BAB 1
1.1 PENDAHULUAN
Ambang lebar adalah salah satu jenis bangunan yang digunakan untuk
meninggikan muka air di sungai atau saluran irigasi, sehingga dapat mengairi area
persawahan dan digunakan juga untuk menghitung debit air yang mengalir pada
saluran terbuka. Sifat atau karakteristik aliran air yang melewati saluran perlu
Pengetahuan ini diperlukan untuk membuat bangunan air yang akan sangat
berguna dalam pendistribusian air maupun pengaturan sungai. Suatu saluran dalam
aliran terbuka, khususnya dalam hidrolika kita mengenal aliran beraturan yang
berubah secara tiba-tiba. Perubahan ini disebabkan oleh adanya gangguan pada
penampang saluran dalam arah vertikal yaitu, suatu perubahan penampang yang
tegak lurus terhadap arah aliran, misalnya bendungan, ambang pintu dan lainnya
(Tachyan, 1992).
Aliran melalui ambang lebar yang merupakan aliran berubah tiba-tiba akan
ditinjau dalam percobaan ini. Ambang yang digunakan adalah ambang lebar.
1
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
1. Keadaan loncat adalah tinggi muka air di hulu saluran tidak dipengaruhi
mengenai sifat aliran berupa bentuk atau profil aliran melalui analisa model fisik
dari sifat aliran yang diamati. Ambang pada kondisi nyata dilapangan, berguna
untuk meninggikan muka air disungai atau pada saluran irigasi, sehingga dapat
2
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
mengairi areal persawahan yang luas. Ambang juga dapat digunakan untuk
sebagai berikut.
2. Mempelajari pengaruh perubahan keadaan tinggi muka air di hilir dan hulu
saluran.
3. Mempelajari hubungan tinggi muka air di atas ambang terhadap debit air
Peralatan yang digunakan pada saat percobaan ambang lebar terdapat pada
3
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
ambang. Aliran yang melewati ambang biasanya akan berperilaku sebagai aliran
kritis, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Teori dasar dan rumus yang
digunakan pada percobaan aliran yang melalui ambang lebar dijelaskan di bawah
ini.
debit yang sebenarnya mengalir dari pompa. Debit yang melalui ambang dapat
(kekekalan massa), serta dengan asumsi terjadi kehilangan energi, dapat diterapkan
4
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
persamaan Bernoulli untuk menghitung besar debit berdasarkan tinggi muka air
Besarnya debit aliran (Q) yang melalui ambang lebar dapat diperoleh
Di mana:
π : 3,140
5
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor utama yang mempengaruhi nilai
C adalah laju infiltrasi tanah, tanaman penutup tanah dan intensitas hujan.
Teori dasar dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien pengaliran
sebagai berikut:
1 1
2
v = (g×y) = (g×He)
2
(1.2)
He =y−t (1.3)
Di mana :
6
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
1
2
Mensubtitusikan C = c×g ke Persamaan (1.4) maka diperoleh
3
Q = C L He 2 (1.5)
Nilai koefisien pengaliran (C) dapat diperoleh setelah debit yang mengalir
Q
C = 3
(1.6)
2
(L×He )
Di mana:
C : Koefisien Pengaliran
terbuka.
7
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
dimensi ambang.
keadaan.
mencatat kedalaman air di hulu (y) dan kedalaman air di hilir (x) saja.
7. Mengatur debit aliran mulai dari yang besar ke debit yang terkecil yang
aliran.
sebagai berikut.
8
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik dan keterangan dari percobaan aliran yang melalui ambang lebar
ambang.
2. He1 vs He8
ditunjukkan dalam bentuk grafik He1 vs He8. Idealnya, nilai He1 akan
selalu sama selama air masih dalam kondisi loncat. Artinya tinggi
muka air di hulu belum dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir dan
seterusnya.
3. He1 vs Q
dan Q. Idealnya, nilai He1 akan makin besar pada saat Q yang
4. He1 vs C
dengan cara menarik garis lurus sejajar sumbu x ke arah sumbu y dari
nilai Cd.
5. Q vs C
10
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
6. He1 / Hd vs C/Cd
11
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
Data yang didapat dari percobaan aliran melalui ambang lebar adalah
sebagai berikut.
Data yang didapat dari percobaan aliran melalui ambang lebar dengan
Data alat:
12
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Tabel 1.2 data untuk menggambar profil muka air
Titik Loncat I Loncat II Peralihan Tenggelam I Tenggelam II
x y x y x y x y x y
Kelompok 1
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 5,000 12,700 5,000 12,800 5,000 13,000 5,000 13,000 5,000 13,100
2 25,000 12,700 25,000 13,000 25,000 13,100 25,000 13,000 25,000 13,200
3 50,000 11,600 50,000 11,800 50,000 12,800 50,000 12,000 50,000 13,300
4 57,000 1,100 57,000 0,900 54,000 9,800 55,000 11,500 55,000 13,400
5 145,000 1,100 95,000 0,800 100,000 10,500 100,000 12,200 100,000 13,800
6 215,000 2,900 200,000 4,000 150,000 11,300 150,000 13,100 150,000 14,600
7 320,000 5,100 320,000 6,100 320,000 13,300 320,000 15,700 320,000 17,200
8 375,000 6,300 375,000 7,300 375,000 15,000 375,000 16,800 375,000 18,500
Universitas Gunadarma
13
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Hidrolika
Laporan Praktikum Hidrolika
Data yang didapat dari percobaan aliran melalui ambang lebar dengan
Tabel 1.4 Data untuk Membuat Grafik He1 vs He2 dan He1 vs Q
Manometer (mm) Q Jenis Y1 Y8 He1 He8
Debit 3
H1 H2 Koreksi ΔH (cm /s) Aliran (cm) (cm) (cm) (cm)
L1 12,700 6,300 1,900 −4,500
L2 12,800 7,300 2,000 −3,500
Q1 11,000 12,500 −0,500 2,000 201,372 P 13,000 15,000 2,200 4,200
T1 13,000 16,800 2,200 6,000
T2 13,100 18,500 2,300 7,700
L1 13,400 6,600 2,600 −4,200
L2 13,400 7,600 2,600 −3,200
Q2 10,500 13,000 −0,500 3,000 302,058 P 13,400 15,400 2,600 4,600
T1 13,500 17,400 2,700 6,600
T2 13,600 18,700 2,800 7,900
L1 13,600 6,800 2,800 −4,000
L2 13,700 7,700 2,900 −3,100
Q3 10,300 13,500 −0,500 3,700 372,539 P 13,800 15,100 3,000 4,300
T1 13,800 17,400 3,000 6,600
T2 13,900 18,900 3,100 8,100
L1 14,100 7,300 3,300 −3,500
L2 14,100 8,300 3,300 −2,500
Q4 9,500 14,000 -0,500 5,000 503,431 P 14,000 16,200 3,200 5,400
T1 14,000 18,000 3,200 7,200
T2 14,400 19,300 3,600 8,500
14
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Tabel 1.5 Data untuk Membuat Grafik He1 vs C, Q vs C, dan He/Hd vs C/Cd
Manometer (cm) Q Y1 He1 C
Debit Cd Hd He1/Hd C/Cd
H1 H2 Koreksi ΔH (cm³/s) (cm) (cm) (cm0,5/s)
Kelompok 1
Q1 10,100 13,400 0,300 3,000 348,787 13,560 2,760 2,926 0,841 1,000
Q2 9,000 14,400 0,300 5,100 454,763 14,100 3,300 2,918 2,927 3,280 1,006 0,997
Q3 8,100 15,800 0,300 7,400 547,792 14,520 3,720 2,936 1,134 1,003
Q4 7,000 16,500 0,300 9,200 610,792 14,860 4,060 2,872 1,238 0,981
Universitas Gunadarma
15
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Hidrolika
Laporan Praktikum Hidrolika
1. Perhitungan debit Q1
Diketahui:
H1 = 11,000 cm
H2 = 12,500 cm
Koreksi = −0,500 cm
π = 3,140
= 2,000 cm
1
Q1 = 64,0988 π (ΔH 2 )
1
= 64,0988×3,140×(2,0002 )
= 201,372 cm3/s
2. Perhitungan He1
Diketahui:
y1 = 12,700 cm
t = 10,800 cm
He1 = y1 – t
16
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
= 12,700 – 10,800
= 2,979 cm
Diketahui:
Q1 = 201,372 cm3/s
He1 = 2,120 cm
Q
C = 3
(L×He2)
201,372
= 3
(25,900×2,1202 )
= 6,657 cm0,5/s
4. Perhitungan Cd
Diketahui:
C1 = 6,657 cm0,5/s
C2 = 7,105 cm0,5/s
C4 = 7,465 cm0,5/s
C
Cd =
3
6,657+7,105+7,465
=
3
17
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
= 7,075 cm0,5/s
5. Perhitungan He1/Hd
Diketahui:
He1 = 2,120 cm
Hd = 7,075 cm
2,120
He1/Hd =
7,075
= 0,409
6. Perhitungan C/Cd
Diketahui:
C = 6,657 cm0,5/s
Cd = 7,075 cm0,5/s
6,657
C/Cd =
7,075
= 0,941
18
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
Grafik dan analisa dari percobaan aliran melalui ambang lebar adalah
sebagai berikut.
loncat II
10,0
8,0 peralihan
6,0 tenggelam I
4,0 tenggelem II
2,0
0,0
0,0 100,0 200,0 300,0 400,0
X (cm)
Grafik profil muka air bertujuan untuk menggambarkan sifat profil aliran
cara mengatur sekat pada hilir saluran. Keadaan loncat adalah keadaan
tinggi muka air di hulu tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir
saluran. Keadaan peralihan adalah keadaan tinggi muka air di hulu saluran
mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran. Keadaan tenggelam
adalah keadaan tinggi muka air di hulu saluran dipengaruhi oleh tinggi
19
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
muka air di hilir saluran. Grafik pada Gambar 1.5 percobaan aliran melalui
Keadaan loncat 1 dan loncat 2 adalah keadaan tinggi muka air di hulu
tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran dan pada daerah
ujung aliran diberi sekat agar terjadi kenaikan tinggi muka air di hilir
hasil yang tidak ideal karena berdasarkan data dan grafik pada loncat
(tinggi muka air jatuh) menuju titik kelima (tinggi muka air sebelum
air loncat), yang artinya titik keempat loncat 2 harus lebih tinggi
b. Keadaan Peralihan
adanya air loncat, rongga udara dan terlihat adanya gelombang air di
peralihan tinggi muka air di hulu saluran mulai terpengaruh oleh tinggi
muka air di hilir saluran dan menunjukkan hasil yang tidak ideal
20
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
karena pada titik keempat masih terlihat air jatuh akibat penambahan
dan masih terdapat rongga udara di aliran air pada bagian atas ambang.
air di hulu saluran dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
ada gelombang air dan tidak ada air loncat. Grafik pada Gambar 1.5
menunjukkan hasil yang tidak ideal karena belum sesuai dengan teori
dimana pada tenggelam 1 titik ketiga dan titik keempat harus dalam
keadaan sejajar dan pada titik kelima menuju titik keenam seharusnya
saat percobaan.
21
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
He1 VS He8
4,00
3,50 Q1
Q2
3,00
He1 (cm)
Q3
2,50 Q4
2,00
1,50
1,00
-10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00
He8 (cm)
melewati ambang. Kondisi tinggi muka air di hulu dan di hilir ditunjukan
dalam bentuk grafik He1 vs He8. Idealnya, nilai He1 akan selalu sama
selama air masih dalam kondisi loncat. Gambar 1.6 menunjukkan hasil
yang ideal karena tidak terdapat kenaikan tinggi muka air pada setiap debit
yang berbeda, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4 di titik kesatu dan titik kedua pada
keadaan loncat 1 dan loncat 2. Selain itu, grafik pada Gambar 1.6 tidak
peralihan, di titik ketiga terjadi kenaikan tinggi muka air yang artinya
tinggi muka air di hulu mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir
saluran. Pada titik keempat dan titik kelima (tenggelam 1 dan tenggelam
2) dengan debit yang berbeda, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4 terdapat kenaikan
22
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
tinggi muka air akibat tinggi muka air di hilir sudah mempengaruhi tinggi
3. Grafik He1 vs Q
He1 vs Q
4,000
3,500
3,000 y = 0,1562x0,4941
R² = 0,9915
He1 (cm)
2,500
2,000 he1 vs Q
1,500
1,000 Power (he1 vs Q)
0,500
0,000
150,000 350,000 550,000
Q (cm)
Q. Idealnya, nilai He1 akan semakin besar pada saat Q yang dialirkan juga
23
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
4. Grafik He1 vs C
He1 vs C
4,000
3,500
3,000 y = 0,0839x1,7396
R² = 0,8814
He1 (cm)
2,500
2,000
1,500 Power (he1 vs C)
1,000
0,500
0,000
0,000 5,000 10,000
C (cm)
6,657 cm0,5/s, 7,105 cm0,5/s dan 7,465 cm0,5/s sehingga diperoleh nilai Cd
sebesar 7,075 cm0,5/s. Nilai Hd didapat dengan cara menarik garis lurus
sejajar sumbu x ke arah sumbu y nilai Cd. Berdasarkan Gambar 1.8 didapat
lain seperti tinggi muka air dan lebar saluran yang terdapat pada aliran
sehingga dapat dikatakan hasil yang didapat cukup ideal karena nilai R 2
24
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
mendekati 1.
5. Grafik Q vs C
Q vs C
600,000
500,000
400,000 y = 0,2383x3,6093
Q (cm)
R² = 0,9343
300,000
200,000 Q vs C
100,000 Power (Q vs C)
0,000
0,000 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000
C (cm)
Nilai C akan relatif konstan untuk setiap nilai Q yang berbeda. Hubungan
dengan C, sisanya dipengaruhi variabel lain seperti tinggi muka air dan
lebar saluran sehingga dapat dikatakan hasil yang didapat ideal karena
nilai R2 mendekati 1.
25
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
He1/Hd vs C/Cd
0,700
0,600
y = 0,8412x - 0,3497
0,500
He1/Hd
He1/Hd bernilai 1, maka C/Cd juga akan bernilai 1. Nilai y didapat dari
26
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
1.10 KESIMPULAN
lebar dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Karakteristik aliran air yang melalui ambang lebar dibedakan menjadi tiga
2. Pengaruh perubahan keadaan tinggi muka air di hulu dan hilir saluran
yaitu:
a. Keadaan tinggi muka air di hulu tidak dipengaruhi oleh tinggi muka
b. Keadaan tinggi muka air di hulu mulai dipengaruhi oleh tinggi muka
c. Keadaan tinggi muka air di hulu dipengaruhi oleh tinggi muka air di
3. Debit yang berbeda memberikan tinggi muka air yang berbeda. Debit air
semakin besar, maka tinggi muka air akan semakin tinggi pula, jika debit
27
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika
diperkecil maka permukaan air akan rendah hal ini akibat perbandingan
He vs Q
28
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma