Anda di halaman 1dari 36

FLUIDA DINAMIS

Fluida Dinamis
Fluida yang mengalir atau
bergerak secara terus menerus
(kontinu) terhadap sekitarnya
dinamakan fluida dinamis.
Ciri-ciri fluida ideal
• Tak termampatkan (tidak kompresibel)
• Alirannya tidak bergantung waktu
(tunak)
• Alirannya tidak berotasi (laminer)
• Tidak kental (non-viskos)
Fluida Ideal
Perhatikan gambar ini !
Pernahkah kamu melihat
asap obat nyamuk?
Mula-mula asap keluar dengan bentuk
teratur, lama kelamaan bentuk asap
menjadi tidak teratur. Aliran yang teratur
kita namakan sebagai aliran laminer.
Sedangkan yang tidak teratur disebut
aliran turbulen.
Aliran laminer mempunyai garis alir
berlapis dan tidak berpotongan.
Sedangkan aliran turbulen memiliki aliran
yang tidak stabil dan bergerak acak.
ALIRAN
LAMINAR TURBULEN

Aliran laminar bisa kita sebut sebagai aliran Aliran turbulen ditandai oleh adanya aliran
berlapis. Kecepatan partikel fluida di tiap berputar akibat partikel-partikel yang arah
titik pada garis arus searah dengan garis geraknya berbeda, bahkan berlawanan arah
singgung di titik itu. dengan arah gerak keseluruhan.
Garis arus berlapis
Garis arus berputar
Coba perhatikan gambar di bawah
ini!
Pernahkah kamu menyiram
tanaman?

Perhatikan kecepatan air yang


mengalir. Tutuplah sebagian
permukaan selang dengan jari.
Bagaimana kecepatan airnya?
.
1. Debit Aliran (Q)
Apabila suatu fluida ideal bergerak atau mengalir di dalam suatu pipa, maka
massa fluida yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan yang keluar dari
pipa selama selang waktu tertentu.
m1/t1 = m2/t2
ρV1/t1 = ρ V1/t1
V1/ t1 = V2/ t2
Maka, debit Q dapat dirumuskan sebagai : 𝑉
𝑄=
𝑡
2. Persamaan Kontinuitas
ALIRAN FLUIDA PADA PIPA
Pipa berluas penampang
besar (A1) dengan laju Pipa berluas penampang
aliran fluida (v1) kecil (A2) dengan laju
aliran fluida (v2)

A1v1  A2v2
Dari persamaan kontinuitas dapat disimpulkan
Kelajuan fluida yang termampatkan berbanding terbalik dengan
luas penampang pipa dimana fluida mengalir
Perkalian antara luas penampang pipa (A) dengan laju aliran fluida (v) sama
dengan debit (Q) yang juga menyatakan besar volume fluida yang mengalir
per satuan waktu :
Dengan : 𝑉
𝑄 = debit (m3/s) 𝑄 = =𝐴𝑣
𝑉 = volume (m3)
𝑡
𝑡 = selang waktu (s)
A =luas penampang (m2)
𝑣 = kecepatan(laju) fluida (m/s)
Contoh Soal 1
Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20
liter dengan air dari sebuah kran seperti gambar
berikut!
Jika luas penampang kran dengan diameter d2 adalah
2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s
tentukan:
a. Debit air
b. Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Penyelesaian :
Diketahui : Jawab :
A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2 a. Debit air
v2 = 10 m/s Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10)
V = 20 liter = 20 x 10−3 m3 Q = 2 x 10−3 m3/s
Ditanya : b. Waktu yang diperlukan untuk mengisi
a. Q = ... ? ember
b. t = ... ? Q = 2 x 10−3 m3/s
t =V / Q
t = (20 x 10−3 m3) /(2 x 10−3 m3/s )
t = 10 sekon
Contoh Soal 2
Pipa saluran air bawah tanah memiliki
bentuk seperti gambar berikut!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5
m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2
m2 dan kecepatan aliran air pada pipa besar
adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat
mengalir pada pipa kecil!
Penyelesaian
Diketahui : Jawab :
A1 = 5 m2 Persamaan kontinuitas
A2 = 2 m 2 A1v1 = A2v2
v1 = 15 m/s (5)(15) = (2) v2
v2 = 37,5 m/s
Ditanya :
v2 = ... ?
Contoh Soal 3
Sebuah pipa memiliki dua
penampang berbeda,pada
penampang yang luasnya 10 cm2
A1 = 10 cm2
mengalir fluida ideal dengan
v2 = ... ?
v1 = 4 m/s A = 5 cm2 kelajuan 4 m/s. Hitunglah :
2
a. Laju fluida pada penampang
yang luasnya 5 cm2
b. Debit aliran fluida
Penyelesaian
Diketahui : Jawab :
A1 = 10 cm2 a. Laju fluida
A1 V1 = A2 v2
= 10 x10 -4 m2 (10 x 10 -4 m2 ) (4m/s) = 5 x 10 -4 m2 ( v2 )
v2 =40 x 10 -4 m3/s / (5 x 10 -4 m2)
A2 = 5 cm2 = 5 x 10 -4 m2 = 8 m/s
v1 = 4 m/s b. Debit aliran (laju aliran)
Q = A1V1 = A2v2
Ditanya : Q = A1V1 = (10 x 10 -4 m2 ) (4m/s)
= 40 x 10 -4 m3/s
a. v2 = ... ?
= 4 x 10 -3 m3/s
b. Q = ... ?
3. Hukum Bernoulli
Persamaan Bernouli  menghubungkan besar
tekanan, kecepatan, dan ketinggian dari dua titik pada
fluida ideal yang mengalir.

1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣1 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣2 2 + 𝜌𝑔ℎ2
2
2 2

P = tekanan (Pa)
𝑣 = kecepatan (m/s)
h = ketinggian titik (m)
𝜌 = massa jenis fluida 𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
(kg/𝑚3 ) 𝑑1 2 𝑣1 = 𝑑2 2 𝑣2
Dua Kasus Persamaan Bernoulli
1. Kasus untuk fluida tak bergerak (fluida statik)  𝑣1 = 𝑣2 = 0
𝑃1 + 0 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 0 + 𝜌𝑔ℎ2
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑔(ℎ2 − ℎ1 )
2. Kasus untuk fluida yang mengalir dalam pipa mendatar
Dalam pipa mendatar tidak terdapat perbedaan ketinggian.

𝑃1 1 2
𝑃2 𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌(𝑣2 − 𝑣1 2 )
𝑣1 𝑣2
2
3. Hukum Bernoulli

Kesimpulan :
“Makin besar kecepatan fluida, makin kecil
tekanannya.”
4. Teorema Torricelli
Kecepatan aliran zat cair pada lubang sama dengan kecepatan benda yang jatuh
bebas dari ketinggian yang sama.
𝑣 = 2𝑔ℎ
𝑅=2 ℎ𝑦
𝑦 =𝐻 −ℎ
𝑄 =𝐴 2𝑔ℎ

𝑣 = kecepatan aliran fluida pada lubang (m/s)


𝑔 = percepatan gravitasi (𝑚/𝑠 2 )
ℎ = tinggi permukaan air di atas lubang (m)
𝑅 = jarak jangkauan mendatar semprotan air (m) 𝑄 = debit air yang keluar dari lubang
𝑦 = kedalaman dasar dihitung dari lubang (𝑚3 /𝑠)
𝐻 = tinggi air di dalam wadah (m) 𝐴 = luas permukaan lubang bocor (𝑚2 )
Catatan :
Teori ini hanya berlaku jika ujung atas wadah terbuka terhadap
atmosfer dan luas lubang jauh lebih kecil daripada luas
penampang wadah.

Contoh pada hal. 186 No. 16


Dik : h = 7 m – 2 m = 5 m
Dit : v ...?
𝑣 = 2𝑔ℎ
𝑣 = 2 . 10. 5 = 10 m/s
5. Penerapan Hukum Bernoulli
a. Tabung Venturi  sebuah pipa yang memiliki bagian yang menyempit.
1. Karburator
Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan
udara, kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam silinder – silinder mesin
untuk tujuan pembakaran.
Prinsip kerja : Penampang pada bagian atas jet menyempit sehingga udara
yang mengalir pada bagian ini bergerak dengan kelajuan tinggi. Sesuai azas
Bernoulli, tekanan pada bagian ini rendah. Tekanan di dalam tangki
bensin sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer memaksa
bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet sehingga bahan
bakar bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.
2. Venturimeter  alat yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk
mengukur kelajuan cairan.
a. Tanpa Manometer 2𝑔ℎ
𝑣1 = 2
𝐴1
−1
𝐴2
2𝑔ℎ
𝑣2 = 2
𝐴2
𝑣1 = laju aliran zat cair dalam penampang 1 (m/s) −1
𝑣2 = laju aliran zat cair dalam penampang 2 (m/s)
𝐴1
ℎ = perbedaan ketinggian permukaan zat cair pada pipa tegak (m)
𝐴1 = luas penampang 1 (𝑚2 )
𝐴2 = luas penampang 2 (𝑚2 )
b. Dengan Manometer

𝜌𝑟
𝑘 = −1
𝜌𝑐
2𝑔ℎ 𝑘
𝑣1 =
𝐴1 2
−1
𝑣1 = laju aliran zat cair dalam penampang 1 (m/s) 𝐴2
𝑣2 = laju aliran zat cair dalam penampang 2 (m/s)
ℎ = perbedaan ketinggian permukaan zat cair pada pipa (m) 2𝑔ℎ 𝑘
𝐴1 = luas penampang 1 (𝑚2 ) 𝑣2 = 2
𝐴2 = luas penampang 2 (𝑚2 ) 𝐴2
−1
𝜌𝑟 = massa jenis raksa (𝑘𝑔/𝑚3 ) 𝐴1
𝜌𝑐 = massa jenis zat cair (𝑘𝑔/𝑚3 )
Contoh Soal hal 188 no 25

Dik : 𝐴1 = 5 𝑐𝑚2 ; 𝐴2 = 3 𝑐𝑚2 ; h = 20 cm


Dit : 𝑣1 ...?
3. Tabung Pitot tabung yang digunakan untuk
mengukur kelajuan gas.

Kelajuan gas :
2𝜌′ 𝑔ℎ
𝑣=
𝜌
𝜌 ∶ massa jenis gas (kg/𝑚3 )
𝜌′ ∶ massa jenis fluida pada
manometer (kg/𝑚3 )
Contoh Soal
Gas dengan massa jenis 6,8 𝑘𝑔/𝑚3 mengalir dalam sebuah pipa yang mempunyai luas
penampang 0,02 𝑚2 . Kelajuan aliran gas diukur dengan tabung pitot dan dari hasil
pengukuran diperoleh perbedaan tinggi air raksa dalam manometer sebesar 4 cm. Billa massa
jenis air raksa adalah 1,36 𝑥 104 𝑘𝑔/𝑚3 , tentukan kelajuan aliran gas dan debit gas di
dalam pipa.
4. Gaya Angkat Sayap Pesawat

Syarat pesawat dapat terbang : 𝑃1 = tekanan pada sisi bagian bawah (Pa)
𝒗𝟐 > 𝒗𝟏 𝑃2 = tekanan pada sisi bagian atas (Pa)
𝑷𝟐 < 𝑷𝟏
𝑣1 = kelajuan alir udara pada sisi pada sisi
Terdapat tiga situasi yaitu
bagian bawah pesawat (m/s)
1. Saat lepas landas ( 𝑃2 < 𝑃1 ; 𝑣2 > 𝑣1 ; 𝐹𝑎 > 𝑊 ) 𝑣2 = kelajuan alir udara pada sisi pada sisi
2. Saat di udara (𝑃2 = 𝑃1 ; 𝐹𝑎 = 𝑊 ; 𝑣2 = 𝑣1 ) bagian atas pesawat (m/s)
3. Saat mendarat ( 𝑃2 > 𝑃1 ; 𝑣2 < 𝑣1 ; 𝐹𝑎 < 𝑊 ) 𝐹𝑎 = gaya angkat (N)
𝑊 = gaya berat (N)
Dari turunan rumus tekanan didapatkan beda tekanan 𝑃1 − 𝑃2 menghasilkan
gaya angkat sesuai persamaan berikut :
𝐹
P=
𝐴
𝐹1
− 𝐹2
𝑃1 − 𝑃2 =
𝐴
𝐹1 − 𝐹2 = (𝑃1 −𝑃2 ) 𝐴
Dengan keterangan :
𝑃1 − 𝑃2 = perbedaan tekanan (Pa)
𝐹1 − 𝐹2 = perbedaan gaya angkat (N)
Rumus dasar Bernoulli
1 1
𝑃1 + 𝜌gℎ1 + 𝑣1 2 = 𝑃2 + 𝜌𝑔ℎ2 + ρ𝑣2 2
2 2
Ketika ℎ1 = ℎ2 (ketinggian sayap 1 dan 2 adalah sama)
1 1
𝑃1 + ρ𝑔ℎ1 + 𝜌𝑣1 2 = 𝑃2 +𝜌𝑔ℎ2 + 𝜌𝑣2 2
2 2
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣1 2 = 𝑃2 + 𝜌𝑣2 2
2 2
1 1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑣2 2 − 𝜌𝑣1 2
2 2
𝐹1 𝐹 1 1
− 2 = 𝜌𝑣2 − 𝜌𝑣1 2
2
𝐴 𝐴 2 2
𝐹1 −𝐹2 1
= 𝜌(𝑣2 2 − 𝑣1 2 )
𝐴 2
1
𝐹1 − 𝐹2 = 𝜌𝐴(𝑣2 2 − 𝑣1 2 )
2

𝜌 = massa jenis udara (𝑘𝑔/𝑚3 )


𝐴 = luas penampang total sayap (𝑚2 )
Sebuah sayap pesawat udara memerlukan gaya angkat per satuan luas 1.300 𝑁 𝑚2 . Massa
jenis udara adalah 1,3 𝑘𝑔 𝑚3 . Jika kelajuan aliran udara sepanjang permukaan bawah sayap
adalah 150 𝑚 𝑠. Berapa seharusnya kelajuan aliran udara sepanjang permukaan atas sayap
agar dapat menghasilkan gaya angkat yang diperlukan?
F 2
Jawab :
Dik : = 1.300 𝑁 𝑚 F 1
A = 𝜌𝑢 (𝑣2 2 −𝑣1 2 )
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1,3 𝑘𝑔 𝑚3 A 2
1
𝑣1 = 150 𝑚 𝑠 1300 = 1,3(𝑣2 2 − 1502 )
2
Dit : 𝑣2 = ⋯ ? 1.300 = 0,65(𝑣2 2 − 22.500)
1.300 = 0,65𝑣2 2 − 14.625
0,65𝑣2 2 = 14.625 + 1.300
0,65𝑣2 2 = 15.925
𝑣2 2 = 24.500
𝑣2 = 156,52 𝑚 𝑠
Sebuah pesawat dilengkapi dengan dua buah sayap masing-masing seluas
40 𝑚2 . Jika kelajuan udara di atas sayap adalah 250 𝑚 𝑠, dan kelajuan di
bawah sayap adalah 200 𝑚 𝑠 . Tentukan gaya angkat pada pesawat tersebut
(anggap massa jenis udara 1,2 𝑘𝑔 𝑚3 ) !
Dik : Jawab :
A = 2 × 40𝑚2 = 80𝑚2 1
𝐹1 − 𝐹2 = 𝜌𝐴(𝑣2 2 −𝑣1 2 )
2
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1,2 𝑘𝑔 𝑚3 1
𝑣1 = 200 𝑚 𝑠 ∆𝐹 = (1,2) . 80(2502− 2002 )
2
𝑣2 = 250 𝑚 𝑠 ∆𝐹 = 48 62500 − 40000
Dit : 𝐹𝑎 = ∆𝐹 … ? ∆𝐹 = 48 (22500)
∆𝐹 = 1.080.000 𝑁
∆𝐹 = 1,08 𝑥 106 𝑁

Anda mungkin juga menyukai