Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

ABRATION (SNI 2417-2008)

5.1 Teori Dasar


Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no 12 (1,18 mm)

terhadap berat semula dalam persen. Ketahanan agregat terhadap keausan dapat

diketahui melalui percobaan laboratorium dengan menggunakan mesin Los Angeles.

Penggolongan tingkat keausan agregat diindikasikan oleh nilai abrasi dari hasil

pengujian mesin Los Angeles terdiri dari :

1. Agregat kasar nilai abrasi < 40%;

2. Agregat halus nilai abrasi > 50%.

Keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles (LAA) dapat dilakukan dengan

500 atau 1000 putaran dengan kecepatan 30 - 33 rpm. Mesin Los Angeles merupakan

salah satu mesin untuk pengujian keausan/abrasi agregat kasar. Mesin ini berbentuk

silinder dengan diameter 170 cm yang terbuat dari baja. Dalam pengujian ini

menggunakan bola-bola baja yang berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai bantu untuk

menghancurkan agregat. Fungsi LAA adalah mengetahui kemampuan agregat untuk

menahan gesekan dihitung berdasarkan kehancuran agregat tersebut yaitu dengan

cara mengayak agregat dalam ayakan No. 12 (1,70 mm) lalu membandingkan antara

berat bahan aus tertahan terhadap berat semula, dalam persen.


Keausan agregat kasar yang disyaratkan oleh Peraturan Beton bertulang Indonesia

(PBI 1971 N.I-2) adalah sebagai berikut: kekerasan butir-butir agregat kasar

diperiksa dengan menggunakan mesin Abrasi Los Angeles, dengan mana tidak boleh

terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.

Sedangkan keausan dapat diartikan sebagai partikel yang berada disekitar yang

melepaskan diri dari partikel induknya yang disebabkan oleh gaya tekanan atau

gesekan sehingga mengakibatkan masa benda yang mengalami keausan berkurang.

Pengujian ketahanan aus kerikil dengan cara ini memberikan gambaran yang

berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan kerikil, serta kemungkinan terjadinya

pecah butir-butir kerikil selama penumpukan, pemindahan maupun selama

pengangkutan. Berdasarkan SK SNI 2417 – 1991, keausan agregat tergolong sebagai

berikut :

1. aiperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak baik digunakan dalam bahan

perkerasan jalan;

2. Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji

baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.

Benda uji dipersiapkan dengan cara sebagai berikut: berat dan gradasi benda uji

disesuaikan dengan daftar "Gradasi dan Berat Benda Uji”, bersihkan benda uji dan

keringkan dalam oven pada suhu (110±5) OC sampai berat tetap. Hasilnya dapat

digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan bahan perkerasan jalan atau

konstruksi beton.
5.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan ketahanan agregat kasar

terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles Abration (LAA).

5.3 Benda Uji


Tabel 5.3 Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah agregat kasar, berat

dan gradasi benda uji disesuaikan dengan tabel (terlampir).

5.4 Alat – alat yang Digunakan


Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan dalam pengujian praktikum ini.
1. Mesin Los Angeles Abration (LAA);

2. saringan No.12 (1,70 mm) dan saringan-saringan lainnya;

3. Timbangan, dengan ketelitian 0,1% terhadap berat contoh atau 5 gram;

4. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 27/32 inci) dan berat

masing-masing antara 390 gram - 445 gram;

5. Oven, dengan temperatur 110°C ± 5°C;

6. Alat bantu pan dan kuas.

5.5 Cara Pengujian dan Diagram Alir


Berikut merupakan prosedur pengujian keausan agregat dengan mesin LAA;

1. Mencuci dan Mengeringkan agregat pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat

tetap;

2. Memisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara

penyaringan dan lakukan penimbangan;

3. Menggabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki;

4. Mencatat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram.


Pengujian benda uji:

1. Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles;

2. Putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm - 33 rpm; jumlah putaran gradasi A,

gradasi B, gradasi C dan gradasi D adalah 500 putaran dan untuk gradasi E,

gradasi F dan gradasi G adalah 1000 putaran;

3. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring

dengan saringan No.12 (1,70 mm); butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih,

selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat

tetap;

4. Jika material contoh uji homogen, pengujian cukup dilakukan dengan 100

putaran, dan setelah selesai pengujian disaring dengan saringan No.12 (1,70 mm)

tanpa pencucian;

5. Perbandingan hasil pengujian antara 100 putaran dan 500 putaran agregat

tertahan diatas saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian tidak boleh lebih besar

dari 0,20;

6. Metode pada butir tidak berlaku untuk pengujian material dengan metode ASTM

C 535-96 yaitu Standard Test Method for Resistance to Degradation of Large-

Size Coarse aggregate by Abrasion and impact in the Los Angeles Machine.

7. Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus berikut :

a-b (5.1)
Keausan = ×100%
a
5.6 Diagram Alir Pengujian
Berikut merupakan diagram alir pengujian dari keausan agregat dengan mesin Los

Angeles Abration.

Mulai

Memisahkan benda uji ke dalam fraksi-fraksi

Mencuci dan mengeringkan benda uji

Menggabungkan kembali fraksi-fraksi benda uji

Mencatat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram

Pengujian

Mencatat berat contoh dengan ketelitian mendekat 1 gram

Memasukkan benda uji dan bola baja kedalam mesin LAA

Memutar mesin

Keluarkan benda uji


Menyaring benda uji dan mencuci butiran yang tertahan

Selesai

Gambar 5.1 Diagram alir percobaan dengan mesin Los Angeles Abration
(sumber. data pribadi kelompok)

5.7 Data Pengamatan dan Perhitungan


5.7.1 Data pengamatan
Tabel 5.2 Data Pengamatan Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles Abration

(Terlampir).

5.7.2 Data perhitungan


Dari percobaan yang sudah dilakukan, didapat data sebagai berikut:

Diketahui :

a. Berat Sebelum I (A) = 5000 g

b. Berat Sesudah I (B) = 3280 g

a-b
c. Nilai keausan = x 100 %
a

5000-3280
= x100%
5000

= 34,4 %

5.8 Kesimpulan dan Saran


5.8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan hasil dari nilai keausan agregat

kasar sebagai berikut :

Nilai keausan agregat kasar 34,4 % memenuhi standar yang baik untuk perkerasan

jalan dan juga campuran beton karena sudah sesuai dengan Standar PBI 1971 N.1-2

bahwa untuk campuran yang baik keausan harus kurang dari 50 %. Selain itu,

berdasarkan SK SNI 2417 – 1991, agregat kasar uji ini juga tidak baik digunakan

dalam bahan perkerasan jalan karena diperoleh nilai keausan < 40%.

5.8.2 Saran
Dari percobaan tersebut diperoleh beberapa saran dalam melakukan percobaan, yaitu:

a. Memastikan benda uji yang akan digunakan telah dicuci bersih dan terbebas dari

kotoran organik dan lumpur;

b. Melakukan dengan hati-hati jika memindahkan benda uji ke pan lain agar tidak

berjatuhan sehingga mengurangi beratnya;

c. Sebelum menimbang berat benda uji pastikan benda uji sudah mencapai suhu

normal, karena ketika masih berada pada suhu oven, volume benda uji akan

memuai dan dapat mempengaruhi beratnya. Maka setelah dikeluarkan dari oven

sebaiknya diamkan benda uji beberapa saat sampai menyamai suhu ruang;

d. Memastikan timbangan dalam posisi nol sebelum digunakan;

e. Membaca dengan teliti saat mencatat hasil timbangan.

Anda mungkin juga menyukai