1. Menyatakan hubungan antara tinggi energy hulu diatas ambang (H) dengan debit
aliran (Q).
1. Flume
4. gelas ukur
5. Mistar
7,5 cm
9,9 cm
7,5 cm
Tampak Atas
Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas(over flow), untuk ini tinggi
energi hulu lebih kecil dari Panjang mercu. Karena pola aliran di atas alat ukur ambang
lebar dapat di tangani dengan teori hidrolika yang sudah ada sekarang, maka bangunan
ini bisa mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sementara debitnya tetap serupa.Secara
teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari aliran dimana untuk
memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan mengalir dengan kondisi aliran
subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan menimbulkan gerusan (erosi) pada
permukaan saluran.Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku
sebagai aliran kritis, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil.
Pada kondisi tertentu misalkan dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran
yang cukup besar, setelah melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai aliran
super kritis.Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritis ini terjadi maka
akan sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan tergerus. Strategi
penanganan tersebut diantaranya dengan membuat peredam energi aliran, misalnya
dengan memasang lantai beton atau batu-batu cukup besar di hilir ambang
H1
h1
Aliran Sempurna
A
y
Q o
yc
P1
V1 Q2 Q2
h1 h1 2
h1
2g 2 gA1 2 g (by 0 ) 2
H1
Q
Cv 3
Cd 2
3
Q Cd Cv 2 2 g bH 1 2 2 g bH 1 2
3 sehingga 3
Q
Cv 3
Cd 2 2 g bH1 2
3
1. Mengukur lebar (b) dan tinggi (P1) dari pelimpah ambang lebar
4. Menghitung log Q
V1 Q2 Q2
h1 h1 2
h1
7. Menghitung 2log
g H1 2 gA1 2 g (by 0 ) 2
H1
Log H1
Q
C d= 3
2
√2 g b H12
3