Anda di halaman 1dari 14

BAB 2

PINTU SORONG DAN AIR LONCAT

(SLUICE GATE AND HYDRAULIC JUMP)

2.1 PENDAHULUAN

Keperluan menyalurkan air ke berbagai tempat untuk irigasi, drainase, air

bersih dan sebagainya sering dibuat saluran dengan menggunakan saluran terbuka.

Pada pengoperasiannya untuk membagi air, mengatur debit dan sebagainya kadang-

kadang diperlukan suatu alat yang disebut pintu air. Banyak macam dan jenis pintu

air yang salah satunya adalah pintu sorong (sluice gate). Saat pintu sorong dibuka

terdapat loncatan air.

Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaannya. Pintu sorong atau

biasa praktikan sebut pintu air merupakan suatu alat untuk mengontrol aliran pada

saluran terbuka. Pintu menahan air di bagian hulu dan mengizinkan aliran ke arah

hilir melalui bawah pintu dengan kecepatan tinggi (JMK Dake,1983:48).

Aliran di hulu pintu setelah pintu sorong adalah aliran subkritis.

Kemudian, aliran air mengalami percepatan ketika melewati bagian bawah pintu

atau sekat. Akibat percepatan yang dialami, aliran berubah secara tiba-tiba dari

subkritis menjadi superkritis. Di lokasi yang lebih hilir, aliran akan mengalami

semacam shock yang membuatnya kembali menjadi aliran subkritis. Pada lokasi

terjadinya perubahan aliran superkritis menjadi aliran subkritis secara tiba-tiba

tersebut, akan terjadi peristiwa yang biasa disebut dengan lompatan hidrolik
1
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

(hydraulic jump). Air loncat atau lompatan hidrolik biasanya sengaja dibuat untuk

meredam energi dan memperlambat aliran sehingga tidak menggerus

dasarsaluran. Secara fisik pintu sorong dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.1 Profil Aliran pada Pintu Sorong dan Air Loncat
Sumber : Anonim, 2017

Keterangan :

Y0 : tinggi muka air di hulu pintu sorong.

Yg : tinggi bukaan pintu sorong terhadap dasar saluran.

Y1 : tinggi muka air terendah di hilir pintu sorong.

Y2 : tinggi muka air tertinggi di hilir pintu sorong.

Ya : tinggi muka air tepat sebelum air loncat.

Yb : tinggi muka air tepat setelah air loncat.

Xa : kedudukan horizontal titik ya dari titik nol saluran.

Xb : kedudukan horizontal titik yb dari titik nol saluran.

2
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

2.2 TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dilakukannya percobaan pintu sorong dan air loncat (hydraulic

jump) adalah :

1. Mempelajari sifat aliran yang melalui pintu sorong.

2. Menentukan koefisien kecepatan dan koefisien kontraksi.

3. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada pintu sorong Fh dan Fg.

4. Mengamati profil aliran air loncat.

5. Menghitung besarnya kehilangan energi akibat air loncat.

6. Menghitung kedalaman kritis dan energi minimum.

2.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan pada percobaan pintu sorong dan air loncat (sluice

gate and hydraulic jump) adalah :

Gambar 2.2 Model Saluran Terbuka untuk Percobaan Pintu Sorong


Sumber : Modul Praktikum Hidrolika, 2017

Keterangan :

1. Pintu sorong

2. Alat pengukur kedalaman

3. Meteran
3
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

4. Manometer

5. Sekat pengatur hilir

6. Penampung air

7. Pompa

2.4 TEORI DASAR DAN RUMUS

2.4.1 Debit Aliran (Q)

Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per

waktu. Satuan debit yang digunakan adalah centimeter kubik per detik (cm3/s).

Pada dasarnya debit air yang dihasilkan oleh suatu sumber air ditentukan oleh

beberapa faktor-faktor yaitu :

1. Intensitas hujan

2. Penggundulan hutan

3. Pengalihan hutan

Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara

diantaranya adalah:

1. Pengukuran volume air sungai

2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan

luas

3. penampang melintang sungai

4. Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam

sungai

5. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.

4
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Dalam percobaan, digunakan venturimeter untuk menge/tahui debit yang

sebenarnya mengalir dari pompa.Debit yang melalui ambang dapat dihitung dengan

prinsip kekekalan energi, impuls - momentum, dan kontinuitas (kekekalan massa),

sehingga dapat diterapkan persamaan Bernoulli untuk menghitung besar debit

berdasarkan tinggi muka air sebelum dan pada saat kontraksi pada venturimeter.

Besarnya aliran debit (Q) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Q


 110,9069  π   ΔΗ 2  cm 3 s
1


 (2.1)

Keterangan:

D1 = 2,615 cm

D2 = 1,615 cm

g = 9,81 m/s2

𝜌air = 1,00 gr/cm3

𝜌hg = 13,60 gr/cm3

2.4.2 Debit Aktual pada Pintu Sorong

5
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Besarnya debit teori (Bernoulli)

 
 
 b  y1 2  g  y 0 
Qt =  (2.2)
 y1
1 
 y0 
 

Dimana :

Qt : Debit teori (m3/s)

b : Lebar saluran

y1 : Tinggi muka air terendah di hilir pintu sorong (cm)

y0 : Tinggi muka air di hulu pintu sorong (cm)

g : Percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

Dengan memasukkan harga koefisien kecepatan (Cv) dan koefisien

kontraksi (Cc) ke dalam persamaan (2.2) maka dapat diperoleh Debit Aktual (Qa).

y1 Qa
Cc = dan Cv =
y0 Qt

bC0Cv 2 gY0
Qa = (2.3)
  C0Yg  
   1
 Y 
 0  

Dimana :

g : Percepatan gravitasi = 9,81m/s2

b : Lebar saluran

Qa : Debit aktual (m3/s)

Qt : Debit teori

Cc : Koefisien kontraksi

Cv : Koefisien kecepatan 6
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

y0 : Tinggi muka air di hulu pintu sorong (m)

yg : Tinggi bukaan pintu sorong terhadap asar saluran (m)

y1 : Tinggi muka air di hilir pintu sorong (m)

y2 : Tinggi muka air tertinggi di hilir pintu sorong (m)

2.4.3 Gaya yang Bekerja pada Pintu Sorong

Gambar 2.4 Distribusi Gaya yang Bekerja pada Pintu


Sumber : Modul Praktikum Hidrolika, 2017

Gaya dorong yang bekerja pada pintu sorong akibat tekanan hidrostatis

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Fh  0,5    g (Y0  Yg ) 2 (2.4)

h  Y0  Yg

Gaya dorong lainnya yang bekerja pada pintu sorong dapat dihitung

dengan rumus :

 y2     Q 2  y 
Fg  0.5    g  y1   02  1   2 1  1 
2
(2.5)
  y1   b  y1  y 0 

7
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Dimana :

g : Percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

b : Lebar saluran

2.4.4 Air Loncat (Hydraulic Jump)

Teori dasar dan penurunan rumus dalam percobaan air loncat dilakukan

dengan menentukan :

1. Bilangan Froude

v
Fr = (2.6)
gy

Dimana :

v : Kecepatan aliran

y : Tinggi aliran

2. Kedalaman di hulu (Ya) dan hilir (Yb) air loncat memiliki hubungan

sebagai berikut :

Yg
Ya
=
1 

2 

 1  8  Fra  1
2

 (2.7)

Dimana :

Fra : Bilangan froude di hulu air loncat (titik a)

3. Energi yang hilang akibat adanya air loncat :

 y b  y a 3
h = (2.8)
4  y a  yb

8
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

4. Kedalaman kritis (Yc) dan energi minimum (Eminimum) :

 
1
Yc = Q 2 / 2  g  b 2 3 (2.9)

3
Eminimum =  y c (2.10)
2

2.5 PROSEDUR PERCOBAAN


Prosedur perhitungan yang terdapat pada percobaan pintu sorong dan Air
Loncat (Hydraulic Jump) adalah sebagai berikut :
2.5.1 Prosedur dengan Debit Tetap
Percobaan pintu sorong dan air loncat dengan debit air yang tetap memiliki

prosedur sebagai berikut :

1. Mengkalibrasikan alat dahulu pada titik nol terhadap dasar saluran.

2. Mengalirkan air dengan debit tertentu yang memungkinkan terjadinya

jenis aliran yang diinginkan.

3. Mengatur kedudukan pintu sorong. Tentukan pada interval berapa profil

air loncat masih cukup baik.

4. Setelah aliran stabil, mengukur dan mencatat YO, Yg, Y1, Y2, Ya, Xa, Yb,

Xb.

Keterangan :

YO : tinggi muka air di hulu pintu sorong

Yg : tinggi muka air di hulu terhadap dasar saluran

Y1 : tinggi muka air terendah di hilir pintu sorong

Y2 : tinggi muka air tertinggi di hilir pintu sorong

Ya : tinggi muka air tepat sebelum air loncat

Xa : kedudukan horizontal titik Ya dari titik nol saluran


9
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Yb : tinggi muka air tepat setelah air loncat

Xb : kedudukan horizontal titik Yb dari titik nol saluran

5. Mengulangi percobaan sebanyak 4 kali dengan mengubah bukaan pintu

sorong.

2.5.2 Prosedur dengan Debit Berubah

Percobaan pintu sorong dan air loncat dengan debit air yang berubah

memiliki prosedur sebagai berikut :

1. Menentukan bukaan pintu sorong terhadap dasar saluran (Yg tetap).

2. Mengalirkan air dengan debit minimum yang memungkinkan terjadinya

aliran yang diinginkan.

3. Setelah aliran stabil, mengukur dan mencatat YO, Yg, Y1, Y2, Ya, Xa, Yb,

Xb.

4. Mengulangi percobaan sebanyak 4 kali dengan mengubah debit aliran.

2.6 PROSEDUR PERHITUNGAN


Prosedur perhitungan yang terdapat pada percobaan pintu sorong dan Air
Loncat (Hydraulic Jump) adalah sebagai berikut :
2.6.1 Gaya yang Bekerja pada Pintu Sorong
Prosedur perhitungan yang dilakukan untuk menentukan gaya-gaya yang

bekerja pada percobaan pintu sorong adalah sebagi berikut :

1. Menghitung besarnya debit yang mengalir (Q). Menggunakan rumus 2.1.

2. Menghitung koefisien kontraksi (Cc).

3. Menghitung koefisien kecepatan (Cv).

10
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

4. Menghitung Fg dan Fb. Menggunakan rumus 2.4 dan 2.5.

2.6.2 Air Loncat (Hydraulic Jump)

Prosedur perhitungan yang dilakukan untuk menentukan besaran-besaran

yang diperlukan pada air loncat adalah sebagi berikut :

1. Menghitung besarnya debit yang mengalir (Q). Menggunakan rumus 2.1.

2. Menghitung bilangan Froude pada bagian hulu air loncat (Fa).

Menggunakan rumus 2.6.

3. Menghitung Yb/ Ya teoritis. Menggunakan rumus 2.7.

4. Menghitung kehilangan energi (∆H). Menggunakan rumus 2.8.

5. Menghitung kedalaman kritis (Yc) dan energi minimum (Emin).

Menggunakan rumus 2.9 dan 2.10.

2.7 GRAFIK DAN KETERANGANNYA


Grafik yang terdapat pada percobaan pintu sorong dan Air Loncat
(Hydraulic Jump) adalah sebagai berikut :
2.7.1 Pintu Sorong
Grafik dan keterangan yang ditentukan dalam percobaan pintu sorong

yaitu grafik hubungan antara lain :

1. Hubungan Cc dengan Yg/Yo

Keterangan :

a. Grafik ini bertujuan untuk menentukan pada perbandingan yg/y0

berapa akan dihasilkan nilai Cc yang maksimum dan minimum.

11
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

b. Menggunakan trendline polinomial orde 3 supaya dapat terlihat nilai

Cc yang maksimum dan minimum.

12
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

2. Hubungan Cv dengan Yg/Yo

Keterangan :

a. Grafik ini bertujuan untuk menentukan pada perbandingan yg/y0

berapa akan dihasilkan nilai Cv yang maksimum dan minimum.

b. Menggunakan trendline polinomial orde 3 supaya dapat terlihat nilai

Cv yang maksimum dan minimum

3. Hubungan Fg/Fh dengan Yg/Y0

Keterangan :

a. Grafik ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh bukaan pintu

sorong terhadap ketahanan pintu sorong (Fg) terhadap gaya

hidrostatis (Fh). Idealnya, perbandingan nilai Fg dengan nilai Fh

adalah 1.

b. Menggunakan trendline regresi linear dengan set intercept = 1,0

untuk dapat melihat perbandingan nilai Fg dan Fh pada saat pintu

sorong ditutup penuh (yg = 0).

2.7.2 Air Loncat (Hydraulic Jump)

Grafik dan keterangannya yang ditentukan dalam percobaan air loncat

(Hydraulic Jump) yaitu antara lain :

1. Hubungan (Yb/Ya)ukur dengan (Yb/Ya)teori


Keterangan :
a. Grafik ini bertujuan untuk menunjukkan perbandingan antara nilai
tinggi muka air sebelum dan sesudah loncat yang didapat dari teori
dengan nilai yang didapat dari percobaan.
13
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

b. Menggunakan regresi linear dengan set intercept = 0,0. Persamaan


ideal dalam grafik ini adalah y = x.
2. Hubungan L/Yb dengan Fra
Keterangan :
a. Grafik ini bertujuan untuk menentukan jenis air loncat yang terjadi
sesuai dengan nilai bilangan Froude di titik awal air loncat.
b. Menyambung smooth data-data pada grafik ini.
3. Hubungan Yc dengan Em
Keterangan :
a. Grafik ini bertujuan untuk melihat bahwa untuk suatu harga E
tertentu, terdapat 2 nilai y. Kedalaman kritis dapat dilihat pada nilai
E yang hanya terdapat pada satu kedalaman.
b. Menyambung smooth data-data pada grafik ini.

2.8 TABEL DATA DAN PERHITUNGAN


2.8.1 Percobaan dengan Debit Tetap, yg Berubah
2.8.2 Percobaan dengan Debit Berubah, yg Tetap
2.9 GRAFIK DAN ANALISA
2.9.1 Pintu Sorong
2.92 Air Loncat (Hydraulic Jump)
2.10 KESIMPULAN

14
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai