Anda di halaman 1dari 4

SALURAN TERBUKA

2.1. Saluran Terbuka


Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan muka air bebas.
Pada semua titik di sepanjang saluran, tekanan di permukaan air adalah sama,
biasanya adalah tekanan atmosfer. Aliran melalui saluran terbuka harus
mempunyai muka air bebas.
(Triadmojo, 2008)
Pada aliran air lewat saluran terbuka, air dibatasi oleh:
1. Udara
2. Dinding saluran yang mengakibatkan hambatan pengaliran.
Sifat aliran berdasarkan sifat kekentalan/ Viskositas fluida:
1. Turbulen, bilangan Reynold > 6000. Aliran turbulen adalah suatu aliran yang
seakan-akan tiap partikel dari zat yang mengalir, saling bercampur
(bertumpukan)
2. Laminer, bila bilangan Re < 1500.Aliran Laminer adalah suatu aliran yang
seakan-akan setiap partikel dari zat yang mengalir, bergerak sendiri-sendiri.
3. Peralihan (transisi),bila bilangan Re antara 1500 – 6000. Aliran transisi
adalah aliran yang vdapat berubah dari laminer menjadi turbulen atau
sebaliknya.
(Suripin ,2001)
Aliran pada saluran terbuka tersebut:
1. Aliran tetap/ Steady Flow, aliran dimana pada suatu titik tertentu besarnya
tekanan dan kecepatan tidaik berubah terhadap waktu (Debit Konstan)
2. Aliran tidak tetap/ Unsteady Flow, aliran dimana pada suatu titik besarnya
tekanan dan kecepatan selalu berubah terhadap waktu.
Pada umumnya pembahasan terhadap permasalahan pada saluran terbuka
dilakukan dengan mempelajari tingkah laku air dalam keadaan tetap (stabil) untuk
suatu aliran.
Debit aliran pada suatu penampang:
Q = AxV........................................................................................................... ( 2.1)
Q : Debit aliran (m3/ det)
A : Luas penampang basah (m2)
V : Kecepatan aliran (m/det)
Untuk persoalan yang menyangkut aliran tetap, debit aliran adalah sama
sepanjang saluran, sehingga:
Q = A1 x V1 = A2 x V2 = A3 x V3
Persamaan kontinuitas ini untuk aliran tetap dimana index menunjukan
penampang yang berlainan.
V
Menghitung Q standar = ..................................................................(2.2)
T
Sifat aliran Steady Uniform:
1. Q konstan
2. A konstan

2.1.1. Pintu Sorong


2.1.1.1 Dasar Teori
Pintu sorong adalah sering digunakan untuk mengatur debit intake pada saluran
irigasi. Di dalam sistim saluran irigasi, pintu sorong biasanya ditempatkan pada
bagian pengambilan dan bangunan bagi sadap balk itu sekunder maupun
tersier.Selain itu, alat ini juga dapat digunakan pada lternat misalnya di saluran
pengolahan atau pembuangan.
(Ahmed, 2009)
Pintu Sorong terdiri dari:

1. Saluran air dengan air yang mengalir


2. Pintu sorong dengan plat baja yang dapat digerakkan naik turun
3. Dari gambar tampak bagian downstream pintu ada air loncat
4. Dipandang titik m dan n, maka persamaan Bernoulli

2 2
Pm Vm Pn Vm
Zm+ + =Zn+ +
γ 2g γ 2 g ..................................................................( 2.3)
Dalam hal ini Zm = H; Zn =a/2
Pm atm Pn atm
= ; = +(Y −Zn )
γ γ γ γ
Vm=0
Vn=0
sehingga
2
atm atm V
H+ +0=Zn+ +(Y −Zn)+
γ γ 2g
2
V
=(H −Y )⇒V =√(2 g (H −Y )
2g

jadi kecepatan lubang adalah : V = √(2 g( H−Y ) ............................................ ( 2.4)

Bila: A = B x a, V = √(2 g( H−Y ) , dan Cd adalah koefisien debit


Maka, Q = Cd x A x V

Q = Cd x B x a x √(2g( H−Y ) ( debit pintu sorong)

Q = Cd x B x a x √(2g( H−Y ) = Q strd


Qstrd
Cd=
B×a× √2 g( H−Y )
Dalam hal ini yang diukur adalah : B, a, h, Y dan Q standard, maka
besarnya Cd dapat dihitung. Dimana diketahui rumus standard deviasi sebagai
perhitungan untuk mencari koefisien debit terkoreksi.
2
(Cdr−Cd )
∑ n
Standard deviasi sorong (S) = ................................................( 2.5 )
2.1.1.2 Tujuan
1. Melakukan pengamatan dan pengukuran perubahan tinggi muka air akibat
bangunan ukur debit
2. Menghitung nilai koefisien debit yang terjadi selama praktikum pada tiap-tiap
alat ukur debit pada peluap Pintu Sorong
3. Melakukan pengamatan dan pengukuran kecepatan dengan alat pengukur
kecepatan
4. Melakukan evaluasi dan pembahasan hasil-hasil analisa praktikum

Anda mungkin juga menyukai