Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

MODUL II.4
PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

KELOMPOK 3

Marchella Hasanah 320210404013


Mu’adz Abdur Rahman Harits 320210404014
Muhammad Farizki 320210404015
Naufaldy Febryant Hilmansyah 320210404016
Reynhard Daniel Hutasuhut 320210404017
Rifdah Fadilah 320210404018

Waktu Praktikum : 14 Mei 2022


Asisten Praktikum : Cellen Syafira Putri
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2022
PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

A. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan mempergunakan mesin Los Angeles. Keausan agregat
tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no. 12
terhadap berat semula, dalam persen.

B. PERALATAN
i. Mesin Los Angeles; mesin yang terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 71 cm [26”] panjang dalam 50 cm [20”]. Silinder
tertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros
mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang
terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder bilah baja melintang penuh
setinggi 8,9 cm [3,56”].
ii. Saringan no. 12 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalam Tabel
1.1.
iii. Timbangan, dengan ketelitian 5 gram.
iv. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm [1,84”] dan berat masing-
masing antara 390 gram sampai 445 gram.
v. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai [110 ±
5] °C

C. BENDA UJI
i. Berat dengan gradasi benda uji sesuai Tabel 1.1.
ii. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu [110 ± 5] °C sampai
berat tetap.

Untuk menentukan berat benda uji dan jumlah bola baja ketika akan melakukan pengujian
abrasi, maka dapat ditentukan dari daftar gradasi dan berat benda uji dari tabel berikut.
Tabel 1.1.Berat untuk setiap gradasi benda uji
Ukuran Saringan Berat dengan Gradasi Benda Uji [gram]
Lewat Tertahan A B C D E F G
[mm] [mm]
76,2 63,5 --- --- --- --- 2500 --- ---
63,5 50,8 --- --- --- --- 2500 --- ---
50,8 38,1 --- --- --- --- 5000 5000 ---
38,1 25,4 1250 --- --- --- --- 5000 5000
25,4 19,05 1250 --- --- --- --- --- 5000
19,05 12,7 1250 2500 --- --- --- --- ---
12,7 9,51 1250 2500 --- --- --- --- ---
9,51 6,35 --- --- 2500 --- --- --- ---
6,35 4,75 --- --- 2500 --- --- --- ---
4,75 2,36 --- --- --- 5000 --- --- ---
Jumlah Bola 12 11 8 6 12 12 12
Berat Bola [gram] 5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000
± 25 ± 25 ± 25 ± 25 ± 25 ± 25 ± 25

D. PROSEDUR
i. Benda uji dan bola-bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles.
ii. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk gradasi A,
B, C, dan D; 1000 putaran untuk gradasi E, F, dan G.
iii. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan saringan no. 12. Butiran yang tertahan datanya dicuci bersih,
selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu 110 ± 5 °C sampai berat tetap.
iv. Timbanglah bahan uji yang telah memiliki berat tetap.
E. DATA PERCOBAAN
Data yang didapatkan dari percobaan adalah berat tertahan pada saringan
ukuran no. 12 dalam satuan gram.
Tabel 1.2.Data Percobaan
Benda Uji Berat Uji Semula [gram] Berat benda uji tertahan
saringan no. 12 [gram]
1 5000 2820

F. PENGOLAHAN DATA
Keausan =

Keterangan:
a = Berat benda uji semula [gram]
b = Berat benda uji tertahan saringan no. 12 [gram]

Pengolahan data yang dihasilkan adalah persentase berat tertahan, persentase


kumulatif berat tertahan, dan persentase berat yang lolos.

Keausan =

G. ANALISA
i. Analisa Percobaan
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui
ketahanan dari agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan bantuan
mesin Los Angeles. Ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat
ditentukan menggunakan bantuan mesin Los Angeles dengan prosedur
membenturkan agregat bersama bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68
cm [1,84”] dan berat masing-masing antara 390 gram sampai 445 gram dalam
drum. Dalam praktikum ini, diperlukan saringan no. 12 dan saringan-saringan
lainnya seperti tercantum dalam Tabel 1.1., timbangan dengan ketelitian 5
gram, dan oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
[110 ± 5] °C. Runtutan prosedur pertama yang dilakukan praktikan adalah
menyiapkan agregat kasar yang lolos saringan ½ dan saringan 3/8 sebanyak
masing-masing 2500 gram (terlebih dahulu agregat dioven hingga beratnya
tetap). Kemudian, campurkan agregat kasar yang lolos dari kedua saringan
tersebut dengan bola-bola baja yang berjumlah 11 buah. Selanjutnya, praktikan
memutar mesin Los Angeles dengan kecepatan berputar 30-33 rpm, sebanyak
500 putaran (± 15 menit). Dengan memutar mesin Los Angeles, bola-bola baja
baja berputar bersama benda uji sehingga dapat bertubrukan dengan agregat
kasar (abrasi benda uji). Setelah 15 menit, benda uji dikeluarkan dari mesin
Los Angeles dan disaring dengan menggunakan saringan no. 12. Langkah
berikutnya, praktikan mencuci bersih agregat yang tertahan di saringan no. 12
agar debu dari agregat yang telah hancur tersebut benar-benar terpisah oleh
agregat yang tertahan. Kemudian, agregat tersebut diletakkan pada sebuah
wadah dan dimasukkan ke dalam oven yang memiliki suhu 110°C selama 24
jam (satu hari penuh) untuk menghilangkan kadar air sehingga diperoleh berat
tetap. Langkah terakhir, praktikan menimbang agregat tersebut, dan diperoleh
berat 2820 gram benda uji yang tahan akan abrasi.

ii. Analisa Hasil


Berdasarkan data percobaan, dari massa total benda uji, yaitu 5000
gram, didapatkan massa agregat kasar yang tertahan di saringan no. 12 sebesar
2820 gram. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan persamaan,

keausan = , dengan a merupakan berat benda uji semula [gram]

dan b merupakan berat benda uji yang tertahan saringan no. 12 [gram].
Sehingga, didapatkan hasil keausan dari benda uji sebesar .
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa benda uji mengalami
abrasi sehingga beratnya berkurang setelah bertubrukan dengan bola baja di
mesin Los Angeles. Hasil keausan dari benda uji tersebut memenuhi SNI 03-
6388-2000 mengenai spesifikasi agregat lapis pondasi bawah, lapis pondasi
atas, dan lapis permukaan yang menyatakan nilai keausan agregat kasar tidak
boleh melebihi . Namun, benda uji tersebut tidak memenuhi standar
ASTM C 131 mengenai metode tes standar untuk ketahanan terhadap degradasi
agregat kasar oleh abrasi dan tumbukan di mesin Los Angeles, yang
menyatakan maksimal keausan agregat sebesar .
Berdasarkan acuan standar Pengujian Abrasi dengan Mesin Los
Angeles, SNI 03-2417-1991 yaitu nilai keausan kurang dari setelah
melewati uji saringan no. 12, maka agregat dari benda uji ini merupakan agregat
yang tidak memenuhi standar. Nilai keausan yang melampui dianggap
tidak memenuhi syarat minimum material agregat yang cocok sebagai
pembentuk beton.
Oleh karena itu, agregat yang diujikan dapat digunakan dalam
konstruksi pembuatan beton lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas, serta lapis
pondasi permukaan berdasarkan standar SNI 03-6388-2000. Namun,
berdasarkan standar ASTM C 131 dan SNI 03-2417-1991, nilai persentase
percobaan pada benda uji tersebut membuktikan bahwa agregat tersebut tidak
tergolong dalam agregat bermutu tinggi yang tahan aus dan hasil tersebut tidak
dapat digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan bahan perkerasan jalan.
Unsur terbesar penyusun campuran beton aspal adalah agregat, sehingga
kualitas campuran beton aspal sangat ditentukan oleh kualitas agregat
penyusunnya. Salah satu indikator kekuatan agregat adalah nilai abrasinya.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai abrasi agregat
terhadap karakteristik campuran beton aspal. Variasi nilai abrasi yang
digunakan yaitu dan . Diketahui
bahwa semakin besar nilai abrasi agregat maka stabilitas campuran semakin
menurun.
iii. Analisa Kesalahan
Dalam praktikum, kesalahan mungkin terjadi baik dari praktikan
maupun faktor dari alat atau lainnya. Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi
pada praktikum ini adalah:
1. Keadaan drum yang belum bersih setelah pemakaian pada waktu
sebelumnya dapat memengaruhi hasil perhitungan yang ada. Agregat yang
masih tertinggal dalam drum dapat mengakibatkan perubahan pengukuran
massa benda uji.
2. Bola baja yang digunakan dalam jangka waktu yang panjang mungkin telah
mengalami deformasi bentuk dan berat sehingga tidak dapat memberikan
dampak yang maksimal dalam menubruk agregat.
3. Praktikan terlalu pelan dalam melakukan penyaringan. Penyaringan yang
dilakukan dengan pelan menyebabkan agregat yang ukurannya tidak sesuai
dapat tersangkut, sehingga mempengaruhi hasil percobaan.
4. Praktikan mengeluarkan benda uji belum tepat 15 menit atau lebih dari 15
menit sehingga memengaruhi perhitungan waktu pemutaran mesin Los
Angeles dengan hasil nilai abrasi benda uji.

H. KESIMPULAN
Dari percobaan, pengolahan data, dan analisis praktikum pemeriksaan keausan
agregat dengan mesin Los Angeles yang telah dilakukan, praktikan dapat
menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat ditentukan menggunakan
bantuan mesin Los Angeles dengan prosedur membenturkan agregat bersama
bola-bola baja dalam drum.
2. Persentase tingkat keausan pada benda uji sebesar .
3. Tingkat keausan benda uji ini memenuhi SNI 03-6388-2000 mengenai
Spesifikasi Agregat Lapis Pondasi Bawah, Lapis Pondasi Atas, dan Lapis
Permukaan, agregat kasar maksimal memiliki tingkat keausan sebesar .
4. Tingkat keausan benda uji ini tidak memenuhi ASTM C 131 mengenai
metode tes standar untuk ketahanan terhadap degradasi agregat kasar oleh
abrasi dan tumbukan di mesin Los Angeles, agregat kasar maksimal memiliki
tingkat keausan sebesar .
5. Tingkat keausan benda uji ini tidak memenuhi SNI 03-2417-1991 mengenai
standar Pengujian Abrasi dengan Mesin Los Angeles, agregat kasar maksimal
memiliki tingkat keausan sebesar .
6. Semakin tinggi persentase keausan yang diperoleh dari perhitungan, maka
semakin rapuh agregat tersebut terhadap abrasi.

I. REFERENSI
ASTM Internasional. (2020). ASTM C 131 Standard Test for Method for Resistance to
Degradation of Small-Size Coearse Aggregate by Abrasion and Impact in the
Los Angeles Machine. West Conshohocken, PA
Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2000). SNI 03-6388-2000 Spesifikasi Agregat
Lapis Pondasi Bawah, Lapis Pondasi Atas, dan Lapis Permukaan.
Badan Standar Nasional, SNI 03-2417-1991 : Metode pengujian keausan agregat
dengan mesin abrasi los angeles.
Departemen Teknik Sipil UI. (2008). Pedoman Praktikum: PEMERIKSAAN BAHAN
BETON DAN MUTU BETON. Depok, Jawa Barat.
J. LAMPIRAN

Gambar 1. 1.Bagian Mesin Los Angeles

Gambar 1.2.Mesin Tes Abrasi Los Angeles


Gambar 1.3.Bola baja

Gambar 1.4.Tampak bagian dalam Mesin Los Angeles

Anda mungkin juga menyukai