Anda di halaman 1dari 55

Matrikulasi MPSDA

“Aliran Fluida dalam Saluran Terbuka”

Joko Nugroho, PhD.


Aliran Fluida dalam Saluran Terbuka

• Karakteristik Aliran dan Karakteristik Hidraulis


Saluran
• Persamaan Momentum dan Energi Aliran
• Aliran Seragam (uniform Flow)
• Aliran Tidak Seragam
• Gaya Seret dan Kecepatan Ijin
Saluran Terbuka / Open Channel

Sistem drainase Tol Cipularang.


Saluran Terbuka / Open Channel

Sungai Riam Kanan, Kalsel.


Saluran Terbuka / Open Channel

Sungai Lawe Alas, Kutacane-Aceh Tenggara.


Saluran Terbuka / Open Channel

Sungai Cisomang (?).


Pola Alur Sungai
Erosi
Sedimentasi
Aliran Pada Saluran Terbuka
• Mempunyai permukaan bebas
• Aliran disebabkan oleh gravitasi
• Jenis saluran: sungai, kanal, terowongan dan pipa-
pipa dengan permukaan bebas.
• Variasi kekasaran sangat luas: dari saluran buatan
manusia hingga saluran alami (sungai).
• Aliran disaluran terbuka biasanya merupakan aliran
dengan bilangan Re yang tinggi. Aliran turbulen pada
saluran terbuka akan terjadi pada Re > 12.500,
sedangkan laminer jika Re < 500
HGL & EL
Klasifikasi Aliran Pada Saluran Terbuka

Open-channel flow

Steady flow Unsteady flow

Uniform flow Varied flow Unsteady Unsteady


Varied flow Uniform flow

Rapidly Gradually Rapidly Gradually


Varied flow Varied flow Varied Varied
Unsteady unsteady flow
flow
Aliran Seragam / Uniform Flow
Aliran Tidak Seragam / Nonuniform Flow
Elemen Geometri Penampang Saluran

• Kedalaman aliran, y
• Kedalaman penampang aliran, d = y/cos
• Top-width (T): lebar aliran pada permukaan
bebas.
• Luas penampang basah / water area (A)
• Keliling basah / wetted perimeter (P)
Elemen Geometri Penampang Saluran

• Jari-jari Hidrolis (R) = A/P


• Kedalaman hidrolis (D) = A/T
• Faktor penampang untuk perhitungan aliran
kritis (Z) = AD0,5 = A(A/T)0.5
Distribusi Kecepatan
Koefisien Energi dan Momentum
• Karena distribusi kecepatan yang tidak seragam
pada sebuah penampang saluran terbuka, tinggi
energi kecepatan suatu penampang biasanya lebih
tinggi dari tinggi energi kecepatan (velocity head)
yang dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata V.
Koefisien energi = .
• Ketidakseragaman distribusi kecepatan juga
mempengaruhi perhitungan momentum pada
saluran terbuka. Koefisien momentum = .
 dA  dA
3 2
v v
 3
,
V A V 2A
Koefisien Distribusi Kecepatan ()
• Karena distribusi kecepatan yang tidak seragam
maka velocity head pada aliran saluran terbuka pada
umumnya akan lebih besar dari V2/2g, dimana V =
rata-rata kecepatan aliran pada suatu penampang.
• Velocity head yang sebenarnya = V2/2g, dimana  =
koefisien energy atau koefisien Coriolis. (koefisien ini
diusulkan oleh G. Coriolis)
• Harga  berkisar antara 1,03 – 1,36 untuk saluran
prismatis yang lurus.
Penentuan harga 
• Luas suatu elemen luas = A, Luas keseluruhan
penampang aliran = A, berat jenis air = 
• Berat air yang melalui A per satuan waktu = .
A.v , dimana v = kecepatan aliran yang melalui A.
• Energi kinetik aliran yang melalui A per satuan
waktu = (. A.v) (v2/ 2g)
• Energi kinetik aliran yang melalui penampang A per
satuan waktu =  (. A.v3/ 2g)
Penentuan harga 
• Energi kinetik aliran yang melalui penampang A
adalah V3A / 2g, dimana V = kecepatan aliran rata-
rata yang melalui penampang A.
• (V3A / 2g ) =  (. A.v3/ 2g), dimana ruas kiri
adalah perhitungan berdasarkan kecepatan aliran
rata-rata dan luas total penampang, dan ruas kiri
adalah berdasarkan penjumlahan E.K untuk elemen
luas A dan kecepatan v, sehingga:
•  =  (v3.A) / (V3A)
Koefisien Momentum ()
• Disebut juga sebagai koefisien Boussinesq
• Karena distribusi kecepatan yang tidak seragam,
maka momentum pada aliran saluran terbuka pada
umumnya akan > dari QV, dimana  = massa jenis
air, Q = debit aliran dan V = rata-rata kecepatan
aliran pada suatu penampang.
• Momentum aliran yang sebenarnya = QV.
• Harga  berkisar antara 1,01 – 1,12 untuk saluran
prismatis yang lurus.
Penentuan harga 
• Momentum aliran air yang melalui suatu
elemen luas A per satuan waktu adalah hasil
perkalian dari massa (v A/g) dan kecepatan
(v), atau .A.v2/g.
• Momentum keseluruhan =  (. A.v2/g).
• Momentum berdasarkan kecepatan rata-rata
= ..AV2/g
• Sehingga  =  (A.v2) / AV2
Distribusi Tekanan pada Sebuah
Penampang Saluran Terbuka
• Tekanan pada suatu titik dalam aliran di saluran
terbuka dapat diketahui dari tinggi muka air dalam
piezometer yang dipasang untuk suatu titik.
• Jika tidak ada percepatan aliran pada titik yang
diukur, maka tekanan akan sama dengan tekanan
hidrostatis.
• Jika ada percepatan aliran (curvilinear flow), maka
akan ada perbedaan antara tinggi muka air di
piezometer dan tinggi muka air pada saluran
terbuka.
Distribusi Tekanan pada Sebuah
Penampang Saluran Terbuka
• Tinggi muka air piezometer:
h = hs + C
hs = tinggi tekan hidrostatis
C = koreksi tinggi tekan
Tekanan akibat gaya sentrifugal per satuan luas:
P = ( d /g) v2/r
Koreksi tinggi tekan: c = (d/g) v2/r
C (-) = untuk convex flow (cembung)
C (+) = untuk concave flow (cekung)
Energi Spesifik / Energi Khas (Specific
Energy)
• Energi spesifik: energi persatuan berat air pada
sebarang penampang, diukur dari dasar saluran.

V2
E  d cos   
2g

• Untuk slope yang kecil, dan  = 1,

V2 Q2
E  y ,E  y 
2g 2 gA 2

Konsep energi spesifik di atas pertama kali diperkenalkan oleh Bakhmeteff.


Energi Spesifik
• Untuk suatu harga energi spesifik, akan
terdapat dua kemungkinan kedalaman aliran,
yaitu aliran rendah (y1) dan aliran dalam (y2).
Pada titik C, energi spesifik berada dalam
keadaan minimum, memiliki kedalaman yc.
• Jika kedalaman aliran > yc maka aliran yang
terjadi adalah aliran Subkritis
• Jika kedalaman aliran < yc maka aliran yang
terjadi adalah aliran Superkritis
Catatan: perhatikan kurva energi khas pada slide selanjutnya.
Energi Spesifik
Energi Spesifik
Energi Spesifik
Gaya Spesifik / Gaya Khas (Specific Force)

• Gaya Spesifik / khas = Q2/gA + žA


• Dimana:
– Q = debit aliran (m3/det)
– g = percepatan gravitasi (m/det2)
– A = luas penampang aliran (m2)
– ž = jarak dari titik centroid penampang terhadap
permukaan air.
Kriteria Kedalaman Kritis
• Energi spesifik mencapai keadaan minimum,
untuk suatu aliran dengan debit tertentu.
• Tinggi energi kecepatan (velocity head) = ½
dari kedalaman hidraulik, atau: V2/2g = D/2;
atau dapat dituliskan sebagai V / (gD)1/2=1.
• Sehingga dalam keadaan kritis, V / (gD)1/2 =
Bilangan Froude = 1.
Bilakah terjadi kedalaman kritis?
• Apabila terjadi perubahan aliran dari kondisi
subkritis ke superkritis atau sebaliknya.

subkritis yc
superkritis

subkritis
superkritis
yc
Momentum Aliran
• Momentum aliran melalui suatu penampang
aliran pada saluran terbuka: ..AV2/g
• Menurut Hukum Newton II: perubahan
momentum persatuan waktu dalam suatu
bagian aliran adalah setara dengan resultan
gaya-gaya luar yang bekerja terhadap bagian
aliran tersebut; atau  (mV)/t = F
Perhitungan kedalaman kritis
• Metoda aljabar
• Metoda grafis, digunakan untuk saluran
dengan penampang melintang yang
kompleks / tak beraturan
• Design chart
Contoh Perhitungan
• Diketahui saluran empat persegi panjang, lebar 2 meter.
Berapakah kedalaman dan kecepatan kritis aliran apabila
debit yang mengalir adalah 2 m3/det?
Cara Aljabar
Dalam keadaan kritis, Fr = 1
v/(gD)1/2= 1
Q/[b y (g.b y/ b)1/2) = 1
Q = b y3/2 g1/2
yc = (q/g1/2)2/3 = 0,47 m,
vc = 2 / (2 x 0,47) = 2,12 m/det
Contoh Perhitungan
Cara Grafis
Faktor penampang untuk perhitungan aliran
kritis, Z = AD1/2 = A3/2/T1/2
Dalam keadaan kritis,V2 / 2g = D/2, sehingga
diperoleh Z =Q/g1/2
1. Buat kurva y vs. Z
2. Hitung Z =Q/g1/2
3. Temukan harga y yang bersesuaian dengan Z
tersebut.
Contoh Perhitungan
0.8
0.7
0.6
0.5
y (m)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
Z (m^(5/2))

Q/g1/2 = 0,64 m5/2


Untuk Z = 0,64 m5/2, diperoleh yc = 0,46 m
Contoh Perhitungan
Cara Design Chart
1. Hitung Z/b2.5, dimana Z = Q/g1/2, b = lebar
saluran. Z/b2.5 = 0.64/22.5 = 0,113
2. Dari kurva design chart, cari harga y/b yang
bersesuaian dengan harga Z/b2.5, diperoleh
y/b = 0,23
3. Sehingga diperoleh yc = 0,23 b = 0,46 m.
4. Kecepatan aliran, vc = Q / (b yc) = 2,17 m/det.
Design Chart

y/b

Z/b2.5
Ambang dan Kontraksi

yc

P < P kritis P = P kritis


Perhitungan Aliran Seragam
• Pada sebagian besar saluran terbuka
kemiringan memanjang dasar saluran (bed
slope) adalah kecil, yaitu kurang dari 1/10 atau
5.7o. Dalam keadaan ini, maka bed slope,
water surface slope dan energy line akan
sejajar, untuk aliran yang seragam.
Persamaan Chezy (1775)

V = C (R S)1/2
Q = C A (R S)1/2
• V = kecepatan aliran (m/det)
• C = koefisien kekasaran Chezy = (8g/f)1/2
• S = bed slope
• Q = debit (m3/det)
• A = luas penampang basah (m2)
Persamaan Manning (1890)
V = (1/n) R2/3 S1/2
Q = (1/n) A R2/3 S1/2
• V = kecepatan aliran (m/det)
• n = koefisien kekasaran Manning (det/m1/3)
• R = jari-jari hidraulik (m)
• S = bed slope
• Q = debit (m3/det)
• A = luas penampang basah (m2)
Perhitungan Aliran Seragam
• Variabel dalam persamaan Manning:
1. Debit aliran normal: Q
2. Kecepatan aliran: V
3. Kedalaman normal: y
4. Koefisien kekasaran: n
5. Slope/kelandaian saluran: S
6. Elemen geometri penampang: A, P, R, D
Contoh Soal #1
• Suatu saluran direncanakan untuk mengalirkan air
dengan debit Q = 44 m3/det, dengan n = 0,014.
a. Berapakah bed slope dari kanal ini?
b. Apabila debit yang dialirkan adalah 22m3/det, berapakah
kedalaman alirannya (gunakan bed slope hasil
perhitungan sebelumnya)?

2 2
3m
3 3

6,1 m
Contoh Soal #1
• Q = (1/n) A R2/3 S1/2
• So = [Q n / (A R2/3)]2
• A = ½ (6,1 + 15,1) x 3 = 31,80 m2
• P = 6,1 + 2 x 5,41 = 16,92 m
• R = A/P = 1,88 m
• So = [44 x 0,014 / (31,8 x 1,882/3)] 2
= (0,616 / 48,44)2
So = 1,62 x 10-4
Contoh Soal #1
Jika kedalaman air adalah y, maka
• T = 6,1 + 2 x 3/2 y = (6,1 + 3y) m
• P = 6,1 + 2 y (1+9/4)1/2 = (6,1 + 3,61y) m
• A= ½ (6,1 + 6,1 + 3y) y = (6,1 + 1,5y)y m2
• R = A/P = (6,1 + 1,5y)y / (6,1 + 3,61y) m
• Q = (1/n) A R2/3 S1/2
• A R2/3 = Q n / S1/2
= 0,308 / 0,0001621/2 = 24,20 m8/3
Contoh Soal #1
y A P R R^(2/3) AR^(2/3)
m m^2 m m m^(2/3) m^(8/3)
0 0 6.1 0 0 0
1 7.6 12.4 0.6 0.7 5.5
2 18.2 18.7 1.0 1.0 17.9
3 31.8 25.0 1.3 1.2 37.3 y = 2,27 m

3.5
3.0
2.5
2.0
y

1.5
1.0
0.5
0.0
0 10 20 30 40
AR^(2/3)
Contoh Soal #2
Air mengalir secara seragam dalam suatu
saluran empat persegi panjang dengan lebar 2
meter, dengan kedalaman aliran 0,45 m.
Kemiringan saluran (bed slope) adalah 0,002,
dan kekasaran Manning, n = 0,014. Hitunglah
berapa debit yang mengalir!

Diketahui b = 2 meter, y = 0,45m, So = 0,002,


dan n = 0,014
Contoh Soal #2
Q = (1/n) A R2/3 S1/2

A = b y = 2 x 0,45 = 0,90 m2
P = b + 2y = 2 + 0,90 = 2,90 m
R = A/P = 0,90 / 2,90 = 0,31 m

Q = (1/0,014) x 0,90 x 0,312/3 x 0,0021/2


Q = 1,32 m3/detik

Anda mungkin juga menyukai