Anda di halaman 1dari 3

METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS

ANGELES

A. Referensi
a. NSPM Kimpaswil Bagian 2 Edisi 1 Desember 2002
b. Silvia Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya, November 1999 (Hal 51)
c. Sumber-sumber lain

B. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui, menentukan dan memahami Keausan Agregat.

C. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menggunakan peralatan sesuai fungsinya.
b. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan ketahanan agregat terhadap keausan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles.

D. Dasar Teori
1. Daya Tahan Agregat adalah ketahanan agregat untuk tidak hancur/pecah oleh
pengaruh mekanis maupun kimia
2. Degradasi didefinisikan sebagai kehancran agregat menjadi partikel-partikel yang
lebih kecil akibat pengaruh mekanis yang diberikan pada waktu penimpunan
pemadatan ataupun oleh beban lalu lintas.
3. Disintegrasi didefinisikan sebagai pelapukan pada agregat menjadi butir-butir halus
akibar pengaruh kimiawi seperti kelembaban, kepanasan ataupun perbedaan
temperature sehari-hari.
4. Dengan mesin Los Angeles, hal yang dapat diuji adalah karena pengaruh mekanis
atau degradasi saja. Sedangkan disintegrasi dengan metode uji yang lain.
5. Factor yang mempengaruhi tingkat degradasi adalah:
a. Jenis agregat
b. Gradasi agregat
c. Bentuk agregat
d. Ukuran partikel
e. Energi pemadatan
6. Berikut tabel cara pengujian dengan mesin abrasi Los Angeles:
Benda Uji pada ayakan
Gradasi Jumlah Jumlah
Cara No.
Agregat Bola Putaran
Lolos Tertahan
A A 1 ½” 3/8” 12 500
B B 3/4” 3/8” 11 500
C C 3/8” No. 4 8 500
D D No. 4 No. 8 6 500
E E 3” 3” 12 1000
F F 2” 1” 12 1000
G G 1 ½” ¾” 12 1000

7. Perhitungan kadar air agregat:


(𝑎 − 𝑏)
𝐾𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡: 𝑥 100%
𝑎
Keterangan:
a = berat benda uji semula (gram)
b = berat benda tertahan saringan no. 12 (gram)
8. Standart keausan agregat:
a. Nilai abrasi > 40%, agregat tidak mempunyai kekerasan yang cukup untuk
digunakan sebagi bahan/material perkerasan.
b. Nilai abrasi < 30%, baik sebagai lapisan penutup.
c. Nilai abrasi < 40%, baik untuk bahan lapis permukaan dan lapis pondasi atas.
d. Nilai abrasi < 50%, baik untuk bahan lapisan lebih bawah.

E. Peralatan dan Bahan


1. Saringan No. 12 (1,7 mm)
2. Timbangan/neraca kapasitas 1kg dengan ketelitian 5 gr
3. Oven dilengkapi pengatur suhu 110˚ ± 5˚C
4. Mesin Abrasi Los Angeles dilengkapi dengan bola-bola baja dengan diameter rata
4,68 cm dan berat masing-masing antara 400-440 gr.
5. Peralatan Safety (sarung tangan, masker, ear plug, sepatu safety) dan baju praktikum.

F. Langkah Kerja
1. Baca dan pahami modul sebelum melakukan metode pengujian.
2. Gunakan baju praktikum dengan benar.
3. Gunakan peralatan safety untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja selama
pengujian.
4. Siapkan peralatan yang diperlukan sesuai petunjuk instruktur dan teknisi.
5. Penyiapan agregat di laboratorium dengan memilih agregat sesuai salah satu cara
pengujian dengan ditimbang dan keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110˚
± 5˚C) sambai berat tetap (a).
6. Masukkan benda uji ke dalam mesin abrasi Los Angeles.
7. Putar dengan kecepatan 30 – 33 rpm dengan jumlah putaran sesuai ketentuan.
8. Selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan
no. 12 (1,7 mm), butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih, selanjutnya
dikeringkan dalam oven dengan suhu (110˚ ± 5˚C) sampai berat tetap (b).
9. Hitunglah presentase keausan agregat.
10. Lebih akurat jika merupakan rata-rata dari 2 kali pengujian.

G. Data Hasil Praktikum dan Perhitungan


Berat benda uji semula (a) =
Berat benda uji tertahan saringan no. 12 (b) =
Keausan agregat (%) =

H. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai