Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jalan raya merupakan sarana transportasi darat yang membentuk jaringan
transportasi untuk menghubungkan daerah - daerah, sehingga roda perekonomian
dan pembangunan dapat berputar dengan baik. Oleh sebab itu pembangunan
sebuah jalan haruslah dapat menciptakan keadaan yang aman bagi pengendara dan
pejalan kaki yang memakai jalan tersebut.
Seiring dengan bertambahnya kepemilikan kendaraan, serta kemajuan
dibidang industri dan perdagangan, serta distribusi barang dan jasa menyebabkan
meningkatnya volume lalu lintas. Terkadang peningkatan volume lalu lintas ini
tidak diikuti dengan peningkatan jalan yang ada. Dengan meningkatnya
perkembangan sektor perekonomian dan perindustrian, meningkat pula kebutuhan
akan sarana dan prasarana transportasi jalan yang baik dan aman tetapi
mempunyai nilai guna dan manfaat untuk masa yang akan datang.
Perencanaan peningkatan jalan merupakan salah satu upaya untuk
mengatasi permasalahan lalu lintas. Sehubungan dengan permasalahan lalu lintas,
maka diperlukan penambahan kapasitas jalan yang tentu akan memerlukan
metoda efektif dalam perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang
terbaik dalam memilih suatu perkerasan, tetapi memenuhi unsur kenyamanan,
keamanan dan keselamatan pengguna jalan.
Pembangunan prasarana perhubungan adalah salah satu rencana
pembangunan nasional yang tercantum dalam rencana pembangunan lima tahun.
Untuk mewujudkan rencana tersebut maka pemerintah membangun jaringan jalan
raya. Pembangunan jaringan jalan raya dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga yang meliputi rehabilitasi, pemeliharaan peningkatan dan
pembangunan jalan khususnya jalan baru.
Dalam rangka peningkatan terhadap pelayanan transportasi masyarakat
Kabupaten Kampar dinas Bina Marga Dan Pengairan memprogramkan untuk
melakukan peningkatan kualitas jalan di sejumlah titik di Kab.Kampar pada tahun
anggaran 2016. Salah satunya adalah proyek peningkatan jalan Bupati kubang
2

raya karena kondisi jalan yang sudah ada mengalami kerusakan sedang dan
beberapa tempat terjadi kerusakan berat karena sering terjadi genangan air atau
banjir dan intensitas pengguna jalan yang rata-rata menggunakan kendaraan berat,
sehingga mengakibatkan jalan sulit untuk dilewati dan waktu tempuh perjalanan
semakin lama. Panjang total dari proyek peningkatan jalan ini adalah 1,4 km
dengan menggunakan jenis perkerasan lentur ( flexible pavement ) dengan
beberapa goronggorong, box culvert diruas jalan tersebut. Dengan adanya
peningkatan Jalan Bupati Kubang Raya ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan pelayanan dan dapat mempelancar pembaruan fasilitas jalan dari
sarana transportasi ( pengangkutan ) bagi masyarakat dan perindustrian yang ada,
serta dapat meningkatkan aksesibilitas (kemudahan mencapai tujuan) bagi semua
sarana yang melaluinya. Sesuai dengan konsentrasi bidang yang diambil penulis
yaitu konsentrasi bangunan transportasi, maka penulis melakukan kerja praktek
pada lokasi pembangunan Jalan Bupati Kubang Raya.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan kerja praktek lapangan adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui metode pelaksanaan dan alat yang digunakan.
b. mengetahui kendala selama pelaksanaan pekerjaan peningkatan jalan
bupati kubang raya selama 2 bulan dari tanggal 10 oktober 01 desember.

1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Pada penulisan laporan ini di jelaskan uraian umum serta uraian detail,
yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan teknis yang didapat dari berbagai
pihak, sehingga diperoleh gambaran mengenai proyek ini.
Dalam penyusunan dan pengkajian Laporan Kerja Praktek ini menggunakan
metode deskriftif yang berdasarkan pada :
Studi Lapangan, meliputi:
- Lokasi kerja praktek pada pekerjaan peningkatan jalan bupati kubang raya
kecamatan tambang sepanjang 1,4 km.
- Pengamatan langsung dilapangan.
- Penjelasan direksi pengawasan proyek meliputi pekerjaan Asphalt
- Pedoman dari rencana kerja dan langkah langkah
3

Studi Pustaka, dengan melakukan kajian terhadap literatur yang berhubungan


dengan permasalahan yang di bahas.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini disusun bab demi bab yang dimana tiap-tiap
bab dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang akan diuraikan lagi. Hal ini
dimaksudkan agar setiap permasalahan yang akan dibahas dapat segera
diketahui dengan mudah. Adapun penguraiannya sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang proyek, tujuan proyek, ruang lingkup kerja
praktek, serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Umum Proyek
Berisi tentang data umum dan proyek dan tahap pelaksanaan proyek,
dimana tahap pelaksanaan proyek meliputi perencanaan, tahapan
pelelangan admistrasi proyek dan tahapan pelaksanaan di lapangan
Bab III Tinjauan Khusus
Berisi tentang laporan pelaksanaan dan pengamatan langsung mengenai
cara atau metode serta analisa perhitungan yang berkaitan dengan obyek
pekerjaan yang ditinjau ( pelaksanaan pekerjaan penghamparan aspalt )
Bab IV Kesimpulan dan Saran
4

BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

Jalan Pasar Kampar terletak di Kabupaten Kampar, Riau. Proyek ini


merupakan perluasan kapasitas jalan yang ada yang juga berfungsi memotong
bagian jalan yang padat adnya parkir kendaran muatan. Perluasan kapasitas
meliputi pembangunan jalur tambahan yang diharapkan dapat membawa
peningkatan lalu lintas kendaraan di masa depan. Lokasi KP ini berada di Jalan
Bupati Kubang Raya.
Proyek ini juga mencakup penghamparan perkerasan yang ada untuk
menambah kekuatan yang awalnya hanya jalan lama. Proyek jalan ini memiliki
panjang total 1,4km.

Adapun lokasi proyek di tunjukkan pada gambar 2.1 dibawah ini

Gambar 2.1 lokasi proyek.


5

2.1 Data Kegiatan


2.2.1 Data Umum Proyek
Nama Kegiatan : Peningkatan Jalan Bupati Kubang Raya.
Nama Paket : Peningkatan Jalan Simpang Panam Tanjung
Mengkudu, AC-WC 1,4 km x 5,5 m
Lokasi Kegiatan : Kab. Kampar, Riau
Nomor Kontrak :03.07/KONTRAK/PPK-PEN.DAK-R/BMP-
BJJ/V1/2016
Nilai Kontrak : Rp. 4,244,668,000,00
Sumber Dana : APBD Kab. Kampar
Masa Pelaksanaan : 160 Hari Kalender
Rencana PHO : 01 Desember 2016
Panjang Efektif : 1,4 km
Konsultan Supervisi : CV. Wira Andrinugraha
Kontraktor : PT. Riau Mas Bersaudara
Jenis kontrak : lump sump

2.2.2 Data Khusus Proyek


Jenis Pekerjaan : Peningkatan Jalan Bupati Kubang Raya.
Nama Paket : Peningkatan Jalan Simpang Panam Tanjung
Mengkudu, AC-WC 1,4 km x 5,5 m
Status Jalan : Jalan Daerah
Panjang Jalan : 1,4 km
Jenis Penanganan : Penambahan Kapasitas (M)
Desain Kecepatan : 40 Km / jam
Lebar Lajur : 2,75 m (2 Lajur)
Lebar Bahu :1m

2.2 Manfaat Proyek


Pekerjaan Peningkatan Jalan Bupati Kubang Raya, salah satu akses
transportasi yang sangat Penting yang menghubungkan dari kota ke daerah,
Dimana ruas jalan yang banyak yang di dilintasi oleh mobil truk as maupun
6

kendaraan pribadi. Dengan harapan yang besar oleh masyarakat maupun


pemerintah setempat adanya proyek APBD Kabupaten Kampar berjalan dengan
baik dan pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi Bina Marga. Sebelum adannya
Peningkatan Jalan Bupati Kubang Raya, kendaraan yang melintasi sangat hati
hati, banyak ruas jalan yang berlubang- lubang maupun keretakan naiknya
bongkahan batu dan Jalan Yang tidak begitu lebar. Dan apabila pada musim hujan
jalan yang berlubang akan tergenang air justru akan mengakibatkan para
pengedara akan mengalami kecelakaan. Dengan adanya proyek ini masyarakat
sangat senang karena jalan yang rusak menjadi aspal hotmix tidak ada lagi jalan
yang berlubang. Ini lah manfaat proyek yang dirasakan masyarakat setempat dan
para pengguna jalan.

2.3. Lingkup Pekerjaan Proyek


Pada pelaksanaan suatu kegiatan, pelaksanaan perlu menentukan dan
mengatur langkah-langkah setiap jenis pekerjaan diawal hingga selesainya
pekerjaan. Hal ini menyangkut dengan penentuan rencana kerja yang disusun
berdasarkan jenis dan volume pekerjaan. Sehingga dapat menghasilkan mutu
pekerjaan yang sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.
Adapun ruang lingkup pekerjaan jalan Bupati Kubang Raya dari awal proyek
sampai akhir pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan Umum;
2. Pekerjaan Drainase;
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Perkerasan Berbutir
6. Perkerasan Aspal
7. Struktur

2.4. Pelaksanaan Proyek


Terlaksananya suatu proyek dengan baik dan teratur dengan adanya
struktur organisasi proyek yang terkordinasi secara teknik dan sistematis, dimana
pihak- pihak yang terlibat di dalamnya bekerja sesuai dengan wewenang dan
7

tanggung jawab masing- masing. Dengan adanya struktur organisasi tersebut


membuat pihak pihak yang terlibat di dalamnya dapat berintraksi dengan baik
dan saling mendukung antara satu pihak dengan pihak lain agar tercapai
penyelesaian proyek sesuai yang di harapkan.

2.4.1 Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam
suatu pembangunan suatu proyek dan juga menentukan hasil yang maksimal
dalam suatu proyek. Dengan adanya organisasi dalam proyek maka akan
terciptanya keteraturan dan pengawasan dalam pekerjaan tersebut.Adapun bentuk
organisasi proyek pembangunan Jalan Bupati Kubang Raya di tunjukkan pada
pada gambar 2.2 sebagai berikut:

PENGGUNA JASA
BINA MARGA

KONSULTAN SUPERVISI KONTRAKTOR


CV. WIRA ANDRINUGRAHA PT. RIAU MAS BERSAUDARA

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek

2.4.2 Pengguna Jasa


Pengguna jasa yaitu Badan hukum atau perorangan yang membiayai suatu
proyek konstruksi. Dalam proyek ini pengguna jasa adalah Kementrian Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
Adapun tugas dan kewajiban dari pengguna jasa yaitu:
a. Menyediakan dana proyek.
b. Menilai penawaran dan pemenang proyek.
c. Menunjuk konsultan perencana proyek.
d. Mempunyai hak dalam pengambilan keputusan atas rencana proyek.
8

e. Membuat konsep perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek konstruksi


dalam hal teknik, dana, perizinan lahan, administrasi, dll.

2.4.3 Konsultan Supervisi


Adalah Suatu badan hukum atau perorangan yang menjadi perencana
ataupun yang mengawasi jalannya proyek. Dalam proyek ini Perencanaan dan
pengawasan dilaksanakan oleh CV. Wira Andrinugraha
Adapun Tugas dari Konsultan :
a. Mengawasi pelaksanaan proyek.
b. Pengawasan mutu pekerjaan dan material.
c. Melaporkan Hasil Kerja dari kontraktor kepada pengguna jasa.
d. Memberi teguran kepada Kontraktor jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan kontrak yang telah disepakati.

2.4.4 Badan Usaha Pelaksana Jasa Konstuksi (Kontraktor)


Adalah suatu badan hukum atau perorangan yang melaksanakan pekerjaan
dilapangan atas pemenang lelang atau tender yang diselenggarakan oleh owner.
Yang telah ditunjuk oleh pengguna jasa berdasarkan proses tender untuk
melaksanakan proyek ini adalah PT. Riau Mas Bersaudara
Adapun Tugas dari Kontraktor :
a. Membuat gambar kerja dan jadwal pekerjaan.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak.
c. Mengadakan pengujian mutu bahan dan pekerjaan bersama pengawas.
d. Menyerahkan surat jaminan penawaran dan pelaksanakan .
e. Membuat berita acara kemajuan pekerjaan menerima pembayaran.
f. Menerima pembayaran.
g. Menyerahkan pekerjaan kepada pemilik.
h. Mengikuti rapat penawaran.
i. Memberikan jaminan penawaran.
9

2.4.5 Struktur organisasi dan Uraian Tugas Pemilik Proyek


1. Pemimpin Pelaksana Kegiatan
Tugas dan kewajiban pemimpin pelaksana kegiatan atau pimpro
yaitu :
a. Mempersiapkan langkah awal untuk melelangkan proyek, baik
berupa perjanjian, syarat-syarat, serta dokumen yang lain yang tidak
kalah pentingnya.
b. Mempelajari dokumen-dokumen atau syarat-syarat yang diberikan
oleh pemilik proyek.
c. Memberikan persetujuan kepada kontraktor atau badan usaha agar
pelaksanaan proyek pembangunan sudah dapat dikerjakan.
2. Bendahara
Tugas Bendahara (Administrasi Keuangan) yaitu:
a. Membuat pembukuan arsip-arsip yang berhubungan dengan
pelaksanaan proyek.
b. Melaksanakan pengendalian biaya selama pelaksanaan proyek.
c. Mempersiapkan daftar biaya berkaitan dengan rancangan dalam
bentuk batas biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan.
3. Pengawas Lapangan
Tugas pengawas lapangan antara lain:
a. Ikut dalam meneliti laporan bulanan yang diserahkan oleh
kontraktor.
b. Melakukan penolakan terhadap pekerjaan yang tidak sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati.
c. Mengawasai cara pelaksanaan proyek yang dilaksanakan oleh
kontraktor atau badan usaha.
4. Kaur Tata Usaha
Tugas kepala urusan tata usaha antara lain:
a. Menginventaris semua barang- barang milik proyek.
b. Membuat pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.
c. Mempersiapkan semua kebutuhan perlengkapan administrasi dan
alat alat kantor untuk menunjang kelancaran proyek tersebut.
10

5. Kaur Teknik
Tugas kepala urusan teknik antara lain:
a. Mempersiapkan semua kebutuhan perlengkapan alat di lapangan.
b. Mengawasi urusan teknik pekerjaan dilapangan.
2.4.6 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Konsultan Pengawas
1) Supervisor Engineer.
Tugas Quality Engineer antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada pelaksana proyek.
b. Mengatur/menggerakan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi pada
setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani).
c. Melakukan pengecekan terhadap semua pekerjaan apakah sesuai
dengan ketentuan.
2) Quality Engineer.
Tugas Quality Engineer antara lain:
a. Menolak material dan peralatan dari kontraktor yang tidak
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
b. Memeriksa hasil pekerjaan dari kontraktor apakah sesuai dengan
mutu dan kualitas yang ditentukan.
c. Bertanggung jawab kepada Site.
d. Menyerahkan kepada Site engineer himpunan data bulanan
pengendalian mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan
data harus mencakup semua data test laboratorium dan lapangan
secara jelas dan terinci.
3) Chief Inspector.
Tugas chief inspecktor antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
b. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan kepada Site Engineer
melakukan pengawasan harian terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh Kontraktor agar pekerjaan tersebut sesuai dengan perencanaan.
c. Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk Final
Payment.
11

4) Quantity Engineer.
Tugas Quantity Engineer antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
b. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
c. Ikut serta dalam inspeksi akhir serta membantu pelaksana kegiatan
dalam mempersiapkan proses serah terima dalam hal pelaporan jenis
dan kuantitas hasil akhir pelaksanaan kerja kontraktor secara
menyeluruh.
5) Inspector
Tugas Inspector antara lain:
a. Mengikuti petunjuk chief inspector dalam melaksanakan tugasanya.
b. Terus menerus mengawasi dan mencatat serta mengecek hasil
pengukuran.
c. Mengirim laporan harian pekerjaan kepada Site Engineer dan Chief
Inspector.
6) Surveyor
Tugas Surveyor antara lain:
a. Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan
dan bertanggung jawab atas ketelitian yang didapat.
b. Bertanggung jawab kepada Quantity Engineer dan melakukan
pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor terhadap titik-titik
penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi.
7) Lab. Technician
Tugas Teknisi Laboratorium antara lain :
a. Mengevaluasi hasil test tersebut dan bertanggung jawab terhadap
ketelitian dan kebenaran hasil yang diperoses.
b. Melaksanakna pengambilan contoh tanah atau material dan
melakukan pengujjian tanah atau material di laboratorium.
12

2.4.7 Stuktur Organisasi dan Uraian Tugas Kontraktor Pelaksana


1. General Superintendent
a. Melaksanakn pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek awal sampai
selesai.
c. Memotivasi seuruh staffnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan
dan sesuai dengan tugas masing-masing.
d. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dari
mulai awal pekerjaan hingga akhir pelaksanaan
e. Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan proyek baik teknis
maupun non teknis kepada kepala cabang

2. Pengendali Sistim Mutu, K3 & Lingkungan :


a. Memastikan bahwa sistim mutu, K3 & Lingkungan berjalan dengan
baik dan efektif.
b. Menentukan apakah proses selanjutnya bisa dilaksanakan setelah
proses sebelumnya selesai.
c. Menganalisa dan melaporkan semua permasalahan yang menyangkut
pelaksanaan sistim mutu, K3 & Lingkungan di proyek pada saat
Rapat Tinjau Manajemen di tingkat proyek.
d. Mengkoordinir tindak lanjut penyelesaian CAR hasil audit dan
melaporkannya ke tingkat diatasnya.
3. Pusat Pengendali Dokumen Mutu, K3 & Lingkungan:
a. Menerima, mendistribusikan berdasarkan persetujuan Pengendali
Sistem Mutu, K3 & Lingkungan Proyek, menyimpan maupun
menarik kembali Dokumen Mutu, K3 & Lingkungan di proyek.
b. Membuat Daftar Induk Dokumen Mutu, K3 & Lingkungan yang
berlaku di Proyek termasuk nomor revisinya untuk menghindari
kesalahan penggunaan dan memastikan dokumen mutu yang
didistribusikan telah sampai kepada yang berkepentingan.
13

c. Mengendalikan atau menghancurkan dokumen yang sudah tidak


berlaku atau menyimpan secara terpisah untuk referensi dengan cap
"Tidak Berlaku".
d. Menyimpan dokumen surat - surat masuk dan keluar.
4. Petugas Mutu, K3 & Lingkungan atau Quality Control
a. Membuat rencana berkala pelaksanaan pemeriksaan dan atau
pengetesan sesuai mutu.
b. Melaksanakan pemeriksaan dan atau pengetesan pekerjaan sesuai
rencana yang telah dibuat.
c. Memberikan tanda status pada pekerjaan atau barang yang telah
diperiksa atau test.
d. Mengontrol barang atau alat yang dipasok oleh Pelanggan apakah
sesuai persyaratan atau perjanjian atau tidak.
e. Menjamin bahwa keluhan pelanggan atau produk tidak sesuai
ditangani Sesuai dengan prosedur mutu, K3 & Lingkungan yang
berlaku.
5. Manager Administrasi & Keuangan atau Site Administration
Manager :
a. Pembuatan laporan keuangan/laporan kas Bank Proyek.
b. Ketepatan/kelengkapan pengiriman laporan-laporan ke Wilayah (kas
bank, transistoris, daftar hutang dan lain-lain).
c. Melaksanakan verifikasi pemeriksaan bukti-bukti yang akan dibayar.
d. Mengisi data-data kepegawaian dan kepersonaliaan dan lain-lain.
e. Menyimpan data-data kepegawaian karyawan di tingkat proyek.
f. Mengadakan opname kas setiap akhir bulan.
6. Logistik & Gudang :
a. Melakukan pembelian barang atau alat sesuai dengan tingkatan
proyek dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam
daftar pemasok terseleksi.
b. Membuat atau mengadakan daftar suplier terseleksi atau terpakai
perorangan dan daftar supplier terpakai badan dari Wilayah serta
melaporkannya ke Wilayah.
14

c. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik,


barang langsung maupun barang atau alat yang dipasok pelanggan.
d. Memberi label keterangan pada setiap barang dan mencatat keluar
masuknya barang-barang gudang
7. Peralatan Atau Mekanik :
a. Mengelola peralatan Proyek dan kendaraan sehingga bisa
menyediakan alat-alat/kendaraan dalam jumlah yang cukup atau
memadai pada waktu yang diperlukan dengan biaya murah.
b. Melakukan pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan peralatan
terhadap alat-alat berat dan ringan dan pembuatan laporannya.
c. Membuat data pemakaian alat.
d. Mengoperasikan alat yang ada di proyek untuk menunjang
pelaksanaan proyek.
e. Melaksanakan kegiatan kerja di bidang peralatan atau kendaraan
sesuai dengan rencana yang disyahkan.
8. Site Engineering Manager :
a. Membuat dan mengendalikan gambar kerja pelaksanaan (shop
drawing) termasuk membuat catatan hasil konsultasi dengan pemberi
karya atau wakilnya.
b. Mengendalikan buku-buku Standar Internal dan Eksternal bila
terdapat di Proyek.
c. Melakukan tinjauan kontrak di tingkat proyek dan pembuatan
addendum kontrak.
d. Menerima dan menyimpan dengan baik gambar kontrak dengan
status Master, dan mendistribusikan ke Wilayah dengan status
Master, dan mendistribusikan ke Wilayah dengan status terkendali.
9. Pelaksana
a. Menyimpan gambarkerja dengan baik, tidak boleh merubah/mencoret
tanpa seizin teknik proyek.
b. Melaksanakan disposisi terhadap hasil pekerjaannya sesuai dengan
persyaratan.
c. Melaksanakan penyelesaian keluhan pelanggan.
15

d. Melaksanakan penyelesaian produk yang tidak sesuai.


e. Melaksanakan tindakan koreksi dan dan pencegahan.
10. Surveyor Atau Drawing
a. Melakukan request kepada konsultan atau pengawas untuk
melakukan pengukuran terhadap lokasi yang akan dikerjakan.
b. Membuat data-data yang akurat dari hasil penukuran yang sesuai
dengan gambar kontrak dan dapat dilaksanakan.
c. Membuat persetujuan terhadap data-data hasil pengukuran kepada
konsultan atau pengawas.
11. Site Operasional Manager :
a. Menyimpan Gambar Kerja dengan baik, tidak boleh merubah atau
mencoret coret tanpa seijin proyek.
b. Melaksanakan penyelesaian Produk yang Tidak Sesuai.
c. Melakukan Tindakan Koreksi dan Pencegahan.
d. Melaksanakan disposisi terhadap hasil pekerjaannya sesuai
persyaratan.
e. Melaksanakan penyelesaian Keluhan Pelanggan. Melaksanakan
pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan Rencana Mutu, K3 &
Lingkungan Proyek (instruksi kerja), spesifikasi teknik dari
pelanggan dan gambar kerja yang diterimanya dengan mengarahkan
tukang atau bos borong atau sub kontraktor dan pekerjannya hingga
didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu dan biaya yang
seefisien mungkin.
16

2.4.8 Pelelangan
Pelelangan adalah metode pemelihan penyedia barang atau pekerjaan
kontruksi untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang
atau pekerjaan kontruksi yang memnuhi syarat. Dalam pelelangan tidak dapat
negosiasi teknik dan harga karena masalah teknis dan harga akan menjadi bagian
dari evaluasi terhadap setiap penawaran yang di ajukan.
2.4.9 Proses Pelelangan
A. Persiapan pelelangan terdiri dari :
1. Penentuan sasaran menurut pelelangan
2. Penyediaan dana dan pembentukan panitia
3. Penetapan daftar rekanan terseleksi
4. Pembuatan jadwal pelelangan
5. Penyediaan dokumen lelang
B. Pelaksanaan pelelangan terdiri dari :
1. Pengumuman atau undangan pelelangan
2. Pendaftaran peserta lelang
3. Pengambilan dokumen lelang
4. Rapat penjelasan ( Aanwizing )
5. Pemasukan penawaran
6. Pembukaan penawaran
7. Evaluasi penawaran
8. Pengumuman pemenang
C. Evaluasi dan klasifikasi hasil pelelangan
1. Evaluasi dan penawaran
2. Klasifikasi
3. Laporan evaluasi penawaran hasil.
2.4.10 Penetapan pemenang
Pemenangan proses pelelangan proyek peningktan jalan Bupati
kubang raya oleh PT. Riau Mas Bersaudara. Adapaun dokumen kontrak
terlampir pada gambar lampiran 1.
17

2.5 Pelaksanaan Penghamparan AC-WC


Sebelum melaksanakan penghamparan, terlebih dahulu dilakukan
persiapan lapangan. Permukaan yang dilapisi AC-WC telah memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
1. Bentuk permukaan arah memanjang dan melintang telah dipersiapkan sesuai
dengan rencana.
2. Permukaan telah bebas dari bahan-bahan yang tidak dihendaki seperti : debu
dan bahan-bahan lepas lainnya.
3. Permukaan yang tidak menggunakan bahan pengikat dan cukup lembab,
tetapi permukaan yang menggunakan bahan pengikat telah dalam keadaan
kering.
4. Permukaan yang tidak menggunakan bahan pengikat, diberi Lapis Resap
Pengikat (Prime Coat), sebanyak 0,6-1,5 1/m2, sesuai dengan Buku
Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya No. 01/ST/BM.
5. Permukaan yang menggunakan bahan pengikat telah diberi lapis pengikat
(Tack Coat), sebanyak maksimum 0,5 1m2 , sesuai dengan Buku Peraturan
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya No. 01/ST/BM.
Setelah persiapan lapangan selesai, dilanjutkan dengan proses produksi
campuran. Pada saat proses produksi campuran, perlu diperhatikan bahan
campuran sesuai dengan rencana. Kemudian temperatur campuran telah baik
0
dan rata, kemudian agregat dipanaskan 175 C. Temperatur aspal <
temperatur agregat ( minimum 150 0C ), temperatur campuran 90-120 0C.
Pencampuran dilakukan di Asphalt Mixing Plant ( AMP ). Saat
berlangsungnya pencampuran, dilakukan tahapan pengendalian mutu. Yaitu
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan guna menjamin hasil pelaksanaan
kerja yang baik dan memenuhi perencanaan. Pengendalian mutu juga dapat
dilaksanakan pada saat penghamparan. Adapun tahapan pengendalian mutu di
AMP antara lain :
1. Kualitas bahan-bahan, keadaan peralatan, suhu pemanas bahan-bahan,
suhu campuran dan hasil campuran.
2. Pengambilan contoh dilakukan minimum satu kali setiap hasil
produksi.
18

Sedangkan untuk kegiatan pengendalian mutu pada saat penghamparan


antara lain :
1. Lapisan pengikat telah diperiksa jumlah dan perlatannya.
2. Pemeriksaan kerataan, kemiringan, sambungan-sambungan, lebar
hamparan, dan suhu hamparan yang akan dipadatkan.
3. Pengawasan suhu setiap tahap pemadatan serta cara pemadatan.
Setelah dilakukan proses pencampuran AC-WC akan didistribusikan
dengan menggunakan Dump Truck dan bak yang terbuat dari metal, rapat,
bersih, dan telah disemprot dengan air sabun, fuel oil, parafin oil, atau
larutan kapur, untuk mencegah lekatnya aspal dengan bak Dump Truck.
Selama pendistribusian, sebaiknya campuran ditutup dengan terpal, untuk
melindungi penurunan suhu dari pengaruh cuaca.
Setelah campuran AC-WC sampai dilokasi, selanjutnya dilakukan
penghamparan. Penghamparan hendaknya dimulai dengan posisi terjauh
kedudukan unit pencampuran. Setelah proses penghamparan selesai
dilaksanakan,selanjutnya dilaksanakan proses terakhir yaitu pemadatan.
Pemadatan merupakan pekerjaan akhir dari serangkaian kegiatan pembuatan
konstruksi jalan.
Adapun urutan dari pekerjaan pemadatan jalan antara lain :
a. Pemadatan awal (break down rolling) dilakukan pada temperatur 90 0C
dengan menggunakan Tandem Roller dengan banyak lintasan 4 dan
kecepatan 3-4 km/jam.
b. Sesudah pemadatan awal selesai, segara dilakukan pemadatan antara
c. ( intermediate rolling ), dengan maenggunakan mesin gilas roda karet
d. ( Pneumatic Tyre Roller ) pada kecepatan 4-5 km/jam. Dengan banyak
36 lintasan
e. Pemadatan ( Finisher Roller ) menggunakan Tandem Roller langsung
sesudah pemadatan antara berakhir, temperatur minimum 60 0C. Atau
sedikit diatas titik leleh aspal yang digunakan dengan lintasan sebanyak
2 lintasan dengan kecepatan 6-8 km/jam.
19

f. Pekerjaan pemadatan selesai setelah kepadatannya mencapai 95% dari


kepadatan laboratorium. Pada saat pemadatan ada beberapa tipe jalan yang
akan dihadapi, sehingga diperlukan cara pemadatan yang baik, antara lain :
1. Pada jalan lurus, pemadatan dimulai dari tepi tepi perkerasan as jalan
menuju ke tengah.
2. Pada bagian tikungan, pemadatan dimulai pada bagian rendah sejajar
as jalan menuju bagian yang tinggi.
3. Pada bagian tanjakan dan turunan, pemadatan dimulai dari bagian yang
rendah sejajar as jalan menuju ke bagian yang tinggi.
4. Roda penggerak mesin gilas pada lintasan pertama ditempatkan di
muka.
5. Pada waktu pemadatan, roda mesin gilas harus dibasahi dengan air
dengan tujuan agar aspal tidak lengket atau menempel pada roda mesin
gilas.
20

BAB III
TINJAUAN KHUSUS PROYEK

3.1 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Laston Aus AC-WC


Penulis melakukan praktek kerja lapangan pada 30 Oktober sampai
dengantanggal 1 Desember 2016, kegiatan pekerjaan yang diamati oleh penulis :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Laston Lapis Aus ( AC-WC )
Pembahasan dalam laporan praktek kerjala pangan ini mengenai
pelaksanaan pekerjaan perkerasan lentur ( flexible pavement ) tepat nya pada lapis
permukaan ( surface course ).
Di dalam laporan ini, penulis menceritakan tentang pelaksanaan kontruksi
perkerasan asphalt ( AC-WC ) di Jalan Bupati Kubang Raya.
1. Pada tanggal 15 sampai 16 desember 2016
Pekerjaan lapis perekat ( tack coat ) dengan lokasi pekerjaan di Jalan
Bupati Kubang Raya.
2. Pada tanggal 16 sampai 21 November 2016
Pekerjaan pengamparan AC-WC dengan Asphalt Finisher, setelah
dihamparkan di padatkan dengan menggunakan Tandem Roller untuk
pemadatan tahap pertama. Sedangkan tahap pemadatan kedua
menggunakan Pneumatic Ttyre Roller dengan lokasi pekerjaan Jalan
Bupati Kubang Raya.
3.1.1 Teori perkerasan jalan raya

Perkerasan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan
lapis konstruksi tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan,
serta kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban lalu lintas diatasnya
ke tanah dasar secara aman. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan
yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama
masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar
perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka
21

pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun


perkerasan jalan sangat diperlukan ( Silvia Sukirman, 2003 ).
3.1.2 Material yang digunakan
Pada pekerjaan kegiatan Pekerasan asphalt laston lapis pengikat AC-WC
ini material pilihan yang telah di lakukan pengujian Laboratorium di PT. Riau
Mas Bersaudara. Adapun Material yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Agregat Campuran yang terdiri atas :
a. Abu Batu
b. Pasir yang didatangkan dari Pangkalan
c. BPc. 4.75-12.5 mm yang di datangkan dari Pangkalan
d. BPc. 10-20 mm yang di datmangkan dari pangkalan
e. Semen
2. Campuran Asphalt
Campuran yang digunakan adalah campuran AC-WC yg diproduksi di AMP
( Asphalt Mixing Plant ) dengan nilai perbandingan yang sesuai dengan hasil
pengujian yang terdapat pada job mix formula ketebalan yang digunakan
adalah 4 cm dalam kondisi padat, dapat kita lihat komposisi campuran asphalt
pada tabel dibawah ini .
Tabel 3.1 komposisi campuran
No Cold Bins Hot Bins
1 Abu Batu 45 % Hot Bins I %
2 Pasir 12 % Hot Bins II 53 %
3 BPc. 4.75 - 12.5 mm 36 % Hot Bins III 35 %
BPc. 10 - 20 mm 5 Hot Bin IV 10 %
4 Semen 2 % Semen 2 %

Sumber :Job Mix Formula


22

Tabel 3.2 Jenis Campuran : LASTON LAPIS AUS (AC-WC)


Ukuran saringan Hot Bins II Hot Bins III Hot Bins IV Semen tp 1 Gradasi Spesifikasi
No
Inchi mm 53% 35% 10.0% 2.00% Gabungan
1 1.0 " 25.000
2 3/4 " 19.000 100.00 100.00 100.00 100 100 100
3 1/2 " 12.500 100.00 100.00 18.98 100 91.90 90 - 100
4 3/8 " 9.500 99.26 87.93 11.46 100 86.53 77 - 90
5 No. 4 4.750 93.91 15.75 0.09 100 57.30 53 - 69
6 No. 8 2.360 74.98 0.46 100 41.90 33 - 53
7 No. 16 1.180 54.37 0.15 100 30.87 21 - 40
8 No. 30 0.600 36.67 100 21.43 14 - 30
9 No. 50 0.300 21.07 100 13.17 9 - 22
10 No. 100 0.150 9.66 100 7.12 6 - 15
11 No.200 0.075 4.47 100 4.37 4-9

Sumber :Job Mix Formula


Tabel 3.3 Berat Jenis & Penyerapan Material
Berat Berat Berat Berat Berat Berat
No Cold Bins Jenis Jenis Jenis Penyerapan Hot Bins Jenis Jenis Jenis Penyerapan
Kering Ssd Semu Kering Ssd Semu
1 Abu Batu 2.527 2.565 2.629 1.539 Hot Bins II
2 Pasir 2.557 2.606 2.690 1.932 Hot Bins III
3 BPc. 4.75 - 12.5 mm 2.559 2.612 2.704 2.103 Hot Bins IV
4 Semen 3.15 3.15 Semen Tipe 1

Sumber :Job Mix Formula


Tabel 3.4 Hasil Pengujian Campuran
Satuan Hasil Pengujian Spesifikasi Keterangan
1 Kadar Aspal % 5.85 -
2 Filler yg di Tambahkan % 2.00 Min. 1
3 Kepadatan Gr/cc 2.300 -
4 Rongga udara Refusal % 2.72 Min. 2
5 Rongga udara % 3.91 3 - 5
6 Rongga mineral agregat % 15.09 Min. 15
7 Rongga terisi aspal % 74.10 Min. 65
8 Stabilitas Kg 1332.23 Min. 800
9 Kelelehan Plastis mm 3.40 2 - 4
10 Sisa Marshall Kg/mm 391.83
11 Penyerapan % 0.84 Maks. 1.2
12 Sisa Stabilitas % 93.30 Min. 90

Sumber :Job Mix Formula


23

3.1.3 Proses Pekerjaan Lapis Aus AC-WC


Pekerjaan perkerasan asphalt terdiri dari material pilihan, sedangkan
proses pengerjaannya mulai dari proses pengangkutan, pembersihan, proses
penyemprotan tack coat, pemindahan, pengamparan dan pemadatan.

Untuk Pekerjaan Lapis AC-WC terdiri dari beberapa tahap antara lain :
1. Pengangkutan
2. Pembersihan
3. Penyiraman Tack Coat
4. Pemindahan
5. Pengamparan
6. Pemadatan

1. Pengangkutan asphalt ( AC-WC )


AC-WC yang diproduksi di AMP diangkut oleh dump truck menuju
kelokasi pengaspalan.Lokasi AMP terletak di jalan pekanbaru
bangkinang km 27 milik PT.Riau Mas Bersaudara, jarak ke lokasi
pekerjaan sekitar 10,8 km atau 39 menit perjalanan. Asphalt yang dibawa
dari AMP mempunyai suhu 150o-160oC dan masuk kebak Asphalt
Finisher dengan suhu130oC. Kemudian dipadatkan dengan Tandem
Roller pada suhu 110o-130oC dan pemadatan menggunakan Pneumatic
Tire Roller pada suhu 90o-110o C dan harus selesai dipadatkan pada suhu
diatas 85o C, proses memuat laston kedalam dump truck dari AMP bisa
kita lihat pada gambar 3.1 di bawh ini.

Gambar 3.1 proses AMP Memuat Laston kedalam dump truk ( pada malam hari )
24

2. Proses Pembersihan lintasan


Sebelum dilakukan proses pengaspalan terlebih dahulu dilakukan
pembersihan lintasan, pembersihan ini menggunakan air compressor.
Tujuan pembersihan ini agar seluruh kotoran yang ada pada permukaan
lapisan BASE hilang dan tidak menghambat pekerjaan pengaspalan.
Proses pembersihan lintasan dapat kita lihat pada gambar 3.2 dibawah
ini.

Gambar 3.2 Proses Pembersihan Menggunakan Air Compressor

3. Proses Penyemprotan Pream coat


Setelah dilakukan pembersihan lintasan kemudian dilakukan
penyemprotan pream coat yang memiliki perbandingan 60% asphalt
dan 40% minyak tanah. Penyemprotan pream coat ini menggunakan
asphalt sprayer. Setelah penyemprotan pream coat pada lapisan Base
kemudian baru dimulai proses pengaspalan.
25

Proses penyemprotan pream coat dapat kita lihat pada gambar 3.3 dibawah ini

Gambar 3.3 Proses Penyemprotan pream coat Oleh Asphalt Spaye

4. Pemindahan AC-WC
Setelah AC-WC tiba di lokasi proyek, dilakukan pemindahan AC-WC
kedalam Asphalt Finisher dengan suhu 110o-130o C.
Pemindahan ac-wc dari dum truck ke mesin finisher bisa kita lihat pada
gambar 3.4 dibawah ini.

Gambar 3.4 Pemindahan AC-WC kedalam Asphalt Finisher


5. Pengamparan AC-WC
Setelah permukaan bersih maka dimulai pekerjaan pengamparan.
Campuran sesuai dengan ketebalan yang direncanakan 4 cm kondisi
26

padat.Apabila ada bagian yang tidak rata dan berlubang maka para
pekerja akan meratakan atau memperbaikinya dengan alat bantu cara
penghamparan AC-WC dapat kita lihat pada gambar 3.5 dibawah ini.

Gambar 3.5 Proses Pengamparan AC-WC


6. Pemadatan
Setelah pengamparan selesai, pekerjaan selanjut nya adalah pemadatan.
Pemadatan terdiri 2 tahap, yaitu :
1. Pemadatan Menggunakan Tandem Roller diawali dari sisi tepi kiri
dan kanan bergerak ketengah hamparan dimana suhu hot mix 110o-
130o C. untuk AC-WC Tandem Roller 1 passing.
2. Kemudian dilanjutkan pemadatan dengan Pneumatic Tire Roller 18
passing sampai pekerjaan selesai.
27

Pross pemadatan dengan alat tandem roler dapat kita lihat pada
gambar 3.6 dibawah ini.

Gambar 3.6 Pemadatan menggunakan Tandem Roller

Gambar 3.7 Pemadatan menggunakan PTR

3.2 Peralatan yang digunakan pada pekerjaan lapis Aus AC-WC


Padapekerjaanperkerasan asphalt dengan item pekerjaan lapis Aus AC-
WC iniperalatanyang digunakanyaitu :
A. Air Compressor
28

Air Compressor digunakan selama 4 hari, selama pekerjaan perkerasan


lapis Aus (AC-WC) Air Compressor dengan kapasitas 175 CPM ini
digunakan untuk proses pembersihan semua kotoran yang ada pada
permukaan base yang berjumlah 1 unit, kondisiperalatan 93% Air
Compressor yang digunakanmilik PT. Riau Mas Bersaudara
B. Asphalt Sprayer digunakan selama 4 hari, selama proses penyemprotan
lapisan perekat atau pream coat pada pekerjaan AC-WC. Asphalt
Sprayer yang digunakan berjumlah 1 unit. Asphalt Sprayer memiliki
kapasitas 800 liter dengan kondisi 80%. Asphalt Sprayer yang
digunakan milik PT. Riau Mas Bersaudara.
C. Dump Truck Dump Truk digunakan untuk perkerjaan tanah dan
pekerjaan perkerasan asphalt. Jumlah Dump Truck adalah 11 unit dengan
kapasitas 32 ton. Dump Truck yang digunakan milik PT. Riau Mas
Bersaudara
D. Asphalt finisher Asphalt Finisher digunakan selama 6 hari, selama
pekerjaan perkerasan lapis Aus ( AC-WC ). Memiliki kapasitas 50 ton
dengan kondisi 75% .Asphalt Finisher yang digunakan milik PT.Riau
Mas Bersaudara
E. Tandem Roller Tandem Roller digunakan selama 6 hari, selama
perkerjaan perkerasan lapis Aus (AC-WC).Digunakan untuk pemadatan
asphalt ( 1 passing) dengan kondisi alat 90%. Alat Ini milik PT.Riau Mas
Bersaudara
F. Pneumatic Tyre Roller digunakan selama 6 hari, selama pekerjaan
perkerasan lapis aus (AC-WC). Digunakan untuk pemadatan asphalt (18
passing) dengan kondisi alat 90%. Alat ini milik PT.Riau Mas
Bersaudara.
3.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan
laston aus (AC-WC) adalah sebagai berikut :
a) Helm
b) Sepatu bot ( safety shoes )
c) Rompi
29

d) Kacamatapelindung
e) Sarungtangan
f) Masker
Tetapi pada kenyataan dilapangan banyak para pekerja tidak sepenuhnya
menggunakan , sarung tangan , rompi , dan kacamata pelindung dikarenakan
kurangnya peralatan K3 dilapangan dan kesadaran dari pekerja tersebut
tentang pentingnya K3 yang sangat di perlukan pada pelaksanaan pekerjaan
base atau pun pada pekerjaan perkerasan asphalt laston lapis aus (AC-WC).

3.4 Tenaga Kerja


Selama pelaksanaan pekerjaan lapis Aus (AC-WC) membutuhkan tenaga
kerja manusia yaitu :
1. Pelaksana
Pelaksana yang bekerja selama pekerjaan Lapis Aus AC-WC ini sebanyak 1
orang.
2. Mandor
Mandor yang bekerja selama pekerjaan Lapis Aus AC-WC ini sebanyak 1
orang.
3. Supir
Supir yang bekerja selama pekerjaan Lapis Aus AC-WC ini sebanyak 11
orang.
4. Operator
Operator yang bekerja selama pekerjaan Lapis Aus AC-WC ini sebanyak 3
orang, Yaitu operator Asphalt Finisher, Tandem Roller, dan PTR yang
masing-masing satu orang operator.
5. Pekerja yang membantu selama pekerjaan Lapis Aus AC-WC ini sebanyak 5
orang.
30

3.5 Kendala Pelaksanan

Dalam pelaksanaan proyek ada kalanya kondisi dilapangan tidak sesuai


dengan apa yang sudah direncanakan baik dalam hal gambar kerja maupun
penggunaan jenis material sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang dengan
melakukan perhitungan terlebih dahulu apabila lokasi perbedaan merupakan
struktur bangunan, serta diperlukan pengawasan pelaksanaan agar pekerjaan
sesuai dengan shop drawing sehingga setiap penyimpangan dapat dihindari.
Proyek sering mengalami keterlambatan. Bahkan bisa dikatakan hampir 80%
proyek mengalami keterlambatan. Jeleknya, keterlambatan proyek sering berulang
pada aspek yang dipengaruhi maupun faktor yang mempengaruhi. Seringnya
terjadi keterlambatan proyek dan berulangnya kejadian ini, menarik perhatian
untuk ditulis. Tulisan ini adalah bagian pertama dari beberapa tulisan yang akan
mengulas mengenai keterlambatan proyek.
Waktu ( Time ) adalah salah satu constraint dalam Project Management di
samping biaya (Cost), dan kualitas ( Quality ). Keterlambatan proyek akan
berdampak pada aspek lain dalam proyek. Sebagai contoh, meningkatnya biaya
untuk effort mempercepat pekerjaan dan bertambahnya biaya overhead proyek.
Dampak lain yang juga sering terjadi adalah penurunan kualitas karena pekerjaan
terpaksa dilakukan lebih cepat dari yang seharusnya sehingga memungkinkan
beberapa hal teknis dilanggar demi mengurangi keterlambatan proyek.
Keterlambatan proyek akan menyebabkan kerugian bagi pihak Pemilik Proyek
yang tidak sedikit. Kehilangan opportunity karena proyek belum bisa
menghasilkan profit sudah sering terjadi. Kejadian ini umunya menjadi sumber
konflik baru bagi Penyedia Jasa dan Pemilik Proyek. Tulisan ini menjadi fokus
karena aspek yang terpengaruh dan yang mempengaruhi keterlambatan proyek
ternyata sering berulang. Artinya, pelaku proyek sering menganggap remeh
kejadian keterlambatan proyek dan tidak menjadikan kejadian itu sebagai lesson
learn dalam pelaksanaan proyek berikutnya.
Keterlambatan proyek dapat dilihat dalam dua hal seperti yang telah disebutkan di
atas yaitu aspek yang terpengaruh dan faktor yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab. Adapun faktor yang terpengaruh yang menyebabkan proyek
terlambat adalah:
31

a. Keterlambatan terkait material Keterlambatan terkait tenaga kerja


b. Keterlambatan terkait peralatan
c. Perencanaan yang tidak sesuai
d. Lemahnya kontrol waktu proyek
e. Keterlambatan Subkontraktor
f. Koordinasi yang lemah
g. Pengawasan yang tidak memadai
h. Metode pelaksanaan yang tidak sesuai
i. Kurangnya personil secara teknik
j. faktor cuaca, seperti hujan.

3.6 Proses Pelaksanaan Pekerjaan Laston AC-WC


Proses pekerjaan jalan raya, disajikan secara bagan alir pada gambar 3.8
sebagai berikut :

Mulai

Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan AC-WC

Pengangkutan

Pembersihan

Penyiraman Take Coat

Pemindahan

Pengamparan

Pemadatan

Selesai

Anda mungkin juga menyukai