Anda di halaman 1dari 23

D4 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

ALIRAN MELALUI LUBANG KECIL (GRAFIS)

1.1. Tujuan
Untuk menghitung koefisien kecepatan aliran melalui lubang kecil

1.2. Peralatan
Perlengkapan (tangki air) berhubungan dengan suplai air melalui selang air. Selain itu juga
dilengkapi dengan papan tempat meletakkan kertas untuk menggambarkan profit alirannya.
Alat ini juga dilengkapi dengan dua lubang kecil yang berbeda diameter dan dapat ditukar
tempatnya dengan mengendurkan aliran.

Gambar 1. Alat praktikum aliran melalui lubang kecil (AMLK)

Data teknis dari alat tersebut adalah :


1.
Diameter lubang 0.003 meter = 3 mm dan 0,006 meter = 6 mm
2.
Luas permukaan tampungan AR = 1,812 x 10-3 m2

1
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

2.3. Teori
Pada bagian ini akan dilakukan beberapa tahapan pengukuran yang meliputi :

1. Menghitung koefisien kecepatan aliran.


2. Menghitung koefisen debit pada kondisi muka air tetap (constant head).
3. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air berubah (varying head).

2.3.1. Menghitung koefisien kecepatan aliran (velocity)

Tabel 1. Identitas Koefisien Kecepatan Aliran

Komponen
Satuan Notasi Tipe Data Deskripsi
Diameter lubang meter d Diukur Diameter lubang
Muka air (head) meter h Diukur Tinggi muka air di reservoir
Jarak horizontal meter x Diukur Jarak dari lubang yang diukur
Jarak vertikal meter y Diukur Jarak pancaran jatuh dari lubang
Membuat garis lurus hubungan
antara koefisien kecepatan (Cv)
dengan jarak horizontal pancaran
(y-h)0,5 meter Dihitung
air. Grafik X diplot terhadap
akan diperoleh kemiringan (slope)
senilai 2Cv
Kemiringan x terhadap di
Slope S Dihitung
setiap titik

Koefisien aliran Cv Dihitung Cv =

Berdasarkan persamaan Bernaulli (kekekalan energy mekanik pada kondisi steady state,
incompressible, aliran bebas), kecepatan ideal air yang keluar dari lubang kecil adalah

Vi =

Keterangan : h merupakan tinggi air di atas lubang kecil.

Kecepatan actual adalah


V = Cv

2
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Cv merupakan koefisien kecepatan aliran, yang tergantung pada viskositas fluida, sehingga
Cv < 1.

Nilai Cv dapat dihitung dari pancaran aliran, dengan mengabaikan efek dari udara yang
melawan, komponen horizontal kecepatan aliran dapat diasumsikan konstan berdasarkan
waktu t (steady state), maka jarak horizontal yang dicapai adalah :

x=vt

Karena ada gaya gravitasi, fluida akan mendapatkan penurunan aliran secara vertical (arah
y) pada komponen kecepatannya. Sehingga, pada t waktu yang sama (pada jarak x) aliran
akan mempunyai y jarak sebesar

y=g

Atau

t=

Sehingga dihasilkan persamaan berikut ini :


Cv =

Oleh sebab itu dapat dilakukan bahwa pada kondisi aliran tetap (constant head), Cv dapat

ditentukan dari koordinat x dan y aliran air. Grafik x diplotkan dengan akan
menghasilkan kemiringan 2Cv.

2.3.2. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air tetap ( constant head)

Tabel 2. Identifikasi Koefisien Debit Aliran Kondisi Consatant Head

Komponen Satuan Notasi Tipe Data Deskripsi


Diameter lubang meter d Diukur Diameter lubang
Muka Air (head) meter h Diukur Tinggi muka air di reservoir
Volume m3 v Diukur Diambil dari skala ambang hidrolik
Waktu yang dibutuhkan untuk
Waktu Detik (s) t Diukur
menampung air pada volume tertentu

Debit rata-rata m3/detik Qt Dihitung Qz= v/t

3
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Mengikuti hubungan garis lurus antara


0.5
(h) Dihitung koefisien kecepatan aliran (Cv) dan debit
aliran air (Qt)
Kemiringan grafik hubungan debit rata-
Slope S Dihitung
rata dengan h di setiap titik
Koefisien debit
Cd Dihitung
aliran
Berdasarkan persamaan Bernouli (kekekalan energy mekanik pada kondisi steady state,
incompressible, aliran bebas), kecepatan ideal air yang keluar dari lubang kecil adalah

Vi=

Keterangan : h merupakan tinggi air di atas lubang kecil

2.3.3. Menghitung Koefisien Debit pada Kondisi Muka Air Berubah (Varrying Head)

Tabel 3. Identitas Koefisien Debit Kondisi Varrying Head

Komponen Satuan Notasi Tipe Data Deskripsi


Diameter lubang meter d Diukur Diameter lubang
Luas lubang
m2 Ao Dihitung Luas lubang
(bagian dalam)
Luas permukaan reservoir termasuk luas
Luas reservoir m2 Ar Diketahui
tangki constant head
Muka air (head) m h Diukur Tinggi muka air pada waktu ke-t
Muka air awal
m h1 Diukur Tinggi muka air pada waktu t=0
(initial head)
Waktu det t Diukur Waktu percobaan
Mengikuti hubungan garis lurus antara
(h)0.5 m Dihitung koefisien debit Cd dengan kehilangan
energi (head loss)
Kemiringan grafik hubungan waktu
Slope S Dihitung
dengan h1-hsetiap titik
Koefisien debit
Cd Dihitung s
aliran
Untuk debit aliran yang tidak tetap (unsteady state), pada t waktu, untuk setiap penurunan
muka air dari h1 ke h, maka:
t=-)

Keterangan :

4
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Ar : adalah luas penampang reservoir (termasuk runag ke-2).Ini merupakan hasil perkiraan,
yang tidak bergantung sepenuhnya untuk efek aliran unsteady.

2.4. Prosedur percobaan


2.4.1. Menghitung koefisien kecepatan aliran

1. Posisi pipa pada tempat yang lebih tinggi.


2. Catat tinggi muka airnya.
3. Aliran air dihasilkan dengan menggunakan jarum tegak pada papan vertical untuk
mengikuti profil aliran.
4. Kendurkan sekrup pengunci untuk setiap jarum, putar dan pindahkan hingga
jarum pada posisi tepat di atas aliran dan kembali eratkan sekrup.
5. Letakkan kertas pada papan belakang antara jarum dan papan, rekatkan dengan
jepit sehingga sebelah ujung atas pada kondisi vertical.
6. Plot titik puncak setiap jarum pada kertas.
7. Catat jarak horizontal dari lubang kecil (x=0) ketitik koordinat posisi jarum
pertama.
8. Koordinat pertama seharusnya cukup dekat dengan lubang untuk memperoleh
nilai y=0. Sehingga letak y diukur relative pada posisi ini.
9. Perkirakan kesalahan percobaan (experimental error) untuk setiap titik yang
diukur.
10. Jika waktu masih mencukupi, lakukan percobaan lagi untuk diameter lubang kecil
yang lainnya.

2.4.2. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air tetap (constant head)
1. Ukur debit aliran berdasarkan waktu yang dibutuhkan, dengan menggunakan
silinder (gelas ukur) dan catat tinggi muka airnya.
2. Ulangi prosedur tersebut, untuk berbagai tinggi muka air dengan cara mengatur
tinggi pipa debit.
3. Ulangi lagi untuk diameter lubang kecil yang lainnya.

2.4.3. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air berubah (varrying head)
1. Pada kondisi muka air tidak tetap, pipa aliran air pada kondisi muka air
maksimum, tangki terisi penuh, aliran yang masuk kedalam tangki ditutup dan
pompa distop.
2. Mencatat waktu (dengan menghidupkan stopwatch) saat muka air mencapai skala
h1 dengan tepat.
3. Pembacaan penurunan muka air dilakukan setiap interval 20 detik.

5
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

4. Cara pencatatan yang lebih mudah adalah dengan member tanda pada reservoir
ketinggian muka air setiap interval 20 detik.
5. Terakhir, akan terbaca posisi muka air terhadap perubahan waktu.
6. Ulangi prosedur tersebut dengan menggunakan diameter lubang yang lainnya
(jika waktu masih memungkinkan).

2.5. Data Hasil Praktikum


Percobaan 1 menggunakan diameter lubang 3 mm
2.5.1. Menghitung koefisien kecepatan aliran
Tabel 4. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran
Diameter Tinggi Jarak Jarak
Lubang Muka Air Horizontal Vertikal Slope
No. (d) (h) (x) (y) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,003 0,4 0,05 0,003 0,035
2. 0,003 0,4 0,10 0,007 0,053
3. 0,003 0,4 0,15 0,015 0,077
4. 0,003 0,4 0,20 0,029 0,108
2,019
5. 0,003 0,4 0,25 0,041 0,128
6. 0,003 0,4 0,30 0,059 0,154
7. 0,003 0,4 0,35 0,081 0,180
8. 0,003 0,4 0,40 0,105 0,205

6
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Tabel 5. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran


Diameter Tinggi Jarak Jarak
Lubang Muka Air Horizontal Vertikal Slope
No. (d) (h) (x) (y) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,003 0,37 0,05 0,004 0,038
2. 0,003 0,37 0,1 0,009 0,058
3. 0,003 0,37 0,15 0,017 0,079
4. 0,003 0,37 0,2 0,029 0,104
2,060
5. 0,003 0,37 0,25 0,046 0,130
6. 0,003 0,37 0,3 0,059 0,148
7. 0,003 0,37 0,35 0,091 0,183
8. 0,003 0,37 0,4 0,114 0,205

7
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Tabel 6. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran


Diameter Tinggi Jarak Jarak
Lubang Muka Air Horizontal Vertikal Slope
No. (d) (h) (x) (y) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,003 0,34 0,05 0,0046 0,040
2. 0,003 0,34 0,1 0,01 0,058
3. 0,003 0,34 0,15 0,019 0,080
4. 0,003 0,34 0,2 0,033 0,106 2,027
5. 0,003 0,34 0,25 0,051 0,132
6. 0,003 0,34 0,3 0,073 0,158
7. 0,003 0,34 0,35 0,098 0,183
8. 0,003 0,34 0,4 0,129 0,209

Tabel 7. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran


8
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Diameter Tinggi Jarak


Jarak Vertikal
Lubang Muka Air Horizontal Slope
No. (y)
(d) (h) (x) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,003 0,31 0,05 0,005 0,039
2. 0,003 0,31 0,1 0,011 0,058
3. 0,003 0,31 0,15 0,02 0,079
4. 0,003 0,31 0,2 0,038 0,109
2,010
5. 0,003 0,31 0,25 0,056 0,132
6. 0,003 0,31 0,3 0,08 0,157
7. 0,003 0,31 0,35 0,109 0,184
8. 0,003 0,31 0,4 0,143 0,211

Tabel 8. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran


9
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Diameter Tinggi Jarak


Jarak
Lubang Muka Air Horizontal Slope
No. Vertikal (y)
(d) (h) (x) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,003 0,28 0,05 0,0053 0,039
2. 0,003 0,28 0,1 0,0116 0,057
3. 0,003 0,28 0,15 0,023 0,080
4. 0,003 0,28 0,2 0,042 0,108
1,991
5. 0,003 0,28 0,25 0,062 0,132
6. 0,003 0,28 0,3 0,089 0,158
7. 0,003 0,28 0,35 0,124 0,186
8. 0,003 0,28 0,4 0,158 0,210

10
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Plot x versus dan hitung kemiringan dari grafik yang dihasilkan. Koefisien
kecepatan Cvdapat dihitung:

2.5.2. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air tetap (constant head)

Tabel 9. Pencatatan Pengamatan Koefisien Debit pada Kondisi Constant Head

Diameter Tinggi
Volume Waktu Debit Rata-
Lubang Muka Air Slope
(V) (t) Rata (Qt)
(d) (h) (Kemiringa
n)
(m) (m) (m3) (detik) (m3/detik) ( )
0,003 0,4 0,000072 5 0,0000144 0,63246
0,003 0,37 0,000068 5 0,0000136 0,60828
0,003 0,34 0,000065 5 0,0000130 0,5831 0,000021
0,003 0,31 0,000063 5 0,0000126 0,55678
0,003 0,28 0,000061 5 0,0000122 0,52915

11
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Plot debit rata-rata Qt dengan dan hitung kemiringan grafik yang dihasilkan.
Koefisien debit Cd dapat dihitung:

12
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

2.5.3. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air berubah (varying head)

Tabel 10. Pencatatan Pengamatan Koefisien Debit Pada Kondisi Varrying Head

Diameter Luas Tinggi


Waktu
Lubang Reservoir Muka Air
(t)
No. (d) (Ar) (h) Slope
(m) (m) (m) (detik) ( )
1 0.003 0.001812 0.4 0 0.63246 0.000
2 0.003 0.001812 0.389 10 0.62370 0.009
3 0.003 0.001812 0.379 20 0.61563 0.017
4 0.003 0.001812 0.373 30 0.61074 0.022
5 0.003 0.001812 0.365 40 0.60415 0.028
6 0.003 0.001812 0.358 50 0.59833 0.034
7 0.003 0.001812 0.35 60 0.59161 0.041
8 0.003 0.001812 0.343 70 0.58566 0.047
9 0.003 0.001812 0.335 80 0.57879 0.054
10 0.003 0.001812 0.329 90 0.57359 0.059
11 0.003 0.001812 0.321 100 0.56657 0.066
12 0.003 0.001812 0.314 110 0.56036 0.072 0.0006243
13 0.003 0.001812 0.307 120 0.55408 0.078
14 0.003 0.001812 0.3 130 0.54772 0.085
15 0.003 0.001812 0.293 140 0.54129 0.091
16 0.003 0.001812 0.286 150 0.53479 0.098
17 0.003 0.001812 0.28 160 0.52915 0.103
18 0.003 0.001812 0.274 170 0.52345 0.109
19 0.003 0.001812 0.267 180 0.51672 0.116
20 0.003 0.001812 0.2605 190 0.51039 0.122
21 0.003 0.001812 0.255 200 0.50498 0.127
22 0.003 0.001812 0.248 210 0.49800 0.134
23 0.003 0.001812 0.242 220 0.49193 0.141

13
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Plot t waktu terhadap dan hitung kemiringan grafiknya. Koefisien debit Cd dapat
dihitung :

14
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Percobaan 2 menggunakan diameter lubang 6 mm


2.5.4. Menghitung koefisien kecepatan aliran

Tabel 11. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran


Diameter Tinggi Jarak Jarak
Lubang Muka Air Horizontal Vertikal Slope
No. (y)
(d) (h) (x) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,006 0,4 0,05 0,001 0,020
2. 0,006 0,4 0,10 0,004 0,040
3. 0,006 0,4 0,15 0,012 0,069
4. 0,006 0,4 0,20 0,025 0,100
1,857
5. 0,006 0,4 0,25 0,038 0,123
6. 0,006 0,4 0,30 0,0575 0,152
7. 0,006 0,4 0,35 0,081 0,180
8. 0,006 0,4 0,40 0,1025 0,202

Tabel 12. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran

15
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Diameter Tinggi Jarak Jarak


No Lubang Muka Air Horizontal Vertikal Slope
. (d) (h) (x) (y) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,006 0,37 0,05 0,001 0,019
2. 0,006 0,37 0,10 0,005 0,043
3. 0,006 0,37 0,15 0,014 0,072
4. 0,006 0,37 0,20 0,0275 0,101
1,932
5. 0,006 0,37 0,25 0,042 0,125
6. 0,006 0,37 0,30 0,0575 0,146
7. 0,006 0,37 0,35 0,083 0,175
8. 0,006 0,37 0,40 0,108 0,200

Tabel 13. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran

16
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Diameter Tinggi Jarak Jarak


Lubang Muka Air Horizontal Vertikal Slope
No. (y)
(d) (h) (x) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,006 0,34 0,05 0,001 0,018
2. 0,006 0,34 0,10 0,006 0,045
3. 0,006 0,34 0,15 0,0165 0,075
4. 0,006 0,34 0,20 0,03 0,101
1,887
5. 0,006 0,34 0,25 0,0465 0,126
6. 0,006 0,34 0,30 0,0685 0,153
7. 0,006 0,34 0,35 0,0945 0,179
8. 0,006 0,34 0,40 0,122 0,204

Tabel 14. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran

17
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Diameter Tinggi Jarak Jarak


Lubang Muka Air Horizontal Vertikal Slope
No. (y)
(d) (h) (x) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,006 0,31 0,05 0,001 0,018
2. 0,006 0,31 0,1 0,006 0,043
3. 0,006 0,31 0,15 0,018 0,075
4. 0,006 0,31 0,2 0,034 0,103
1,857
5. 0,006 0,31 0,25 0,0535 0,129
6. 0,006 0,31 0,3 0,078 0,155
7. 0,006 0,31 0,35 0,104 0,180
8. 0,006 0,31 0,4 0,135 0,205

Tabel 15. Pencatatan Hasil Pengamatan Koefisien Kecepatan Aliran

18
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Diameter Tinggi Jarak Jarak


Lubang Muka Air Horizontal Vertikal Slope
No. (y)
(d) (h) (x) (Kemiringan)
(m) (m) (m) (m) (m)
1. 0,006 0,28 0,05 0,002 0,024
2. 0,006 0,28 0,1 0,008 0,047
3. 0,006 0,28 0,15 0,02 0,075
4. 0,006 0,28 0,2 0,037 0,102
1,901
5. 0,006 0,28 0,25 0,06 0,130
6. 0,006 0,28 0,3 0,085 0,154
7. 0,006 0,28 0,35 0,116 0,180
8. 0,006 0,28 0,4 0,152 0,206

Plot x versus dan hitung kemiringan dari grafik yang dihasilkan. Koefisien
kecepatan Cv dapat dihitung:

19
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

2.5.5. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air tetap (constant head)

Tabel 16. Pencatatan Pengamatan Koefisien Debit pada Kondisi Constant Head

Diameter Tinggi
Waktu Debit Rata-
Lubang Muka Volume (V)
(t) Rata (Qt) Slope
No. (d) Air (h)
(Kemiringan)
(m) (m) (m3) (detik) (m3/detik) ( )
1 0,006 0,4 0,000315 5 0,0000630 0,63246
2 0,006 0,37 0,000307 5 0,0000614 0,60828
3 0,006 0,34 0,000283 5 0,0000566 0,5831 0,000142
4 0,006 0,31 0,000254 5 0,0000508 0,55678
5 0,006 0,28 0,00025 5 0,0000500 0,52915

20
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Plot debit rata-rata Qt dengan dan hitung kemiringan grafik yang dihasilkan.
Koefisien debit Cd dapat dihitung:

2.5.2. Menghitung koefisien debit pada kondisi muka air berubah (varying head)
Tabel 17. Pencatatan Pengamatan Koefisien Debit Pada Kondisi Varrying Head

Diameter Luas Tinggi


Waktu
Lubang Reservoir Muka Air
(t) Slope
No. (d) (Ar) (h)
(Kemiringan)
(m) (m) (m) (detik) ( )
1 0,006 0,001812 0,373 10 0,61074
2 0,006 0,001812 0,343 20 0,58566
3 0,006 0,001812 0,316 30 0,56214
0,002424
4 0,006 0,001812 0,288 40 0,53666
5 0,006 0,001812 0,263 50 0,51284
6 0,006 0,001812 0,238 60 0,48785

21
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Plot t waktu terhadap dan hitung kemiringan grafiknya. Koefisien debit Cd dapat
dihitung :

2.6. Kesimpulan
1. Apakah dapat dibenarkan mengasumsikan bahwa nilai Cd adalah konstan pada aliran
tetap (steady state) ?
2. Bandingkan nilai Cd yang diperoleh dari constan dan falling head (varrying) test. Nilai
mana yang lebih realitis ?
Jawab:
1. Nilai Cd konstan karena nilai Cd bergantung pada luas lubang aliran dan luas
reservoir dan juga dipengaruhi oleh kemiringan (slope) baik constan maupun
falling head
2. Yang lebih realistis adalah nilai Cd falling head karena nilai dari slope maupun Cd
yang diperoleh bedasarkan tinggi muka air yang bervariasi.

22
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

2.8. Dokumentasi

23

Anda mungkin juga menyukai