AMBANG LEBAR
1.1 Pendahuluan
Aliran dalam saluran terbuka sering dikenal dalam saluran alam, namun saluran terbuka yang
bersifat ala mini bukan saluran yang prismatic, artinya penampang melintangnya berbeda-beda
di tiap peninjauan, sehingga sulit untuk menganalisanya.
Karena hal itu, maka pada praktikum ini yang akan diamati adalah aliran dalam saluran
terbuka yang dianggap prismatic, agar dapat membantu di dalam mengamati dan
menganalisanya. Di dalam saluran tersebut diletakan suatu pelimpah sehingga akan mengubah
profil aliran seperti dibawah ini:
Dengan kemiringan yang sangat kecil (≈ 0 ) terjadi aliran melalui saluran, yang kemudian
bergerak menumbuk pelimpah ( ambang ), sehingga profil dari aliran tersebut kan berubah
sesuai dengan karakteristik dari aliran melalui pelimpah. Kondisi dari pada profil aliran yang
terjadi dapat dalam 3 tingkatan yaitu : loncatan hidrolik, peralihan dan tenggelam. Pada
percobaan ini akan diamati serta digambarkan profil aliran pada ketiga kondisi diatas. Untuk
memperoleh ketiga kondisi diatas pada ujung saluran ditambahkan sekat.
Untuk fase loncatan hidrolik akan terjadi apabila penambahan sekat pada ujung saluran tidak
mengakibatkan naiknya muka air di udik. Keadaan aliran yang terjadi adalah aliran yang
sempurna (tanpa perubahan muka air) sedangkan kondisi tenggelam di peroleh jika pada
penambahan sekat di ujung saluran mempengaruhi tinggi muka air di udik. Untuk kondisi
peralihan berada diantara kedua tingkatan diatas (hingga sedikit sekali pengaruh terhadap
muka air di udik).
Untuk menggambarkan profil dari pada aliran yang terjadi di ambil titik-titik pada setiap
keadaan tinggi aliran, yang mana titik tersebut akan membentuk garis-garis yang menunjukan
profil pada aliran tersebut. Selain itu akan diperoleh juga hubungan antara debit dengan tinggi
muka air dari atas ambang, serta hubungan debit dengan ambang (He) dengan koefisien
pengaliran (C), Sehingga dapat diperoleh gambaran karakteristik gambaran aliran yang
dipengaruhi oleh ambang tersebut.
Rumus :
𝑄
𝐶= 3
𝐵 ∗ 𝐻𝑒 (2)
Hukum Kontinuitas:
x γw
γ γHg
a. Persamaan Energi :
𝑃1 𝑉12 𝑃2 𝑉22
+ = +
𝛾𝑤 2𝑔 𝛾𝑤 2𝑔
b. Prinsip pembacaan manometer
p1 + γw (X+H) = P2 + γw . X + γ Hg . H
4𝑄 4𝑄
𝑉1 = 𝜋.𝐷12
dan 𝑉2 = 𝜋.𝐷22
Keterangan:
x = koordinat (cm)
y = absis (cm)
t = tinggi ambang
B = lebar saluran
Tabel perhitungan
a. Tabel 1 : Harga Debit (Q)
Q = 623.076 x π √ H
H (cmHg) Debit (cm3/dt)
c. Tabel 3 : Harga He
Loncatan I (cm) Loncatan II (cm) Peralihan (cm) Tenggelam I (cm) Tenggelam II (cm)
No. H Q (cm3/dt)
He1 He2 He1 He2 He1 He2 He1 He2 He1 He2
1
2
3
4
5
Keterangan:
He1 : Muka air di hulu
He2 : Muka air di hilir