OLEH:
KELOMPOK 6
MEDAN
T.P. 2017/2018
Gerhana Bulan
Pada umumnya terjadi dua gerhana bulan pada setiap tahun. Akan tetapi jika terjadi suatu
gerhana bulan pada salah satu tahu pertama dalam setahun, terjadi gerhana ketiga pada
Desember.
Gerhana matahari terjadi pada waktu bulan berkonjungsi tepat pada atau sekurang-
kurangnya dekat simpul dan kejadiannya siang hari.
Bagian bumi yang dijatuhi umbra bulan yang secara langsung tidak dapat mendapat
cahaya matahari dikatakan orang daerah tersebut sedang mengalami gerhana matahari total.
Bagian inti meliputi daerah berbentuk lingkaran dengan diameter paling besar 270 km.
Orang-orang di daerah itu melihat matahari tertutup seluruhnya oleh bulan. Yang tampak
hanya kolona dan prominences di bagian luar bulan yang waktu itu sedang gelap dan
menutupi fotosfer. Pada saat seperti itu kita dapat memandang ke arah matahari tanpa filter.
Akan tetapi, kita memandang dalam waktu sebentar saja, jangan sampai ketika fotosfer ke
luar dari batik bulan, kita masih memandang ke arah matahari, karena dapat menyebabkan
kebatasan. Gerhana total yang paling lama terjadi tahun 1955 selama 7.2 menit. Gerhana ini
melalui daerah Srilangka, Thailand dan Filipina. Ketika gerhana yang melalui wilayah
Indonesia pada tanggal 11 Juni 1983 gerhana totalnya hanya 5 menit 11 detik.
Daerah yang agak luas di sekelilingi daerah gerhana total itu hanya dijatuhi penumbra
bulan. Daerah ini hanya mengalami gerhana matahari partikal. Orang –orang di daerah ini
melihat sebagian matahari terhalang bulan.
Selain kedua macam gerhana matahari yang tersebut diatas, terdapat macam lain,
yaitu gerlian cincin. Seperti telah dibicarakan pada bagian terdahulu, lintasan bumi maupun
lintasan bulan berbentuk ellips. Oleh karena itu, ada kemungkinan pada saat tterjadi gerhana,
letak bumi dan bulan sedemikian rupa, sehingga kerucut bayang-bayang inti bulan tidak
mengenai bumi, kerucut bayang-bayang inti bulan lebih pendek daripada jarak bumi-bulan.
Orang di permukaan bumi tepat di bawah kerucut umbra bulan, melihat matahari
terhalang oleh bulan yang ukurannya lebih kecil tepat di tengah-tengah matahari, sehingga
matahari tampak berbentuk cincin. Itulah sebabnya gerhana seperti itu dinamakan gerhana
cincin.
Jika pada waktu bulan baru, bulan berada di titik simpul atau di dekatnya, cahaya
matahari yang akan datang di muka bumi akan terhalang olehnya. Tenpat – tempat di bumi
yang menerima bayang – bayang (kerucut bayangan) bulan akan mengalami gerhana
matahari (solar eclipse).
Menurut perhiitungan, panjang bayangan inti bulan mencapai 60 kali jari-jari bumi. Jarak
ini sama panjangnya dengan jarak antara bulan dan bumi. Karena lintasan – lintasan bumi
dan bulan itu masing – masing merupakan elips, jarak antara bulan dan bumi tidak tetap.
Karena berubahnya jarak itu (begitu juga panjang kerucut bayangan), ada kemungkinan suatu
tempat di bumi berada :
1. Di dalam bayangan inti bulan (umbra) yang tba di Bumi (keadaan A1B1).\
2. Di dalam perpanjangn bayangan inti (A3B3)
3. Di dalam bayangan tambahan (penumbra)
Pada keadaan 1, tempat itu mengalami gerhana matahari sempurna (total solar eclipse).
Pada keadaan 2, tempat itu mengalami gerhana yang berbentuk cincin.
Pada keadaan 3, tempat itu mengalami gerhana sebagian (gerhana parsial = partial solar
eclipse).
Suatu gerhana matahari dapat terjadi hanya (1) ketika bulan berada pada fase bulan baru dan
(2) ketika bulan berada di dekat salah satu simpul orbitnya. Terdapat tiga jenis gerhana
matahari, yaitu gerhana matahari sempurna (total solar eclipse), cincin, dan gerhana matahari
sebagian.
1. Gerhana Matahari Total
Jarak terpendek dari bumi ke bulan (per-goun) ada 363.310 km. Apabila
kebetulan bayangan bulan (umbra) jatuh di Bumi dan menimbulkan lingkaran hitam
di permukaan bumi, tempat-tempat yang berada di lingkaran hitam itu mengalami
gerhana total. Lingkaran total ini berpindah-pindah karena bumi berotasi serta bulan
dan bumi berevolusi.
Bagian permukaan bumi yang dijatuhi umbra bulan yang secara langsung
tidak mendapat cahaya matahari. Dikatakan bahwa daerah tersebut sedang mengalami
gerhana matahari total. Bagian ini meliputi daerah berbentuk lingkaran dengan
diameter paling besar 270km. Orang-orang di daerah itu melihat matahari tertutup
seluruhnya oleh bulan. Yang tampak hanya korona dan prominences di bagian bulan
yang waktu itu sedang gelap dan menutup fotosfer. Pada saat seperti itu, kita dapat
memandang ke arah matahari tanpa filter. Akan tetapi, kita memandang dalam waktu
sebentar saja, jangan sampai ketika fotosfer ke luar dari balik bulan, kita masih
memandang kea rah matahari, karena dapat menyebabkan kebutaan. Gerhana
matahari total yang paling lama terjadi tahun 1955 selama 7.,2 menit. Gerhana ini
melalui daerah Sri Lanka, Thailand, dan Filipina. Ketika gerhana matahari melalui
wilayah Indonesia pada 11 Juni 1983, gerhana totalnya hanya 5 menit 11 detik.
2. Gerhana Matahari Sebagian
Di sekitar daerah totalitas terletak tenpat-tempat yang hanya disinggung oleh
bayangan tambahan bulan. Tempat-tempat ini mengalami gerhana matahari parsial.
Daerah berbentuk lingkaran di sekeliling daerah gerhana cincin juga
mengalami gerhana parsial. Daerah gerhana parsial bergaris tengah sekitar 10.000 km.
Daerah gerhana matahri partial di sekitar gerhana matahari cincin ternyata lebih luas
daripada daerah sekitar gerhana matahari total.
3. Gerhana Matahaari Cincin
Jarak terbesar bulan ke bumi (appegoun) ialah 405.530 km. Dalam kedudukan
ini, kerucut bayangan bulan tidak cukup panjang untuk mencapai bumi. Yang jatuh di
bumi ialah perpaanjangan bayangan itu. Daerah-daerah yang berada di perpanjangan
bayangan ini mengalami gerhana matahari cincin (annular eclips).
Menurut perhitungan, selama 31 hingga 38 hari terdapat kemungkinan
terjadinya gerhaana matahari. Karena waktu itu lebih lama daripada waktu peredaran
sinodis, selama itu harus ada bulan baru satu kali. Mungkin juga dua kali. Dengan
begitu, harus terjadi gerhana matahari sedikit-dikitnya sekali atau dua kali dalam ½
tahun dengan selisih satu bulan. Dengan demikian, ada kemungkinan sampai 4 kali
terjadi gerhana matahari setiap tahun. Bahkan, bila diperhitungkan pula pergerakan
garis hubung simpul-simpulnya (garis simpul), mungkin dapat terjadi gerhana sampai
lima kali dalam setahun.
Daerah yang agak luas di sekeliling daerah gerhana total itu hanya dijatuhi
penumbra bulan. Daaerah ini hanya mengalami gerhana matahari parsial. Orang-
orang di daerah ini melihat sebagian matahari terhalang bulan.
Selain kedua macam gerhana matahari yang tersebut di atas, terdapat macam
lain yaitu gerhana cincin. Seperti telah dibicarakan pada bagian terdahulu, lintasan
bumi maupun lintasan bulan berbentuk elips. Oleh karena itu, ada kemungkinan saat
terjadi gerhana, letak bumi dan bulan sedemikan rupa sehingga kerucut bayang-
bayang inti bulan tidak mengenal bumi, kerucut bayang-bayang inti bulan lebih
pendek daripada jarak Bumi-bulan.
Orang di permukaan bumi, tepat di bawah kerucut umbra bulan, melihat
matahari terhalang oleh bulan yang ukurannya lebih kecil tepat di tengah-tengah
matahari sehingga matahari tampak berbentuk cincin. Itulah sebabnya gerhana seperti
itu dinamakan gerhana cincin.
Suatu gerhana matahari di suatu tempat dapat dialami paling lama 2 jam (dari
awal sampai akhir). Akan tetapi, bila dihitung dari tempat gerhana matahari itu mulai
sampai ke tempat akhir waktunya, dapat mencapai 6 jam.
Gerhana matahari di seluruh permukaan bumi lebih sering daripada gerhana
bulan dalam satu periode. Akan tetapi, gerhana yang lebih panjang dapat dilihat oleh
penduduk ½ bumi yang saat itu sedang mengalami malam, sedangkan gerhana
matahari hanya dialami oleh orang yang daerahnyaa dilalui bayang-bayang bulan.
Bagian ini hanya sebagian kecil saja dari daerah yang sedang siang pada saat itu.
Menurut Romimohtarto dan Juwana (2007), dilihat dari pola gerakan muka lautnya, pasang
surut di Indonesia dapat di bagi menjadi empat yaitu :
1) Pasut semi diurnal atau pasut harian ganda (dua kali pasang dan dua kali surut dalam 24
jam), Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. misalnya di perairan selat
Malaka
2) Pasut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam 24 jam),
Periode pasangsurut adalah 24 jam 50 menit, misalnya di sekitar selat Karimata;
3) Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan
waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
4) Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu
yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur
DAFTAR PUSTAKA
Derlina dan Eva Ginting, 2011, Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, Medan : Unimed
Press
Endarto, Danang, 2014, KOSMOGRAFI, Yogyakarta: Penerbit Ombak
www.artikelsiana.com diakses pada 13 oktober 2017