Pengantar
Daftar Isi
Pengantar ........................................................................................................................
ii
1.
Pendahuluan ..........................................................................................................
2.
2
2
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
3
4
5
6
7
8
ii
Pendahuluan
Pengujian dan pengambilan contoh merupakan dua hal yang sangat penting dalam fungsi
pengendalian mutu. Data dari pengujian ini merupakan alat untuk menilai kualitas produksi
apakah memenuhi syarat atau tidak. Dengan alasan ini, pengambilan contoh dan prosedur
pengujian harus dilakukan dengan hati-hati dan benar.
Salah satu kesalahan yang besar dalam menguji material adalah kegagalan untuk mengambil
contoh yang mewakili. Apabila contoh yang dikirim ke laboratorium tidak mewakili kondisi bahan
yang sebenarnya, maka hasil pengujian akan sia-sia, bahkan apabila digunakan, mungkin
menyesatkan. Oleh karena itu, pengambilan contoh harus dilakukan dengan prosedur standar,
baik Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun AASHTO atau ASTM atau standar internasional
yang lain.
Pengujian laboratorium terhadap sifat-sifat fisik agregat yang digunakan sebagai bahan
campuran beraspal, meliputi untuk :
Ukuran butir, yaitu dengan melakukan analisa saringan
Gradasi, yaitu dengan melakukan analisa saringan
Kebersihan, yaitu dengan melakukan analisa saringan basah
Kekerasan, yaitu dengan melakukan uji abrasi/keausan dengan mesin abrasi
Bentuk partikel, yaitu dengan melakukan uji partikel ringan pada egregat, uji kepipihan
agregat,
Tekstur permukaan agregat, yaitu dengan melakukan uji angularitas,
Kelekatan terhadap aspal, yaitu dengan melakukan pengujian kelekatan agregat terhadap
aspal,
Hasil pengujian akan menentukan penerimaan atau penolakan, baik bahan maupun hasil
pekerjaan, maka pengujian harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
Pengujian agregat diperlukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mekanik agregat sebelum
digunakan sebagai bahan campuran beraspal.
Jenis pengujian agregat diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1.a. Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat Kasar
Jenis Pengujian
Standar Pengujian
SNI 03-2417-1991
SNI 03-2417-200X
SNI 03-2439-1991
SNI 03-3407-1994
SNI 03-4142-1996
RSNI T-01-2005
SNI 03-6877-2002
Standar Pengujian
SNI 03-4428-1997
SNI 03-4142-1996
SNI 03-6877-2002
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji keausan agregat
dengan menggunakan alat/mesin Abrasi Los Angeles
Mencakup peralatan, persiapan bahan uji, dan cara pengujian keausan agregat dengan
mesin abrasi Los Angeles, meliputi agregat kasar dengan ukuran 75 mm (3 inci) sampai
dengan ukuran 2,36 mm (saringan No.8) dengan menggunakan mesin abrasi Los
Angeles
b. Peralatan
Mesin abrasi Los Angeles, terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter dalam 711 mm (28 in) panjang dalam 508 mm (20 in); silinder bertumpu pada
dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar; silinder
berlubang untuk memasukkan benda uji; penutup lubang terpasang rapat sehingga
permukaan dalam silinder tidak terganggu; di bagian dalam silinder terdapat bilah baja
melintang penuh setinggi 89 mm (3,5 inci);
Saringan No.12 (1,70 mm) dan saringan-saringan lainnya;
Timbangan, dengan ketelitian 0,1% terhadap berat contoh atau 5 gram;
27
Bola-bola baja, dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1
/32 in) dan berat masing-masing
antara 390 gram sampai dengan 445 gram;
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur untuk memanasi sampai dengan
110C 5C;
Alat bantu pan dan kuas.
Gambar 1.a.
c. Persiapan Pengujian
c.1. Persiapan Benda Uji
1) Siapkan benda uji dengan berat dan gradasi sesuai Tabel 1. (terdapat 7 cara yang
dapat ditentukan, cara A s/d G dengan masing-masing gradasi);
Tabel 1. Daftar gradasi dan berat benda uji
Ukuran saringan
Lolos
Tertahan
saringan
saringan
mm
75
63
50
37,5
25
19
12,5
inci
3,0
2 1/2
2,0
11/2
1
3/4
mm
63
50
37,5
25
19
12,5
inci
2 1/2
2,0
1 1/2
1
3/4
1/2
1250 25
125025
125010
250010
---
250050
2500 50
5000 50
-
5000 50
5000 25
-
5000 25
5000 25
-
9,5
6,3
4,75
1/2
3/8
1/4
No. 4
9,5
6,3
4,75
2,36
Total
Jumlah bola
Berat bola (gram)
3/8
No.4
No. 8
Gambar 2.b. Peralatan pendukung (saringan, timbangan, bola-bola baja, dan alat
bantu lainnya
125010
-
250010
-
250010
250010
-
250010
250010
500010
12
500025
500010
11
458425
500010
8
333020
500010
6
250015
1000010
12
500025
1000010
12
500025
1000010
12
500025
4). Gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki sesuai
pada Tabel 1.; (Gambar 5.)
5). Timbang berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram. (=a); (Gambar 6.)
d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
d.1. Cara Pengujian
1).
3). Putar mesin dengan kecepatan 30 s/d 33 rpm dengan jumlah putaran gradasi A, B,
C, dan gradasi D adalah 500 putaran, serta untuk gradasi E, F, dan gradasi G
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan
4). Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin dan saring dengan
saringan No.12 (1,70 mm); (Gambar 9.)
Kemudian yang tertahan di atasnya dicuci bersih; (Gambar 10.)
Gambar 10.b.
5). Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110 C 5 C dan Timbang
bahan tertahan saringan no. 12 dengan ketelitian 1 gram. (=b); (Gambar 11.)
6). Jika material contoh uji homogen, pengujian cukup dilakukan dengan 100 putaran,
dan setelah selesai pengujian disaring dengan saringan No.12 (1,70 mm) tanpa
pencucian.
Perbandingan hasil pengujian antara 100 putaran dan 500 putaran agregat tertahan
di atas saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian tidak boleh > dari 0,20;
7). Metode pada butir 6) tidak berlaku untuk pengujian material dengan metode ASTM
C 535-96 yaitu Standard Test Method for Resistance to Degradation of Large-Size
Coarse aggregate by Abrasion and impact in the Los Angeles Machine.
d.2. Perhitungan (Contoh hasil pengujian lihat Tabel 2.)
Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus berikut:
a b
X 100% . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1)
a
dimana : a = berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram;
b = berat benda uji tertahan saringan No.12 (1,70 mm), dinyatakan dalam gram.
Keausan
Tabel 2. Contoh Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
Gradasi Pemeriksaan
Saringan
Lolos
B fraksi 10 20 mm)
I
Tertahan
76,2 mm (3)
63,5 mm (2)
63,5 mm (2)
50,8 mm (2)
50,8 mm (2)
37,5 mm (1)
37,5 mm (1)
25,4 mm (1)
25,4 mm (1)
19,0 mm ()
19,0 mm ()
12,5 mm ()
12,5 mm ()
9,5 mm ()
9,5 mm ()
6,3 mm ()
6,3 mm ()
4,75 mm (no.4)
4,75 mm (no.4)
2,36 mm (no.8)
Jumlah Berat
Berat tertahan saringan no. 12
I.
a
= 5000 gram
b
= 4161 gram
a b = 839 gram
keausan I =
Berat
sesudah
(b)
Berat
sebelum
(a)
Berat
sesudah
(b)
2500 gr
2500gr
5000 gr
.
.
4161 gr
839 gr
2500gr
2500gr
..
5000 gr
.
.
.
.
.
.
..
.
.
4120 gr
880 gr
II.
a b
100 % = 16,8 %;
a
Keausan rata-rata =
a
= 5000 gram
b
= 4120 gram
a b = 880 gram
Keausan II =
17 %
II
Berat
sebelum
(a)
a b
100 %
= 17,6%
a