Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan No.12
(1,70mm) terhadap berat semula dalam persen. Untuk menguji kekuatan agregat
kasar dapat menggunakan bejana Rudolf ataupun dengan alat uji Los Angeles Test.
Di dalam mesin Los Angels terdapat sirip yang berfungsi sebagai pembalik
material yang diuji dan lama pengujian tergantung dari jumlah berat material.
2.2.2 Tujuan
2.2.4 Peralatan
Mesin abrasi Los Angeles, yaitu mesin yang terdiri dari silinder baja
tertutup pada kedua sisi dengan diameter 71 cm (28”) dan panjang 50 cm
(20”). Silinder ini bertumpu pada dua poros pendek tidak menerus yang
berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang unuk memasukkan
sampel. Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam
silinder tidak terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja
melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,59”);
Lewat Tertahan
A B C D
(mm) (mm)
a. Sampel dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles dan mesin
diputar 500 putaran;
A−B
×100%
Nilai keausan Los Angeles = A
Dimana :
Maka:
A−B 5000,5−3281,6
Nilai keausan Los Angeles = = x 100% = 34,37 % ≈
A 5000,5
34 %
2.2.8 Kesimpulan
2.3.1 Definisi
2.3.2 Tujuan
2.3.4 Peralatan
Aggregate Impact Machine. Alat ini masih digerakkan secara manual
dengan tenaga manusia;
Berat total mesin tidak lebih dari 60 kg dan tidak kurang dari 40 kg.
Dasar mesin terbuat dari baja dengan diameter 300 mm dan memiliki
berat antara 22 sampai 30 kg;
Cylindrical Steeel Cup memiliki diameter dalam 102 mm dan kedalaman
50 mm. Ketebalan cup tidak kurang dari 6 mm;
Palu baja yang digunakan memiliki berat antara 13,5 sampai 14,0 kg
dengan bagian bawah (bidang kontak) merupakan lingkaran dan datar.
Diameter kontak sebesar 100 mm dan ketebalan 50 mm, dengan chamfer
1,5 mm. Palu diatur sedemikian rupa hingga dapat naik turun dengan
mudah tanpa gesekan berarti.Palu baja bergerak jatuh bebas dengan tinggi
jatuh 380 ± 5 mm,diukur dari bidang kontak palu sampai permukaan
sampel di dalam cup;
Alat pengunci palu dapat diatur sedemikian rupa untuk memudahkan
penggantian sampel dan pemasangan cup;
Saringan dengan diameter 14.0 mm, 10.0 mm dan 2.36 mm;
Besi penusuk dengan panjang 230 mm serta memiliki potonn gan
melintang lingkaran berdiameter 10 mm;
Timbangan dengan kapasitas minimal 5000 gram dan ketelitian 0,1 gram.
Sampel adalah agregat yang lolos saringan 14.0 mm dan yang tertahan
saringan 10.0 mm. Setiap pengujian dibuat dua sampel;
Saring antara 500 sampai 1000 gram agregat pada urutan saringan 14.0
mm dan 10.0 mm selama 10 menit. Sampel yang diambil adalah yang
lolos saringan 14.0 mm dan tertahan 10.0 mm;
Cuci sampel dengan air yang mengalir dan keringkan dalam oven
(110±5)ºC selama 4 jam (kondisi kering oven). Setelah suhu turun (atau
sama dengan suhu ruangan, 25ºC) sampel siap untuk digunakan.
a. Timbang cup (Cylindrial Steel Cup) dengan ketelitian 0.1 gram (W1);
b. Isilah cup dengan sampel dalam 3 (tiga) lapis yang sama tebal. Setiap
lapis dipadatkan dengan 25 kali besi penusuk secara merata diseluruh
permukaan. Tiap lapis, tongkat dijatuhkan secara bebas dengan
ketinggian tidak lebih dari (>) 5cm dari permukaan lapisa. Pada lapis
terakhir, isi cup dengan agregat agak menyembul dan padatkan;
c. Ratakan permukaan sampel dengan besi penusuk dan timbang (W2);
d. Hitung berat awal sampel (A’=W2-W1);
e. Letakkan mesin impact agregat pada lantai datar dan keras, seperti lantai
beton;
f. Letakkan cup berisi sampel pada tempatnya dan pastikan letak cup sudah
baik dan tidak akan bergeser akibat tumbukan palu;
g. Atur ketinggian palu agar jarak antara bidang kontak palu dengan
permukaan sampel 380± 5mm;
h. Lepaskan pengunci palu dan biarkan palu jatuh bebas ke sampel. Angkat
palu pada posisi semula dan lepaskan kembali (jatuh bebas).Tumbukan
dilakukan sebanyak 15 kali dengan tenggang waktu tumbukan tidak
kurang dari satu detik;
i. Setelah selesai saring benda uji dengan saringan No. 8 (2.36 mm) selama
satu menit dan timbang berat yang lolos dengan ketelitian 0,1 gram yang
dinyatakan sebagai B gram dan yang tertahan sebagai C gram. Pastikan
tidak ada partikel yang hilang selama proses tersebut. Jika selisih jumlah
berat agregat yang lolos dan tertahan (A) dengan berat awal (A’) lebih
dari 1 gram, maka pengujian harus diulangi;
j. Ulangi prosedur tersebut untuk sisa sampel berikutnya.
C
AIV= ×100%
A−B
Keterangan :
Benda I 3663,0 gr
Benda II 3684,8 gr
Benda I 3023,4 gr
Benda II 3023,4 gr
Benda I 77,4 gr
Benda II 63,2 gr
77,4
Benda I AIV = ×100 % = 12,1%
3663,0−3023,4
63,2
Benda II AIV = ×100 % = 11,7 %
3684,8−3023,4
12,1+11,7
AIVrata-rata = = 11,9 %
2
Tabel 2.2 Ukuran Agregat Standard dan Non-Standard Yang dapat Digunakan
Dengan Dasar Ukuran Saringan dari British Standard.
Saringan Saringan
Agregat Ukuran Lolos
Tertahan Pemisah
Impact Test.
Hasil perhitungan yang diperoleh dalam percobaan impact test agregat dapat
dilihat pada lampiran A-III
2.3.8 Kesimpulan
0 - 10 = Sangat kuat
10 - 20 = Kuat
20 - 30 = Untuk lapisan permukaan jalan
30 - 35 = Kurang baik untuk lapisan permukaan jalan
Maksimum 30
Dapat dipakai untuk pondasi Makadam basah atau kering. Konstruksi
penyiraman [surface dressing]. Penetrasi Makadam. Lapis aspal beton dan
beton semen.
Maksimum 35
Dapat dipakai untuk Bitumen Bound Makadam.
Maksimum 45
Dapat dipakai untuk pondasi jalan beton semen.
Maksimum 50
Dapat dipakai untuk lapis pondasi bawah.
Hasil pengujian ketahanan agregat dengan alat tumbuk didapat besar nilai
tumbuk agregat adalah 11,9 %. Nilai ini tergolong sangat kuat menurut standarisasi
BSI.
2.4.1 Definisi
Berat isi agregat didefinisikan sebagai berat satuan butiran dibagi dengan
berat isi atau volume agregat. Tambahan untuk pori-pori dalam setiap agregat,
berat isi volume juga sudah termasuk spasi diantara setiap partikel.
2.4.2 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau
campuran. Berat isi adalah perbandingan berat dan isi (volume) agregat.
2.4.4 Peralatan
W3 3
Berat Isi Agregat = gram/cm
V
2.4.8 Kesimpulan
Pada pengujian berat isi agregat dapat diketahui berapa berat yang didapat
dengan melakukan dua cara perbandingan, yakni agregat lepas dan agregat padat
dengan tusukan.
Pada perhitungan di atas didapatkan berat isi agregat lepas adalah 1,449
3 3
gram/cm dan berat isi agregat padat dengan tusukan adalah 1,602 gram/cm . Maka
dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan memenuhi spesifikasi yaitu >1,0.
2.5.1 Definisi
2.5.2 Tujuan
2.5.4 Peralatan
2.7.1 Definisi
Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan nomor
200 (0,075 mm) adalah banyaknya bahan yang lolos saringan nomor 200 (0,075 mm)
sesudah agregat dicuci sampai air cucian menjadi jernih.
2.7.2 Tujuan
2.7.4 Peralatan
Saringan terdiri dari dua ukuran yang bagian bawah dipasang saringan
nomor 200 (0,075 mm) dan diatasnya saringan nomor 16 (1,18 mm);
Wadah untuk mencuci mempunyai kapasitas yang dapat menampung
benda uji sehingga pada waktu pengadukan (pelaksanaan pencucian)
benda uji dan air pencuci tidak mudah tumpah;
Timbangan dengan ketelitian maksimum 0,1% dari berat benda uji;
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)°C.
Benda uji adalah agregat dalam kondisi kering oven dengan berat tergantung
pada ukuran maksimum agregat sesuai dengan Tabel 1.
2.7.6 Persiapan
2.7.8 Perhitungan
W3=W1-W2
W5=W4-W2
Keterangan:
Tabel 2.4 Hasil pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200
(0,075)