AMBANG LEBAR
1.1. Umum
Model ini merupakan tiruan ambang lebar di saluran irigasi. Model ini terbuat
dari glass reinforced plastic yang berbentuk prisma segi empat dengan
punggung dibuat streamline. Konstruksi ini pada umumnya banyak
digunakan di lapangan untuk mengukur debit di saluran terbuka, karena akan
memberikan akurasi dan keandalan pengukuran, disamping juga kemudahan
dalam pembuatan konstruksi dan perawatannya.
c. Point gauge
e. Ember plastik
f. Stopwatch
g. Gelas ukur
1.4. Teori Dasar dan Rumus
Peluap disebut ambang lebar apabila B > 0,4 hu, dengan B adalah lebar
peluap dan hu adalah tinggi peluap.
Keterangan:
Ambang lebar merupakan salah satu konstruksi pengukur debit, Debit aliran
yang terjadi pada ambang lebar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
….......................................................................................(1.1)
Keterangan :
Q = debit aliran (m3/det)
h = tinggi tekanan total hulu ambang (m)
Cd = Koefisien debit
b = lebar ambang (m)
Debit aliran juga dapat dihitung dengan,
…...............................................................................(1.2)
Keterangan :
Cd = Koefisien debit
Cd = Koefisien kecepatan
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari aliran
dimana untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan mengalir dengan
kondisi aliran sub kritis, karena aliran jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan
(erosi ) pada permukaan saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sabagai aliran
kritis, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi tertentu misalkan
dengan adanya terjunan atau kemirirngan saluran yang cukup besar, setelah
melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai aliran superkritis.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi superkritis ini terjadi maka akan
sangat membayakan, dimana dasar tebing akan tergerus. Strategi penanganannya
tersebut diantaranya membuat peredam energi aliran, misalnya dengan memasang
lantai beton atau batu-batu cukup besar di hilir ambang.
Tingkat kekritisan aliran tersebut dapat ditentukan dengan mencari bilangan
Froud dengan persamaan :
......................................................................................................(1.3)
Keterangan :
Dimana Jika
2.1. Umum
Peluap didefinisikan sebagai bukaan pada salah satu sisi kolam atau tangki
sehingga zat cair (biasanya air) didalam kolam tersebut melimpah di atas peluap.
Peluap ini serupa dengan lubang besar dimana elevasi permukaan zat cair sebelah
hulu lebih rendah dari atas lubang.
2. Ambang tajam.
3. Point gauge.
4. Stopwatch.
5. Mistar ukur.
.............................................................................(2.1)
Dengan (h) adalah tinggi muka air diatas ambang.
3. Menghitung volume.
4. Mencataat harga h.
3.1. Umum
Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaanya. Aliran setelah pintu
sorong mengalami perubahan kondisi dari superkritis ke suatu tempat lebih ke
hilir saluran terjadi peristiwa yang dinamakan loncatan hidrolis (hydraulic jump).
Tinggi loncatan hidrolis tergantung pada kecepatan, debit air yang mengalir,
kemiringan dasar saluran serta kekasaran saluran. Sampai ujung hilir saluran
peluncur biasanya dibuat suatu bangunan yang disebut peredam energi pencegah
gerusan untuk mereduksi energi yang terdapat di dalam aliran tersebut. Secara
fisik, pintu sorong dapat digambarkan pada Gambar 3.1 sebagai berikut.
Gambar 3.1 Profil aliran pada pintu sorong dan air loncat
Keterangan :
1. Pintu sorong
2. Penggaris
3. Meteran
4. Manometer dan venturimeter
5. Sekat pengatur hilir
6. Penampung air
7. Generator dan pompa
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu.
Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa banyak air
yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa cepat air tersebut mengalir dalam
waktu satu detik.
Dimana :
π = 3,140
Persamaan Bernoulli dapat dipakai untuk menghitung debit dari suatu aliran
yang melalui sluice gate, tetapi kehilangan dari satu section ke section lainnya
diabaikan. Aliran di bawah sluice gate adalah contoh dari aliran converging
dimana untuk persamaan yang tepat untuk debit dapat ditentukan dengan
persamaan energi antara section 0 dan section 1, yaitu :
H0 = H1
Dimana :
Maka
H0 = H1
...................................................................................(3.2)
Substitusi harga kecepatan kedalam bentuk debit (Q)
....................................................................(3.3)
Jadi :
.............................................................................................(3.4)
.............................................................................................(3.5)
Reduksi dalam aliran akibat hambatan kekentalan antara section 0 dan section
1 ditentukan oleh koefisien Cv. Koefisien Cv bervariasi yaitu : 0.95 < Cv < 1.0
bergantung pada geometri dari pola pengaliran (ditunjukan oleh perbandingan
y1/yo) dan gesekan.
......................................................................................(3.6)
Kedalaman air di hilir y1 dapat ditunjukkan sebagai fraction dari bukaan gate,
yg yaitu :
y1 = Cc.yg .....................................................................................................(3.7)
................................................................................(3.8)
Oleh karena itu debit yang dibawah sluice gate dapat dituliskan sebagai berikut :
...................................................................................(3.9)
4.1. Umum
Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaanya. Aliran setelah pintu
sorong mengalami perubahan kondisi dari superkritis ke suatu tempat lebih ke
hilir saluran terjadi peristiwa yang dinamakan loncatan hidrolis (hydraulic jump).
Tinggi loncatan hidrolis tergantung pada kecepatan, debit air yang mengalir,
kemiringan dasar saluran serta kekasaran saluran. Sampai ujung hilir saluran
peluncur biasanya dibuat suatu bangunan yang disebut peredam energi pencegah
gerusan untuk mereduksi energi yang terdapat di dalam aliran tersebut. Secara
fisik, pintu sorong dapat digambarkan pada Gambar 4.1 sebagai berikut.
Gambar 4.1 Prrofil Aliran pada Pintu Sorong dan Air Loncat
Keterangan :
1. Pintu sorong
2. Penggaris
3. Meteran
6. Penampang air
Pintu sorong yang digunakan dalam percobaan ini adalah pintu air gesek
tegak dengan tipe aliran bawah. Pada rancangan pintu sorong jenis ini, hal yang
menjadi perhatian utama adalah hubungan antara debit dengan distribusi tekanan
pada pintu dan bentuk pinggiran pintu.
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu.
Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa banyak air
yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa cepat air tersebut mengalir dalam
waktu satu detik.
Dimana :
π = 3,140
..............................................................................(4.2)
.......................................................................................................(4.3)
.......................................................................................................(4.4)
Dimana :
Gaya dorong yang bekerja pada pintu sorong akibat tekanan hidrostatis
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Fh = 0,5 x ρ x g x (Yo – Yg)2 .....................................................................(4.5)
H = Yo – Yg
Gaya dorong lainnya yang bekerja pada pintu sorong dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
..........................(4.6)
Dimana :
5.1. Umum
Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaanya. Aliran setelah pintu
sorong mengalami perubahan kondisi dari superkritis ke suatu tempat lebih ke
hilir saluran terjadi peristiwa yang dinamakan loncatan hidrolis (hydraulic jump).
Tinggi loncatan hidrolis tergantung pada kecepatan, debit air yang mengalir,
kemiringan dasar saluran serta kekasaran saluran. Sampai ujung hilir saluran
peluncur biasanya dibuat suatu bangunan yang disebut peredam energi pencegah
gerusan untuk mereduksi energi yang terdapat di dalam aliran tersebut. Secara
fisik, pintu sorong dapat digambarkan pada Gambar 5.1 sebagai berikut.
Gambar 5.1 Prrofil Aliran pada Pintu Sorong dan Air Loncat
Keterangan
3. Point gauge
4. Level gauge
5. Mistar
6. Gelas ukur
7. Stopwatch
5.4. Teori Dasar dan Rumus
Pintu sorong yang digunakan dalam percobaan ini adalah pintu air gesek
tegak dengan tipe aliran bawah. Pada rancangan pintu sorong jenis ini, hal yang
menjadi perhatian utama adalah hubungan antara debit dengan distribusi tekanan
pada pintu dan bentuk pinggiran pintu.
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu.
Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa banyak air
yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa cepat air tersebut mengalir dalam
waktu satu detik.
Dimana :
π = 3,140
..................................................................................................(5.2)
Atau
Dimana :
V = kecepatan aliran
y = tinggi aliran
2. Kedalaman di hulu (Ya) dan hilir (Yo) air loncat memiliki hubungan sebagai
berikut :
...........................................................................(5.3)
Dimana :
3. Energi Spesifik
Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatalan sebagai energi
air per satuan berat pada setiap penampang saluran, diperhitungkan terhadap
dasar saluran. Saluran dengan kemiringan kecil dan tidak ada kemiringan
dalam aliran airnya (α =1), maka energi spesifik dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut
...............................................................................................(5.4)
Dimana :
Kedalaman air loncat sebelum loncatan selalu lebih kecil dari pada
setelah loncatan. Energi spesifik pada kedalaman awal Ya lebih besar
daripada energi spesifik pada Yb. Perbedaan besarnya energi merupakan
suatu kehilangan energi (ΔE) yang sebanding dengan penurunan tinggi muka
air (Δh). Kehilangan energi disebabkan oleh gesekan fluida dengan dinding
pipa dan adanya perubahan penampang pipa, perubahan arah aliran pada pipa
dan belokan pipa. Kehilangan energi dapat dihitung dengan persamaan :
........................................................................................(5.5)