, ITB 2009
Bab 9
Dasar Dasar Pengangkatan Cutting
9.1. Pendahuluan
Dalam proses pemboran langsung, bit yang dipakai selalu menggerus batuan
formasi dan menghasilkan cutting, sehingga semakin dalam pemboran
berlangsung semakin banyak pula cutting yang dihasilkan. Supaya tidak
menumpuk di bawah lubang dan tidak menimbulkan masalah pipe sticking maka
cutting tersebut perlu diangkat ke permukaan dengan baik, yaitu banyaknya
cutting yang terangkat sebanyak cutting yang dihasilkan.
Dalam proses rotary drilling lumpur baru masuk lewat dalam pipa dan keluar ke
permukaan lewat anulus sambil mengangkat cutting, seperti terlihat pada Gambar
9.1 sehingga perhitungan kecepatan minimum yang diperlukan untuk mengangkat
cutting ke permukaan dilakukan di anulus.
Cutting yang tidak dapat terangkat dengan baik akan mengendap kembali ke
dasar sumur dan mengakibatkan beberapa masalah dalam pemboran,
diantaranya :
1. Akan terjadi penurunan laju penetrasi dikarenakan penggerusan kembali
cutting yang tidak terangkat (regrinding).
2. Meningkatnya beban drag dan torque karena daya yang diperlukan untuk
memutar drill string semakin berat.
3. Kemungkinan terjadinya pipe sticking, yaitu terjepitnya pipa pemboran
dikarenakan tumpukan cutting yang mengendap.
Secara umum hubungan antara kecepatan slip, kecepatan cutting, dan kecepatan
minimum adalah sebagai berikut :
√
V sl = 1,54 d cut ( ρ sρ−f ρ f ) .........................................................................(9-13)
dimana:
Vsl = Slip velocity, ft/detik
ρ s = Densitas cutting, ppg
ρ f = Densitas fluida (lumpur), ppg
dcut = Diameter cutting, in
n
1
μa=
K dh − dp
144 V min ( )
1−n
( )
2+
n
0,0208
..............................................................(9-14)
dimana :
μa = Apparent viscosity , cP
510 ( θ300 )
n
K = Indeks konsistensi = 511
θ600
3 , 32 log
n = Indeks kelakuan aliran = θ300
dh = Diameter lubang, in
dp = Diameter pipa, in
Vmin = Kecepatan minimum , ft/s
θ 600 = Dial reading pada 600 rpm
θ 300 = Dial reading pada 300 rpm
Gambar 9.4. Grafik antara Particle Reynold Number terhadap Friction Factor
Gambar 9.4 ini secara matematis memiliki persamaan:
Untuk NRe > 300 , aliran di sekitar partikel adalah fully turbulent dan friction
factor nya = 1.5
Untuk NRe < 3 ,aliran laminar dan friction factor-nya :
40
f=
N Re ............................................................................................(9-16)
Untuk 3 < NRe < 300 maka aliran transisi dan friction factor-nya:
22
f=
√ N Re ..........................................................................................(9-17)
faktor friksi ini kemudian dapat digunakan untuk menentukan Vsl pada
persamaan.
ROP
V cut =
A
[ ]
36 1 − pipe Cconc
A hole
..............................................................................(9-19)
dimana :
Apipe = Luas penampang pipa, in2
Ahole = Luas penampang lubang, in2
Jika V cutting dinyatakan dalam ft/menit, maka persamaan (9-18) dapat ditulis:
ROP
V cut =
2
dp
60 1 −
[ ( )]
dh
C conc
..........................................................................(9-20)
dimana:
Vcut = Kecepatan cutting. ft/min
Secara keseluruhan prosedur penentuan Vmin, Vcut dan Vslip pada sumur
vertikal dapat dilihat pada Gambar 9.5 berikut.
Gambar 9.5. Flowchart Penentuan V cut, V min, dan V slip untuk Sumur Vertikal
dimana :
Cang = faktor koreksi terhadap inklinasi
θang = sudut inklinasi, deg
C RPM = (600
600
− RPM
) ..............................................................................(9-35)
dimana:
CRPM = Koreksi terhadap RPM
RPM = Kecepatan putar / rotary
Sehingga Vmin untuk sumur vertikal, directional, maupun horizontal dengan
mengembangkan rumus Moore adalah:
Vmin = Vcut + ( Ci x Cmw x CRPM ) Vsv
maka untuk:
o
Untuk θ ≤ 45
2θ 3+ρm RPM
(
Vs = 1 + )(
45 15
1−
600 )(
V sv )
........................................................(9-36)
o
Untuk : θ ≥ 45
YP = 17 lb/100 ft2
μa = 145,7 cP
dh = 6 in
dp = 3,38 in
Dcut = 0,7283 in
ROP = 54 ft/hr
RPM =0
Cconc = 1.5 %
Kec. Pengangkatan Cutting:
V 1
cut =
18.16 .................................................................................................(9-38)
2
dp
[ ( ) ][
1−
dh
0.604+
ROP ]
V 1
cut = =1.5578ft / s
2
[ ( ) ][
1−
3.38
6
0.604+
18.16
54 ]
Asumsi Vslip :
Asumsi Slip Velocity = 0.1 ft/s
Vminiawal = 0,1 + 1,5578 = 1,6578 ft/s
5 Yp . ( Dhole − D pipe )
μa = μ p +
V crit
..................................................................................(9-26)
5 x 17 x (6 −3,38)
μa = 40 + = 174,32 cP
1,6578
Dengan melakukan iterasi sampai | Vsl2 - Vsl1 | < 0,01, didapatkan Vsl = 3,9758 ft/s
Perhitungan Koreksi Vslip
# Koreksi Angle Inclination :
Data :
θ = 61,352 o
ρm = 15 ppg
ρs = 19,16 ppg
PV = 40 cP
YP = 17 lb/100 ft2
μa = 145,7 cP
dh = 6 in
dp = 3,38 in
Dcut = 0,7283 in
ROP = 54 ft/hr
RPM = 0
Cconc = 1,5 %
Kecepatan Cutting:
Dengan menggunakan konsentrasi cutting dan ROP yang sama dengan data diatas,
maka Vcut dengan persamaan (8) adalah :
ROP
V cut =
2
D pipe
[ ( )]
36 1 −
D hole
C cone
.................................................................................. (9-18)
54
V cut = = 1,4648 ft/s
2
3,38
Asumsi Vslip
[ ( )]
36 1 −
6
1,5
μa = Apparent viscosity, cP
ρs = Densitas cutting, ppg
ρm = Densitas lumpur, ppg
ρf = Densitas fluida, ppg
θ600 = Dial reading pada 600 rpm
θ300 = Dial reading pada 300 rpm
Apipe = luas penampang pipa, in2
Ahole = luas penampang lubang, in2
Cconc = Konsentrasi cutting, %
dh = Diameter lubang, in
dp = Diameter pipa, in
dcut = Diameter cutting, in
f = Friction factor
K = Indeks konsistensi
n = Indeks kelakuan aliran
NRe = Particle Reynold Number
PV = Plastic viscosity, cp
Vsl = Kecepatan slip, ft/menit
Vm = Kecepatan lumpur, ft/menit
Vcut = Kecepatan cutting, ft/menit, ft/det
Vca = Kecepatan kritik, ft/detik
Vmin = Kecepatan minimum , ft/s
Yb = Yield point bingham, lb/100 ft2
ROP = Rate Of Penetration, ft/hr
DAFTAR PUSTAKA
1. Adam T. Bourgoyne Jr., Keith K. Millhelm, Martin E. Chenevert, F.S. Young Jr.,
SPE Textbook Series Vol. 2, "Applied Drilling Engineering",
First Printing Society of Petroleum Engineers, Richardson TX,
1986.
2. Beyer, A.H., et. al, "Flow Behaviour of Foam as Well Circulating Fluid", SPE
Reprint Series 6A, Drilling, SPE of AIME, Dallas, Texas, 1973.
3. Craft, B.C., et.al., "Well Design, Drilling & Production", Prentice Hall Inc., New
Jersey, 1962.
4. Dodge, D.G. and Metzner, A.B. , " Turbulent Flow of Non Newtonian System ",
AIChE J., 1959.
5. Gatlin, Carl., "Petroleum Engineering : Drilling and Well Completions", Prentice
Hall Inc., 1960.
6. J.M. Peden, J.T. Ford, and M.B. Oyenenin, Heriot-Watt U., SPE Paper, "
Comprehensive Experimental Investigation of Drilled Cuttings
Transport in Inclined Wells Including the Effects of Rotation
and Eccentricity", Oktober 1990, SPE No. 20925.
7. Lord, D.L., "Mathematical Analysis of Dynamic & Static Foam Behaviour", SPE
Symposium on Low Gas Permeability Reservoir, Dencer,
Colorado, 1979.
8. Lucky., Shindu, " Persamaan Baru Penentuan Kecepatan Minimum Lumpur
Untuk Mengangkat Cutting Sumur Vertikal, Miring dan
Horizontal", Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perminyakan,
FIKTM, 1999.
9. Marsden, S.S., et.al., "The flow of Foam Through Short Porous Media &
Apparent Viscosity Measurements", Trans AIME, 1966.