PERCOBAAN III
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT MENGGUNAKAN ALAT ABRASI
LOS ANGELES
(LOS ANGELES ABRASION TEST)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pekerja sipil khususnya sipil transportasi, objek bangunan yang dikerjakan
sangat di pengaruhi oleh kondisi agregat terutama gregat akan mengalami pada tingkat
keausan agregat. Sperti pada pekerja jalan, agregat akan mnegalami proses tambahan
sperti pemecahan, pengikisan akibat cuaca, pengikisan Ketika pencampuran dan akibat
penghamparan dan pemadatan.
Setelah itu jalan dapat dioprasikan, agregat akan mengalami proses pengausan oleh
roda-roda kendaraan. Oleh karena itu, agregat harus mendapat perlakuan khusus untuk
mengetahui daya tahan terhadap keausan. Secara umum agregat harus memiliki daya
yang cukup terhadap:
- Pemecahan (crusting)
- Penurunanmutu (degradation)
- Penghancuran (didinteration)
Pada kontruksi pekerjaan jalan, penggunaan agregat yang tidak memenuhi syarat
keausan akan mengakibatkan antara lain; terganggunya kestabilan kontruksi perkerasan
dan terganggunya pelekatan aspal terhadap agregat.
Mesin Los Angeles merupakan salah satu mesin untuk pengujian keausan/abrasi agregat
kasar, yang memiliki kemampuan agregat untuk menahan gesekan, dihitung
berdasarkan kehancuran agregat tersebut yaitu dengan cara mengayak agregat
menggunakan saringan No. 12.
B. Tujuan Percobaan
Memahami salah satu bentuk test durabilitas agregat dengan cara mekanis yakni
dengan Los Angeles Abrasion Test yang merujuk pada SNI 2417-2008.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan ketahanan agregat kasar yang lebih
kecil dari 1 1/2 ̎ (37,5 mm) terhadap keausan menggunakan alat los angeles.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
- Kerusakan mekanis.
Dalam uji abrasi ini tipe tes durabilitas yang diambil adalah tipe tesikerusakan
mekanis. Tipe tes kerusakan mekanis ini sendiri memiliki berbagaiimacam tipe,
contohnya:
Polished Stone Value. (Nilai Batu Yang Diproses) Nilai Abrasi Los Angeles ini
menggunakan prinsip perontokan agregatimelalui benturan dan penggulingan antar
partikel dan bola baja.
Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan No.12 (1,7 mm)
terhadap berat semula dalam persen. Untuk menguji kekuatan agregat kasar dapat
menggunakan bejana Rudolf atau pundengan alat uji Los Angeles test.
Mesin yang digunakan untuk pengujian keausan ini adalah mesin Los Angeles.
Mesin ini berbentuk silinder dengan diameter 70 cm yang terbuat dari baja. Dalam
pengujian ini menggunakan bola-bola baja yang berukuran 4-6 cm sebagai nilai bantu
untuk menghancurkan agregat. Jumlah bola yang digunakan tergantung dari tipe gradasi
dan agregat yang di uji.
1. Apabila nilai keuasan yang di peroleh> 40%, maka agregat yang uji tidak baik di
gunakan dalam bahan perkerasan jalan.
2. Apabila nilai keausan agregat yang di peroleh< 40%, maka agregat yang uji baik
digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
Pemeriksaan ini di maksudkan untuk menentukan ketahanan atau kekuatan
agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Ketahanan
atau kekuatan agregat akan membatasi kekuatan beton yang dapat di capai bilamana
kekuatan agregat tersebut kurang atau kira-kira sama dengan kekuatan beton dengan di
rencanakan. Namun demikian biasanya sebagian besar agregat yang tersedia,
kekuatannya masih lebih besar dari kekuatan beton.
A−B
Keausan = 100%
A
Keterangan:
A = adalah berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Peralatan
1) Mesin Abrasi Los Angeles, yaitu mesin yang terdiri dari silinder baja tertutup pada
kedua sisinya dengan diameter 71 cm (28”) dan panjang 50 cm (20”). Silinder ini
bertumpu pada dua poros pendek tidak menerus yang berputar pada poros
mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan sampel, penutup lubang terpasang
rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Di bagian dalam silinder
terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,59”).
2) Bola-bola baja mempunyai diameter rata-rata 4,86 cm (1 7/8”) dan berat masing-
masing antara 400 gram sampai 440 gram.
4) Pengunci mesin.
B. Bahan
Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu,
dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150 mm.
Sampel harus bersih dari pelapis yang melekat dan debu, serta sampel telah dipisahkan
sesuai gradasi kemudian digabungkan sesuai pada tabel 3.1.
Lewat Tertahan A B C D
37,5 25,4
(3/2") (1") - - - -
25,4 19,0
(1") (3/4") 1250 - - -
19,0 12,5
(3/4) (1/2") 1250 - - -
12,5 9,5
(1/2") (3/8") 1250 2500 - -
9,5 6,3
(3/8") (1/4") 1250 2500 2500 -
6,3 4,75
(1/4") (No.4) - - 2500 -
4,75 2,36
( No.4) (No.8) - - - -
Jumlah Bola 12 11 8 6
C. Prosedur pelaksanaan
1. Siapkan saringan fraksi D, sendok logam dan talam untuk pengambilan sampel.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
FRAKSI D
A−B
Nilai Keausan Los Angeles = 100%
A
5000−4000
= 100%
5000
5000−3695
5000
= 20%
Hasil Spesifikasi
Cara
Jenis Pemeriksaan Uji Bina Marga Satuan
Pemeriksaan
Sampel Min Maks
FRAKSI D
B. Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
1. Sampel agregat yang diuji merupakan agregat yang baik digunakan dalam
konstruksi.
2. Nilai keausan agregat yang tidak baik digunakan dalam konstruksi adalah
40%.
3. Dari hasil percobaan pengujian keausan agregat menggunakan alat abrasi
Los Angeles, diperoleh persentase sebesar 23,6 %.
B. SARAN
Daftar Pustaka
SNI 2417-2008. Metode Pengujian Keausan Agregat Menggunakan Alat Abrasi Los Angeles.
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Tonapa, Suryanti Rapang. 2017. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Universitas Kristen
Indonesia Paulus, Makassar
LAMPIRAN
A. FOTO ALAT
B. FOTO BAHAN
C. FOTO KEGIATAN
D. FOTO KELOMPOK
KELOMPOK II