Anda di halaman 1dari 4

A.

Kecepatan Alir Annulus


Dalam proses pemboran langsung, bit yang dipakai selalu menggerus
batuan formasi dan menghasilkan cutting, sehingga semakin dalam pemboran
berlangsung semakin banyak pula cutting yang dihasilkan. Supaya tidak
menumpuk di bawah lubang dan tidak menimbulkan masalah pipe sticking
maka cutting tersebut perlu diangkat ke permukaan dengan baik, yaitu
banyaknya cutting yang terangkat sebanyak cutting yang dihasilkan. Dalam
proses rotary drilling lumpur baru masuk lewat dalam pipa dan keluar ke
permukaan lewat anulus sambil mengangkat cutting, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini, sehingga perhitungan kecepatan minimum yang
diperlukan untuk mengangkat cutting ke permukaan (slip velocity) dilakukan di
anulus.

Gambar 1. Pengangkatan Cutting


Kecepatan slip adalah kecepatan minimum dimana cutting dapat mulai
terangkat atau dalam praktek merupakan pengurangan antara kecepatan
lumpur dengan kecepatan dari cutting.
Vs = VM - Vp
............................................................................................................. (4)
dimana :
Vs = Kecepatan slip, ft/menit
VM = Kecepatan lumpur, ft/menit
Vp = Kecepatan partikel, ft/menit
Dengan memasukkan kondisi yang biasa ditemui dalam operasi
pemboran maka didapatkan kecepatan slip sebesar :
𝑐
Vs = 9,25 √𝑑𝑐 𝑚 − 1

……………………………………………………………….……(5)
Begitu pula rate minimum yang harus dipilih sebesar :
𝑐 𝑅𝑂𝑃
Qmin = { 9,25 [dc (𝑚 − 1)−0,5 + 𝑑𝑝 2 ] Ca}
36[1−( )
𝑑ℎ

dimana :
dc = Diameter cutting terbesar, inchs
c = Densitas cutting, ppg
m = Densitas lumpur, ppg
Vs = Kecepatan slip, ft/min
Qmin = Rate minimum, ft3/min
ROP = Kecepatan Penembusan, ft/jam
Ca = Volume cutting di anulus, %
Dp = Diameter pipa, inchs
dh = Diameter lubang, inchs
A = Luas anulus, ft3/ft
Pada kondisi pemboran yang normal, aliran di anulus laminer seperti yang
diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Tipe Aliran Fluida Selama Pemboran

Pada kondisi seperti itu dinding lubang yang belum tercasing mempunyai
selaput tipis sebagai pelindung yang disebut mud-cake, agar selaput yang
berguna tersebut tidak terkikis oleh aliran lumpur, harus diusahakan aliran tetap
laminer. Untuk mencegah terjadinya aliran turbulen, dapat diindikasikan dengan
bilangan Reynold . Dengan bilangan reynold yang tidak lebih dari 2000 aliran
akan tetap laminer, sehingga batas tersebut dijadikan pegangan untuk
menentukan kecepatan maksimum di anulus yang disebut kecepatan kritik.

1,08 𝑃𝑉+1,08 [9.3(𝑑ℎ−𝑑𝑝)𝑌𝑏2 𝑚]1/2


Vca = 𝑚(𝑑ℎ−𝑑𝑝)

……………………………………………………(6)

dimana :
Vca = Kecepatan kritik, ft/detik
PV = Plastic viscosity, cp
Yb = Yield point Bingham, lb/100 ft2

Jadi kecepatan lumpur di anulus harus diantara kecepatan slip dan


kecepatan kritik. Bentuk aliran di dalam pipa dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 2. Bentuk Aliran di Dalam Pipa

Anda mungkin juga menyukai