DISUSUN OLEH :
KELOMPOK A-39
1. KHATIBUL UMAM (20191034031012)
2. M. RIZKY RAMADHAN (20191034031013)
3. MIR-ATUL UMMAH (20191034031014)
4. MOCH. RAFLI OKTAVIAN (20191034031016)
5. ST NUR AISYAH (20191034031022)
6. M. RAYNALDI SETIAWAN (20191034031029)
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
Disusun oleh :
KHATIBUL UMAM (201910340311012)
M. RIZKY RAMADHAN (201910340311013)
MIR-ATUL UMMAH (201910340311014)
MOCH. RAFLI OKTAVIAN (201910340311016)
ST NUR AISYAH (201910340311022)
M. RAYNALDI SETIAWAN (201910340311029)
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti program Praktek Kerja
Nyata di Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
2) Maksud
Maksud pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ketahanan agregat
kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles.
Keausan agregat dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan
aus lewat saringan No.12 terhadap berat semula dalam persen.
3) Peralatan
a. Mesin Los Angeles
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter 71 cm (28”) panjang dalam 50 cm (20”). Silinder bertumpu
pada 2 poros pendek yang menerus dan berputar pada poros mendatar.
Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder
LEWAT TERTAHAN A B C D E F G
76.20 (3 ” ) 63.50 (2 ½ ”) 2500
63.50 (2 ½ ”) 50.80 (2 ”) 2500
50.80 (2 ” ) 38.10 (2 ½ ”) 5000 5000
38.10 (2 ½ ”) 25.40 (1 “ ) 1250 5000 5000
25.40 (1 “ ) 19.05 (3/4“) 1250 5000
19.05 (3/4 “ ) 12.70 (½ ”) 1250 2500
12.70 (½ ”) 9.51 (3/8 ”) 1250 2500
9.51 (3/8 ”) 6.35 (1/4 “) 2500
6.35 (1/4 “) 4.75 (No.4) 2500
4.75 (No.4) 2.36 (No.8) 5000
JUMLAH BOLA 12 11 8 6 12 12 12
5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000
BERAT BOLA (gr)
25 25 20 15 25 25 25
tabel 1.2
c. Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
d. Bola-bola baja dengan diameter rerata 4,68 cm (1 7/8”) dan berat
masing-masing bola antara 390-450 gram.
e. Oven yang dapat memanasi sampai suhu (100 2)0 C.
4) Benda uji
a. Berat dan gradasi benda uji sesuai dengan tabel 1.2.
Tabel 1. 2 Berat Gradasi Benda Uji
b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (100 5) 0 C
sampai berat tetap.
5) Cara melakukan
a. Benda uji dan bola baja dimasukkan dalam mesin Los Angeles.
b. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 RPM, 500 putaran untuk
gradasi B.
c. Selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin, saringlah dengan
saringan No.12. Butiran yang tertahan dicuci bersih dan keringkan
dalam oven sampai berat tetap.
7) Kesimpulan
Keausan agregat kasar rata-rata adalah 24,43% < 40% (Keausan agregat
kasar maksimum: PB 0206-76), dengan demikian agregat kasar memenuhi
syarat sebagai bahan campuran aspal.
6) Hasil Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar disajikan pada tabel
1.4.
Tabel 1. 4 Berat Jenis & Penyerapan Air Agregat Kasar.
BENDA BENDA
PARAMETER
UJI I UJI II
Berat contoh kering oven A 4946,4 4948,5
Berat contoh kering permukaan B 5011,4 5013,8
Berat contoh dalam air C 3176 3178
Berat jenis kering oven 2,70 2,70
(bulk spesific gravity) Rerata : 2,70
Berat jenis kering permukaan 2,73 2,73
jenuh (SSD) Rerata : 2,73
Berat jenis semu 2,79 2,79
(apparent spesific gravity) Rerata : 2,79
1,31 1,32
Penyerapan air
Rerata : 1,3168
Keterangan: dikerjakan oleh Kelompok A39 pada tanggal 4 Juli 2022
BENDA BENDA
PARAMETER
UJI I UJI II
Berat contoh kering oven A 4946,4 4948,5
Berat contoh kering permukaan B 5011,4 5013,8
Berat contoh dalam air C 3176 3178
Berat jenis kering oven 2,70 2,70
(bulk spesific gravity) Rerata : 2,70
Berat jenis kering permukaan 2,73 2,73
jenuh (SSD) Rerata : 2,73
Berat jenis semu 2,79 2,79
(apparent spesific gravity) Rerata : 2,79
1,31 1,32
Penyerapan air
Rerata : 1,3168
Agregat halus harus terdiri dari partikel yang bersih, keras dan bebas dari
gumpalan lempung atau mineral lain yang tidak dikehendaki. Pada umumnya
dipersyaratkan sebagai berikut:
Nilai Sand Equivalent (AASHO T-76), minimum 50.
Berat Jenis semu/apparent (PB 0203-76), minimum 2,50.
Dari pemeriksaan atterrg (PB 0109-76), agregat haluslah non plastis.
Peresapan agregat terhadap air (PB 0202-76), maksimum 3%.
Berat
tertah
Berat SPESI SPESIFIKASI RATA-
KUMULATIF an KUMULATIF
tertah FIKASI LATASIR B RATA
Ukuran Individ
an u
saringan
Indivi
% % %
du Berat % Berat
Terta Tertah Lolo
Tertahan Lolos Tertahan
han an s
1.4. ASPAL
A. Landasan Teori
Aspal adalah material yang berwarna hitam atau coklat tua dan berfungsi
sebagai bahan pengikat, pada temperatur ruang berbentuk padat. Sebagaian
besar terbentuk dari unsur hydrocarbon yang disebut bitumen, sehingga
seringkali aspal disebut juga bitumenous material.
Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan jalan lentur, aspal hanya
menempati 4-10% berdasarkan berat atau 10-15% berdasar volume. Walau
demikian aspal merupakan komponen yang relatif mahal.
Aspal yang umumnya digunakan berasal dari proses destilasi minyak bumi,
sehingga aspal minyak ini sering disebut juga dengan aspal semen (asphalt
cement - AC) yang digunakan dalam keadaan cair dan panas, sehingga disebut
juga aspal alam yang berasal dari pulau Buton.
Aspal semen maupun aspal alam pada campuran aspal beton akan mengikat
agregat dan memberikan lapisan kedap air, serta tahan terhadap pengaruh
f. Bak perendam (waterbath). Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang 10
liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1 0C.
Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di
atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukan air dalam
bejana.
g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup untuk
merendam benda uji tanpa bergerak.
h. Pengukuran waktu. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan
stopwatch dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan
kesalahan tertinggi 0,1 detik per 60 detik. Untuk pengukuran penetrasi
dengan alat otomatis kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.
i. Termometer.
4) Benda Uji
Panaskan contoh berlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk dapat
dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 600C di atas titik
lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90 0C di atas titik lembek. Waktu
pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah berlahan-lahan agar udara
tidak masuk kedalam contoh. Setelah contoh cair merata tuangkan ke dalam
tempat contoh dan diamkan hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut
tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji
(duplo). Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang
7) Kesimpulan
Nilai penetrasi aspal (jenis aspal 60/70) adalah 70,6 (0,1 mm), lebih besar dari
nilai minimum 60 (0,1 mm) dan lebih kecil dari nilai maksimum 79 (0,1 mm)
7) Kesimpulan
Nilai daktilitas aspal (jenis aspal 60/70) adalah 117,9 cm, lebih besar dari
nilai minimum 100 cm.
6) Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan titik lembek aspal (jenis aspal 60/70), hasilnya adalah: (I)
48,50C & (II) 50,50C, nilai rata-rata titik lembek aspal adalah 49,50C.
7) Kesimpulan
Nilai titik lembek aspal adalah 49,50C , lebih besar dari nilai minimum
480C dan lebih kecil dari nilai maksimum 580C.
E. Pemeriksaan Titik Nyala Dan Titik Bakar Dengan Cleveland Open Cup
1) Referensi
PA 0303 – 76
AASHTO T48 –74*
ASTM D92 – 52
2) Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar
dari semua hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya
yang mempunyai titik nyala open cup kurang dari 790C.
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di
atas permukaan aspal.
Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5
detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.
6) Hasil Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan titik nyala aspal (jenis aspal 60/70) adalah: (I) 300 0C.
Sedangkan hasil pemeriksaan titik bakar aspal adalah: (I) 3150C.
7) Kesimpulan
Nilai titik nyala aspal adalah 3000C lebih besar dari nilai minimum
200 C, sedangkan nilai titik bakar aspal adalah 3150C juga lebih besar dari
0
Langkah ini adalah untuk menentukan pilihan agregat yang akan dipakai
dalam merencana campuran aspal. Syarat-syarat (kualitas) agregat yang akan
digunakan sebagai lapis perkerasan jalan harus dipenuhi dengan parameter yang
terkait dalam pembuatan rencana campuran adalah :
a. Berat jenis dan absorbsi agregat
b. Gradasi dari masing-masing kelompok agregat
Adalah sangat baik jika hasil pengujian diringkas dalam suatu formulir, sehingga
hasilnya siap digunakan untuk tahapan selanjutnya pada proses rencana. Apabila
agregat kasar atau pasir mengandung cukup banyak bagian yang lolos atau tertahan
ayakan # 4 (6,25 mm), maka material tersebut harus dipisahkan menjadi 2 fraksi
yang diperiksan secara terpisah.
Gradasi butir dari masing-masing kelompok agregat: agregat kasar/sedang,
dan halus (pasir) digambarkan pada amplop gradasi yang telah ditetapkan. Karena
perencanaan campuran menggunakan penyelesaian matematik/aljabar (seperti:
matriks 3 x 3), maka agregat kasar dan agregat sedang dikelompokkan pada fraksi
agregat kasar (CA), yang proporsi pencampurannya harus ditentukan terlebih
dahulu jika digunakan agregat kasar dan agregat sedang ini dapat digunakan cara
grafis diagonal. Contoh batas distribusi ukuran partikel agregat kasar dan agregat
halus dapat dilihat pada tabel 1.2 dan 1.3.
Pemeriksaan sifat
agregat
Input parameter
perencanaan
Spesifikasi
Campuran ya
ya
Resep campuran
akhir
Fraksi-fraksi rencana di atas tidak sama seperti yang diperlukan untuk proporsi
penakaran (batch propoortion) yang diperlukan untuk agregat kasar, pasir dan
bahan pengisi tambahan. Campuran nominal direncanakan sedemikian rupa
sehingga merupakan nilai tengah dari batas-batas komposisi yang diberikan pada
spesifikasi. Batas komposisi rencana diberikan pada tabel 2.3.
CA’
AGREGAT
KASAR FA’
FF’
CA
CA’
AGREGAT
FA’ FA
HALUS
FF’
FF
CA’ b
FILLER
FA’
FF’
Keterangan:
1) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Kasar
2) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Halus (Abu Batu)
3) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis &Penyerapan Agregat
Halus (Pasir Alam)
B. Penentuan Campuran Nominal
Campuran nominal untuk LASTON direncanakan dengan nilai yang berada
dalam batas komposisi fraksi, sebagaimana tabel 2.2 dan persyaratan sifat
campuran (Tabel 2.1). Rencana komposisi campuran yang dimaksudkan adalah:
• Fraksi Agregat kasar ( CA ) = 40% (Range untuk LASTON: 30 – 50)
• Fraksi Agregat halus ( FA ) = 47,30% (Range untuk LASTON: 39 –
59)
• Fraksi Bahan pengisi ( FF ) = 6% (Range untuk LASTON: 4,5 - 7)
• Kadar Aspal ( b ) = 6,7% (Total kadar aspal dalam
campuran)
Untuk perbandingan agregat halus antara Pasir Alam dengan Abu Batu adalah
60:40. Nilai perbandingan bahan tersebut ditentukan berdasar analisa saringan
gabungan antara pasir alam dengan abu batu. Selanjutnya gradasi kombinasi
pasir alam dengan abu batu disajikan pada tabel 2.5.
= 8746 -932 0
-17 9916 0
-58,05 -313,05 8670,95
1 8746 -932 0
= 867094,9 -17 9916 0
-58,05 -313,05 8670,95
A CA
B = 100 [S]-1 FA
C FF
A 100
8746 -932 0 40
B = -17 9916 0 47,30
867094,9
C -58,05 -313,05 8670,95 6
A 35,262
B = 54,013
C 4,025
Dari hasil persamaan metode matrik didapatkan hasil, seperti dibawah ini :
A (Agregat Kasar) = 35,262 % K
B (Agregat Halus) = 54,013%
C (Bahan Pengisi) = 4,025%
Maka Periksa Terhadap Batas-Batas Komposisi Fraksi Rencana Campuran :
• Fraksi rencana untuk agregat kasar :
99,16 9,32 0
CA = 40% = A × +B× + C × 100
100 100
99,16 9,32 0
= 35,26 × + 54,01 × 100 + 4,02 × 100
100
= 40% (OK)
= 47,30% (OK)
= 6% (OK)
Dengan demikian rancangan campuran nominal yang diperoleh:
Batu Pecah : 35,262%
Abu Batu : 40% x Agregat Halus
: 40% x 54,013
: 21,605%
Pasir Alam : 60% x Agregat Halus
: 60% x 54,013
: 32,408%
Bahan Pengisi : 4,025%
Kadar Aspal : 6,70%
100.00%
2) Penentuan Kadar Aspal Total
Sebelum kadar aspal total untuk campuran nominal ditentukan, terlebih
dahulu memperkirakan (potensi) absorbsi agregat, sebagaimana disajikan
tabel 2.7.
Tabel 2. 7 Penentuan Absorpsi Air Oleh Agregat
Proporsi
Material Proporsi Absorpsi Air
+/- # 4
(1) (2) (3) (4) (5)
Agregat
0,3526 - 1,32 0,464
kasar
Abu batu 0,2161 - 4,10 0,887
Pasir alam 0,3241 - 2,20 0,712
Absorsi air gabungan ( Wabs ) 2,063
faktor 100 .
100 − A
A = kadar aspal total.
Tabel 2. 9 Proporsi Campuran Agregat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Proporsi Campuran Agregat (%)
MATERIAL
1 2 3 4 5
Batu Pecah 37,51 37,71 37,92 38,12 38,33
Abu Batu 23,52 23,37 23,23 23,09 22,94
Pasir 35,01 34,93 34,85 34,77 34,68
Bahan 4,28 4,30 4,33 4,35 4,38
Pengisi
TOTAL 100 100 100 100 100
Kebutuhan
72,00 78,00 84,00 90,00 96,00
Aspal (B)
Kebutuhan
Agregat 1128,00 1122,00 1116,00 1110,00 1104,00
(C)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Ukuran
GL GC GL GC GL GC GL GC GL GC
Ayakan
1" 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
3/4" 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
1/2" 77,09 258,41 76,97 258,41 76,84 258,41 76,72 258,41 76,59 258,41
3/8" 65,85 385,20 65,67 385,20 65,48 385,20 65,30 385,20 65,11 385,20
#4 61,59 433,22 61,40 433,08 61,21 432,94 61,01 432,79 60,81 432,65
#8 57,67 477,43 57,49 476,91 57,31 476,39 57,13 475,87 56,94 475,35
#16 45,12 619,02 44,99 617,16 44,87 615,30 44,73 613,45 44,60 611,59
#30 28,53 806,21 28,46 802,65 28,40 799,10 28,33 795,54 28,26 791,99
#50 18,69 917,17 18,66 912,63 18,63 908,09 18,60 903,56 18,57 899,02
#100 9,83 1017,13 9,83 1011,69 9,83 1006,26 9,84 1000,83 9,84 995,40
#200 6,26 1057,44 6,27 1051,65 6,28 1045,87 6,30 1040,09 6,31 1034,30
Filler 1128,00 1122,00 1116,00 1110,00 1104,00
= 78 gram
= 1200 – 78
= 1122 gram
B. Benda Uji
a. Persiapan benda uji.
Keringkanlah agregat, sampai beratnya tetap pada suhu (105 5)0C. Pisah-
pisahkan agregat dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang
dikehendaki atau sebagai berikut ini
1 sampai ¾”
¾” sampai No. 4 (4,76 mm)
No. 4 (4,76 mm) sampai No. 8 (2,38 mm)
Lewat No. 8 (2,38 mm)
b. Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan.
Suhu pencampuran dan pemadatan harus ditentukan sehingga bahan pengikat
yang dipakai menghasilkan viscositas seperti tabel berikut :
Tabel 2. 12 Viskositas Penentu Suhu
Campuran Pemadatan
c. Persiapan campuran
Untuk tiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram sehingga
menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 6,25 cm 0,125 cm (2,5” 0,05”).
Panaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 280C diatas suhu
pencampuran untuk aspal panas dan tar dan aduk sampai merata. Untuk aspal
dingin pemanasan sampai 140C diatas suhu pencampuran. Sementara itu
panaskan aspal sampai suhu pencampuran. Tuangkan aspal sebanyak yang
dibutuhkan kedalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut. Kemudian
aduklah dengan cepat pada suhu seperti yang disebut pada tabel 3.1, sampai
agregat terlapis merata.
d. Pemadatan benda uji.
Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk
dengan seksama dan panaskan sampai suhu antara 93,3 dan 148,9 0C.
Letakkan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting
menurut ukuran cetakan kedalam dasar cetakan, kemudian masukkanlah
seluruh
campuran kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras dengan
spatula yang dipanaskan atau aduklah dengan sendok semen 15 kali keliling
pinggirannya dan 10 kali dibagian dalamnya. Lepaskan lehernya, dan ratakan
permukaan campuran dengan mempergunakan sendok semen menjadi bentuk
yang sedikit cembung. Waktu akan dipadatkan suhu campuran harus dalam
batas-batas suhu pemadatan seperti pada tabel 3.1.
Letakkan cetakan diatas landasan pemadat, pada pemegang cetakan. Lakukan
pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75,50 atau 35 sesuai kebutuhan
dengan tinggi jatuh 45 cm (18”).
1C 6,29 1047,6 702 1162 10,55 550,1 114 120 0,89 30,10 1385,30
2A 6,41 1143,8 684 1188,1 9,98 501,6 85 210 1,04 32,00 1283,14
2B 6,46 1175,4 690 1207,6 10,14 521,9 105 195 1,00 30,94 1473,54
2C 5,96 1103,9 681 1160,3 10,21 488,16 85 465 1,09 32,26 1355,57
3A 6,44 1128,4 704 1206,4 10,29 535,8 70 290 0,93 32,54 960,97
3B 5,89 1042,8 646 1098 10,32 492,4 68 240 1,09 32,51 1092,98
3C 6,375 1261,4 751 1285,7 10,1 510,961 92 495 1,00 32,05 1337,38
4A 6,32 1157,8 693 1194,6 10,23 519,7 138 388 1,00 29,46 1843,92
4B 6,095 1123,3 700 1187,1 10,22 500,2 70 458 1,04 32,54 1074,63
4C 6,02 1109,9 675 1156 10,225 494,52 56 456 1,09 32,31 894,50
5A 6,075 1103,6 650 1124,8 10,21 497,6 51 395 1,04 31,76 764,04
5B 6,13 1073,1 617 1078,3 10,32 512,5 45 305 1,00 31,05 633,77
5C 6,235 1142,3 655 1149,1 10,23 512,687 38 235 1,00 30,33 522,79
214 – 225 1 1/16 27,0 5.00 432 – 443 2 1/8 54,0 1.32
2
226 – 237 1 1/8 28,6 4.55 444 – 456 55,6 1.25
3/16
238 – 250 1 3/16 30,2 4.17 457 – 470 2 1/4 57,2 1.19
2
251 – 264 1 1/ 4 31,8 3.85 471 – 482 58,7 1.14
5/16
265 – 276 1 5/16 33,3 3.57 483 – 495 2 3/8 60,3 1.09
2
277 – 289 1 3/8 34,9 3.33 496 – 508 61,9 1.04
7/16
290 – 301 1 7/16 36,5 3.03 509 – 522 2 1/2 63,5 1.00
2
302 – 316 1 1/2 38,1 2.78 523 – 535 64,0 0.96
9/16
317 – 328 1 9/16 39,7 2.50 536 – 546 2 5/8 65,1 0.93
2
329 – 340 1 5/8 41,3 2.27 547 – 559 66,7 0.89
11/16
2
354 – 367 1 ¾ 44,4 1.92 574 – 585 71,4 0.83
13/16
368 – 379 1 13/16 46,0 1.79 586 – 598 2 7/8 73,0 0.81
2
380 – 392 1 7/8 47,6 1.67 599 – 610 74,6 0.78
15/16
Standard Instrument
Factor Kalibrasi Reapetability
Indication Indication
(Lbf) Error (%)
(Lbf) (x 0.01 mm)
598,7 20,30 29,50 2,5
1600,0
1500,0 1459,3
1400,0 1378,3
1300,0
1200,0 1162,5
1100,0
1000,0 1027,0
900,0
800,0
700,0 698,9
600,0
500,0
400,0
300,0
200,0
100,0
0,0
5,2 5,7 6,2 6,7 7,2 7,7 8,2
14,00
13,00
12,00
11,00
10,00
9,00
8,00
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
5,2 5,7 6,2 6,7 7,2 7,7 8,2
13,00
12,00
11,00
10,00
9,00
8,00
7,00
6,00
5,00
5,2 5,7 6,2 6,7 7,2 7,7 8,2
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
5,2 5,4 5,6 5,8 6,0 6,2 6,4 6,6 6,8 7,0 7,2 7,4 7,6 7,8 8,0 8,2
1 Marshall stability
2 MarshallQuotient
3 FilmThickness
4 Volumeair void
Kadar aspalOptimum6,52%
PraktikumJalanRaya |53
BAB IV
KESIMPULAN
1. Campuran aspal jenis LASTON dengan kadar aspal optimum 6,52 % menghasil
kualitas campuran dengan parameter:
• Marshall Stability : 1200 kg
• Marshall Quotient : 4,6 KN/mm
• Volume Air Voids : 4,28 %
• Bitumen Film Tickness : 8,9 mm
• Agregat Kasar :
1) Keausan agregat kasar = 24,43 %
2) Berat jenis Bulk (atas dasar kering oven) = 2,70
3) Berat jenis Bulk (atas dasar kering permukaan) = 2,73
4) Berat jenis semu = 2,79
SOAL NO. 5
%CA = 43 %
%PASIR ALAM = 58 %
PERENCANAAN CAMPURAN ( JOB MIX FORMULA ) ATB
A. Jenis Campuran
Jenis campuran aspal yang direncanakan: ATB
Pemilihan dan Penentuan Sifat-Sifat Agregat
Sifat-sifat agregat ditentukan berdasar hasil pemeriksaan bahan sebelumnya,
meliputi: hasil analisa saringan agregat kasar dan agregat halus (abu batu &
pasir alam), hasil pemeriksaan berat jenis & penyerapan agregat kasar dan
agregat halus. Ringkasan hasil pemeriksaan tersebut sebagai represenatasi sifat-
sifat agregat, disajikan pada tabel 2.4.
Tabel 2. 1 Ringkasan Sifat-Sifat Agregat
Agregat yang Gradasi Lolos Saringan (%) Berat Jenis Absorbsi air
tersedia #8 # 200 Kering oven SSD Semu (%)
Batu Pecah 1) 0,84 0,67 2,70 2,73 2,79 1,32
2)
Abu Batu 94,49 5,52 2,27 2,34 2,44 4,10
Pasir Alam 3) 88,15 1,69 2,62 2,68 2,78 2,20
Keterangan:
1) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Kasar
2) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Halus (Abu Batu)
3) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis &Penyerapan Agregat
Halus (Pasir Alam)
B. Penentuan Campuran Nominal
Campuran nominal untuk ATB direncanakan dengan nilai yang berada dalam
batas komposisi fraksi, sebagaimana tabel 2.2 dan persyaratan sifat campuran
(Tabel 2.1). Rencana komposisi campuran yang dimaksudkan adalah:
• Fraksi Agregat kasar ( CA ) = 43% (Range untuk ATB: 40 – 60)
• Fraksi Agregat halus ( FA ) = 45% (Range untuk ATB: 26 – 49,5)
• Fraksi Bahan pengisi ( FF ) = 6% (Range untuk ATB: 4,5 – 7,5)
• Kadar Aspal ( b ) = 6% (Total kadar aspal dalam campuran)
Untuk perbandingan agregat halus antara Pasir Alam dengan Abu Batu adalah
67:33. Nilai perbandingan bahan tersebut ditentukan berdasar analisa saringan
gabungan antara pasir alam dengan abu batu. Selanjutnya gradasi kombinasi
pasir alam dengan abu batu disajikan pada tabel 2.5.
Tabel 2. 2 Gradasi Kombinasi Pasir Alam: Abu Batu
% LOLOS
MATERIAL FORMULA SARINGAN
#8 # 200
Pasir Alam X 88,15 1,69
Abu Batu Y 94,49 5,52
Perbandingan Gradasi 67:33 (X + Y) 90,81 3,30
1) Menentukan Proposi Campuran Nominal
Berdasar gradasi lolos saringan (tabel 2.4) serta gradasi kombinasi pasir alam
dengan abu batu (tabel 2.5), selanjutnya fraksi agregat dapat ditentukan,
sebagaimana tabel 2.6.
=
8372,00 -1499,00 0,00
-70,00 9978,00 0,00
-42,63 -120,92 8343,09
A CA
B = 100 [S]-1 FA
C FF
A 42,163
B = 46,231
C 5,184
Dari hasil persamaan metode matrik didapatkan hasil, seperti dibawah ini :
A (Agregat Kasar) = 42,16 % K
B (Agregat Halus) = 46,23%
C (Bahan Pengisi) = 5,18%
Maka Periksa Terhadap Batas-Batas Komposisi Fraksi Rencana Campuran :
• Fraksi rencana untuk agregat kasar :
99,78 14,99 0
CA = 43% = A × +B× + C × 100
100 100
99,78 14,99 0
= 42,16 × + 46,23 × + 5,18 × 100
100 100
= 43% (OK)
= 45% (OK)
= 6% (OK)
Dengan demikian rancangan campuran nominal yang diperoleh:
Batu Pecah : 42,590%
Abu Batu : 33% x Agregat Halus
: 33% x 41,148
: 19,416%
Pasir Alam : 67% x Agregat Halus
: 67% x 41,148
: 29,586%
Bahan Pengisi : 5,182%
Kadar Aspal : 6%
100.00%
Keterangan:
1) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Kasar
2) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Halus (Abu Batu)
3) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis &Penyerapan Agregat
Halus (Pasir Alam)
B. Penentuan Campuran Nominal
Campuran nominal untuk LASTON direncanakan dengan nilai yang berada
dalam batas komposisi fraksi, sebagaimana tabel 2.2 dan persyaratan sifat
campuran (Tabel 2.1). Rencana komposisi campuran yang dimaksudkan adalah:
Fraksi Agregat kasar ( CA ) = 40% (Range untuk LASTON: 30 – 50)
Fraksi Agregat halus ( FA ) = 47,30% (Range untuk LASTON: 39 –
59)
Fraksi Bahan pengisi ( FF ) = 6% (Range untuk LASTON: 4,5 - 7)
Kadar Aspal ( b ) = 6,7% (Total kadar aspal dalam
campuran)
Untuk perbandingan agregat halus antara Pasir Alam dengan Abu Batu adalah
60:40. Nilai perbandingan bahan tersebut ditentukan berdasar analisa saringan
gabungan antara pasir alam dengan abu batu. Selanjutnya gradasi kombinasi
pasir alam dengan abu batu disajikan pada tabel 2.5.
Tabel 2. 2 Gradasi Kombinasi Pasir Alam: Abu Batu
% LOLOS
MATERIAL FORMULA SARINGAN
#8 # 200
Pasir Alam X 88,15 1,69
Abu Batu Y 94,49 5,52
Perbandingan Gradasi 60:40 (X + Y) 90,68 3,22
1) Menentukan Proposi Campuran Nominal
Berdasar gradasi lolos saringan (tabel 2.4) serta gradasi kombinasi pasir alam
dengan abu batu (tabel 2.5), selanjutnya fraksi agregat dapat ditentukan,
sebagaimana tabel 2.6.
1 8746 -932 0
= 867094,9
-17 9916 0
-58,05 -313,05 8670,95
A CA
= 100 [S]-1
B FA
C FF
A
100
8746 -932 0 40
= 867094,9
B -17 9916 0 47,30
C -58,05 -313,05 8670,95 6
A 32,46
=
B 56,89
C 3,95
Dari hasil persamaan metode matrik didapatkan hasil, seperti dibawah ini :
A (Agregat Kasar) = 32,46 % K
B (Agregat Halus) = 56,89%
C (Bahan Pengisi) = 3,95%
Maka Periksa Terhadap Batas-Batas Komposisi Fraksi Rencana Campuran :
Fraksi rencana untuk agregat kasar :
99,16 9,32 0
CA = 40% = A × + B × 100 + C × 100
100
99,16 9,32 0
= 32,46 × + 56,89 × 100 + 3,95 × 100
100
= 40% (OK!!!)
= 47,30% (OK!!!)
= 6% (OK)
Dengan demikian rancangan campuran nominal yang diperoleh:
Batu Pecah : 32,46%
Abu Batu : 40% x Agregat Halus
: 40% x 56,89
: 22,8%
Pasir Alam : 55% x Agregat Halus
: 55% x 56,89
: 34,134%
Bahan Pengisi : 3,95%
Kadar Aspal : 6,70%
100.00%
Proporsi
Material Proporsi Absorpsi Air
+/- # 4
Agregat kasar 0,3246 - 1,32 0,427
Abu batu 0,2280 - 4,10 0,936
Pasir alam 0,3413 - 2,20 0,750
Absorsi air gabungan ( Wabs ) 2,113
# 100 0,70 11,67 7,26 100 10,01 10,01 10,02 10,02 10,02 x 12,29
# 200 0,67 5,52 1,69 96,10 6,26 6,27 6,29 6,30 6,32 x 32,27
PERBANDINGAN a. Agregat Kasar 34,53 34,72 34,90 35,09 35,28
CAMP. b. Abu Batu 24,79 24,65 24,52 24,38 24,24
AGREGAT (% c. Pasir 36,84 36,77 36,70 36,63 36,56
BERAT TOTAL
AGREGAT) d. Bahan Pengisi 4,20 4,22 4,25 4,27 4,29
2
LUAS TOTAL PERMUKAAN AGREGAT (M /Kg) 6,83 6,83 6,82 6,82 6,82
A. Peralatan
a. Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10 cm (4”) dan tinggi 7,5 cm
(3”) lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
b. Alat pengeluar benda uji.
Untuk benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai
sebuah alat ejector.
c. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder
dengan berat 4,536 kg (10 pound), dan tinggi jatuh bebas 45 cm (18”).
d. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis) berukuran
kira-kira 20x20x45 cm (8” x 8” x 18”) yang dilapisi dengan pelat baja
berukuran 30 x 30 x 2,5 cm (12” x 12” x 1”) dan diikatkan pada lantai beton
dengan 4 bagian siku.
e. Silinder cetakan benda uji.
f. Mesin cetakan lengkap dengan :
(1) Kepala penekan berbentuk lengkung (breaking head)
(2) Cincin penguji yang berkapasitas 2500 kg (5000 pound) tekan dengan
ketelitian 0,0025 cm (0,0001”).
(3) Arloji kelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,01”) dengan
perlengkapannya.
g. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (200
3)0C.
h. Bak peredam (waterbath) dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 200C.
i. Perlengkapan lain :
(1) Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
(2) Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250 0C dan
1000C dengan ketelitian 0,5 atau 1 % dari kapasitas.
(3) Timbangan yang dipakai penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan
ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1
gram.
(4) Kompor.
(5) Sarung asbes dan karet.
(6) Sendok pengaduk dan perlengkapan lain.
B. Benda Uji
a. Persiapan benda uji.
Keringkanlah agregat, sampai beratnya tetap pada suhu (105 5)0C. Pisah-
pisahkan agregat dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang
dikehendaki atau sebagai berikut ini
1 sampai ¾”
¾” sampai No. 4 (4,76 mm)
No. 4 (4,76 mm) sampai No. 8 (2,38 mm)
Lewat No. 8 (2,38 mm)
b. Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan.
Suhu pencampuran dan pemadatan harus ditentukan sehingga bahan pengikat
yang dipakai menghasilkan viscositas seperti tabel berikut :
Tabel 2. 9 Viskositas Penentu Suhu
Pemadatan
Campuran
Saybolt
Bahan Pengikat Kinematik Engler Kenematik Saybolt Furol Engler
Furol
Keterangan:
1) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Kasar
2) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Halus (Abu Batu)
3) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis &Penyerapan Agregat
Halus (Pasir Alam)
B. Penentuan Campuran Nominal
Campuran nominal untuk LASTON direncanakan dengan nilai yang berada
dalam batas komposisi fraksi, sebagaimana tabel 2.2 dan persyaratan sifat
campuran (Tabel 2.1). Rencana komposisi campuran yang dimaksudkan adalah:
• Fraksi Agregat kasar ( CA ) = 46% (Range untuk ATB: 30 – 50)
• Fraksi Agregat halus ( FA ) = 42% (Range untuk ATB: 39 – 59)
• Fraksi Bahan pengisi ( FF ) = 6% (Range untuk ATB: 4,5 - 7)
• Kadar Aspal ( b ) = 6% (Total kadar aspal dalam campuran)
Untuk perbandingan agregat halus antara Pasir Alam dengan Abu Batu adalah
60:40. Nilai perbandingan bahan tersebut ditentukan berdasar analisa saringan
gabungan antara pasir alam dengan abu batu. Selanjutnya gradasi kombinasi
pasir alam dengan abu batu disajikan pada tabel 2.5.
Tabel 2. 2 Gradasi Kombinasi Pasir Alam: Abu Batu
% LOLOS
MATERIAL FORMULA SARINGAN
#8 # 200
Pasir Alam X 88,15 1,69
Abu Batu Y 94,49 5,52
Perbandingan Gradasi 60:40 (X + Y) 96,35 3,18
1) Menentukan Proposi Campuran Nominal
Berdasar gradasi lolos saringan (tabel 2.4) serta gradasi kombinasi pasir alam
dengan abu batu (tabel 2.5), selanjutnya fraksi agregat dapat ditentukan,
sebagaimana tabel 2.6.
Tabel 2. 3 Fraksi-Fraksi Agregat
GRADASI LOLOS FRAKSI AGREGAT
AGREGAT YANG
SARINGAN (%) CA FA FF
TERSEDIA
#8 # 200 t#8 l # 8, t # 200 l # 200
Agregat Kasar ( A ) 0,84 0,67 99,16 0,17 0,67
Agregat Halus ( B ) 90,62 3,18 9,38 87,44 3,18
Bahan Pengisi ( C ) 100 100 0 0 100
=
8743,76 -938,07 0,00
-17,00 9916,20 0,00
-58,04 -309,22 8668,89
1 8743,76 -938,07 0
=
923433,7 -17,00 9916,20 0
-58,04 -309,22 8668,89
A CA
B = 100 [S]-1 FA
C FF
A 41,85
B = 47,95
C 4,19
Dari hasil persamaan metode matrik didapatkan hasil, seperti dibawah ini :
A (Agregat Kasar) = 41,85 % K
B (Agregat Halus) = 47,95%
C (Bahan Pengisi) = 4,19%
Maka Periksa Terhadap Batas-Batas Komposisi Fraksi Rencana Campuran :
• Fraksi rencana untuk agregat kasar :
99,16 9,38 0
CA = 46% = A × +B× + C × 100
100 100
99,16 9,38 0
= 41,85 × + 47,95 × 100 + 4,19 × 100
100
= 46% (OK)
= 42% (OK)
= 6% (OK)
Dengan demikian rancangan campuran nominal yang diperoleh:
Batu Pecah : 41,85%
Abu Batu : 40% x Agregat Halus
: 40% x 47,95
: 18,702%
Pasir Alam : 60% x Agregat Halus
: 60% x 47,95
: 29,252%
Bahan Pengisi : 4,193%
Kadar Aspal : 6%
100.00%
2) Penentuan Kadar Aspal Total
Sebelum kadar aspal total untuk campuran nominal ditentukan, terlebih
dahulu memperkirakan (potensi) absorbsi agregat, sebagaimana disajikan
tabel 2.7.
Tabel 2. 4 Penentuan Absorpsi Air Oleh Agregat
Proporsi
Material Proporsi Absorpsi Air
+/- # 4
(1) (2) (3) (4) (5)
SOAL NO.4
%CA = 49 %
%PASIR ALAM = 64 %
PERENCANAAN CAMPURAN ( JOB MIX FORMULA ) ATB
A. Jenis Campuran
Jenis campuran aspal yang direncanakan: ATB
Pemilihan dan Penentuan Sifat-Sifat Agregat
Sifat-sifat agregat ditentukan berdasar hasil pemeriksaan bahan sebelumnya,
meliputi: hasil analisa saringan agregat kasar dan agregat halus (abu batu &
pasir alam), hasil pemeriksaan berat jenis & penyerapan agregat kasar dan
agregat halus. Ringkasan hasil pemeriksaan tersebut sebagai represenatasi sifat-
sifat agregat, disajikan pada tabel 2.4.
Tabel 2. 1 Ringkasan Sifat-Sifat Agregat
Agregat yang Gradasi Lolos Saringan (%) Berat Jenis Absorbsi air
tersedia #8 # 200 Kering oven SSD Semu (%)
Batu Pecah 1) 0,84 0,67 2,70 2,73 2,79 1,32
2)
Abu Batu 94,49 5,52 2,27 2,34 2,44 4,10
Pasir Alam 3) 88,15 1,69 2,62 2,68 2,78 2,20
Keterangan:
1) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Kasar
2) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Halus (Abu Batu)
3) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis &Penyerapan Agregat
Halus (Pasir Alam)
B. Penentuan Campuran Nominal
Campuran nominal untuk ATB direncanakan dengan nilai yang berada dalam
batas komposisi fraksi, sebagaimana tabel 2.2 dan persyaratan sifat campuran
(Tabel 2.1). Rencana komposisi campuran yang dimaksudkan adalah:
• Fraksi Agregat kasar ( CA ) = 49% (Range untuk ATB: 40 – 60)
• Fraksi Agregat halus ( FA ) = 39% (Range untuk ATB: 26 – 49,5)
• Fraksi Bahan pengisi ( FF ) = 6% (Range untuk ATB: 4,5 – 7,5)
• Kadar Aspal ( b ) = 6% (Total kadar aspal dalam campuran)
Untuk perbandingan agregat halus antara Pasir Alam dengan Abu Batu adalah
67:33. Nilai perbandingan bahan tersebut ditentukan berdasar analisa saringan
gabungan antara pasir alam dengan abu batu. Selanjutnya gradasi kombinasi
pasir alam dengan abu batu disajikan pada tabel 2.5.
Tabel 2. 2 Gradasi Kombinasi Pasir Alam: Abu Batu
% LOLOS
MATERIAL FORMULA SARINGAN
#8 # 200
Pasir Alam X 88,15 1,69
Abu Batu Y 94,49 5,52
Perbandingan Gradasi 64:36 (X + Y) 90,43 3,07
1) Menentukan Proposi Campuran Nominal
Berdasar gradasi lolos saringan (tabel 2.4) serta gradasi kombinasi pasir alam
dengan abu batu (tabel 2.5), selanjutnya fraksi agregat dapat ditentukan,
sebagaimana tabel 2.6.
=
8736,00 -957,00 0,00
-17,00 9916,00 0,00
-58,01 -298,01 8660,99
A CA
B = 100 [S]-1 FA
C FF
A 45,115
B = 44,555
C 4,330
Dari hasil persamaan metode matrik didapatkan hasil, seperti dibawah ini :
A (Agregat Kasar) = 45,115 % K
B (Agregat Halus) = 44,555 %
C (Bahan Pengisi) = 4,330 %
Maka Periksa Terhadap Batas-Batas Komposisi Fraksi Rencana Campuran :
• Fraksi rencana untuk agregat kasar :
98,78 14,99 0
CA = 49% = A × +B× + C × 100
100 100
98,78 14,99 0
= 45,115 × + 44,555 × + 4,330 × 100
100 100
= 49% (OK)
= 36% (OK)
= 6% (OK)
Dengan demikian rancangan campuran nominal yang diperoleh:
Batu Pecah : 45,114%
Abu Batu : 36% x Agregat Halus
: 36% x 44,555
: 13,367%
Pasir Alam : 64% x Agregat Halus
: 64% x 44,555
: 31,189%
Bahan Pengisi : 4,330%
Kadar Aspal : 6%
100.00%
SOAL NO. 5
%CA = 52 %
%PASIR ALAM = 67 %
PERENCANAAN CAMPURAN ( JOB MIX FORMULA ) ATB
A. Jenis Campuran
Jenis campuran aspal yang direncanakan: ATB
Pemilihan dan Penentuan Sifat-Sifat Agregat
Sifat-sifat agregat ditentukan berdasar hasil pemeriksaan bahan sebelumnya,
meliputi: hasil analisa saringan agregat kasar dan agregat halus (abu batu &
pasir alam), hasil pemeriksaan berat jenis & penyerapan agregat kasar dan
agregat halus. Ringkasan hasil pemeriksaan tersebut sebagai represenatasi sifat-
sifat agregat, disajikan pada tabel 2.4.
Tabel 2. 1 Ringkasan Sifat-Sifat Agregat
Agregat yang Gradasi Lolos Saringan (%) Berat Jenis Absorbsi air
tersedia #8 # 200 Kering oven SSD Semu (%)
Batu Pecah 1) 0,84 0,67 2,70 2,73 2,79 1,32
2)
Abu Batu 94,49 5,52 2,27 2,34 2,44 4,10
Pasir Alam 3) 88,15 1,69 2,62 2,68 2,78 2,20
Keterangan:
1) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Kasar
2) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Halus (Abu Batu)
3) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis &Penyerapan Agregat
Halus (Pasir Alam)
B. Penentuan Campuran Nominal
Campuran nominal untuk ATB direncanakan dengan nilai yang berada dalam
batas komposisi fraksi, sebagaimana tabel 2.2 dan persyaratan sifat campuran
(Tabel 2.1). Rencana komposisi campuran yang dimaksudkan adalah:
• Fraksi Agregat kasar ( CA ) = 52% (Range untuk ATB: 40 – 60)
• Fraksi Agregat halus ( FA ) = 36% (Range untuk ATB: 26 – 49,5)
• Fraksi Bahan pengisi ( FF ) = 6% (Range untuk ATB: 4,5 – 7,5)
• Kadar Aspal ( b ) = 6% (Total kadar aspal dalam campuran)
Untuk perbandingan agregat halus antara Pasir Alam dengan Abu Batu adalah
67:33. Nilai perbandingan bahan tersebut ditentukan berdasar analisa saringan
gabungan antara pasir alam dengan abu batu. Selanjutnya gradasi kombinasi
pasir alam dengan abu batu disajikan pada tabel 2.5.
Tabel 2. 2 Gradasi Kombinasi Pasir Alam: Abu Batu
% LOLOS
MATERIAL FORMULA SARINGAN
#8 # 200
Pasir Alam X 88,15 1,69
Abu Batu Y 94,49 5,52
Perbandingan Gradasi 67:33 (X + Y) 90,68 2,95
1) Menentukan Proposi Campuran Nominal
Berdasar gradasi lolos saringan (tabel 2.4) serta gradasi kombinasi pasir alam
dengan abu batu (tabel 2.5), selanjutnya fraksi agregat dapat ditentukan,
sebagaimana tabel 2.6.
=
8729,00 -976,00 0,00
-17,00 9916,00 0,00
-57,98 -285,98 8654,02
A CA
B = 100 [S]-1 FA
C FF
A 48,390
B = 41,148
C 4,462
Dari hasil persamaan metode matrik didapatkan hasil, seperti dibawah ini :
A (Agregat Kasar) = 48,39 % K
B (Agregat Halus) = 41,148%
C (Bahan Pengisi) = 4,462%
Maka Periksa Terhadap Batas-Batas Komposisi Fraksi Rencana Campuran :
• Fraksi rencana untuk agregat kasar :
99,16 9,76 0
CA = 52% = A × +B× + C × 100
100 100
99,16 9,76 0
= 48,39 × + 41,148 × + 4,462 × 100
100 100
= 52% (OK)
= 36% (OK)
= 6% (OK)
Dengan demikian rancangan campuran nominal yang diperoleh:
Batu Pecah : 48,389%
Abu Batu : 33% x Agregat Halus
: 33% x 41,148
: 13,580%
Pasir Alam : 67% x Agregat Halus
: 67% x 41,148
: 27,571%
Bahan Pengisi : 4,460%
Kadar Aspal : 6%
100.00%
Kebutuhan
68,4 74,4 80,4 86,4 68,4
Aspal (B)
Kebutuhan
Agregat 1131,6 1125,6 1119,6 1113,6 1131,6
(C)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Ukuran
GL GC GL GC GL GC GL GC GL GC
Ayakan
1" 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
3/4" 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
1/2" 68,44 357,15 68,27 357,15 68,10 357,15 67,93 357,15 68,44 357,15
3/8" 53,06 531,14 52,81 531,14 52,56 531,14 52,30 531,14 53,06 531,14
#4 48,12 587,03 47,86 586,89 47,59 586,74 47,32 586,60 48,12 587,03
#8 45,02 622,12 44,78 621,60 44,53 621,08 44,27 620,56 45,02 622,12
#16 35,81 726,37 35,63 724,52 35,45 722,66 35,27 720,80 35,81 726,37
#30 23,26 868,36 23,17 864,81 23,08 861,25 22,98 857,70 23,26 868,36
#50 15,70 953,91 15,66 949,38 15,61 944,84 15,56 940,30 15,70 953,91
#100 8,94 1030,43 8,94 1024,99 8,94 1019,56 8,93 1014,13 8,94 1030,43
#200 6,20 1061,47 6,21 1055,69 6,23 1049,90 6,24 1044,12 6,20 1061,47
Filler 1131,60 1125,60 1119,60 1113,60 1131,60
SOAL NO 6
%CA = 55 %
%PASIR ALAM = 70 %
PERENCANAAN CAMPURAN ( JOB MIX FORMULA ) ATB
A. Jenis Campuran
Jenis campuran aspal yang direncanakan: ATB
Pemilihan dan Penentuan Sifat-Sifat Agregat
Sifat-sifat agregat ditentukan berdasar hasil pemeriksaan bahan sebelumnya,
meliputi: hasil analisa saringan agregat kasar dan agregat halus (abu batu &
pasir alam), hasil pemeriksaan berat jenis & penyerapan agregat kasar dan
agregat halus. Ringkasan hasil pemeriksaan tersebut sebagai represenatasi
sifat-sifat agregat, disajikan pada tabel 2.4.
Tabel 2. 4 Ringkasan Sifat-Sifat Agregat
Agregat yang Gradasi Lolos Saringan (%) Berat Jenis Absorbsi air
tersedia #8 # 200 Kering oven SSD Semu (%)
Batu Pecah 1) 0,84 0,67 2,70 2,73 2,79 1,32
Abu Batu 2)
94,49 5,52 2,27 2,34 2,44 4,10
Pasir Alam 3) 88,15 1,69 2,62 2,68 2,78 2,20
Keterangan:
1) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Kasar
2) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis & Penyerapan
Agregat Halus (Abu Batu)
3) Hasil pemeriksaan Analisa Saringan dan Berat Jenis &Penyerapan Agregat
Halus (Pasir Alam)
B. Penentuan Campuran Nominal
Campuran nominal untuk ATB direncanakan dengan nilai yang berada dalam
batas komposisi fraksi, sebagaimana tabel 2.2 dan persyaratan sifat campuran
(Tabel 2.1). Rencana komposisi campuran yang dimaksudkan adalah:
Fraksi Agregat kasar ( CA ) = 55% (Range untuk ATB: 40 – 60)
Fraksi Agregat halus ( FA ) = 33% (Range untuk ATB: 26 – 49,5)
Fraksi Bahan pengisi ( FF ) = 6% (Range untuk ATB: 4,5 – 7,5)
Kadar Aspal ( b ) = 6% (Total kadar aspal dalam campuran)
Untuk perbandingan agregat halus antara Pasir Alam dengan Abu Batu adalah
70:30. Nilai perbandingan bahan tersebut ditentukan berdasar analisa saringan
gabungan antara pasir alam dengan abu batu. Selanjutnya gradasi kombinasi
pasir alam dengan abu batu disajikan pada tabel 2.5.
Tabel 2. 5 Gradasi Kombinasi Pasir Alam: Abu Batu
% LOLOS
MATERIAL FORMULA SARINGAN
#8 # 200
Pasir Alam X 88,15 1,69
Abu Batu Y 94,49 5,52
Perbandingan Gradasi 67:33 (X + Y) 90,05 2,84
1) Menentukan Proposi Campuran Nominal
Berdasar gradasi lolos saringan (tabel 2.4) serta gradasi kombinasi pasir
alam dengan abu batu (tabel 2.5), selanjutnya fraksi agregat dapat
ditentukan, sebagaimana tabel 2.6.
A CA
= 100 [S]-1 FA
B
C FF
A = 51.679
B 37.739
C 4.582
Dari hasil persamaan metode matrik didapatkan hasil, seperti dibawah ini :
A (Agregat Kasar) = 51,679 % K
B (Agregat Halus) = 37.739 %
C (Bahan Pengisi) = 4.582 %
Maka Periksa Terhadap Batas-Batas Komposisi Fraksi Rencana Campuran :
Fraksi rencana untuk agregat kasar :
99,16 9,76 0
CA = 55% = A × 100
+B× 100
+ C × 100
99,16 9,95 0
= 51,679 × 100
+ 37.739 × 100
+ 4.582 × 100
= 55% (OK)
= 36% (OK)
= 6% (OK)
Dengan demikian rancangan campuran nominal yang diperoleh:
Batu Pecah : 51,677 %
Abu Batu : 30% x Agregat Halus
: 30% x 37,74
: 11,322 %
Pasir Alam : 70% x Agregat Halus
: 70% x 37,74
: 26,418%
Bahan Pengisi : 4,582%
Kadar Aspal : 6%
100.00%
2) Penentuan Kadar Aspal Total
Sebelum kadar aspal total untuk campuran nominal ditentukan, terlebih
dahulu memperkirakan (potensi) absorbsi agregat, sebagaimana disajikan
tabel 2.7.
Tabel 2. 7 Penentuan Absorpsi Air Oleh Agregat
Proporsi
Material Proporsi Absorpsi Air
+/- # 4
(1) (2) (3) (4) (5)
Gradasi lengkap campuran dan luas permukaan agregat total (Total Agregate
Surface Area), selanjutnya dapat dihitung (lihat formulir yang bersangkutan).