ini dilakukan evaluasi serta
membandingkan kondisi sebelum dan setelah pelaksanaan matrix acidizing
sehingga nantinya diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan
stimulasi matrix acidizing.
73
74
4.1.3.2. Mixing
Dalam proses mixing ini pada dasarnya adalah membuat dan mengolah
campuran asam yang ditambahkan dengan aditif-aditif yang sesuai untuk tahap
preflush, main treatment dan overflush.
4.1.3.3. Preflush
Preflush bertujuan untuk membersihkan minyak yang ada di lubang
perforasi dan di tubing string, karena jika HCl bertemu dengan minyak maka akan
menggumpal. Preflush dapat juga ditujukan untuk scale removal pada tubing string
dan di sekitar lubang perforasi. Total volume preflush yang digunakan pada
stimulasi matrix acidizing sumur “RR#8” sebanyak 733 gallon (17,5 bbls).
Komposisi yang digunakan pada tahapan preflush sumur “RR#8” terdapat pada
Tabel IV-2 berikut:
Tabel IV-2.
Data Komposisi Preflush
No Material Deskripsi Volume
gallons bbls
1 Fresh Water 622 14,8
2 M117 Potassium Chloride 20 0,6
3 W054 Non-Emulsifier 6 0,1
4 U66 Mutual Solvent 72 1,73
5 L55 Clay Stabilizer 8 0,2
jenis campuran asam ini mengacu pada panduan dari McLeod untuk pengasaman
pada batu pasir seperti yang terdapat pada Tabel III-7 yaitu karena temperatur
reservoir pada sumur “RR#8” lebih dari 200 F. Selain itu, formasi yang akan
dilakukan main treatment memiliki harga permeabilitas rata-rata yang lebih dari
100 mD dan memiliki harga kelarutan HCl lebih dari 20%.
Sebelum melakukan kegiatan stimulasi matrix acidizing terlebih dahulu
perlu diketahui desain dan perhitungan data penunjangnya. Tujuannya untuk
mengetahui beberapa parameter yang penting agar pada pelaksanaannya berjalan
sesuai dengan yang direncanakan. Berikut merupakan perhitungan matrix acidizing
pada sumur “RR#8”:
Tabel IV-4.
Data Penentuan Tekanan Rekah Formasi
Parameter Nilai Satuan
Kedalaman perforasi, Dperfo 3183,39 ft TVD
Gradien rekah formasi, Grf 0,573 psi/ft
Tabel IV-6.
Data Penentuan Tekanan Injeksi Pompa Maksimum
Parameter Nilai Satuan
Kedalaman perforasi, Dperfo 3183,39 ft TVD
Gradien hidrostatik asam, Gha 0,42 psi/ft
Gradien rekah formasi, Grf 0,573 psi/ft
Tabel IV-8.
Data Penentuan Laju Injeksi Asam Maksimum
Parameter Nilai Satuan
Tekanan reservoir, Ps 637,18 psig
Permeabilitas rata-rata, kavg 311,47 md
Radius pengurasan, re 820 ft
Radius lubang sumur, rw 0,265 ft
Viskositas asam, µa 0,42 cp
Tekanan rekah formasi, Prf 1825 psig
Tabel IV-9.
Data Perhitungan Volume Asam
Parameter Nilai Satuan
Ketebalan zona produktif, h 14 ft
Porositas, Ø 18,3 %
Radius lubang sumur, rw 0,26525 ft
Radius penetrasi asam, rp 3,5 ft
82
Untuk mendapatkan 733 gall 7,5% dari concentrate 32% HCl mula-mula
maka diperlukan:
0,075
SG larutan 7,5% HCl = ( )+1 = 1,0375
2
(733)(7,5)(1,0375)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑜𝑛𝑐𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡𝑒 = ( ) = 153,7 gall (3,7 bbl).
(32)(1,16)
maka volume air dan additive yang harus di tambahkan 579 gall (13,8 bbl).
Data komposisi asam dan additive yang digunakan untuk main acid treatment
pada sumur “RR#8” dapat dilihat pada Tabel IV-10 berikut:
Tabel IV-10.
Data Komposisi Main Acid
No Material Deskripsi Volume
gallons bbls
1 Fresh Water 556 13,25
2 A261 Corrosion Inhibitor 6 0,14
3 L41 Chelating Agent 6 0,14
4 L55 Clay Stabilizer 2 0,05
5 L400 Organic Acetic Acid 38 0,9
6 W54 Non-emulsifier 3 0,09
7 F078 Surfactant 4 0,1
8 32% HCl 154 3,7
83
Corrosion Inhibitor : Mencegah dan melindungi tubing dari terjadinya korosi oleh
asam, pada kasus ini menggunakan high temperature
corrosion inhibitor.
Chelating Agent : Mencegah terjadinya pengendapan.
Surfactant : Mengubah wettabilitas formasi menjadi menjadi water-wet.
Clay Stabilizer : Mencegah terjadinya clay swelling.
Organic Acid : Melarutkan material penyumbat (scale) dengan laju reaksi
yang lebih lambat dan tidak bersifat korosif
Non-emulsifier : Mencegah terjadinya emulsi.
Hydrochloric Acid : Melarutkan material penyumbat (scale) di sekitar lubang
sumur.
Tabel IV-11.
Perbandingan Perhitungan Parameter Operasi
No Parameter Perencanaan Pelaksaaan
Lapangan
4.1.3.5. Overflush
Overflush yaitu proses displacement fluida yang telah diinjeksikan pada
tahapan sebelumnya, pada operasi ini, komposisi material yang diinjeksikan sama
dengan tahap preflush. Pemompaan overflush sebanyak 18 bbl ini bertujuan untuk
mendorong asam masuk kedalam formasi sejauh mungkin dan membersihkan sisa
asam yang ada di dalam sumur.
Gambar 4.1.
Performa Produksi Sumur “RR#8”
85
Gambar 4.2.
Kurva IPR Sumur “RR#8” Sebelum dan Sesudah Matrix Acidizing
Dari kurva IPR tersebut dapat dilihat adanya perbedaan sebelum dan
sesudah dilakukan matrix acidizing. Kurva tersebut menunjukkan terjadinya
peningkatan laju produksi fluida. Adanya perbaikan kurva IPR menunjukkan
keberhasilan dari matrix acidizing yang dilakukan.
𝑟𝑒
ln(0,472 𝑥 (𝑟𝑤))
FE = 𝑟𝑒
ln(0,472 𝑥 (𝑟𝑤))+𝑆
820
ln(0,472 𝑥 (0,26525))
FE = 820
ln(0,472 𝑥 (0,26525))+ 40,78
FE = 0,152.
Selain itu, perhitungan flow efficiency juga bisa didapatkan dari perhitungan
plot grafik kurva IPR tak berdimensi Pwf/Pr vs Q/Qmax FE=1.
Dari hasil plot grafik pada Lampiran C diperoleh harga flow efficiency
sebelum pelaksanaan stimulasi matrix acidizing sebesar 0,75.
• Setelah Pengasaman Matriks
𝑟𝑒
ln(0,472 𝑥 (𝑟𝑤))
FE = 𝑟𝑒
ln(0,472 𝑥 (𝑟𝑤))+𝑆
820
ln(0,472 𝑥 (0,26525))
FE = 820
ln(0,472 𝑥 (0,26525))+ 0,68
FE = 0,91.
Selain itu, perhitungan flow efficiency juga bisa didapatkan dari perhitungan
plot grafik kurva IPR tak berdimensi Pwf/Pr vs Q/Qmax FE=1.
Dari hasil plot grafik pada Lampiran C diperoleh harga flow efficiency
setelah pelaksanaan stimulasi matrix acidizing sebesar 1,9.
Berdasarkan perhitungan efisiensi aliran pada sumur “RR#8” ini diperoleh
hasil yang meningkat, hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan formasi untuk
mengalirkan fluida.
positive. Dari perhitungan evaluasi operasi matrix acidizing pada sumur RR#8
didapatkan profil produksi seperti pada gambar Gambar 4.3. Skema perhitungan
ekonomi dapat dilihat pada Gambar 4.4. Berikut adalah data peritungan
keekonomian yang ada pada Tabel IV-12. Dalam menghitung parameter
keekonomian pelaksanaan matrix acidizing pada sumur “RR#8” menggunakan
system PSC (Production Sharing Contract) yang berlaku sesuai kesepakatan antara
perusahaan dan negara Indonesia. Selanjutnya, juga dilakukan analisa sensitivitas
pada beberapa parameter meliputi oil production, oil price, investment, dan lifting
cost. Analisa ini dilakukan dengan memberikan beberapa perubahan harga terhadap
besaran sensitivitas dengan penurunan sebesar 20% serta kenaikan sebesar 20%.
Tabel IV-12.
Data Perhitungan Evaluasi Keekonomian Pelaksanaan Matrix Acidizing
Parameter Nilai
Tanggal Pelaksanaan Pengasaman 6 November 2010
Tanggal Berproduksi Setelah 8 November 2010
Pengasaman
Total Rig Cost, USD 22975
Material Charge, USD 11657,83
Acidizing Charge, USD 11490
Downhole Tool Charge, USD 2760
Total LPO 11232
Biaya Pelaksanaan Pengasaman, 60114,83
USD
Harga Minyak, USD/bbl 65
Escalations, %/year 1,05
Operating Cost, USD/bbl 1,42
Base Production, bpd Decline Produksi
Average Fluid Production, bpd 200
Contractor Share, % 40
Government Share, % 60
Tax Rate, % 40
DMO Rate,% 0
Discount Rate pertahun , % 12%
89
Gambar 4.3.
Profil Produksi Sumur “RR#8”
= Opex+Investment
= -137,38 + 60114,83
= 59977,45 USD.
6. Menghitung Equity To Be Split
Baris Pertama
ETS = (RR-Cost Recovery) + FTP
= (-5030,72 – 60114,45) + -1257,68
= -66265,85 USD (Bernilai negatif karena harga Cost Rec).
Baris Keempat
ETS = (2791,72– 75,58) + 697,93
= 3414,07 USD.
7. Menghitung Contractor Share (CS)
Baris Pertama
CS = 25% x ETS
= 25% x -66265,85
= -26506,34 USD (Bernilai negatif karena harga Equity To Be Split).
Baris Keempat
CS = 25% x 3414,07
= 1365,63 USD.
8. Menghitung Taxable Income
Baris Pertama
TI = Contractor Share x 40%
= -26506,34 x 40%
= -10602,54 USD (Bernilai negatif karena harga Contractor Share).
Baris Keempat
TI = 1365,63 x 40%
TI = 546,25 USD.
9. Menghitung Net Contractor Share
Baris Pertama
NCS = Contractor Share – Taxable Income
= -26506,34 – (-10602,54)
91
Gambar 4.5.
Cummulative Net Cash Flow vs Time pada sumur “RR#8”
Berdasarkan nilai keuntungan dan indikator keekonomian tersebut proyek
stimulasi matrix acidizing menguntungkan karena memiliki harga NPV#DF12%
dan DPIR yang besar positif, Nilai ROR lebih dari nilai MARR yaitu sebesar 5,5%,
dan harga POT nilai POT relatif cepat dan tidak lama
Tabel IV-13.
Tabulasi Hasil Perhitungan Sensitivitas Sumur “RR#8”
OIL LIFTING
OIL PROD. INVESTMENT NPV @12%
SENSITIVITAS PRICE COST ROR DPIR POT (day)
(BO) (USD) (USD)
(USD) (USD)
80% 15508,90 65 60114,83 1,42 $59772 3,01% 2,03 41
90% 17447,52 65 60114,83 1,42 $93447 4,36% 2,60 30
100% 19386,13 65 60114,83 1,42 $126672 5,55% 3,11 22
110% 21324,74 65 60114,83 1,42 $160796 6,93% 3,76 18
120% 23263,36 65 60114,83 1,42 $194471 8,20% 4,34 15
Gambar 4.6.
Grafik Sensitivitas vs NPV@ DR=12% Sumur “RR#8”
Gambar 4.7.
Grafik Sensitivitas vs ROR@ DR=12% Sumur “RR#8”
Gambar 4.8.
Grafik Sensitivitas vs DPIR@ DR=12% Sumur “RR#8”
96
Gambar 4.9.
Grafik Sensitivitas vs POT Sumur “RR#8”