Anda di halaman 1dari 22

@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S.

, ITB

BAB. X. Teknologi Multilateral

TUJUAN

 Memahami Pengertian Sumur Multilateral


 Mengetahui Tujuan Pemboran Sumur-sumur Multilateral
 Mengenal Tipe-tipe & Profil Multilateral

Teknologi Multilateral 163


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

10.1. Pendahuluan
Sumur-sumur multilateral adalah sumur dimana terdapat sejumlah
cabang-cabang horizontal untuk menjaga atau meningkatkan produktivitas.
Keuntungan multilateral ini adalah :
a. Meningkatkan produktivitas sumur
b. Meningkatkan dan mempercepat perolehan minyak
c. Meningkatkan luas drainage reservoir
d. Alternatif untuk Infill drilling
e. Mengurangi jumlah platform, biaya pembebasan lahan di permukaan
10.1.1. Aplikasi Multilateral
Aplikasi multilateral ditujukan terutama pada :
a. Membatasi produksi air atau gas dengan memperlambat terjadinya
coning.
b. Meningkatkan produktivitas dan perolehan dari sumur-sumur yang
telah ada dengan multilateral sidetracking.
c. Meningkatkan perolehan dengan produksi dari beberapa reservoir
terpisah secara efektif.
d. Memproduksi dari target-target seperti lensa atau reservoir yang
dibatasi oleh patahan-patahan konduktif.
e. Meningkatkan effisiensi penyapuan areal dan vertikal melalui
penginjeksian sumur-sumur multilateral ( aliran fluida yang linear).
10.1.2. Strategi MultiLateral
Cabang-cabang lateral harus didesain sedemikian rupa sehingga
dapat mengurangi interference dalam daerah pengurasan dan dengan
demikian ditujukan terutama untuk bagian-bagian reservoir yang masih
belum terkuras oleh sumur-sumur vertikal.
Tanpa sumur-sumur multilateral, sisa minyak ini akan tetap tak
terproduksi sehingga teknologi multilateral merupakan alternatif terbaik
untuk infill drilling seperti pengurasan sumur-sumur attic.
10.1.3. Konfigurasi Multilateral
Sistem multilateral yang ada saat ini dapat dibagi menjadi 3 atas dasar
konfigurasi cabang-cabang lateral yaitu :

164 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

a. Branched Horizontal Wells, luas reservoir yang dapat dikuras akan


diperbesar dibandingkan dengan sumur vertikal.
b. Stacked Horizontal Wells, ditujukan terutama untuk eksploitasi reservoir
berlapis.
c. Radial Lateral Wells, setiap cabang lateral dapat dipercabangkan lagi
untuk memperbesar daerah pengurasan reservoir.

Gambar 10.1 Evolusi Pemboran Multilateral

Gambar 10.2 Strategi Pemboran Multilateral

Teknologi Multilateral 165


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.3. Dual Lateral ( Branched Horizontal Wells)

Gambar 10.4 Stacked Horizontal Wells

166 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.4 Beberapa Sistem Multilateral

Gambar 10.4 (Sambungan) Beberapa Sistem Multilateral

Teknologi Multilateral 167


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.5 Profil-Profil Multilateral

Gambar 10.6 Definisi-Definisi pada Multilateral

168 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.7 Radial Lateral Wells Concept

Gambar 10.8 Sumur Lateral Bercabang


10.1.4. Komplesi MultiLateral
Teknik-teknik komplesi multi-lateral saat ini terbagi atas 3 yaitu :
a. Open Hole : Pemasangan dan penyemenan casing hanya dilakukan
hingga diatas zona produktif. Cabang lateral dan lubang sumur ke bawah
dibiarkan dalam bentuk open hole. Tipe ini hanya terbatas pada formasi-
formasi yang diyakini terkonsolidasi. Keuntungannya yaitu biaya yang
rendah. Kerugiannya yang utama adalah kesulitan dalam re-entry serta
ketidakmampuan untuk melakukan isolasi produksi.
b. Slotted Liner : Tipe ini dilakukan dengan memasang slotted liner pada
cabang lateral. Namun liner ini tidak diikatkan ( tie-back) ke casing utama.

Teknologi Multilateral 169


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Tipe ini kerugiannya juga pada kesulitan sewaktu re-entry ke cabang


lateral dan ketidakmampuan dalam isolasi produksi.
c. Cased Hole : Untuk tipe ini, cabang lateral dipasang liner yang
dihubungkan ke casing utama. Liner bisa disemen atau tidak tergantung
kestabilan dinding formasi cabang lateral. Isolasi zona produksi dapat
dilakukan dengan External Casing Packer dan pengaturan aliran dapat
dilakukan seperti halnya pada sumur-sumur biasa yaitu melalui sliding
sleeves, flow nipples dll.

Gambar 10.9 Tipe - Tipe Komplesi Multilateral

Gambar 10.10 Komplesi MultiLateral

170 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.10 (Sambungan) Komplesi MultiLateral

Gambar 10.11 Sistem Simple Unsupported Branch

Teknologi Multilateral 171


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.12 Sistem Supported Open Hole Isolated Lateral

Gambar 10.13 Sistem Isolated OpenHole, Selective Entry

172 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.14 Sistem Kick Plate Dual Lateral

Gambar 10.15 Sistem Isolated OpenHole

Teknologi Multilateral 173


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.16 Sistem Dual Horizontal

Gambar 10.17 Sistem Selective Re-Entry Openhole

174 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.18 Sistem Baker "Lateral EntryNippe"

Gambar 10.19 Sistem Baker "Root"

Teknologi Multilateral 175


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.20 Komplesi Dual Horizontal

Gambar 10.21 Komplesi MultiLateral dual Horizontal

176 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.22 Komplesi dual Horizontal, Selektif Stimulasi/Produksi

10.2. Contoh Pemboran Multi Lateral


10.2.1. TEXACO FEE BROOKELAND #1
(dikutip dari buku Multilateral An Overview and Primer Course with
Design Considerations, Presented by Philip C. Crouse Petroleum Network
Education Conferences)
10.2.1.1. Pemboran
10.2.1.1.1. Lateral Pertama
Setelah penyemenan caisng 9-5/8" dilakukan diatas top formasi
Chalk, pemboran berarah mulai dilakukan. Karena titik Kick- Off terlalu
dekat dengan casing seat, penggunaan MWD tidak dapat dilakukan
karena interferensi magnetik dari casing. Untuk mengarahkan lubang,
digunakan gyro hingga pemboran cukup jauh sehingga penggunaan
MWD dimungkinkan.
MWD kemudian diangkat pada MD 9425 ft. Top dari ash marker
adalah pada 9900 ft MD, 9785 ft TVD. Pada 100 ft MD diatas marker,
kenaikan kandungan gas terlihat dalam log lumpur. Pada 10063 ft MD,
9822 ft TVD, terjadi kick dan annular preventer ditutup dan kemudian
sumur dikill dengan mensirkulasi gas keluar dengan 10 ppg brine. Kick

Teknologi Multilateral 177


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

ini terjadi pada end dari build section sehingga trip harus dilakukan untuk
mengganti BHA angle hold. BHA untuk bagian lateral ini terdiri atas :
PDC bit - Single Adjustable motor - Float Sub - Pup Joint - Mule shoe
sub -Drill Collar - Flow Sub - Drill Collar - Cross Over - 1 JT Jars - 1 Jt
HW - 147 JTS 4-1/2 " S-135 DP.
Setelah running 21 stand kedalam lubang, sumur kembali
mengalir. Untuk itu 500 bbl brine 10 ppg disirkulasi ke dalam annulus
tetapi gas tetap bermigrasi ke permukaan. Untuk itu pemasangan karet
dari rotating head dilakukan. Beberapa saat setelah operasi pemboran
dilanjutkan kembali, MWD fail dan harus di-retrieve dengan wireline.
Kegagalan MWD ini dikarenakan oleh temperatur formasi yang
mencapai 290 F dan tetap bertambah dengan gradient 2 derajat/ 100 ft.
MWD diganti dengan peralatan steering setelah terjadi kegagalan
beberapa kali.
Penggunaan peralatan steering ini dibatasi oleh rotasi dari
drillstring. Sehingga survey harus dilakukan saat drillstring tidak berputar
untuk itu waktu pemboran menjadi lama dimana ROP rata-rata hanya
115 ft/hari. Temperatur pada saat penggunaan alat ini berkisar antara
200 - 295 F dan terlihat bergantung pada jumlah patahan yang dibor dan
volume gas. Untuk itu diputuskan untuk mencoba menggunakan MWD
kembali.
MWD baru ini bertahan hingga 5 Ã hari dan rata-rata 237 ft/hari
berhasil dibor dengan kebanyakan waktu dipakai untuk mensirkulasikan
gas. Secara keseluruhan terjadi 13 kali kegagalan alat dalam 28 hari
dengan ROP 116 ft/hari dan pemboran berhasil mencapai 13051 ft MD,
10016 ft TVD.
10.2.1.1.2. Lateral Kedua
Pemboran lateral pertama dihentikan setelah over budget hingga
$ 268M. Untuk lateral kedua, kick off point adalah pada kedalaman 9395
ft dengan inklinasi +5 derajat. Sidetrack dilakukan dengan WOB rendah
dan RPM tinggi pada bit. Lubang 8 Ã" sepanjang 45 ft berhasil dibor
untuk sidetrack dan kemudian BHA ditrip untuk pemasangan angle build
assembly.

178 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Sewaktu trip ini, dilakukan pemasangan high pressure rotating


head untuk alasan keamanan dan mengurangi waktu sirkulasi gas.
Pemboran dilanjutkan untuk build section dan memakan waktu 2 Ã hari
( 546 ft MD) dan tiga buah peralatan MWD. Lateral kedua berhasil dibor
sepanjang 3000 ft dalam 8 hari. Selama itu hanya 2 jam waktu
pemboran yang hilang untuk keperluan sirkulasi gas karena
pemasangan high pressure rotating head.
10.2.1.2. Komplesi
Sebuah retrievable packer diset dibawah 9 5/8" casing pada
kedalaman 9235 ft. Setelah pemasangan packer tersebut, drill pipe dirun
kedalam lubang untuk mensirkulasi corrosion inhibited packer fluid. Drill
pipe kemudian dilepas dan drilling rig diganti dengan rig komplesi untuk
memasang 2 7/8" internally plastic coated tubing.
10.2.2. Idd El Shargi North Dome field, Qatar
(dikutip dari Field Experience With Multilaterals in the Idd El Shargi North
Dome Field, Qatar, SPE Drilling and Completion, March 1998)
10.2.2.1. Well Planning
Pemilihan sistem multilateral didasarkan atas beberapa kriteria yang
harus dipenuhi untuk memungkinkan operasi-operasi berikut :
1. Re-entry ke dalam cabang lateral berapapun jumlahnya tanpa
memperdulikan letak dalam lubang utama.
2. Penggunaan selective locating nipple (latch coupling) yang
memungkinkan penembpatan akurat dari peralatan pemboran atau
komplesi pada premilled casing window.
3. Instalasi peralatan defleksi yang retrievable ( whipstock pemboran,
workover dan produksi).
10.2.2.2. Perencanaan Profil Directional
Profil directional didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan
exit dari window pada inklinasi dan azimuth yang optimum. Penempatan
window exit dilakukan hampir horisontal sehingga dog-leg yang terbentuk
ketika build dari whipstock ke formasi baru dapat dibatasi hingga 7 o/100 ft.
Dengan DLS ini, kesulitan sewaktu running peralatan pemboran, production

Teknologi Multilateral 179


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

liner, peralatan stimulasi, peralatan logging melalui window exit dapat


dikurangi.
Pengeboran direncanakan untuk dilakukan dengan sistem top-down.
Lapisan Shuaiba A akan dibor hingga total depth dan kemudian dicased -
off. Shuaiba B akan dibor kemudian hingga total depth sebelum re-entry
Shuaiba A untuk komplesi.
Dengan demikian, diharapkan setiap lateral dapat dibor tanpa loss
fluida dan cutting ke dalam lateral yang sebelumnya. Selain itu,
kemungkinan untuk crossflow dapat dikurangi melalui pemasangan short
liner.

Gambar 10.23. Lokasi Lapangan ISND di Teluk Arab.


Lapangan ditemukan pada 1960 dan pengembangan dilakukan pada 1964.
Reservoir Shuaiba direncanakan untuk dieksploitasi dengan sumur-sumur
multilateral.

180 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 10.24. Profil Sumur Shuaiba melalui survey MWD.


10.2.2.3. Pemasangan 9 5/8-in. Casing ( Orientasi Multilateral Window )
Pemasangan casing 9 5/8-in. yang melibatkan multilateral window
joint didahului dengan perencanaan terlebih dahulu untuk menjamin
penempatan yang tepat orientasinya. Penentuan MD window exit dilakukan
dari analisis openhole log. Setelah window joint dipasang pada casing
string, pipa dirotasi hingga orientasi yang diinginkan sebelum pipa
diturunkan. Untuk kasus beberapa window joint harus dipasang, tanda
harus dibuat pada pipa untuk menjamin agar orientasi window joint
berikutnya dapat benar.
Casing kemudian dirun kedalam lubang hingga window joint
mencapai inklinasi lubang hingga 20 o dan gyro check dilakukan untuk
memastikan orientasi window exit.
10.2.2.4. Pemboran melalui 9 5/8-in. Window
10.2.2.4.1. Orientasi Whipstock
Setelah pemasangan dan testing 9 5/8-in. casing, peralatan
retrieving diturunkan untuk mengangkat isolation sleeve. Pemasangan
whipstock drilling dilakukan melalui latch coupling pada bagian bawah
whipstock. Setelah terpasang, orientasi yang tepat akan terjadi antara
whipstock dengan window exit.

Teknologi Multilateral 181


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

10.2.2.4.2. Pemboran melalui Window Opening


Pemboran melalui window dilakukan dengan menggunakan milled
tooth bit yang didesain untuk digunakan dengan motor. Setelah pemboran
melalui window, hole angle dibuild dari 5 hingga 7 o/100 ft. Pemboran
dilanjutkan hingga total depth dari lateral A. Bit ditrip untuk kemudian
dilakukan logging dan dipasang liner 7- in.

Gambar 10.25. Sistem Multi-Lateral


10.2.2.4.3. Penyemenan Liner
Liner yang digunakan memiliki panjang sekitar 250 ft. Sebuah
external casing packer digunakan untuk mencegah migrasi semen ke
bawah ke reservoir produktif. Semen yang digunakan adalah semen slurry
dengan additif latex dan fiber.
10.2.2.4.4. Washover Transition Joint dan Whipstock
Setelah penyemenan 7-in. liner dilakukan, sumur dibersihkan
hingga top dari transition joint. Peralatan washover diturunkan untuk
menghancurkan whipstock untuk kemudian whipstock diretrieve kembali.
Dengan demikian pemboran lateral Shuaiba B dapat dilanjutkan kembali.
Setelah pemboran lateral B selesai dilakukan, whipstock dipasang
pada lateral window exit A untuk membersihkan liner 7 -in.

182 Teknologi Multilateral


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

10.2.2.4.5. Re-entry Cabang Lateral


Untuk re-entry ke cabang lateral dapat dilakukan setelah
pemasangan workover whipstock dilakukan. Entry ke cabang yang lain
dilakukan setelah whipstock diangkat kembali.
10.2.2.5. Hasil Lapangan
Sewaktu pemboran sumur IS-75, build section dibor secara medium-
radius 12 Ã in. Build up rate berkisar antara 3 hingga 7 o/100 ft sebelum
mencapai casing point pada 5852 ft MD dengan inklinasi lubang akhir
adalah 84o. Casing shoe diset 212 ft kedalam Shuaiba B dan window joint
ditempatkan pada 5291 ft MD Shuaiba A. Inklinasi lubang pada window exit
adalah 74o. Sumur kemudian dibor melalui window sepanjang 12425 ft total
depth dengan menggunakan MWD/FEWD tool untuk geosteering dan
kontrol directional.
Liner 234 ft kemudian dipasang setelah openhole logging dan
cleanout dilakukan. Liner ditahan pada top window joint dengan
menggunakan 7-in. transition joint. Komponen liner terdiri atas guide shoe,
ball catcher, external casing packer, multistage cementing collar, dan
transition joint. Washout kemudian dilakukan.

Gambar 10.26. Well IS - 75 adalah sumur yang pertama kali dibor. Sumur ini
direncanakan untuk digunakan sebagai sumur injeksi air.

Teknologi Multilateral 183


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

DAFTAR PUSTAKA

1. Crouse, Phillip C., 5th Annual International Conference on Coiled Tubing


Technology, Book I.
2. Crouse, Phillip C., 5th Annual International Conference on Coiled Tubing
Technology, Book II.
3. Crouse, Phillip C., 1st Annual Pacific Rim Conference on New and Emerging
Technologies Technology, Book I.
4. Crouse, Phillip C., 1st Annual Pacific Rim Conference on New and Emerging
Technologies Technology, Book II.
5. Crouse, Phillip C., 9th Annual International Conference on Horizontal Well
Technology and Aplications, Book I.

184 Teknologi Multilateral

Anda mungkin juga menyukai