BAB III
IDENTIFIKASI PROBLEM KEPASIRAN
besar laju produksi yang dilakukan maka jumlah pasir yang terproduksi
semakin besar.
2. Bila produksi dilakukan mulai dari laju produksi yang kecil, maka pasir
terproduksi sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal
ini dihubungkan dengan pembentukan lengkungan kestabilan disekitar
perforasi.
0,025x106 K z N z G z A z
Qz .(3-1)
Bz z At
Dimanan :
Qz = Laju produksi kritis, stb/hari
Kz = Permeabilitas formasi, md
Bz = Faktor volume formasi, bbl/stb
Nz = Jumlah lubang perforasi
Gz = Shear modulus batuan, psi
z = Viscositas fluida, cp
Az = Luas kelengkungan butir pada kondisi test, sq-ft
At = Luas kelengkungan butir pada kondisi pengamatan, sq-ft
77
Tabel III-1
Faktor Sementasi Untuk berbagai Jenis Batuan
(Pirson S.J.,;Oil Reservoir Engineering, 1958)
Cementation
Rock Description
Factor, m
Unconsolidated Rocks
1.3
( loose sand, oolotic, limestone )
Slightly Cemented
1.6 1.7
( most sands with 20% porosity or more )
Moderately Cemented
( highly consolidated sands of 15% 1.8 1.9
porosity or less )
Highly Cemented
( low porosity sands, quartzite, limestone, 2.0 2.2
dolomite, of intergranular porosity, chalk )
Humble, batuan dengan porositas tinggi mempunyai faktor sementasi (m) rendah,
demikian pula sebaliknya.
Akibat dari semua itu, butiran pasir cenderung untuk bergerak ke lubang
sumur, apabila formasi mulai terproduksi. Pembengkakan (swelling) lempung
menyebabkan ruang pori semakin mengecil, sehingga porositas batuan akan
berkurang. Dengan berkurangnya porositas, permeabilitas minyak akan
mengalami penurunan pula. Penurunan permeabilitas akan menyebabkan gradien
tekanan akan lebih besar walaupun kecepatan aliran konstan.
Gambar 3.1.
Kandungan Mineral Rata-Rata yang Terdapat Dalam Lima Formasi
dari Gulf Coast
(Gene Anderson, 1975)
81
Tabel III-2
Hasil Analisa Sinar X Butir-Butir Halus Formasi Dari Gulf Coast
(Gene Anderson, 1975)
Well A Well B Well C Well D Well E
Clay
Montmorillonite 55 134 22 14 -
Illite 62 91 3,0 1,7 -
Kaolinite 0,8 42 1,3 0,7 -
Chlorite 3,9 - - - -
Quartz 36,7 24,0 47,3 17,0 68,3
Other Minerals
Feldspar 8,6 5,7 9,1 5,4 114
Muscovite 1,6 - 16 1,0 -
Sodium chlorite 1,1 1,3 7,8 5,0 1,5
Calcite - 1,6 - - 1,5
Dolomite - - 1,8 2,8 -
Barite - - - 22,1 -
Amorphous Mineral 335,6 40,7 25,9 42,9 17,3
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Dari pengamatan ini ternyata sebagian besar butir halus tersebut bukan
merupakan mineral lempung seperti anggapan sebelumnya.Terbukti bahwa
lempung hanya 11% berat dari seluruh butir dari kelima contoh batuan pasir. Butir
yang terbentuk dari kwarsa ternyata merupakan species yang dominan sebesar
39%, sedangkan sisanya merupakan mineral-mineral selain lempung dan kwarsa,
yaitu dolomite, feldspar, muscovite, kalsite dan barite.
Partikel halus yang bermigrasi bersama aliran ini tidak terbawa sampai
lubang sumur, tetapi hanya terkumpul pada bagian pori-pori yang mengecil,
sehingga menyebabkan penyumbatan dan penurunan permeabilitas.
Pada aliran satu fasa dengan kecepatan yang cukup tinggi, partikel-partikel
halus akan bergerak bersama-sama fluida melewati pori-pori, kecuali apabila
butir-butir halus ini membentuk jembatan mekanis pada pori-pori yang mengecil
82
Gambar 3.2.
Pergerakan Partikel-Partikel bersama Fluida Satu Fasa dan Terbentuknya
Gumpalan Partikel Pada Penyempitan Pori-Pori
(Amyx J.W, Bass D.M. Jr, 1960)
Pada kondisi dimana pada ruang pori lebih dari satu fasa fluida, partikel
halus hanya akan bergerak bila fasa yang membasahi bergerak, seperti terlihat
pada Gambar 3.3. berikut ini.
83
Gambar 3.3.
Partikel Basah Air Tidak Akan Bergerak Bila Air Tidak Bergerak
(Amyx J.W, Bass D.M. Jr, 1960)
Gambar 3.4.
Pergerakan Partikel-Partikel yang Terbatas Sepanjang Antar Permukaan
Pada Batuan Basah Campuran
(Amyx J.W, Bass D.M. Jr, 1960)
a. Sonic Log
Prinsipnya adalah penentuan interval transit time (t) yang merupakan
fungsi litologi formasi dan porositas yang berdasarkan pengalaman dan
penelitian, maka diperoleh kriteria sebagai berikut :
(t) < 95 s/ft : formasi kompak
95 s/ft < (t) < 105 s/ft : diragukan
(t) > 105 s/ft : formasi tidak kompak
Bb
1 / C b 1.34 x 1010 ......................................................... (3 7)
t 2
AB 2
G / C b 1.34 2 x 10 20 b
..................................................... (3 8)
t 2
dimana :
1 2U
A
2 1 2U
1 U
B
3 1 U