Anda di halaman 1dari 10

modul

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT


DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES

BALAI BAHAN DAN PERKERASAN JALAN


2008

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PUSAT LITBANG JALAN DAN JEMBATAN

Pengantar

Daftar Isi
Pengantar ........................................................................................................................

Daftar isi ..........................................................................................................................

ii

1.

Pendahuluan ..........................................................................................................

2.

Pengambilan contoh agregat ................................................................................


2.1. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk kerucut .........................

2
2

2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.

3
4
5
6
7
8

Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk trapesium .....................


Pengambilan Contoh dari Ban Berjalan (conveyor belt) ...............................
Pengambilan Contoh Dari Pengangkutan .....................................................
Pengambilan Contoh dari Hamparan Lapangan ...........................................
Pengambilan Contoh dari Sumber Agregat Potensial ...................................
Pengambilan Contoh Dari Sumber Batuan Padat/Kompak (massive) ..........
2.1.1. Pengambilan contoh dari truk pengangkut atau dari bak mesin
penampung .......................................................................................

ii

Pengujian Keausan Agregat dengan Mesi Abrasi Los Angeles

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI


LOS ANGELES
1.

Pendahuluan

Pengujian dan pengambilan contoh merupakan dua hal yang sangat penting dalam fungsi
pengendalian mutu. Data dari pengujian ini merupakan alat untuk menilai kualitas produksi
apakah memenuhi syarat atau tidak. Dengan alasan ini, pengambilan contoh dan prosedur
pengujian harus dilakukan dengan hati-hati dan benar.
Salah satu kesalahan yang besar dalam menguji material adalah kegagalan untuk mengambil
contoh yang mewakili. Apabila contoh yang dikirim ke laboratorium tidak mewakili kondisi bahan
yang sebenarnya, maka hasil pengujian akan sia-sia, bahkan apabila digunakan, mungkin
menyesatkan. Oleh karena itu, pengambilan contoh harus dilakukan dengan prosedur standar,
baik Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun AASHTO atau ASTM atau standar internasional
yang lain.
Pengujian laboratorium terhadap sifat-sifat fisik agregat yang digunakan sebagai bahan
campuran beraspal, meliputi untuk :
Ukuran butir, yaitu dengan melakukan analisa saringan
Gradasi, yaitu dengan melakukan analisa saringan
Kebersihan, yaitu dengan melakukan analisa saringan basah
Kekerasan, yaitu dengan melakukan uji abrasi/keausan dengan mesin abrasi
Bentuk partikel, yaitu dengan melakukan uji partikel ringan pada egregat, uji kepipihan
agregat,
Tekstur permukaan agregat, yaitu dengan melakukan uji angularitas,
Kelekatan terhadap aspal, yaitu dengan melakukan pengujian kelekatan agregat terhadap
aspal,
Hasil pengujian akan menentukan penerimaan atau penolakan, baik bahan maupun hasil
pekerjaan, maka pengujian harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
Pengujian agregat diperlukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mekanik agregat sebelum
digunakan sebagai bahan campuran beraspal.
Jenis pengujian agregat diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1.a. Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat Kasar
Jenis Pengujian

Standar Pengujian

1. Abrasi dengan mesin Los Angeles


2. Kelekatan agregat terhadap aspal
3. Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium
dan magnesium sulfat
4. Material lolos Saringan No.200
5. Agregat kasar bentuk pipih, lonjong, atau pipih dan
lonjong (**)
6. Angularitas

SNI 03-2417-1991
SNI 03-2417-200X
SNI 03-2439-1991
SNI 03-3407-1994
SNI 03-4142-1996
RSNI T-01-2005
SNI 03-6877-2002

Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, Desember 2006


Catatan : (*) 95/90 menunjukkan 95 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90 %
agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih
(**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1 : 5

Tabel 1.b. Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat Halus


Jenis Pengujian

Standar Pengujian

1. Nilai Setara Pasir


2. Material Lolos Saringan No. 200
3. Angularitas

SNI 03-4428-1997
SNI 03-4142-1996
SNI 03-6877-2002

Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, Desember 2006

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan

Pengujian Keausan Agregat dengan Mesi Abrasi Los Angeles

2. Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles


Alat dan prosedur pengujian mengacu pada RSNI 03-2417-200X (revisi dari SNI 03-2417-1991)

a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup

Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji keausan agregat
dengan menggunakan alat/mesin Abrasi Los Angeles

Tujuan pengujian untuk mengetahui angka keausan yang dinyatakan dengan


perbandingan antara berat bahan aus terhadap berat semula dalam persen.

Mencakup peralatan, persiapan bahan uji, dan cara pengujian keausan agregat dengan
mesin abrasi Los Angeles, meliputi agregat kasar dengan ukuran 75 mm (3 inci) sampai
dengan ukuran 2,36 mm (saringan No.8) dengan menggunakan mesin abrasi Los
Angeles

b. Peralatan
Mesin abrasi Los Angeles, terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter dalam 711 mm (28 in) panjang dalam 508 mm (20 in); silinder bertumpu pada
dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar; silinder
berlubang untuk memasukkan benda uji; penutup lubang terpasang rapat sehingga
permukaan dalam silinder tidak terganggu; di bagian dalam silinder terdapat bilah baja
melintang penuh setinggi 89 mm (3,5 inci);
Saringan No.12 (1,70 mm) dan saringan-saringan lainnya;
Timbangan, dengan ketelitian 0,1% terhadap berat contoh atau 5 gram;
27
Bola-bola baja, dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1
/32 in) dan berat masing-masing
antara 390 gram sampai dengan 445 gram;
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur untuk memanasi sampai dengan
110C 5C;
Alat bantu pan dan kuas.

Gambar 1.a.

Sketsa alat mesin abrasi Los Angeles

Gambar 1.b. >


Sketsa bagian
dalam alat mesin
abrasi Los
Angeles

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan

Pengujian Keausan Agregat dengan Mesi Abrasi Los Angeles

c. Persiapan Pengujian
c.1. Persiapan Benda Uji
1) Siapkan benda uji dengan berat dan gradasi sesuai Tabel 1. (terdapat 7 cara yang
dapat ditentukan, cara A s/d G dengan masing-masing gradasi);
Tabel 1. Daftar gradasi dan berat benda uji
Ukuran saringan
Lolos
Tertahan
saringan
saringan
mm
75
63
50
37,5
25
19
12,5

inci
3,0
2 1/2
2,0
11/2
1
3/4

mm
63
50
37,5
25
19
12,5

inci
2 1/2
2,0
1 1/2
1
3/4
1/2

Gradasi dan berat benda uji ( gram)


A

1250 25
125025
125010

250010

---

250050
2500 50
5000 50
-

5000 50
5000 25
-

5000 25
5000 25
-

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan

Gambar 2.a. Alat mesin Abrasi


Los Angeles

9,5
6,3
4,75

1/2
3/8
1/4
No. 4

9,5
6,3
4,75
2,36

Total
Jumlah bola
Berat bola (gram)

3/8

No.4
No. 8

Gambar 2.b. Peralatan pendukung (saringan, timbangan, bola-bola baja, dan alat
bantu lainnya

Gambar 2.c. Pengering


Oven

125010
-

250010
-

250010
250010
-

250010
250010

500010
12
500025

500010
11
458425

500010
8
333020

500010
6
250015

1000010
12
500025

1000010
12
500025

1000010
12
500025

2). Cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110


(Gambar 3.)

Gambar 3.a. Cuci agregat

C 5 C sampai berat tetap;

Gambar 3.b. Keringkan dalam oven

3). Pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara


penyaringan dan lakukan penimbangan; (Gambar 4.)

Pengujian Keausan Agregat dengan Mesi Abrasi Los Angeles

Gambar 4.a. Saring agregat untuk


memisahkan menjadi fraksi-fraksi

Gambar 4.a. Timbang masing-masing


fraksi untuk memenuhi persyaratan
fraksi pada gradasi yang dipilih

4). Gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki sesuai
pada Tabel 1.; (Gambar 5.)
5). Timbang berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram. (=a); (Gambar 6.)

Gambar 5. Gabungkan Fraksi-fraksi agregat

Gambar 6. Timbang gabungan fraksi agregat (=A)

c.2. Persiapan Peralatan


Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian

d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
d.1. Cara Pengujian
1).

Pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan


salah satu dari 7 macam gradasi (A, B, C, D, E ,G) pada Tabel 1.
2). Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi ; (Gambar 7.)

Gambar 7.a. Masukan benda uji

Gambar 7.b. Masukkan


bola-bola baja

Gambar 7.c. Benda uji dan


bola-bola baja tercampur
didalamnya

3). Putar mesin dengan kecepatan 30 s/d 33 rpm dengan jumlah putaran gradasi A, B,
C, dan gradasi D adalah 500 putaran, serta untuk gradasi E, F, dan gradasi G
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan

Pengujian Keausan Agregat dengan Mesi Abrasi Los Angeles

adalah 1000 putaran; (Gambar 8.)

Gambar 8.a. Jalankan mesin


abrasi

Gambar 8.b. Jumlah putaran mesin


tergantung dari gradasi yang dipilih

4). Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin dan saring dengan
saringan No.12 (1,70 mm); (Gambar 9.)
Kemudian yang tertahan di atasnya dicuci bersih; (Gambar 10.)

Gambar 9.a. Setelah selesai,


matikan mesin dan buka
penutup silinder/drum

Gambar 9.b. Keluarkan


benda uji dan bola-bola
baja

Gambar 9.d. Benda uji disaring


dengan # no. 12

Gambar 9.e. Benda uji hasil saringan (masih mengandung debu)

Gambar 10.b.

Gambar 10.a. Benda uji dicuci


bersih

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan

Gambar 9.c. Pisahkan bolabola baja dari benda uji

Pengujian Keausan Agregat dengan Mesi Abrasi Los Angeles

5). Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110 C 5 C dan Timbang
bahan tertahan saringan no. 12 dengan ketelitian 1 gram. (=b); (Gambar 11.)

Gambar 11.a. Keringkan dalan oven

Gambar 11.b. Timbang (=b)

6). Jika material contoh uji homogen, pengujian cukup dilakukan dengan 100 putaran,
dan setelah selesai pengujian disaring dengan saringan No.12 (1,70 mm) tanpa
pencucian.
Perbandingan hasil pengujian antara 100 putaran dan 500 putaran agregat tertahan
di atas saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian tidak boleh > dari 0,20;
7). Metode pada butir 6) tidak berlaku untuk pengujian material dengan metode ASTM
C 535-96 yaitu Standard Test Method for Resistance to Degradation of Large-Size
Coarse aggregate by Abrasion and impact in the Los Angeles Machine.
d.2. Perhitungan (Contoh hasil pengujian lihat Tabel 2.)
Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus berikut:
a b

X 100% . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1)
a
dimana : a = berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram;
b = berat benda uji tertahan saringan No.12 (1,70 mm), dinyatakan dalam gram.
Keausan

Tabel 2. Contoh Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
Gradasi Pemeriksaan
Saringan
Lolos

B fraksi 10 20 mm)
I

Tertahan

76,2 mm (3)
63,5 mm (2)
63,5 mm (2)
50,8 mm (2)
50,8 mm (2)
37,5 mm (1)
37,5 mm (1)
25,4 mm (1)
25,4 mm (1)
19,0 mm ()
19,0 mm ()
12,5 mm ()
12,5 mm ()
9,5 mm ()
9,5 mm ()
6,3 mm ()
6,3 mm ()
4,75 mm (no.4)
4,75 mm (no.4)
2,36 mm (no.8)
Jumlah Berat
Berat tertahan saringan no. 12

I.

a
= 5000 gram
b
= 4161 gram
a b = 839 gram
keausan I =

Berat
sesudah
(b)

Berat
sebelum
(a)

Berat
sesudah
(b)

2500 gr
2500gr

5000 gr
.
.

4161 gr
839 gr

2500gr
2500gr

..

5000 gr
.
.

.
.
.
.
..

.
.

4120 gr
880 gr

II.

a b
100 % = 16,8 %;
a

Keausan rata-rata =

a
= 5000 gram
b
= 4120 gram
a b = 880 gram

Keausan II =

17 %

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan

II

Berat
sebelum
(a)

a b
100 %
= 17,6%
a

Anda mungkin juga menyukai