Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS STRUKTUR

Beban Hidup/Live Load Struktur Bangunan


Pertemuan 4

TEKNIK SIPIL
 

UNIVERSITAS NUSA PUTRA


Penyusun: Ir. Paikun, ST., MT., IPM
 
OUTLINE
A. Definisi Beban Hidup/Live Load (L/LL) Beban Hidup
atap (La) dan reduksi Beban Hidup terfaktor.
B. Cara menghitung beban hidup (L) / Live Load (LL):
1. Beban Hidup lantai (L/LL)
2. Beban Hidup atap (La)
3. Reduksi Beban Hidup
C. Beban hidup trfaktor
OUTLINE A

Definisi Beban Hidup/Live


Load (L/LL).
Definisi Beban Hidup. RSNI2 1727:2018
Beban Hidup
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung
atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban
banjir, atau beban mati.
Beban hidup terpusat
Lantai, atap, dan permukaan sejenisnya harus dirancang untuk
mendukung dengan aman beban hidup terdistribusi merata yang
ditentukan dalam Pasal 4.3 atau beban terpusat, dalam pound (lb) atau
kilonewton (kN) yang tercantum dalam Tabel 4.3-1, dipilih yang
menghasilkan efek beban terbesar. Kecuali disyaratkan lain, beban
terpusat yang ditunjukkan harus diasumsikan bekerja merata pada
daerah seluas 2,5 ft (762 mm) x 2,5 ft (762 mm) dan harus di tempatkan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan efek beban maksimum dalam
komponen struktur
Beban Hidup akibat Partisi. RSNI2 1727:2018
Pada bangunan gedung perkantoran dan
bangunan lainnya dimana lokasi partisi
dapat berubah tempatnya, ketentuan
berat partisi harus ditetapkan, terlepas
dari ada tidaknya partisi tersebut dalam
denah rencana. Beban partisi tidak boleh
kurang dari 15 psf (0,72 kN/m2).
PENGECUALIAN
Beban hidup partisi tidak diperlukan
apabila beban hidup minimum yang
ditetapkan diambil sebesar 80 psf (3,83
kN/m2) atau lebih besar
Kecuali untuk beban hidup merata pada
atap, semua beban hidup terdistribusi
merata minimum lainnya, Lo dalam Tabel
4.3-1, dapat dikurangi sesuai dengan
ketentuan Pasal 4.7.2 sampai Pasal 4.7.6.
Beban Hidup Terfaktor. RSNI2 1727:2018
 Reduksi beban hidup merata
L tidak boleh kurang dari 0,50 Lo untuk komponen struktur yang mendukung satu lantai dan L tidak boleh kurang dari 0,40 o L
untuk komponen struktur yang mendukung dua lantai atau lebih dari dua lantai.
 Beban Berat
Beban hidup yang melebihi 100 lb/ft2 (4,79 kN/m2) tidak boleh direduksi.
PENGECUALIAN Beban hidup untuk komponen struktur yang mendukung dua atau lebih lantai diizinkan direduksi sebesar
maksimum 20 %, tetapi beban hidup tereduksi tidak boleh kurang dari dari 0,50 Lo
BEBAN HIDUP TERDISTRIBUSI MERATA

Beban hidup yang diperlukan


Beban hidup yang digunakan dalam perancangan
bangunan gedung dan struktur lain harus merupakan
beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat
penghunian dan penggunaan bangunan gedung, akan
tetapi tidak boleh kurang dari beban merata minimum
yang ditetapkan dalam Tabel 4.3-1.
(RSNI2 1727:2018)
Beban hidup terdistribusi merata
(Beban hidup yang diperlukan)

 RSNI2 1727:2018 Tabel 4.3-1 Beban


hidup terdistribusi merata minimum, Lo
dan beban hidup terpusat minimum
 SKBI-1.3.53.1987 UDC: 624.042
Beban hidup terdistribusi merata
(Beban hidup yang diperlukan)
RSNI2 1727:2018.
Pasal 4.7.1 sampai Pasal 4.7.6.

Semua beban hidup terdistribusi merata minimum lainnya, Lo


dalam Tabel 4.3-1, dapat dikurangi kecuali:
 Beban hidup merata pada atap
 Beban berat (Beban hidup yang melebihi 100 lb/ft2 (4,79
kN/m2)
 Garasi mobil penumpang
 Tempat pertemuan
 Batasan untuk slab satu arah
Faktor Elemen Beban Hidup. RSNI2 1727:2018.
Beban hidup terdistribusi merata minimum perlu mempertimbangkan
factor elemen beban hidup
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
SKBI-1.3.53.1987 UDC: 624.042
No Penggunaan Berat Keterangan
1. Lantai dan tangga rumah tinggal 200 kg/m2 kecuali yang disebut no.2
2. - Lantai & tangga rumah tinggal
sederhana 125 kg/m2
- Gudang-gudang selain untuk
toko, pabrik, bengkel.
3. - Sekolah, ruang kuliah
- Kantor
- Toko, toserba 250 kg/m2
- Restoran
- Hotel, asrama
- Rumah Sakit
4. Ruang olahraga 400 kg/m2
5. Ruang dansa 500 kg/m2
6. Lantai dan balkon dalam dari 400 kg/m2 Masjid, gereja, ruang
ruang pertemuan pagelaran/rapat, bioskop
dengan tempat duduk tetap.
7. Panggung penonton 500 kg/m2 Tempat duduk tidak tetap /
penonton yang berdiri.
8. Tangga, bordes tangga dan gang 300 kg/m2 no.3
Beban Hidup RSNI2 1727:2018 dan
SKBI-1.3.53.1987 UDC: 624.042

 Ketentuan beban hidup RSNI2 1727:2018 menggunakan satuan kN/M2


 Ketentuan beban hidup SKBI-1.3.53.1987 UDC: 624.042 menggunakan kg/M2.
OUTLINE B

Cara menghitung Beban


Hidup (L) / Live Load (LL)
1. Beban Hidup lantai (L atau
LL) bangunan gedung
1. Cara menghitung Beban Hidup (L) / Live Load (LL)

Gambar detail struktur

Identifikasi Luas lantai Bangunan

Identifikasi Peruntukan bangunan

Luas lantai x beban hidup minimum

Faktor reduksi

Faktor pembebanan

Pembagian pembebanan
a). Beban Hidup Lantai Sekolah, R. Kuliah
• RSNI2 1727:2018. Beban hidup terdistribusi
merata minimum, Lo dan beban hidup terpusat
minimum pada bangunan sekolah untuk ruang
kelas adalah 1,92 kN/m2 (tanpa reduksi)

• Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk


Rumah dan Gedung SKBI-1.3.53.1987 UDC:
624.042. Beban minimum yang harus
diperhitungkan pada bangunan sekolah untuk
ruang kelas adalah 250 kg/m2

1,92 kN/m2 = 195,79 kg/m2


b). Beban Hidup Lantai (Sekolah, R. Kuliah)
• RSNI2 1727:2018. Beban hidup terdistribusi
• Ketentuan untuk partisi merata minimum, Lo dan beban hidup terpusat
minimum pada bangunan sekolah untuk ruang
Pada bangunan gedung kelas adalah 1,92 kN/m2 (tanpa reduksi)
perkantoran dan bangunan
lainnya dimana lokasi
partisi dapat berubah
tempatnya, ketentuan berat • Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk
partisi harus ditetapkan, Rumah dan Gedung SKBI-1.3.53.1987 UDC:
terlepas dari ada tidaknya 624.042. Beban minimum yang harus
diperhitungkan pada bangunan sekolah untuk
partisi tersebut dalam
ruang kelas adalah 250 kg/m2
denah rencana. Beban
partisi tidak boleh kurang • 1,92 kN/m2 = 195,79 kg/m2
dari 15 psf (0,72 kN/m2).
• 250 kg/m2 = 2,45 kN/m2
c). Contoh Kasus 1. Beban Hidup (L) Gedung Sekolah/Kampus

Bagaimana menentukan/menghitung
Beban Hidup pada gambar ini,
berdasarkan RSNI2 1727:2018 dan
SKBI-1.3.53.1987 UDC: 624.042
d). Penyelesaian
Kasus1. Menghitung
Beban Hidup (L)
Gedung
Sekolah/Kampus

No Uraian Cara menghitung luas lantai RSNI2 1727:2018 SKBI-1.3.53.1987


1 Gambar Detail Struktur Gambar.1. dan Gambar. 2
2 Identifikasi peruntukan bangunan Gedung sekolah, R. kelas 1,92 kN/m2 250 kg/m2
3 Identifikasi Luas Lantai Bangunan 15 x 20 300
Beban minimum/m2 Beban minimum perlantai
4 Luas lantai x beban hidup minimum Luas (m2) RSNI2 1727:2018 SKBI-1.3.53.1987 RSNI2 1727:2018 SKBI-1.3.53.1987
a (kN/m2) (kg/m2) (kN/m2) (kg/m2)
b c axb axc
Luasa lantai 1 300 1,92 250 576 75000
Luasa lantai 2 300 1,92 250 576 75000
Luasa lantai 3 300 1,92 250 576 75000
Luasa lantai 4 300 1,92 250 576 75000
Luasa lantai 5 300 1,92 250 576 75000
Luasa lantai atap 300 0,96 100 288 30000
5 Faktor reduksi 0,5 La 144 15000
6 Faktor pembebanan 1,4D + 1,6L + 0,5(La atau H) 4.752 615.000
7 Pembagian pembebanan (total beban hidup/jumlah kolom) 238 30.750
e). Beban Hidup minimum bangunan Sekolah, R. Kuliah
• RSNI2 1727:2018: 1,92 kN/m2 (tanpa reduksi)
• Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI-1.3.53.1987 UDC:
624.042: 250 kg/m2
• Ketentuan untuk partisi
Pada bangunan gedung perkantoran dan bangunan lainnya dimana lokasi partisi dapat berubah
tempatnya, ketentuan berat partisi harus ditetapkan, terlepas dari ada tidaknya partisi tersebut
dalam denah rencana. Beban partisi tidak boleh kurang dari 15 psf (0,72 kN/m2).
Logika
1. Berat manusia rata2 80 kg (kondisi diam), sekitar 100 kg (kondisi bergerak). Seorang
manusia menempati ruang 0,6 x 1,2 = 0,72 m2, maka berat akibat manusia (1/0,72)x100 =
138,9 kg
2. Furniture (kursi dan meja): 25 + 40 = 65 kg
3. Partisi (jika partisi tinggi 3,6 m, Panjang 5 m): (5x3,6)x28,36 = 510,5 kg, karena partisi
didistribusikan pada luas lantai, dan apabila partisi didistribusikan pada ruang 5x5 maka
510,5/25 = 20,42 kg/m2
 Maka beban manusia + furniture + partisi = 138,9+65+20,42 = 224 kg/m2 (SKBI-1.3.53.1987
UDC: 624.042: 250 kg/m2)
 RSNI2 1727:2018: 1,92 kN/m2 (tanpa reduksi) + partisi: 1,92+0,72 = 2,64 kN/m2 (269,2
kg/m2)
OUTLINE

Cara menghitung Beban


Hidup (L) / Live Load (LL)
2. Beban Hidup atap (La)
Definisi Beban Hidup atap. RSNI2 1727:2018

Beban hidup atap


Beban pada atap yang diakibatkan:
(1) selama pemeliharaan oleh pekerja, peralatan, dan material,
dan
(2) selama masa layan struktur akibat benda bergerak, seperti
tanaman pot atau perlengkapan dekoratif kecil serupa lainnya
yang bukan terkait hunian. Beban hidup terkait hunian pada
atap seperti area berkumpul di atap, atap dek dan atap
vegetatif atau atap lansekap pada area yang bisa dipakai,
diperhitungkan sebagai beban hidup pada atap daripada
beban hidup atap.
Beban Hidup atap RSNI2 1727:2018.

Semua beban hidup


terdistribusi merata
minimum lainnya, Lo
dalam Tabel 4.3-1, dapat
dikurangi kecuali untuk
beban hidup merata pada
atap, beban berat (Beban
hidup yang melebihi 100
lb/ft2 (4,79 kN/m2).
(RSNI2 1727:2018)
BEBAN HIDUP PADA ATAP GEDUNG SKBI-1.3.53.1987 UDC:
624.042. Referensi: Pasal 2.1.2.2

No. Bagian Atap Berat Keterangan

1. Atap / bagiannya dapat


dicapai orang, termasuk 100 kg/m2 atap dak
kanopi

2. Atap / bagiannya tidak dapat α = sudut atap, min. 20 tak


dicapai orang (diambil min.) : perlu ditinjau bila α > 50o
- beban hujan (40-0,8.α) kg/m2

- beban terpusat 100 kg

3. Balok/gording tepi kantilever 200 kg


Cara Menghitung Beban Hidup atap

Beban hidup atap yang harus diperhitungkan adalah:


• RSNI2 1727:2018 = 0,96 kN/ (atap bukan untuk hunian)
• SKBI-1.3.53.1987 = 100 kg/ (atap bukan untuk hunian)
Maka untuk menghitung total Beban Hidup atap (La atau Lr), perlu diketahui luas
atap. Menghitung total Beban Hidup atap adalah:

Contoh diketahui luas atap suatu bangunan adalah 300 , maka total Beban Hidup
atap:
 RSNI2 1727:2018
 SKBI-1.3.53.1987
2. Studi kasus menghitung Beban Hidup Atap

Berapa total beban hidup


atap pada gambar?

Diketahui:
• Luas atap berdasarkan gambar adalah 20 x 15 atau 300
• Berdasarkan RSNI2 1727:2018 perlu , dan berdasarkan SKBI-
1.3.53.1987
Maka
 RSNI2 1727:2018
= 288
 SKBI-1.3.53.1987
= 30.000
OUTLINE

Cara menghitung Beban


Hidup (L) / Live Load (LL)
3. Reduksi Beban Hidup
a) Definidi Reduksi Beban Hidup
• reduksi/re·duk·si/ /réduksi/ n pengurangan, pemotongan (harga dan
sebagainya): toko itu memberikan -- 10% menjelang Lebaran;
mereduksi/me·re·duk·si/ v membuat pengurangan, potongan (harga dan
sebagainya) (KBBI)
• Reduksi Beban Hidup adalah mengurangi atau memotong beban dari
beban yang sesungguhnya
c). Reduksi Beban Hidup
• RSNI2 1727:2018: 1,92 kN/m2 (tanpa
reduksi)
• Pedoman Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung SKBI-
1.3.53.1987 UDC: 624.042: 250 kg/m2

L
L = 1,92x0,625
L = 1,2
Contoh Reduksi Beban Hidup
• RSNI2 1727:2018: 1,92
kN/m2 (tanpa reduksi

• Kolom interior & eksterior tanpa slab kantilever = 4


L L = 1,92x0,625 L = 1,2
• Kolom tepi dengan slab kantilever = 3
L L = 1,92x0,433 L = 0,831
• F=2
L L = 1,92x0,5303 L = 1,018
OUTLINE

C. Beban Hidup Terfaktor


FAKTOR PEMBEBANAN
Ketentuan LRFD: 1,2D + 1,6(La atau H) + (0,5L atau 0,8W)
Ketentuan SNI 2847:2019: 1,2D + 1,6(Lr atau R) + (1,0L atau 0,5W)
• Dalam Latihan perhitungan Beban Mati (D) pada sesi sebelumnya berdasarkan gambar
yang sama diketahui bahwa total Beban Mati (D): 1.893.810 kg
• Dalam studi kasus sesi ini diketahui bahwa total Beban Hidup lantai (L): 375.000 kg dan
Beban Hidup atap (La) atau (Lr): 30.000 kg
Kombinasi pembebanan LRFD: (1,2x1.893.810)+(1,6x30.000)+(0,5x375.000)
= 2.508.072 kg (24.595,78 kN)
Ketentuan SNI 2847:2019: (1,2x1.893.810)+(1,6x30.000)+(1x375.000)
= 2.695.572 kg (26.434,53 kN)
Apabila beban terbagi merata dalam setiap kolom, dan dalam gambar terdiri dari 20 kolom,
maka beban pada setiap kolom:
• LRFD: 2.508.072/20 = 125.404 kg (1.229,79 kN/m2)
• SNI 2847:2019: 2.695.572/20 = 134.779 kg (1.321,73 kN/m2)
Kita bisa bukan berarti pintar
Tapi kita bisa karena sudah biasa melakukannya

SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai