Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hidrolika merupakan satu topik dalam Ilmu terapan dan keteknikan yang berurusan dengan
sifat-sifat mekanis fluida, yang mempelajari perilaku aliran air secara mikro maupun makro.
Mekanika Fluida meletakkan dasar-dasar teori hidrolika yang difokuskan pada rekayasa sifat-
sifat fluida. Dalam tenaga fluida, hidrolika digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan
perpindahan tenaga menggunakan fluida yang dimampatkan. Topik bahasan hidrolika
membentang dalam banyak aspek sains dan disiplin keteknikan, mencakup konsep-konspen
seperti aliran tertutup (pipa), perancangan bendungan, pompa, turbin, tenaga air, hitungan
dinamika fluida, pengukuran aliran, serta perilaku aliran saluran terbuka seperti sungai dan
selokan. Hidrolika merupakan salah satu hal penting yang menunjang ilmu teknik sipil yang
mempelajari perilaku aliran air secara mikro maupun makro. Maka ilmu hidrolika sangat penting
di pelajari diteknik sipil. Seperti kita ketahui bahwa pembangunan sarana dan perasarana
membutuhkan data yang akurat mengenai daerah yang akan dibangun, tidak terkecuali perilaku
aliran air. Ilmu hidrolika sangat berguna bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-
data keairan. Aliran melalui lubang kecil adalah salah satu cara untuk mengetahui seberapa
besarnya koefisien kecepatan aliran melalui lubang kecil, dengan cara memploting ujung jarum
di kertas milimeter block secara menyeluruh.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah cara menganalisa atau menghitung kecepatan aliran?
2. Bagaimanakah cara menghitung koefisien debit pada kondisi muka air tetap ?
3. Bagaimanakah cara menghitung koefisien debit pada kondisi muka air berubah ?

1.3. Tujuan Praktikum


1. Menganalisa atau menghitung kecepatan aliran
2. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air teteap atau constant head
3. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan besaran koefisien kecepatan aliran melalui
lubang kecil (Cv) dengan menggunakan diameter lubang 3mm dan 6mm.

1.4. Manfaat Praktikum


1. Kegiatan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
Ilmu Hidrolika khususnya mengenai cara menghitung koefisien kecepatan dan koefisien debit
Aliran melalui lubang kecil
2. Mahasiswa bisa lebih terampil dalam melakukan kegiatan pratikum baik di mata kuliah
hidrolika maupun yang lainnya.
3. Setiap mahasiswa dapat memahami perbandingan nilai kekentalan pada suatu zat cair.

KELOMPOK 8 1
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Hukum Bernaulli


Hukum Bernaulli membahas tentang hubungna antara kecepatan aliran fluida, ketinggian, dan
tekanan dengan menggunakan konsep usaha dan energy. Hokum bernaulli menyatakan bahwa “
jumlah tekanan, energy kinetic per satuan volume, dan energy potensial per satuan volume memiliki
nilai yang asama disetiap titik sepanjang aliran fluida”. Berikut persamaan Bernaulli :
1 1
𝑃1 + 2 ρ 𝑣12 + ρ g ℎ1 = 𝑃2 + 2 ρ 𝑣22 + ρ g ℎ2

Persamaan bernaulli dapat digunakan untuk menentukan


kecepatan zat cair yang keluar melalui lubang kecil pada dinding
tabung. Dengan menganggap diameter tabung lebih besar dari
pada diameter lubang, maka permukaan zat cair pada tabung
turun perlahan-lahan sehingga kecepatan v1 dapat dianggap nol.
Untuk zat cair yang mengalir melalui lubang kecil pada tabung,
besar kecepatannya dapat diturunkan dari persamaan Bernaulli
sebagai berikut:

v = √2 𝑔 ℎ

dengan : v = kecepatan aliran (m/s)


h = ℎ1 - ℎ2 (m)
g = percepatan gravitasi (m/𝑠 2 )
untuk kondisi lubang seperti gambar diatas
1
y = 2 g 𝑡2
x=v.t
sehingga,
1 𝑥
x = 2 g [𝑣]2

𝑔 .𝑥 2
𝑣𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = √
2𝑦

Dengan : x = panjang lintasan yang di tempuh air (m)


y = ℎ2 (m)

KELOMPOK 8 2
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2.2. Koefisien Aliran


2.2.1. Koefisien Kecepatan Aliran (Velocity)

Tabel 2.1. Identifikasi Koefisien Kecepatan Aliran


Komponen Satuan Notasi Tipe Data Deskripsi

Diameter lubang meter d Diukur Diameter lubang

Muka air (head) meter h Diukur Tinggi muka air di reservoir

Jarak horizontal meter x Diukur Jarak dari lubang yang diukur

Jarak vertikal meter y Diukur Jarak pancaran jatuh dari lubang

(y-h)0,5 meter Dihitung Membuat garis lurus hubungan


antara koefisien kecepatan (Cv)
dengan jarak horizontal pancaran
air. Grafik X diplot terhadap √𝑦ℎ
akan diperoleh kemiringan (slope)
senilai 2Cv

Slope S Dihitung Kemiringan x terhadap √𝑦ℎ di


setiap titik

Koefisien aliran Cv Dihitung 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒


Cv =
2

Berdasarkan persamaan Bernaulli (kekekalan energi mekanik pada kondisi steady state,
incompressible, aliran bebas), kecepatan ideal air yang keluar dari lubang kecil adalah

Vi = √2𝑔ℎ

Keterangan : h merupakan tinggi air di atas lubang kecil.


Kecepatan aktual adalah

V = Cv · √2𝑔ℎ

Cv merupakan koefisien kecepatan aliran, yang tergantung pada viskositas fluida, sehingga Cv < 1.
Nilai Cv dapat dihitung dari pancaran aliran, dengan mengabaikan efek dari udara yang melawan,
komponen horizontal kecepatan aliran dapat diasumsikan konstan berdasarkan waktu t (steady state),
maka jarak horizontal yang dicapai adalah :

x=v·t

KELOMPOK 8 3
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Karena ada gaya gravitasi, fluida akan mendapatkan penurunan aliran secara vertical (arah y) pada
komponen kecepatannya. Sehingga, pada t waktu yang sama (pada jarak x) aliran akan mempunyai
y jarak sebesar

𝑡2 𝑦
y = g2 Atau t =√2 𝑔

Sehingga dihasilkan persamaan berikut ini :


𝑥
Cv =
2√𝑦ℎ

Oleh sebab itu dapat dilakukan bahwa pada kondisi aliran tetap (constant head), Cv dapat ditentukan
dari koordinat x dan y aliran air. Grafik x diplotkan dengan √𝑦ℎ akan menghasilkan kemiringan
2Cv.

2.2.2. Koefisien Debit Aliran


a. Koefisien Debit Aliran pada Kondisi Muka Air Tetap (Constant Head)

Tabel 2.2. Identifikasi Koefisien Koefisien Debit Kondisi Constant Head


Komponen Satuan Notasi Tipe data Deskripsi
Diameter lubang Meter D Diameter Lubang
Muka air (head) Meter H Tinggi muka air direservoir
Volume m³ V Di ukur Diambil dari Skala Ambang
hidrolik
Waktu detik (s) T Waktu yang dibutuhkan untuk
menampung air pada volume
tertentu

Debit rata-rata m³/det Qt Qt = V/t

(h)0,5 √m Mengikuti hubungan garis lurus


antara koefisien kecepatan
aliran (Cv) dan debit
aliran (Q)
Di hitung
S Kemiringan grafik hubungan
Slope debit rata-rata dengan √h
disetiap titik

Koefisien Debit Cd
Cd = S
Aliran Ao √2g

KELOMPOK 8 4
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Berdasarkan persamaan Bernaulli (kekekalan energy mekanik pada kondisi steady state,
incompressible, aliran bebas) Kecepatan ideal air yang keluar dari lubang kecil adalah
Vi = √2.g.h

Keterangan :

Vi : Kecepatan air (m3)


h : tinggi muka air di atas lubang kecil (m)
g : gaya gravitasi (9,8 m/s2)
Kecepatan aktual adalah
V= Cv . √2.g.h

Cv : koefisien kecepatan aliran, yang tergantung pada viskositas fluida, sehingga Cv < .
Debit aktual adalah

Qt = Ac . V

Keterangan :

Ac : luas lubang aliran luar (vena contracta Ac = Cc . Ao

Ao : luas lubang kecil bagian dalam


Cc : Koefisien kontraksi (penyempitan), sehingga Cc < 1. Sehingga diperoleh bahwa

Qt = Cc . Ao. Cv √2.g.h

Nilai Cc Cv disebut sebagai koefisien debit Cd sehingga

Qt = Cd . Ao. √2.g.h

Asumsi bahwa Cd konstant, sehingga hubungan grafik Qt dengan √h akan berupa garis linier
dengan kemiringan :

s =Cd . Ao. √2.g

KELOMPOK 8 5
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

b. Menghitung Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Berubah (Varriying


Head)

Tabel 2.3. Identifikasi Koefisien Koefisien Debit Kondisi Varriying Head


Komponen Satuan Notasi Tipe Data Deskripsi

Diameter lubang meter d Diukur Diameter lubang

Luas lubang m2 Ao Dihitung Luas lubang


(bagian dalam)

Luas reservoir m2 Ar Diketahui Luas permukaan reservoir termasuk


luas tangki constant head

Muka air (head) m h Diukur Tinggi muka air pada waktu ke-t

Muka air awal m h1 Diukur Tinggi muka air pada waktu t=0
(initial head)

Waktu det t Diukur Waktu percobaan

(h)0.5 √m Dihitung Mengikuti hubungan garis lurus antara


koefisien debit Cd dengan kehilangan
energi (head loss)

Slope S Dihitung Kemiringan grafik hubungan waktu


dengan √h1-√hsetiap titik

Koefisien debit Cd Dihitung Ar 2


𝐶𝑑 = 𝐴𝑜√gs
aliran

Untuk debit aliran yang tidak tetap (unsteady state), pada t waktu, untuk setiap penurunan muka air
dai h1 ke h, maka:
𝐴𝑟 2
t = 𝐶𝑑 ·𝐴0 √𝑔 · (√ℎ1 - √ℎ)

Keterangan:
Ar adalah luas penampang reservoir (termasuk runag ke-2). Ini merupakan hasil perkiraan, yang tidak
bergantung sepenuhnya untuk efek aliran unsteady.

KELOMPOK 8 6
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2.3. Peralatan
Perlengkapan (tangki air) berhubungan dengan suplai air melalui selang air. Selain itu juga
dilengkapi dengan papan tempat meletakkan kertas untuk menggambarkan profit alirannya. Alat ini
juga dilengkapi dengan dua lubang kecil yang berbeda diameter dan dapat ditukar tempatnya dengan
mengendurkan uliran.

Gambar 2.1. Peralatan Praktikum Aliran Lubang Kecil

Data teknis dari alat tersebut adalah :


1. Diameter lubang 1 = 0.003 meter = 3 mm dan 0,006 meter = 6 mm
2. Luas permukaan tampungan AR = 1,812 x 10-3 m2

KELOMPOK 8 7
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat dan Bahan


Alat
a. Cuttle Pack 4 buah
Digunakan untuk keselamatan kerja.

Gambar 3.1. Cuttlepack


b. Stopwatch

Gambar 3.2. Stopwatch

c. Tabung Uji

Gambar 3.3. Tabung Uji

KELOMPOK 8 8
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Bahan

a. Air

3.2. Waktu dan Tempat Praktikum

Pratikum dilaksanakan pada :


Hari : Kamis
Tanggal : 22 Pebruari 2018
Tempat : Laboratorium Hidrologi dan Hidrolika Kampus ITS Manyar

3.3. Prosedur Pelaksanaan


a. Koefisien Kecepatan Aliran

1. Posisi pipa pada tempat yang lebih tinggi


2. Catat tinggi muka airnya
3. Aliran air dihasilkan dengan menggunakan jarum tegak pada papan vertical untuk
mengikuti profil aliran
4. Kendurkan sekrup pengunci untuk setiap jarum, putar dan pindahkan hingga jarum
pada posisi tepat di atas aliran dan kembali eratkan sekrup
5. Letakkan kertas pada papan belakang antara jarum dan papan, rekatkan dengan jepit
sehingga sebelah ujung atas pada kondisi vertical
6. Plot titik puncak setiap jarum pada kertas
7. Catat jarak horizontal dari lubang kecil (x=0) ke titik koordinat posisi jarum pertama
8. Koordinat pertama seharusnya cukup dekat dengan lubang untuk memperoleh nilai
y=0. Sehingga letak y diukur relative pada posisi ini
9. Perkirakan kesalahan percobaan (experimental error) untuk setiap titik yang diukur
10. Jika waktu masih mencukupi, lakukan percobaan lagi untuk diameter lubang kecil
yang lainnya

b. Menghitung Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Tidak Tetap (Constant Head)

1. Ukur debit aliran berdasarkan waktu yang dibutuhkan, dengan menggunakan silinder
(gelas ukur) dan catat tinggi muka airnya
2. Ulangi prosedur tersebut, untuk berbagai tinggi muka air dengan cara mengatur tinggi
pipa debit
3. Ulangi lagi untuk diameter lubang kecil yang lainnya

KELOMPOK 8 9
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

c. Menghitung koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Berubah (Varriying Head)

1. Pada kondisi muka air tidak tetap, pipa aliran air pada kondisi muka air maksimum,
tangki terisi penuh, aliran yang masuk ke dalam tangki ditutup dan pompa di-stop
2. Mencatat waktu (dengan menghidupkan stopwatch) saat muka air mencapai skala h1
dengan tepa
3. Pembacaan penurunan muka air dilakukan setiap interval 20 detik
4. Cara pencatatan yang lebih mudah adalah dengan memberi tanda pada reservoir
ketinggian muka air setiap interval 20 detik
5. Terakhir, akan terbaca posisi muka air terhadap perubahan waktu
6. Ulangi prosedur tersebut dengan menggunakan diameter lubang yang lainnya (jika
waktu masih memungkinkan)

KELOMPOK 8 10
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1. Data Hasil Praktikum

4.1.1. Menentukan Koefisien Kecepatan Aliran Air

 Diameter 3 mm, h= 0.3 m

Tabel 4.1. Koefisien Kecepatan Aliran Air (d = 3 mm, h = 0.3 m)

Diameter
tinggi muka jarak horizontal jarak vertikal √(y.h) Slope
No. Lubang (d)
air (h) (x) (y) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1 0.003 0.3 0.05 0.001 0.017 0.5701
2 0.003 0.3 0.1 0.007 0.046 0.5532
3 0.003 0.3 0.15 0.018 0.073 0.5203
4 0.003 0.3 0.2 0.033 0.099 0.5319
5 0.003 0.3 0.25 0.053 0.126 0.5571
6 0.003 0.3 0.3 0.079 0.154 0.5043
7 0.003 0.3 0.35 0.107 0.179 0.5880
8 0.003 0.3 0.4 0.145 0.209 -
Rata - Rata Slope 0.546
Cv 0.2732

 Diameter 3 mm, h= 0.4 m

Tabel 4.2. Koefisien Kecepatan Aliran Air (d = 3 mm, h = 0.4 m)

Diameter tinggi
muka air jarak horizontal jarak vertikal √(y.h) Slope
No. Lubang (d)
(h) (x) (y) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1 0.003 0.4 0.05 0.001 0.020 0.5798
2 0.003 0.4 0.1 0.006 0.049 0.5169
3 0.003 0.4 0.15 0.014 0.075 0.5429
4 0.003 0.4 0.2 0.026 0.102 0.4584
5 0.003 0.4 0.25 0.039 0.125 0.3864
6 0.003 0.4 0.3 0.052 0.144 0.6483
7 0.003 0.4 0.35 0.078 0.177 0.5661
8 0.003 0.4 0.4 0.105 0.205 -
Rata - Rata Slope 0.528
Cv 0.264

KELOMPOK 8 11
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Diameter 6 mm, h= 0.3 m

Tabel 4.3. Koefisien Kecepatan Aliran Air (d = 6 mm, h = 0.3 m)

Diameter jarak
tinggi muka horizontal jarak vertikal √(y.h)
No. Lubang (d) Slope (Kemiringan)
air (h) (x) (y)
(m) (m) (m) (m) (m)
1 0.006 0.3 0.05 0.001 0.017 0.6334
2 0.006 0.3 0.1 0.008 0.049 0.1156
3 0.006 0.3 0.15 0.01 0.055 0.8945
4 0.006 0.3 0.2 0.033 0.099 0.5791
5 0.006 0.3 0.25 0.055 0.128 0.4707
6 0.006 0.3 0.3 0.077 0.152 0.5436
7 0.006 0.3 0.35 0.107 0.179 0.5880
8 0.006 0.3 0.4 0.145 0.209 -
Rata - Rata Slope 0.546
Cv 0.273

 Diameter 6 mm, h= 0.4 m


Tabel 4.4. Koefisien Kecepatan Aliran Air (d = 6 mm, h = 0.3 m)

Diameter tinggi jarak


muka air horizontal jarak vertikal √(y.h) Slope
No. Lubang (d)
(h) (x) (y) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1 0.006 0.4 0.05 0.001 0.020 0.5798
2 0.006 0.4 0.1 0.006 0.049 0.5169
3 0.006 0.4 0.15 0.014 0.075 0.4629
4 0.006 0.4 0.2 0.024 0.098 0.5702
5 0.006 0.4 0.25 0.04 0.126 0.5165
6 0.006 0.4 0.3 0.058 0.152 0.5537
7 0.006 0.4 0.35 0.081 0.180 0.5569
8 0.006 0.4 0.4 0.108 0.208 -
Rata - Rata Slope 0.537
Cv 0.268

KELOMPOK 8 12
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Perhitungan

 Menghitung Koefisien Kecepatan


 Diameter 3 mm (h = 0.3 m)
1. Plot x dengan √𝑦ℎ

Grafik Hubungan x vs √(y.h)


0.25
0.209
0.2 0.179
0.154
0.15 0.126
√(y.h)

0.099
0.1 0.073
0.046
0.05 0.017

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
x (m)
Gambar 4 : Grafik Hubungan x dengan √𝑦ℎ (d = 0.003 m, h = 0.35 m)
Gambar 4.1. Grafik Hubungan x dengan √𝑦ℎ (d = 3mm, h = 0.3 m)

2. Hitung Kemiringan dari Grafik yang Dihasilkan


Rata – Rata Slope = 0.546
Jadi kemiringan grafik yang dihasilkan adalah 0.546
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
3. Koefisien Kecepatan Cv sama dengan 2

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0.546


Cv = = = 0.2732
2 2

Jadi koefisien kecepatannya adalah 0.2732

KELOMPOK 8 13
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Diameter 3 mm (h = 0.4 m)
1. Plot x dengan √𝑦ℎ

Grafik Hubungan x vs √(y.h)


0.25
0.205
0.2 0.177
0.144
0.15 0.125
√(y.h)

0.102
0.1 0.075
0.049
0.05 0.02

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
x (m)

Gambar 4.2. Grafik Hubungan x dengan √𝑦ℎ (d = 3 mm, h = 0.4 m)

2. Hitung Kemiringan dari Grafik yang Dihasilkan


Rata – Rata Slope = 0.528
Jadi kemiringan grafik yang dihasilkan adalah 0.528
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
3. Koefisien Kecepatan Cv sama dengan
2

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0.528


Cv = = = 0.264
2 2

Jadi koefisien kecepatannya adalah 0.264

KELOMPOK 8 14
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Diameter 6 mm (h = 0.3 m)
1. Plot x dengan √𝑦ℎ

Grafik Hubungan x vs √(y.h)


0.25
0.209
0.2 0.179
0.152
0.15 0.128
√(y.h)

0.099
0.1
0.049 0.055
0.05 0.017

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
x (m)

Gambar 4.3. Grafik Hubungan x dengan √𝑦ℎ (d = 6 mm, h = 0.3 m)

2. Hitung Kemiringan dari Grafik yang Dihasilkan


Rata – Rata Slope = 0.546
Jadi kemiringan grafik yang dihasilkan adalah 0.546
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
3. Koefisien Kecepatan Cv sama dengan
2

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0.546


Cv = = = 0.273
2 2

Jadi koefisien kecepatannya adalah 0.273

KELOMPOK 8 15
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Diameter 6 mm (h = 0.4 m)
1. Plot x dengan √𝑦ℎ

√(y.h) (m)
0.25
0.208
0.2 0.18
0.152
Axis Title

0.15 0.126
0.098
0.1 0.075
0.049
0.05 0.02

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Axis Title

Gambar 4.4. Grafik Hubungan x dengan √𝑦ℎ (d = 6 mm, h = 0.4 m)

2. Hitung Kemiringan dari Grafik yang Dihasilkan


Rata – Rata Slope = 0.537
Jadi kemiringan grafik yang dihasilkan adalah 0.537
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
3. Koefisien Kecepatan Cv sama dengan
2

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 0.537


Cv = = = 0.273
2 2

Jadi koefisien kecepatannya adalah 0.268

KELOMPOK 8 16
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

4.1.2. Menentukan Koefisien Debit

 Menghitung Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Tetap (Constant Head)
 Diameter 3 mm

Tabel 4.5. Pencatatan Pengamatan Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Tetap (d = 3 mm)
Diameter Tinggi Muka Air Volume Waktu Debit Rata-
Slope
No. Lubang (d) (h) (V) (t) Rata (Qt) √h
(Kemiringan)
(m) (m) (m3) (detik) (m3/detik) (√m)
1 0.003 0.3 0.2 15 0.0133333 0.548 -0.0118
2 0.003 0.4 0.185 15 0.0123333 0.632 -
rata-rata slope -0.0118

 Diameter 6 mm

Tabel 4.6. Pencatatan Pengamatan Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Tetap (d = 6 mm)
Diameter Tinggi Muka Air Volume Waktu Debit Rata-
No. Lubang (d) (h) (V) (t) Rata (Qt) √h Slope (Kemiringan)
(m) (m) (m3) (detik) (m3/detik) (√m)
1 0.006 0.3 0.795 15 0.0530000 0.548 -0.0669
2 0.006 0.4 0.71 15 0.0473333 0.632 -
Rata-Rata Slope = -0.0669

 Menghitung Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Berubah (Varrying Head)
 Diameter 3 mm

Tabel 4.7. Pencatatan Pengamatan Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Berubah (d = 3 mm)
diameter luas reservoir tinggi muka air
waktu (t) √h
No. lubang (d) (Ar) (h) Slope (Kemiringan)
(m) (m) (m) (detik) (√m)
1 0.003 0.001812 0.39 27 0.62 -0.000671533
2 0.003 0.001812 0.38 39 0.62 -0.000742286
3 0.003 0.001812 0.37 50 0.61 -0.000636635
4 0.003 0.001812 0.36 63 0.60 -0.000699335
5 0.003 0.001812 0.35 75 0.59 -0.000709399
6 0.003 0.001812 0.34 87 0.58 -0.000664533
7 0.003 0.001812 0.33 100 0.57 -0.00067468
8 0.003 0.001812 0.32 113 0.57 -0.000742416
9 0.003 0.001812 0.31 125 0.56 -0.000696452
10 0.003 0.001812 0.3 138 0.55
Rata-Rata Slope = -0.00069303

KELOMPOK 8 17
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Diameter 6 mm

Tabel 4.8. Pencatatan Pengamatan Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air berubah (d = 6 mm)
diameter luas reservoir tinggi muka air
Slope
No. lubang (d) (Ar) (h) waktu (t) √h
(Kemiringan)
(m) (m) (m) (detik) (√m)
1 0.006 0.001812 0.39 9 0.62 -0.002686133
2 0.006 0.001812 0.38 12 0.62 -0.002721716
3 0.006 0.001812 0.37 15 0.61 -0.002069063
4 0.006 0.001812 0.36 19 0.60 -0.002797341
5 0.006 0.001812 0.35 22 0.59 -0.002128197
6 0.006 0.001812 0.34 26 0.58 -0.002879642
7 0.006 0.001812 0.33 29 0.57 -0.00219271
8 0.006 0.001812 0.32 33 0.57 -0.002969663
9 0.006 0.001812 0.31 36 0.56 -0.00226347
10 0.006 0.001812 0.3 40 0.55
Rata-Rata Slope = -0.002523104

Perhitungan

 Menghitung Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Tetap (Constant Head)
 Diameter 3 mm
1. Plot debit rata-rata (Qt) dengan √ℎ

GRAFIK HUBUNGAN √ℎ DENGAN Q


0.0134

0.0132
DEBIT (M3/DET)

0.013

0.0128

0.0126

0.0124

0.0122
0.54 0.56 0.58 0.6 0.62 0.64
√H (√M)

Gambar 4.5. Grafik Hubungan √ℎ dengan Qt (d = 3 mm)

KELOMPOK 8 18
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2. Hitung kemiringan grafik yang dihasilkan

Rata – rata slope = -0.0118


Jadi kemiringan grafiknya adalah -0.0118

𝑆
3. Koefisien debit Cd dapat dihitung dari 𝐶𝑑 =
𝐴𝑜 √2𝑔
- 𝐴𝑜 = 0.25 × 𝜋 × 𝑑2

𝐴𝑜 = 0.25 × 3.14 × (0.003)2 = 0.000007065 m2


𝑆
- 𝐶𝑑 =
𝐴𝑜 √2𝑔

−0.0118
Cd = = -7204.301064
0.000007065 × √2×9.8

 Diameter 6 mm
1. Plot debit rata-rata Qt dengan √ℎ

h vs q
0.054

0.053

0.052
Debit (m3/det)

0.051

0.05

0.049

0.048

0.047
0.54 0.56 0.58 0.6 0.62 0.64
√h (√m)

Gambar 4.6. Grafik Hubungan √ℎ dengan Qt (d = 6 mm)


2. Hitung kemiringan grafik yang dihasilkan
Rata – rata slope = -0.0669
Jadi kemiringan grafiknya adalah -0.0669
𝑆
3. Koefisien debit Cd dapat dihitung dari 𝐶𝑑 =
𝐴𝑜 √2𝑔
- 𝐴𝑜 = 0.25 × 𝜋 × 𝑑2

𝐴𝑜 = 0.25 × 3.14 × (0.006)2 = 0.00002826 m2


𝑆
- 𝐶𝑑 =
𝐴𝑜 √2𝑔

−0.0118
Cd = = -10206.09317
0.00002826 × √2×9.8

KELOMPOK 8 19
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Menghitung Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Berubah (Varrying head)
 Diameter 3 mm
1. Plot hubungan t dengan √ℎ

Grafik Hubungan waktu (t) dan √h


0.63
0.62
0.61
0.60
√h ((√m)

0.59
0.58
0.57
0.56
0.55
0.54
0 20 40 60 80 100 120 140 160
waktu (detik)

Gambar 4.7. Grafik Hubungan √ℎ dengan t (d = 3 mm)

2. Hitung kemiringan grafik yang dihasilkan


Rata – rata slope = -0.00069303
Jadi kemiringan grafiknya adalah -0.00069303
𝐴𝑟 2
3. Koefisien debit Cd dapat dihitung dari 𝐶𝑑 = × √ 𝑆
𝐴𝑜 𝑔

𝐴𝑜 = 0.25 × 𝜋 × 𝑑2
𝐴𝑜 = 0.25 × 3.14 × (0.003)2 = 0.000007065 m2

𝐴𝑟 2
𝐶𝑑 = × √ 𝑆
𝐴𝑜 𝑔

0.001812 2
𝐶𝑑 = 0.000007065
× √9.8 × −(− 0.00069303) = 3.050169485

Jadi koefisien debitnya adalah 3.050169485

KELOMPOK 8 20
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Diameter 6 mm
1. Plot hubungan t dengan √ℎ

Grafik Hubungan waktu (t) dan √h


0.63
0.62
0.61
0.60
√h ((√m)

0.59
0.58
0.57
0.56
0.55
0.54
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
waktu (detik)

Gambar 4.8. Grafik Hubungan √ℎ dengan t (d = 6 mm)

2. Hitung kemiringan grafik yang dihasilkan


Rata – rata slope = -0.002523104
Jadi kemiringan grafiknya adalah -0.002523104
𝐴𝑟 2
3. Koefisien debit Cd dapat dihitung dari 𝐶𝑑 = 𝐴𝑜
× √𝑔 𝑆
𝐴𝑜 = 0.25 × 𝜋 × 𝑑2
𝐴𝑜 = 0.25 × 3.14 × (0.006)2 = 0.00002826 m2

𝐴𝑟 2
𝐶𝑑 = × √ 𝑆
𝐴𝑜 𝑔

0.001812 2
𝐶𝑑 = 0.00002826
× √9.8 × −(-0.002523104) = 1.454975075

Jadi koefisien debitnya adalah 1.454975075

KELOMPOK 8 21
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Nilai Cv berbanding terbalik dengan ketinggian air (h). oleh karena itu, Semakin tinggi
muka air, maka nilai Cv semakin kecil. Sedangkan semakin rendah muka air, maka nilai
Cv juga semakin besar.
2. Semakin kecil diameternya, nilai Cv akan semakin besar. Dan semakin besar diameternya,
maka nilai Cv akan semakin kecil.
3. saat constant head pada diameter besar, Debit memiliki nilai lebih besar dari pada nilai
debit pada diameter kecil.
4. saat constant head pada diameter kecil nilai Cd lebih besar dari nilai Cd pada diameter
besar.

5.2. Saran
1. Saat praktikum harus fokus dan teliti agar data yang dihasilkan valid.
2. Harap berhati-hati memperlakukan alat, terutama jarum, karena ujung dari benda
tersebut lancip dan rawan membuat tangan terluka
3. Hendaklah menulis setiap volume air yang yang dikeluarkan dengan benar-berar akurat
karena dari praktikum yang dilakukan sering terjadi perbedaan diakibatkan praktikan
tidak teliti.

KELOMPOK 8 22
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

DAFTAR PUSTAKA

1. Triatmodjo, Bambang. 1992. Hidraulika 1. Yogyakarta : Beta Offset Yogyakarta


2. Kondo, 1982. The New Book Of Populer Sience. New York: Groiler Int. Inc
3. Searss, F.W dan M.W. Zeamansky.1985. Fisika untuk Universitas jilid 1. Bandung: Bina
Cipta
4. https://plus.google.com/108338095961585142785/posts/Lanbkwygse4
5. Wulandari, Yayan.2012. 1001 UlasanFisika SMA. Tangerang : Scientific Press.
6. Soemitro,Herman Widodo.1997. Mekanika Fluida & Hidraulika Edisi
Kedua.Jakarta:Erlangga.

KELOMPOK 8 23
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lampiran

Dokumentasi

KELOMPOK 8 24

Anda mungkin juga menyukai