Anda di halaman 1dari 28

CEMENTING

Ir Christianto Widi D MT
Magister Teknik Perminyakan
UniversitasTrisakti
TUJUAN

Cement diperlukan untuk :


- Mengikat casing dengan formasi
- Mengisolate antar zona
- Memperkokoh dudukan/seting casing
- Menghambat terbentuknya casing korosi
Macam-macam Cementing
• Primary Cementing
Merupakan penyemenan casing, dimana bubur semen
ditempatkan antara dinding casing bagian luar dengan
dinding formasi batuan.
Diharapkan bubur semen setelah mengering dapat
mengikat sempurna antara casing dan formasi.
• Secondary Cementing
Disebut juga sebagai remedial cementing, yakni
tahapan penyempunaan proses cementing, ada
kalanya hasil Primary cementing tidak sempurna
sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Remedial Cementing /Secondary Cementing
Terdiri dari :
• Squeeze Cementing, Fungsinya :
- Menutup Zona tidak produktif, Zona Lost,
OWC, OGC
- Memperbaiki Casing leaks, Bad bonding, Top
Job
• Plug Back Cementing, fungsinya :
- Abandonment well
- Landasan whipstock pada directional drilling
Perencanaan Penyemenan
• Penentuan Volume
- Dengan Caliper log
- Safety factor 50-100%
• Kondisi Lubang
- Lost Circulation
- Hole Washouts
• Temperatur
- BHCT  data log, circulating temp
• Tekanan
- BHP  densitas cement slurry  awas lost
• Quality Control
- lab test : material & mixing water
• Pergerakan Casing
- reprocating (naik turun)
- rotation (memutar)
• Cement Job Monitoring
- catat semua parameter saat job evaluasi
Teknik Penyemenan
• Mengkondisikan lubang sumur agar bersih dari mud cake
Well
• Mengkondisikan lumpur dengan Viscositas, Gel Strength
condition rendah

• Memasukkan bottom plug, diikuti cement slurry


Cement
• Memasukkan top plug, diikuti fluida displace sampai bump
Placement plug.

• Annulus HARUS penuh fluida


Cement • Jaga kestabilan Pressure
Quality
Teknik Penempatan
• Cementing Through Casing
merupakan proses cementing biasa melalui
casing dengan menggunakan Top dan Bottom
Plug
• Stage Cementing
merupakan proses penyemenan
bertingkat/bertahap, dimana digunakan
peralatan tambahan float shoe untuk
mengatur tahapan prosesnya.
• Inner String Cementing
Proses penyemenan yang dilakukan dengan
menggunakan DP atau Tubing, teknik ini biasa
diterapkan pada sumur berukuran diameter besar.
Teknik ini bisa mengurangi volume slurry dan
mempersingkat waktu penyemenan

• Outside or Annulus Cementing


Penyemenan teknik ini biasa dikenal sebagai Top
Job, yaitu proses penyemenan yang dilakukan
dengan memasukkan slurry cement kedalam annulus
antar casing atau casing-Formasi.
Dimana proses pelaksanaannya bisa
menggunakan tubing berukuran kecil
(Macaroni) , slurry cement di pompakan
kedalam string tersebut dan disirkulasikan
hingga meluap ke permukaan sumur.
Selain itu jika annulus yang akan disemen
tidak terlalu dalam maka cement slurry cukup
dituangkan kedalamnya hingga meluap.
Hal-Hal yang perlu diperhatikan :
• Primary Cementing
- Volume slurry cement  tdk top job
- Density
- Thickening Time setting
• Remedial Cementing /squeeze job
- injectivity test  rate volume
- Lost ?
- Max hesitation  fract press
- Density
Cementing Equipment
Cementing Equipment
Stage Cementing Collars
Cementing Properties
Bubur semen yang dibuat harus mempunyai
sifat-sifat yang dapat disesuaikan dengan
kondisi formasi yang akan disemen. Sifat-sifat
bubur semen yang dimaksud adalah :
Strength
• semen meliputi Compressive Strength, yaitu
kemampuan semen menahan tekanan dari
arah horizontal (tekanan dari formasi) dan
Shear Bond Strength , yaitu kemampuan
semen menahan tekanan dari arah vertical
(gaya tensile dari berat casing)
Water Cement Ratio
• Water Cement Ratio adalah perbandingan antara
volume air yang dicampurkan dengan bubuk semen
untuk memperoleh bubur semen dengan sifat-sifat
yang diharapkan
• Water cement ratio minimum adalah batas air
minimum yang harus ditambahkan ke dalam semen
untuk membuat bubur semen dengan kekentalan 30
poise.
• Water cement ratio maksimum adalah batas air
maksimum yang masih boleh ditambahkan ke dalam
semen tanpa menyebabkan terjadinya pemisahan air
bebas pada bubur semen.
Density
• Density suspense semen didefinisikan sebagai
perbandingan jumlah berat bubuk semen, air
pencampur dan additive.
• Densitas suspense semen sangatlah
berpengaruh terhadap tekanan hidrostatik
suspense semen di dalam lubang sumur. Bila
formasi tidak sanggup menahan tekanan
suspense semen, maka akan menyebabkan
formasi pecah sehingga terjadi lost circulation.
Thickening Time
• Thickening Time adalah waktu yang diperlukan
suspense semen untuk mencapai konsistensi sebesar
100 uc (unit of consistency).
• Konsistensi sebesar 100 uvc merupakn batasan bagi
suspense semen masih dapat dipompakan lagi.
Besarnya thickening time yang dipergunakan
tergantung pada kedalaman penyemenan, volume
bubur semen yang dipompakan, serta jenis
penyemenan.
• Perhitungan thickening time tersebut mulai sejak
pembuatan bubur semen sampai pemompaan bubur
semen di belakang casing ditambah harga safety
factor.
Plastic Viscosity dan Yield Point
• Plastic Viscosity seringkali digambarkan
sebagai bagian dari resistansi untuk mengalir
yang disebabkan oleh friksi mekanik
• Yield point adalah bagian dari resistensi untuk
mengalir oleh gaya tarik-menarik antar
partikel
Filtration Properties
• Komponen bubur semen terdiri dari padatan
dan cairan. Cairan dari bubur semen dapat
masuk ke dalam formasi permeable yang
dilaluinya, peristiwa tersebut dinamakan
filtration loss.
• Filtrat (cairan) ini tidak boleh terlalu banyak
karena akan membuat bubur semen
kekurangan air, hal ini yang disebut flash set.
• Kondisi flash set yang terjadi pada bubur
semen adalah sama seperti jumlah air yang
dicampurkan ke dalam bubur semen lebih
kecil dari kadar air minimumnya, sehingga
menyebabkan friksi di annulus naik, pressure
loss naik dan tekanan bubur semen di annulus
juga naik. Apabila hal ini terjadi maka formasi
akan rekah jika tidak mampu menahannya.
• Pada squeeze cementing, filtration loss yang
diijinkan sebesar 55-56cc selama 30 menit.
Cement Permeability
• Permeabilitas semen diukur pada semen yang
mengeras dan bermakna sebagai kemampuan
semen untuk mengalirkan fluida. Dalam hasil
penyemenan diharapkan permeabilitas tidak
ada atau sekecil mungkin, karena bila
permeabilitas semen besar akan
menyebabkan terjadinya kontak fluida antara
formasi dengan annulus sehingga strength
semen akan berkurang dan masuknya fluida
formasi yang korosif.
• Bertambahnya permeabilitas semen dapat
disebabkan karena air pencampur terlalu
banyak, penambahan additive yang
berlebihan dan temperature formasi yang
terlalu tinggi.
• Harga permeabilitas maksimum yang
direkomendasikan oleh API adalah tidak lebih
dari 0.1 mD.
• Permeabilitas yang kecil akan menyebabkan
harga strength yang besar begitu juga
sebaliknya.
Cementing Additive
• Additive merupakan bahan chemical sebagai
pelengkap atau zat tambahan dalam
pembuatan bubur semen, dimana additive ini
mempunyai fungsi yang bermacam-macam
sesuai dengan kegunaan/aplikasi jenis semen
di lapangan bahkan untuk karakteristik jenis
lapisan formasi tertentu, seperti mengurangi
biaya, mempercepat atau memperlambat
waktu pengerasan semen, menaikkan
kekuatan semen, mencegah lost circulation
dan menaikkan atau menambah sifat tahan
lama (durability)
Macam – macam Additive
Accelerator
Additive ini berfungsi untuk mempercepet waktu
pengerasan bubur semen dan dapat digunakan
untuk mempercepat naiknya strength semen serta
mengimbangi additive lain (seperti dispersant dan
fluid loss control agent) agar tidak tertunda proses
pengerasannya. Seperti ; CaCl2 , NaCl
Retarder
Retarder digunakan untuk memperlambat waktu
pengerasan bubur semen sehingga bubur semen
memiliki waktu yang cukup mencapai target
kedalaman yang di inginkan. Seperti; Lignosulfonat,
CMHEC dan senyawa-senyawa asam organik
Extender
• Extender berfungsi untuk menaikkan volume
bubur semen dengan cara mengurangi
densitasnya. Pada umumnya penambahan
extender diikuti dengan penambahan air.
Seperti ; Bentonite, Attapulgite, Gilsonite.
Antifoam Agents
• Adanya foam dalam suspense semen sering
menyebabkan hilangnya tekanan
pemompaan, maka untuk mencegahnya
ditambahkan antifoam agents.
Seperti ; polypropylene glycol
Dispersant
• Dispersant atau friction reducer digunakan untuk
mengurangi viskositas bubur semen. Pengurangan
viskositas atau friksi terjadi karena dipersant
berfungsi sebagai pengencer (thinner).
Seperti ; senyawa-senyawa Solfonate.

Fluid Loss Control Agents


• Additive ini berfungsi untuk mencegah hilangnya fasa
cairan semen ke dalam formasi sehingga kandungan
air pada bubur semen tetap terjaga.
• Additive yang tergolong dalam fluid loss control
agents adlah polymer, CMHEC, latex
• Lost Circulation Control
Untuk menghambat /mengontrol hilangnya slurry
cement masuk kedalam rongga formasi.
material lost circulation pada mud juga biasa
digunakan pada cement slurry, seperti ; gilsonite,
cellophane flakes, gipsum, bentonite dan nut shell.
• Weighting agents
Materials ini biasa ditambahkan untuk menaikkan
densitas cement slurry, dan diterapkan pada sumur-
sumur bertekanan tinggi.
materials tersebut diantaranya : Hematite, Ilmenite,
Barite dan Pasir.

Anda mungkin juga menyukai