Anda di halaman 1dari 7

RESUME

Nama : Arie Heriyana

NIM : 16030022

Topik Judul : Pengaruh Penambahan Bahan Aditif terhadap


Proses Pengerasan Suspensi Cement pada ​Mixing
Tank

Perusahaan yang dituju : PT. Bukit Apit Bumipersada (PT. BBP Oilfield
Services) base, Mundu, Karang Ampel- Indramayu

Latar Belakang :

Penyemenan atau ​cementing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan


dari rangkaian kegiatan industri hulu migas. Salah satu faktor yang terpenting
dalam penyelesaian sumur adalah bagaimana mendapatkan hasil penyemenan
yang memuaskan. Dapat dikatakan bahwa penyemenan utama
(​primary​ ​cementing​) yang efektif adalah titik balik dari semua keberhasilan
operasi hingga sumur tersebut dapat di produksikan tanpa masalah. Dengan
demikian operasi penyemenan juga merupakan faktor yang tidak kalah penting
dengan yang lainnya​.
Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran​(​mixing)
dan pendesakan (displacement) ​bubur semen atau​ (slurry) ​melalui ​casing sehingga
mengalir ke atas melewati ​annulus di belakang ​casing sehingga ​casing ​terikat ke
formasi. Penyemenan merupakan faktor yang paling penting dalam operasi
pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan kemungkinan permasalahan
secara mekanis sewaktu melakukan pemboran pasa trayek selanjutnya
Berhasil atau tidaknya suatu pemboran, salah satu diantaranya adalah
tergantung berhasil tidaknya penyemenan tersebut. Penyemenan sumur secara
integral merupakan salah satu aspek sangat penting dalam suatu operasi
pemboran, baik sumur minyak maupun gas. Semen tersebut digunakan untuk
melakukan rangkaian pipa terselubung dan mengisolasi ​ozna produksi serta
mengantisipasi berbagai masalah pemboran.
Kegagalan dalam operasi penyemenan akan menimbulkan banyak
permasalahan, antara lain; menyebabkan kerusakan pada formasi produktif,
kehilangan sirkulasi lumpur, kecilnya laju produksi, ketidaksempurnaan dalam
melakukan stimulasi dan banyak lagi.

Tujuan Umum :

1. Memenuhi salah satu mata kuliah Kerja Praktek Program Studi Teknik
Kimia Akamigas Balongan.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari perkuliahan
untuk diterapkan di dunia kerja.
3. Mahasiswa dapat menjalin hubungan dengan pekerja industri tersebut.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui Pengaruh Penambahan Bahan Aditif ​ ​pada Proses ​Cementing


2. Mengetahui Proses Pengerasan Suspensi Semen
3. Mengetahui Reaksi Kimia yang terjadi pada Proses pengerasan semen
pemboran
4. Mengetahui variabel yang mempengaruhi pada Proses penyemenan

Dasar Teori :

Bubur semen terbuat dari pencampuran antara fasa cair, bubuk semen dan
additive yang disesuaikan dengan program kegiatan penyemenan yang akan
dilaksanakan. Bubur semen yang dibuat harus disesuaikan sifat-sifatnya dengan
kondisi formasi yang akan disemen.

- Fasa cair yang dipergunakan pada umumnya adalah air, namun dalam
beberapa kasus dan semen khusus digunakan minyak sebagai fasa cairnya.
Tujuan penggunaan zat cair adalah sebagai media agar bubuk semen dapat
saling berkaitan (bonding).
- Bubuk semen merupakan material padatan yang mempunyai sifat
mengikat. Bubuk semen dikemas dalam karung atau sack, dimana berat
tiap sack umumnya sekitar 94 lbs. ​American Petroleum Institute (API)
telah melakukan pengklasifikasian semen ke dalam beberapa kelas guna
mempermudah pemilihan dan penggolongan semen yang akan digunakan.
Klasifikasi tersebut dimuat dalam API standards 10A “​Spesification for
Oil-Well Cements and Cements Additives​”.

Standardisasi oleh API tersebut adalah sebagai berikut:

- Additive merupakan bahan-bahan yang ditambahkan dalam membuat


bubur semen, untuk mendapatkan sifat-sifat bubur semen sesuai dengan
kondisi formasi. Bubur semen yang dibuat dari bubuk semen dan air saja
disebut ​neat cement. Zat kimia tersebut biasa dikenal dengan nama zat
aditif. Adapun fungsi aditif adalah sebagai berikut:
○ Accelerator adalah aditif yang dapat mempercepat proses
pengerasan suspensi semen, mengurangi waktu WOC dan dapat
juga mempercepat naiknya strength semen serta mengimbangi
aditif yang lain agar tidak tertunda proses pengerasannya. Aditif
yang berlaku sebagai ​accelerator adalah kalsium klorida, sodium
klorida, ​gypsum​, sodium silikat, natrium nitrat dan air laut.
Kalsium klorida dapat mempercepat ​thickening time ​dan
menaikkan ​compressive strength dengan penambahan kalsium
klorida antara 2 – 4 % ke dalam suspensi semen. Sodium klorida
juga berpengaruh terhadap ​thickening time dan ​compressive
strength ​semen dengan kadar sampai 10% BMOMW (​by mix on
mix water​).
○ Retarder adalah aditif yang dapat memperlambat proses
pengerasan suspensi semen, sehingga suspensi semen mempunyai
waktu untuk mencapai kedalaman yang diinginkan. Retarder paling
sering digunakan dalam penyemenan casing pada sumur yang
bertemperatur tinggi atau mempunyai kolom penyemenan yang
panjang.
○ Extender adalah aditif yang berfungsi untuk menaikkan volume
suspensi semen, yang berhubungan dengan mengurangi densitas
suspensi semen tersebut, biasanya diikuti dengan penambahan air.
○ Weight Agent adalah aditif yang berfungsi menaikkan densitas
suspensi semen. Umumnya digunakan pada sumur yang
mempunyai tekanan formasi yang tinggi. ​Weight agent terdiri dari
hematite, ilmenite, barite,​ dan pasir.
○ Dispersant adalah aditif yang dapat mengurangi viscositas suspensi
semen. Pengurangan viscositas terjadi karena dispersant
mempunyai kelakuan sebagai pengencer. Hal ini menyebabkan
suspensi semen menjadi encer, sehingga dapat mengalir dengan
aliran turbulen walaupun di pompa dengan ​rate y​ ang rendah.
Bahan dasarnya adalah ​polynaphthalene sulfonate.​
○ Fluid loss Control Agents adalah aditif yang berfungsi mencegah
hilangnya fasa liquid semen kedalam formasi atau mencegah
terjadinya proses filtrasi, yaitu hilangnya cairan pada bubur semen
masuk ke dalam formasi yang permeable sebagai akibat tekanan
kolom cairan diatasnya. Tujuannya adalah menghindari terjadinya
pengentalan bubur semen dan flash set, sehingga terjaga
kandungan cairan pada bubur semen. Yang termasuk ke dalam
Fluid loss Control Agents​ adalah ​polymer​, ​CMHEC,​ dan​ latex​.
○ Lost Circulation Control Agents ​merupakan aditif yang mengontrol
hilangnya suspensi semen ke dalam formasi yang lemah atau
bergoa. Aditif yang termasuk di antaranya adalah ​gilsonite,
cellophane flakes, gypsum​,​ bentonite​ dan ​nut shell.
○ Anti Foam digunakan untuk mengendalikan dan menghilangkan
gelembung udara pada bubur semen dengan merubah ​surface
tension,​ sehingga pembentukan bubur semen sempurna. Bahan
dasarnya adalah ​polyglycol.​

Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu operasi pemboran. Berhasilnya atau tidaknya suatu
pemboran, diantaranya tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur
tersebut. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :

- Peralatan di atas permukaan ​(surface equipment)


- Peralatan di bawah permukaan ​(subsurface equipment)
- Peralatan penyemenan bertingkat.

Parameter yang terpenting dalam pemilihan semen yaitu meliputi ;

∙ Distribusi ukuran partikel


∙ Distribusi fase silikat dan alumina
∙ Fase reaktivitas dan hidrasi
∙ Rasio gipsum/hemihidrat, dan total konten sulfat
∙ Konten alkali gratis
∙ Kuantitas sifat kimia dan luas permukaan spesifik produk hidrasi awal

Reaksi yang terjadi di dalam semen portland adalah reaksi kimia antara
senyawa potensial dengan air, senyawa-senyawa kalsium silikat, kalsium aluminat
dan kalsium ferit hidrat yang terjadi berupa struktur larutan padat yang spesifik
dan akan mengeras. Reaksi selanjutnya adalah interaksi antar senyawa hidrat
tersebut, masing-masing saling mengikat membentuk struktur baru yang kokoh,
kaku dan kuat yang biasa disebut pasta, mortar atau beton.

Reaksi hidrasi adalah reaksi pengikatan kemudian disusul dengan reaksi


pengerasan, dengan kata lain semakin halus semen maka semakin cepat reaksi
hidrasi. Semakin cepat reaksi hidrasi maka reaksi pengikatan dan pengerasan
berlangsung dengan cepat pula.

Sejauh ini kalsium klorida adalah akselerator yang paling umum untuk semen
portland. Mekanisme yang digunakannya kompleks dan masih belum sepenuhnya
dipahami.
Air merupakan reaktan kunci dalam hidrasi semen. Penggabungan air menjadi
zat yang dikenal sebagai hidrasi. Air dan semen awalnya membentuk pasta semen
yang mulai bereaksi dan mengeras (ditetapkan). Pasta ini mengikat partikel
agregat melalui proses kimia hidrasi. Dalam hidrasi semen, perubahan kimia
terjadi perlahan-lahan, pada akhirnya menciptakan produk kristal baru, evolusi
panas, dan tanda-tanda terukur lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Irfan Purnawan dan Andi Prabowo . 2017 . ​Pengaruh Penambahan Limestone


terhadap Kuat Tekan Semen Portland komposit. J​ akarta : Jurnal Rekayasa
Proses . Vol. 11 No,2 : 86-93.

Mayyanti, Endah . 2013 . ​Mekanisme Reaksi Pengerasan Semen ​, dalam https://


endahmayyanti020.wordpress.com/2013/05/26/mekanisme-reaksi-pengera
san-semen/ diakses pada 6 oktober 2019.

Nelson, Erik B . 1990 .​ Well Cementing​ . Sugar Land, Texas : Schlumberger


Educational Services

Anda mungkin juga menyukai