……………………………………………………………….……(5)
Begitu pula rate minimum yang harus dipilih sebesar :
𝑐 𝑅𝑂𝑃
Qmin = { 9,25 [dc (𝑚 − 1)−0,5 + 𝑑𝑝 2 ] Ca}
36[1−( )
𝑑ℎ
dimana :
dc = Diameter cutting terbesar, inchs
c = Densitas cutting, ppg
m = Densitas lumpur, ppg
Vs = Kecepatan slip, ft/min
Qmin = Rate minimum, ft3/min
ROP = Kecepatan Penembusan, ft/jam
Ca = Volume cutting di anulus, %
Dp = Diameter pipa, inchs
dh = Diameter lubang, inchs
A = Luas anulus, ft3/ft
Pada kondisi pemboran yang normal, aliran di anulus laminer seperti yang
diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Tipe Aliran Fluida Selama Pemboran
Pada kondisi seperti itu dinding lubang yang belum tercasing mempunyai
selaput tipis sebagai pelindung yang disebut mud-cake, agar selaput yang
berguna tersebut tidak terkikis oleh aliran lumpur, harus diusahakan aliran tetap
laminer. Untuk mencegah terjadinya aliran turbulen, dapat diindikasikan dengan
bilangan Reynold . Dengan bilangan reynold yang tidak lebih dari 2000 aliran
akan tetap laminer, sehingga batas tersebut dijadikan pegangan untuk
menentukan kecepatan maksimum di anulus yang disebut kecepatan kritik.
……………………………………………………(6)
dimana :
Vca = Kecepatan kritik, ft/detik
PV = Plastic viscosity, cp
Yb = Yield point Bingham, lb/100 ft2