Anda di halaman 1dari 19

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

PERCOBAAN III
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT MENGGUNAKAN ALAT ABRASI
LOS ANGELES
(LOS ANGELES ABRASION TEST)

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada pekerja sipil khususnya sipil transportasi, objek bangunan yang dikerjakan
sangat di pengaruhi oleh kondisi agregat terutama gregat akan mengalami pada tingkat
keausan agregat. Sperti pada pekerja jalan, agregat akan mnegalami proses tambahan
sperti pemecahan, pengikisan akibat cuaca, pengikisan Ketika pencampuran dan akibat
penghamparan dan pemadatan.

Setelah itu jalan dapat dioprasikan, agregat akan mengalami proses pengausan oleh
roda-roda kendaraan. Oleh karena itu, agregat harus mendapat perlakuan khusus untuk
mengetahui daya tahan terhadap keausan. Secara umum agregat harus memiliki daya
yang cukup terhadap:

- Pemecahan (crusting)
- Penurunanmutu (degradation)
- Penghancuran (didinteration)

Ketahanan agregat terhadap keausan akibat pengikisan dapat diketahui melalui


precobaan laboratorium menggunakan mesin Los Angeles. Penggolongan tingkat
keausan agregat diindikasikan oleh nilaia brasi dari hasil pengujian Los Angeles.

- Agregat keras → nilai abrasi< 40%


- Agregat halus → nilai abrasi> 50%

Pada kontruksi pekerjaan jalan, penggunaan agregat yang tidak memenuhi syarat
keausan akan mengakibatkan antara lain; terganggunya kestabilan kontruksi perkerasan
dan terganggunya pelekatan aspal terhadap agregat.

Mesin Los Angeles merupakan salah satu mesin untuk pengujian keausan/abrasi agregat
kasar, yang memiliki kemampuan agregat untuk menahan gesekan, dihitung
berdasarkan kehancuran agregat tersebut yaitu dengan cara mengayak agregat
menggunakan saringan No. 12.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

Sebelum melakukan pengujian keausan/abrasi harus melakukan analisa ayak


terlebih dahulu untuk mengetahui gradasi agregat yang paling banyak, apakah masuk
tipe A, B, C, atau D, dan dapat menentukan banyaknya bola baja yang akan digunakan
dapat dilihat pada Grading of test sampel.

B. Tujuan Percobaan

Memahami salah satu bentuk test durabilitas agregat dengan cara mekanis yakni
dengan Los Angeles Abrasion Test yang merujuk pada SNI 2417-2008.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan ketahanan agregat kasar yang lebih
kecil dari 1 1/2 ̎ (37,5 mm) terhadap keausan menggunakan alat los angeles.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar

Durabilitas atau ketahanan terhadap keausan, sangat berpengaruh terhadap


kebutuhan akan jumlah agregat. Beberapa agregat yang memiliki kekuatan standar pun
akan mengalami kerusakan saat stockpile atau saat masa layan di jalan. Pada hakekatnya
ikatan antar butir partikel bisa kuat dan lemah, namun secara berulang menjadi lemah
karena sebagian akibat dari proses perendaman air seperti akibat cuaca dan lain-lain.
Ada dua aspek yang menguji durabilitas agregat ini, yaitu:

- Kerusakan akibat reaksi physico-chemical, seperti pelapukan.

- Kerusakan mekanis.

Dalam uji abrasi ini tipe tes durabilitas yang diambil adalah tipe tesikerusakan
mekanis. Tipe tes kerusakan mekanis ini sendiri memiliki berbagaiimacam tipe,
contohnya:

a. Aggregat Abrasion Value. (Nilai Abrasi Agregat)


b. Aggregat Attrition Value. (Nilai Gesekan Agregat)
c. Los Angeles Abrasion Value. (Nilai Abrasi Los Angeles)

Polished Stone Value. (Nilai Batu Yang Diproses) Nilai Abrasi Los Angeles ini
menggunakan prinsip perontokan agregatimelalui benturan dan penggulingan antar
partikel dan bola baja.

Abrasi : Proses pengausan/perusakan akibat dari terjadinya proses


pelemahan agregat akibat waktu dan proses alam, merupakan
salah satu aspek durabilitas dari agregat.
Durabilitas : Sifat keawetan/ ketahanan material terhadap faktor waktu iidan
lingkungan (cuaca).

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

Tes Mekanis : Tes durabilitas yang menggunakan cara mekanis dengan


iidiputar (aggregate attrition value), ditumbuk (Los Angeles
iiAbrasion Value), digesek (polished stone value).

Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan No.12 (1,7 mm)
terhadap berat semula dalam persen. Untuk menguji kekuatan agregat kasar dapat
menggunakan bejana Rudolf atau pundengan alat uji Los Angeles test.

Mesin yang digunakan untuk pengujian keausan ini adalah mesin Los Angeles.
Mesin ini berbentuk silinder dengan diameter 70 cm yang terbuat dari baja. Dalam
pengujian ini menggunakan bola-bola baja yang berukuran 4-6 cm sebagai nilai bantu
untuk menghancurkan agregat. Jumlah bola yang digunakan tergantung dari tipe gradasi
dan agregat yang di uji.

Berdasarkan SNI 2417-2008, keausan agregat tergolong sebagai berikut:

1. Apabila nilai keuasan yang di peroleh> 40%, maka agregat yang uji tidak baik di
gunakan dalam bahan perkerasan jalan.
2. Apabila nilai keausan agregat yang di peroleh< 40%, maka agregat yang uji baik
digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
Pemeriksaan ini di maksudkan untuk menentukan ketahanan atau kekuatan
agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Ketahanan
atau kekuatan agregat akan membatasi kekuatan beton yang dapat di capai bilamana
kekuatan agregat tersebut kurang atau kira-kira sama dengan kekuatan beton dengan di
rencanakan. Namun demikian biasanya sebagian besar agregat yang tersedia,
kekuatannya masih lebih besar dari kekuatan beton.

A−B
Keausan = 100%
A
Keterangan:
A = adalah berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

B = adalah berat benda uji tertahan saringan No. 12 (1,70 mm).

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Peralatan

1) Mesin Abrasi Los Angeles, yaitu mesin yang terdiri dari silinder baja tertutup pada
kedua sisinya dengan diameter 71 cm (28”) dan panjang 50 cm (20”). Silinder ini
bertumpu pada dua poros pendek tidak menerus yang berputar pada poros
mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan sampel, penutup lubang terpasang
rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Di bagian dalam silinder
terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,59”).

2) Bola-bola baja mempunyai diameter rata-rata 4,86 cm (1 7/8”) dan berat masing-
masing antara 400 gram sampai 440 gram.

3) Saringan untuk fraksi D : No.4 dan No.8

4) Pengunci mesin.

5) Saringan No. 12.

6) Timbangan dengan kapasitas 20 Kg dan ketelitian 1 gram.


7) Talam.
8) Stopwatch.

B. Bahan

Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu,
dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150 mm.

Hal-hal yang diperlukan dalam penyiapan sampel adalah sebagai berikut:

Sampel harus bersih dari pelapis yang melekat dan debu, serta sampel telah dipisahkan
sesuai gradasi kemudian digabungkan sesuai pada tabel 3.1.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

Tabel 3.1. Hasil Pegujian Keausan Agregat

Ukuran Saringan Berat dan Gradasi Benda Uji (gram)

Lewat Tertahan A B C D
37,5 25,4
(3/2") (1") - - - -
25,4 19,0
(1") (3/4") 1250 - - -
19,0 12,5
(3/4) (1/2") 1250 - - -
12,5 9,5
(1/2") (3/8") 1250 2500 - -
9,5 6,3
(3/8") (1/4") 1250 2500 2500 -
6,3 4,75
(1/4") (No.4) - - 2500 -
4,75 2,36
( No.4) (No.8) - - - -

Jumlah Bola 12 11 8 6

Berat Bola (gram) 5000 4584 3330 2500


Sumber: SNI 2417-2008

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

C. Prosedur pelaksanaan

Langkah-langkah kerja dalam pengujian ini adalah :

1. Siapkan saringan fraksi D, sendok logam dan talam untuk pengambilan sampel.

2. Saring agregat sesuai dengan saringan yang digunakan pada fraksi D.


3. Setelah itu benda uji ditimbang.
4. Sediakan sampel dan bola bola baja sebanyak 6 boleh lalu masukan kedalam mesin
Los Angeles dan putar sebanyak 500 putaran atau s 15 menit dengan kecepatan 30
sampai 33 rpm.
5. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
menggunakan saringan No. 12 (1.70 mm). (dalam mengeluarkan benda uji dalam
mesin pastikan tidak ada benda uji yang tertahan baik juga dalam proses
penyaringan).
6. Butiran yang tertahan di saringan No. 12 kemudian di timbang.
7. Catat hasil dari percobaan.
8. Bersikann dan kembalikan alat yang telah digunakan.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

FRAKSI D

Berat sampel semula (A) = 5000 gram

Berat sampel tertahan saringan No. 12 (B) = 3526 gram

A−B
Nilai Keausan Los Angeles = 100%
A

5000−4000
= 100%
5000
5000−3695
5000

= 20%

Tabel 4.1. Hasil Pegujian Keausan Agregat

Hasil Spesifikasi
Cara
Jenis Pemeriksaan Uji Bina Marga Satuan
Pemeriksaan
Sampel Min Maks

Nilai Ketahanan Agregat


Terhadap Keausan : SNI 2417-2008 20% - 40 %

FRAKSI D

Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Beton UKIP Makassar

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

B. Pembahasan

Prinsip pengujian Los Angeles adalah pengukuran agregat dari gradasi


standarnya akibat kombinasi abrasi, tekanan, dan penggilasan di dalam drum baja.
Presentase kehausan harus ≤ 40%. Pemeriksaan ini di maksudkan untuk
menentukan ketahanan agregat kasar yang lebih kecil dari 37,5 mm (1 1/2)
terhadap kehausan.

Durabilitas atau ketahanan terhadap kerusakan sangat berpengaruh terhadap


kebutuhan akan jumlah agregat, dimana pada hakikatnya ikatan antar butir partikel
bisa kuat dan lemah, namun secara berulang bisah menjadi lemah karena akibat
dari perendaman air seperti cuaca, pembekuan, dan lain-lain.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN

1. Sampel agregat yang diuji merupakan agregat yang baik digunakan dalam
konstruksi.
2. Nilai keausan agregat yang tidak baik digunakan dalam konstruksi adalah
40%.
3. Dari hasil percobaan pengujian keausan agregat menggunakan alat abrasi
Los Angeles, diperoleh persentase sebesar 23,6 %.

B. SARAN

1. Sebelum melakukan percobaan praktikum sebaiknya praktikum mempersiapkan


dan memperlihatkan alat-alat yang digunakan dalam kondisi baik
2. Semua praktikan wajib berperan aktif selama praktikum berlangsung.
3. Sebaiknya praktikan menjaga kebersihan laboratorium.
4. Pada saat melakukan percobaan sebaiknya praktikum menjaga agar alat
yang digunakan tetap dalam kondisi baik.
5. Sebelum memutar mesin Los Angeles sebaiknya mur pada penutup mesin
dikencangkan dengan kuat agar tidak terlepas.
6. Setelah melakukan percobaan alat yang digunakan dibersihkan dan
dikembalikan pada tempatnya

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

Daftar Pustaka

SNI 2417-2008. Metode Pengujian Keausan Agregat Menggunakan Alat Abrasi Los Angeles.
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Tonapa, Suryanti Rapang. 2017. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Universitas Kristen
Indonesia Paulus, Makassar

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

A. FOTO ALAT

Gambar 1.1 Saringan


Gambar 1.2 Talam
3/4”,1/2”,3/8”

Gambar 1.3 Sendok Aggregat Gambar 1.4 Timbangan

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

Gambar 1.5 Mesin Los Angeles Gambar 1.6 Stopwatch

Gambar 1.7 Ember Gambar 1.8 Bola Bola Baja


Gambar 1.7 Alat Pengunci

B. FOTO BAHAN

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

Gambar 2.1 Agregat 1 yang tertahan


di saringan nomor 1/2”

Gambar 2.2 Agregat 2 yang tertahan di saringan nomor


3/8”

C. FOTO KEGIATAN

Gambar 3.1 Menyaring agregat Gambar 3.2 Menimbang agregat


menggunakan saringan untuk mendapatkan berat awal
3/4",1/2”,3/8”

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

Gambar 3.3 Memasukan agregat Gambar 3.4 Menyaring agregat


dan bola baja ke dala setelah dikeluarkan dari dalam
m mesin Los Angeles mesin Los Angeles

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

Gambar 3.6 Menimbang agregat setelah di saring untuk


mendapatkan berat akhir untuk mengetahui besar keausan sampel
uji.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok II

D. FOTO KELOMPOK

KELOMPOK II

Program Studi Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai