Silinder ini dilengkapi dengan bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm dan
berat masing-masing antara 390-445 gram atau sesuai dengan gradasi benda uji.
Untuk mengetahui nilai Los Angeles silinder diputar dengan kecepatan 30-33 rpm.
Caranya dengan mengukur butiran yang pecah pada akhir putaran ke 100 kali yang
pertama dibandingkan dengan 500 kali. Umumnya jika butiran yang pecah pada
akhir ke 100 sudah lebih besar dari 20% daripada 500 dianggap bagian yang lunak
sudah terlalu banyak.
Menguji kekuatan agregat dapat menggunakan mesin abrasi Los Angeles sesuai
dengan SII/SNI (PB. 1989) cara uji kekuatan dengan menggunakan mesin abrasi
BAB 4 KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOSS ANGELES
Los Angeles. Mesin ini berupa silinder baja yang tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter 71 cm dan panjang 50 cm
Metode pengujian ini sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan mempergunakan mesin abrasi Los Angeles. Tujuannya
untuk mengetahui angka keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara
berat bahan aus lolos saringan nomor 12 (1,7 mm) terhadap berat semula, dalam
persen. Peralatan yang digunakan sebagai berikut: mesin abrasi Los Angeles,
saringan nomor 12 (1,7 mm), timbangan, bola-bola baja dan oven. Keausan agregat
kasar yang disyaratkan oleh Peraturan Beton bertulang Indonesia (PBI 1971 N.I-2)
adalah sebagai berikut: kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles, dengan mana tidak boleh terjadi
kehilangan berat lebih dari 40%.
Cara uji ini sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap
keausan dengan menggunakan mesin abrasi Los Angeles. Keausan dapat diartikan
sebagai partikel yang berada disekitar yang melepaskan diri dari partikel induknya
yang disebabkan oleh gaya tekanan atau gesekan sehingga mengakibatkan masa
benda yang mengalami keausan berkurang.
Menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat menggunakan mesin
abrasi Los Angeles. Tujuannya untuk mengetahui angka keausan yang dinyatakan
dengan perbandingan antara berat bahan aus terhadap berat semula dalam persen.
Acuan yang diterapkan dalam pengujian keausan agregat ini antara lain; SNI 03-
1968-1990 metode pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar, SNI 03-
6865-2002 tata cara pelaksanaan program uji antar laboratorium uuntuk penentuan
presisi metode bahan konstruksi, SNI 03-6889-2002 tata cara pengambilan contoh
agregat, SNI 13-6717-2002 tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat,
ASTM C 125 terminology relating to concrete aggregate, ASTM C 131-01 atau
AASHTO T 96-02 standard test method for resistance to degradation of small-size
coarse aggregate by abrasion and impact in the Los Angeles machine, ASTM C
535-96 standard test method for resistance to degradation of large size coarse
aggregate by abrasion and impact in the Los Angeles machine.
Pengujian dengan menggunakan Los Angeles Machine adalah suatu cara pengujian
agregat yang berprinsip menguji agregat dengan pukulan dan gesekan. Pada saat
pencampuran agregat berlangsung didalam mesin mix, agregat tersebut akan
mengalami gesekan antara agregat yang satu dengan agregat yang lainnya. Jika nilai
abrasinya besar maka agregat yang berada didalam mesin mix akan mengalami
banyak yang pecah, sehingga akan diketahui kebutuhan aspal tidak sesuai dengan
rencana. Hal itu diakibatkan oleh banyaknya permukaan agregat yang harus
diselimuti oleh aspal tersebut. Akibat dari agregat yang tidak tahan aus, antara lain
sebagai berikut :
b. Mengeluarkan benda uji dari oven, kemudian timbang sesuai dengan saringan
yang telah digunakan atau yang telah ditetapkan pada tabel berat dan gradasi
benda uji (Tabel 5.1);
c. Memasukan benda uji kedalam mesin LAA dengan jumlah bola 11 buah atau
sesuai tabel berat dan gradasi benda uji 1 (Tabel 5.1); d. Memutar mesin LAA
sebesar 30-33 rpm, dengan jumlah putaran sebanyak 500 putaran (15 menit) atau
sesuai tabel berat dan gradasi benda uji (Tabel 5.1 Terlampir);
e. Setelah 500 putaran kemudian keluarkan benda uji dari mesin, lalu cuci sampai
bersih kemudian masukan kembali kedalam oven selama ± 24 jam (sampai
beratnya tetap).
Hari Ketiga :
a. Setelah 24 jam keluarkan benda uji dari oven dan dinginkan didalam dessicator;
b. Setelah dingin, timbang benda uji dan catat hasilnya (B).
Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus berikut :
a-b x 100% (5.1)
a
Mulai
Menguji
Memutar mesin
Selesai
= 42%
4.8 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan sarannya adalah sebagai berikut.
4.8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan hasil dari nilai keausan, yaitu
sebagai berikut :
Nilai keausan agregat kasar belum memenuhi standar yang baik untuk perkerasan
jalan dan juga campuran beton, karena tidak sesuai dengan Standar PBI 1971
N.1-2 bahwa untuk campuran yang baik keausan harus kurang dari 40 %. Karena
pada saat mencuci agregat ada yang beberapa terbuang.
Tidak
Keausan Agregat dengan
42% 40% memenuhi
Mesin Los Angeles Abration
standar
4.8.2 Saran
Berikut ini terdapat beberapa saran dalam melakukan percobaan yang
diantaranya adalah :
a. Sebaiknya ketika mencuci benda uji dilakukan dengan teliti dan berulang kali
agar benda uji benar – benar terbebas dari kotoran organik atau lumpur.
b. Melakukan dengan hati-hati jika memasukkan benda uji ke dalam gelas ukur,
agar tidak berjatuhan.
c. Sebelum menimbang berat benda uji pastikan benda uji sudah mencapai suhu
normal, karena ketika masih berada pada suhu oven, volume benda uji akan
memuai dan dapat mempengaruhi beratnya.
d. Membaca dengan teliti saat mencatat hasil timbangan.
LAMPIRAN
KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES
1. a = 5000 gr a−b
Keausan I = x 100% = 40,8 %
𝑎
b = 3506,5 gr
˂ 40 % (Tidak Memenuhi)
a – b = 1433,5 gr
:
Asisten Laboratorium