1. PENDAHULUAN
a) Maksud Dan Tujuan
Maksud
Maskud dari praktikum ini adalah untuk menentukan tingkat keausan
agregat dengan menggunakan mesin los angeles.
Tujuan
Tujuan Umum
• Dapat menentukan tingkat keausan agregat dengan
menggunakan mesin los angeles.
Tujuan Khusus
• Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian keausan
agregat dengan mesin los angeles dengan baik dan benar.
• Dapat mengenal dan menggunakan peralatan pengujian
dalam pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
dengan baik dan benar.
• Dapat mengamati dan mencatat data hasil pengujian yang
dilakukan dengan cermat dan teliti.
c) Dasar Teori
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketahanan aus kerikil/batu pecah dengan menggunakan alat mesin
Los Angeles. Pengujian ketahanan aus kerikil dengan cara ini
memberikan gambaran yang berhubungan dengan kekerasan dan
kekuatan kerikil, serta kemungkinan terjadinya pecah butir-butir
kerikil selama penumpukan, pemindahan maupun selama
pengangkutan. Kekerasan kerikil berhubungan pula dengan kekuatan
beton yang dibuat. Pada umumnya agregat kasar diisyaratkan bagian
yang hancur tidak boleh lebih dari 10 persen setelah putaran yang
ke-100, dan tidak boleh lebih dari 40 persen setelah putaran ke-500.
Keausan yang diperoleh berupa perbandingan antara berat bahan
yang aus (lewat lubang ayakan nomor 12) dan berat semula, dalam
persen.
Mesin yang digunakan untuk pengujian keausan adalah
mesin los angeles. Mesin ini berbentuk slinder dengan diameter 170
cm yang terbuat dari baja. Dalam pengujian ini menggunakan bola-
bola baja yang berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai bantu untuk
menghancurkan agregat. Jumlah bola yang digunakan tergantung
dari tipe gradasi dan agregat yang diuji. Yang dimaksud dengan
keausan merupakan perbandingan antara berat bahan aus lewat
saringan no 8 dan tertahan di saringan no 16 terhadap berat semula
dalam persen. Untuk menguji kekuatan agregat kasar dapat
mengguankan bejana Rudolf ataupun dengan alat uji los angeles test.
Di dalam mesin los angeles terdapat sirip yang berfungsi
sebagai pembalik material yang diuji dan lama pengujian tergantung
dari jumlah berat material.
d) Langkah Kerja
• Persiapan
Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
dalam pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles.
• Jalannya praktikum
o Memasukan benda uji dan bola – bola baja kedalam
mesin Los Angeles.
o Memutar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm,
sebanyak 500 putaran untuk gradasi A,B,C dan D,
sedangkan untuk gradasi E,F dan G sebanyak 100
putaran.
o Mengeluarkan benda uji dari dalam mesin.
o Memasukkan butiran agregat kasar kedalam mesin Los
Angeles dan putar mesin sebanyak 400 kali ( jadi dengan
putaran yang pertama berjumlah 500 kali ).
o Mengeluarkan benda uji dari mesin Los Angeles.
II ISI
a) Data Pengamataan
• Perhitungan
o 100x pemutaran
Keterangan :
A = Berat benda uji semula (gram)
B = Berat benda uji setelah 100 kali pemutaran (gram)
o 500x pemutaran
Keterangan :
A = Berat benda uji semula (gram)
C = Berat benda uji setelah 500 kali pemutaran (gram)
b) Analisis
• Analisa Percobaan
Percobaan dilakukan pada tanggal 10 September 2018.
Percobaan dimulai dengan menimbang wadah untuk kerikil kemudian
menimbang kerikil sebanyak 5 kg. Pengenalan kepada mesin Los Angeles, dari
cara membuka penutup mesin dan menutup mesin dengan menggunakan kunci
inggris. Percobaan seharusnya dilakukan dengan memasukan benda uji yaitu
berupa kerikil yang sudah dicuci dan dikeringkan dioven lalu di saring
menggunakan saringan nomor 12, tapi itu tidak dilakukan karena dapat
mengganngu aktivitas belajar dikelas lain karena suara bising yang ditimbulkan
karena mesin di lab belum disertai penanggkal suara dari kebisingan mesin.
Percobaan hanya dilakukan dengan memasukkan kesebelas bola besi
dimasukkan secara perlahan ke dalam mesin. Penutup mesin
dikunci,lalu mesin dinyalakan dengan dengan pengaturan untuk 100 putaran tapi
di lakukan hanya 3 kali putaran dikarenakan suara yang ditimbulkan amat sangat
menggangu. Lalu penutup mesin di buka kembali. Walau tidak dilakukan
sepenuhnya, dosen tetap menjelaskan tahapan praktikum yang semestinya.
• Analisa Data
Setelah dilakukan pemutaran sebanyak 100x, didapatkan data
untuk masing-masing kelompok adalah 4.85, 3.60, 3.78, 4.59, 4.75
dan 4.20. dan setelah diputar kembali hingga 500x putaran, berat
masing-masing agregat berkurang, yaitu 3.60, 3.20, 3.60, 4.20, 4.10
dan 4.00. Pengurangan ini diakibatkan semakin meningkatnya
pecahan agregat yang menembus saringan nomor 12.
Setelah diperhitungkan, untuk pemutaran sebanyak 100x
menghasilkan presentase keausan sebanyak 14.1% dan untuk
pemutaran sebanyak 500x menghasilkan presentase keausan
sebanyak 33.34%. Dari nilai yang didapat, dapat dipastikan bahwa
agregat yang diuji tidak cocok untuk digunakan sebagai bahan
campuran pembuatan beton jalan raya karena agregat sangat rentan
• Analisis Kesalahan
Pada praktikum kali ini, terdapat beberapa faktor kesalahan yang
mempengaruhi hasil akhir praktikum.
o Praktikum dilakukan tidak optimal dikarenakan kebisingan
yang ditimbulkan mesin saat praktikum.
o Hasil rata - rata pada perihitungan praktikum kali ini tidak
sesuai ketentuan yaitu seharusnya di 100 kali putaran nilai
rata – ratanya tidak boleh lebih dari 10 % . Namun pada
putaran ke 500 hasil yang diperoleh sesuai dengan ketentuan
yaitu tidak lebih dari 40%.
c) Aplikasi
• Banyak objek bangunan sipil yang sangat dipengaruhi oleh kondisi
agregat, terutama pada tingkat keausan agregat. Contohnya pada
pekerjaan jalan, baik yang perkerasan kaku (rigid pavement) ataupun
perkerasan lentur (flexible pavement), agregat akan mengalami
proses lainnya seperti pemecahan, pengikisan akibat cuaca,
pengikisan ketika pencampuran dan akibat penghamparan dan
pemadatan.
• Pada bangunan gedung pun tingkat keausan agregat sangat
diperhitungkan, karena sangat mempengaruhi kekuatan bangunan itu
sendiri.
d) Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
• Keausan rata-rata agregat pada 100x pemutaran adalah 14.1%
dan pada 500x pemutaran adalah 33.34%.
e) Referensi
• Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu
Beton, Laboratorium Teknik Sipil: Universitas Bakrie
• Iriyanto, Nur. 2017. Laporan pemeriksaan agregat. Scribd.com
12/09/2018
• Hmtl. 2011. documents pemeriksaan keausan agregat dengan
mesin los angeles. dokumen.tips 12/09/2018
f) Lampiran
Kelompok :2
Paraf Nilai :
I. PENDAHULUAN
a) Maksud Dan Tujuan
Maksud
Maskud dari praktikum ini adalah untuk menentukan % indeks
kepipihan suatu agregat yang dapat digunakan dalam campuran
beraspal.
Tujuan
• Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian indeks
kepipihansuatu agregat.
• Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian indeks
kepipihan suatu agregat dengan baik dan benar.
• Dapat melakukan pencatatan data dan analisa yang diperoleh.
• Dapat menyimpulkan besarnya nilai indeks kepipihanyang diuji
berdasarkan standar yang dipakai untuk perkerasan jalan.
c) Dasar Teori
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui bentuk agregat
dan juga untuk mengetahui presentase julah agregat yang pipih dari
suatu sampel agregat, seperti yang tercantum dalam British Standard
Institution, BSI (1975) yang membagi agregat dalam enam kategori
yaitu : bulan (rounded), tidak beraturan (irregular), bersudut
(angular), pipih (flaky), lonjong (alongated), pipih dan lonjong
(flaky and alongated). Collist (1985) mendefinisikan bahwa agregat
berbentuk pipih jika agregat tersebut lebih tipis minimal 60% dari
diameter rata-rata. Sedangkan agragat lonjong jika ukuran
panjangnya lebih panjang minimal 180% diameter rata-rata.
Diameter rata-rata dihitung berdasarkan ukuran saringan.
d) Langkah Kerja
• Persiapan
• Jalannya praktikum
o Menimbang wadah yang akan di gunakan untuk
mengambil agregat kasar.
o Mengambil agregat kasar sebanyak 1 kg.
o Masukkan agregat sesuai dengan alat pengukur
kepipihan.
o Memisahkan sesuai dengan agregat nya masing –
masing.
o Menimbang masing – masing agregat sesuai dengan
yang dipisahkan tadi
o Mendapat hasil dari peninbangan masing masing agregat
sesuai dengan kepipihan agregat.
II ISI
a) Data Pengamataan
No. Saringan Berat % tertahan Lolos uji Tertahan uji
tertahan kepipihan kelonjongan
1 4.9 50 5 50 50
2 7.2 124 12,4 124 124
3 10.2 118 11,8 118 118
4 14.4 213 12,4 213 213
5 19.7 179 17,9 179 179
6 20.3 90 9 90 90
7 33.9 0 0 0
Total M1 = 1000 M2 = 1000
M3F = 774
M3E = 774
INDEKS KEPIPIHAN (%) = M3F/M2 = 774/1000 × 100% = 77,4 %
INDEKS KELONJONGAN (%) = M3E/M2 = 774/1000 × 100% = 77,4 %
Tabel 1 – Data Pengujian Indeks Kepipihan Dan Kelonjongan Agregat
ெଷி
Indeks Kepipihan = × 100
ெଶ
= 774/1000 × 100%
= 77,4 %
ெଷா
Indeks kelonjongan = × 100
ெଶ
= 774/1000 × 100%
= 77,4 %
b) Analisis
• Analisa Percobaan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahu persentase setiap
klasifikasi kepipihan dalam 1000 gram agregat, pada pengujian ini
alat yang digunakan untuk menguji kepipihan adalah flakiness gauge
dan bajan uji yang digunakan adalah split, pengjian dilakukan
dengan mencocokkan bahan uji ke flakiness gauge, bahan uji
dimasukkan satu persatu agar didapan hasil yang lebih teliti tentang
lubang mana yang paling sesuai dengan kepipihannya.
• Analisa Data
Pada analisis data dihitung persentase setiap klasifikasi
dengan perbandingan berat awal dari bahan uji, sehingga rumus yang
௧ ௦௧ ௗ ௦௦
di gunakan adalah x 100%, maka di dapat
௧ ௪ ௗ ௨
• Analisis Kesalahan
Pesentase yang dihasilkan tidak berjumlah 100% hal ini
disebabkan karena sebelum disaring dan di klasifikasikan spilt tidak
di cuci terlebih daluhulu sehingga saat dilakukan penimbangan awal
berat di pengaruhi dengan berat agregat halus seperti pasir yang
menempel pada batu, dan pada saat dilakukan praktikum agregat
halus sebagian terlepas dari split sehingga jumlah semua berat awal
berbeda dengan jumlah semua berat akhir yang selanjutnya
mnempengaruhi penghitungan persentase.
c) Aplikasi
Banyak objek bangunan sipil yang sangat membutuhkan
pengelompokan agregat sesuai dengan ukuran agrekat tersebut.
Karena itu sangat mempengaruhi kualitas beton yang akan di
gunakan pada suatu bangunan. Apabila campuran agregat tidak
diperhitungkan secara benar maka akan berimbas pada bagunan
tersebut. Contoh pada pembuatan jalan jika agregat tidak sesuai
dengan volume kendaraan misalkan, maka yang terjadi pada jalan
tersebut yaitu cepat sekali rusak atau hancur.
d) Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
• agregat yang disortil atau dikelompokan tidak semua masuk
atau lolos ke lubang yang sama melainkan 1 kg agregat terbagi
menjadi 6 kelompok kepipihan agregat.
• setelah ditimbang ke 6 kelompok agregat tersebut memiliki
berat yang berbeda – beda.
• Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Alat
Pengukur Panjang Pipih 1 Set yang terdiri dari 7 lubang
pengukuran kepipihan agregat. Dari 7 lubang tersebut tidak
semua terpakai atau lolos oleh agregat, hanya 6 lubang saya
yang dapat digunakan untuk menguji kepipihan agregat.
.
e) Referensi
• RSNI-T-01-2005 ; Cara uji butiran agregat kasar berbentuk
pipih, lonjong, atau pipih dan lonjong
• SNI 03-4137-1996 untuk pengujian kepipihan dan kelonjongan.
• Iriyanto, Nur. 2017. Laporan pemeriksaan kepipihan dan
kelonjongan agregat. Scribd.com 13/09/2018
f) Lampiran