1.1 Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan mempergunakan mesin Los Angeles. Keausan
tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat
saringan No.12 terhadap berat semula dalam persen.
1.2 Tujuan
Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka keausan tersebut, yang
dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan
No.12 (1,7 mm) terhadap berat semula, dalam persen.
2. Teori Dasar
KELOMPOK 3 A.10.1
mengakibatkan tumbukan antara partikel dan alat–alat serta bola baja.
Untuk campuran beton yang digunakan untuk konstruksi bangunan, nilai
abrasi tidak boleh lebih dari 40% sedangkan untuk beton jalan raya tidak
boleh lebih dari 30%.
3. Peralatan
a. Mesin Abrasi Los Angeles terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 71 cm (28”), silinder bertumpu pada dua poros
mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup
lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak
terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh
setinggi 8,9 cm (3,56”).
b. Saringan No. 12 dan saringan – saringan lain seperti lain seperti tercantum
dalam tabel A-10.1
c. Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
d. Bola–bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1,78”) dan berat
masing–masing antara 400 gram sampai 440 gram.
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(100 ± 5)º C.
KELOMPOK 3 A.10.3
4. Benda Uji
a. Berat benda uji dan gradasi benda uji sesuai tabel A-10.1
b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (100±5)oC.
Lolos Tertahan
A B C D E F G
mm (“) mm (“)
KELOMPOK 3 A.10.4
5. Cara Melakukan
a. Memasukkan Benda uji dan bola-bola baja ke dalam mesin Los Angeles.
b. Memutar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk
gradasi A,B,C dan D ; 1000 putaran untuk gradasi E,F dan G.
c. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan saringan No.12 butiran yang tertahan di atasnya, dicuci bersih,
selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5)oc sampai
beban tetap.
6. Perhitungan
ab
Keausan = x 100 %
a
Keterangan:
a = Berat benda uji semula (gram)
b = Berat benda uji tertahan saringan No. 12 (gram)
5000−4244,4
c. Sehingga : Keausan (abrasi) = 100%
5000
= 15,11 %
KELOMPOK 3 A.10.5
Tabel A-10.2 Hasil Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles
A/B/C/D/E/F/G
Ukuran Saringan
Berat Contoh (gram)
Lolos Tertahan I
76,2 mm (3") 63,5 mm (2 1/2")
63,5 mm (2 1/2") 50,8 mm (2")
50,8 mm (2") 37,5 mm (1 1/2")
37,5 mm (1 1/2") 25,4 mm (1")
25,4 mm (1") 19 mm (3/4")
19 mm (3/4") 12,5 mm (1/2") 2500
12,5 mm (1/2") 9,5 mm (3/8") 2500
9,5 mm (3/8") 6,3 mm (1/4")
6,3 mm (1/4") 4,75 mm (No. 4)
4,75 mm (No. 4) 2,36 mm (No. 8)
A. Berat Contoh 5000
B. Berat Tertahan Saringan No. 12 4244.4
C. Berat Lolos Saringan No. 12 755.6
Keausan Agregat, (A - B)/A X 100% 15.11
7. Kesimpulan
Pemeriksaan keausan agregat yang dibutuhkan untuk mengukur
ketahanan agregat terhadap kikisan karena bentuk permukaan yang digunakan
merupakan suatu sifat yang penting dari beton, terutama untuk mutu beton
yang digunakan pada bangunan struktural.
Dalam laboratorium, pemeriksaan keausan agregat atau abrasi
dilakukan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Agregat kasar yang diuji
abrasinya harus kurang dari 40%.
Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, untuk agregat yang dipilih
untuk diuji diperoleh nilai abrasi sebesar 15,11%. Nilai tersebut kurang dari
27% sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat yang diuji dapat digunakan
dalam campuran beton yang memiliki nilai fc’ lebih besar dari 20 MPa,
KELOMPOK 3 A.10.6
KELOMPOK 3 A.10.7